Anda di halaman 1dari 13

PAKET ACARA PENYULUHAN

TUMOR COLON SIGMOID

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


IRNA II
RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG
OKTOBER 2018
HALAMAN PERSETUJUAN

PAKET ACARA PENYULUHAN

TUMOR COLON SIGMOID

RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

PROFESI NERS POLTEKKES KEMENKES MALANG

PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG

AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG

Nama Kelompok :

1. Melkias Melatunan

2. Audina Zefa Fabela

3. Ni Putu Devi Indriyani

4. Ocha

5. Dion Eko Utomo

6. Rina Agus Cahyani

7. Rika Rosalia

8. Amelia Vidya Prastika

Menyetujui

Kepala Ruang Perseptor Klinik

( ) ( )
Topik : Tumor Kolon Sigmoid
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Ruang 19 RSSA
Hari / tanggal : Jumat, 09 Oktober 2018
Waktu : 25 Menit

I. LATAR BELAKANG
Tumor (berasal dari bahasa latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu
dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal.
Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign)
(Brooker,2001). Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area
tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas
(FKUI, 2008 : 268). Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang
jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000
: 177) . Tumor kolon adalah tumor yang berada di dalam kolon
Usus besar adalah bagian dari saluran cerna yang berfungsi untuk penyerapan
air. Usus ini berfungsi dengan rektum di bagian ujungnya yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara dari feses yang selanjutnya akan dibuang melalui
anus. Dibandingkan penyakit jantung koroner, penyakit keganasan atau kanker usus
besar (kolon) kurang mendapat perhatian masyarakat awam. Padahal angka
kejadiannya cukup tinggi. Apalagi diikuti dengan makin bertambahnya usia harpan
hidup, penyakit – penyakit degeneratif seperti kanker juga akan semakin meningkat
(Robbins, 2012)
Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk. Kanker
kolon telah menjadi salah satu kanker yang banyak terjadi di Indoneisa. Data yang
dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolon merupakan
salah satu dari lima kanker yang sering terdapat pada pria maupun wanita (Soeripto,
2003). Dari berbagai laporan, di Indonesia terjadapat kenaikan jumlah kasus kanker
kolon, meskipun belum ada yang pastin namun data di Departemen Kesehatan
(2006) didapatkan angka 1,8 per 100 ribu penduduk. Sejak tahun1994 – 2003,
terdapat 372 keganasam kanker kolon yang datang berobat ke RS Kanker Dharmais
(RSKD). Berdasarkan data rekam medik hanya didapatkan 247 penderita dengan
catatan lengkap, teridiri dari 203 (54,57%) pria dan 169 (43,45%) wanita berusia
antara 20-71 tahun (Kastomo, 2005).

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan pasien dan keluarga
mampu memahami dan mengerti tentang carsinoma colon (kanker usus besar).

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang carsinoma colon
(kanker usus besar), diharapkan warga dapat:
1. Menjelaskan tentang tumor colon sigmoid
2. Menyebutkan penyebab tumor colon sigmoid
3. Menyebutkan tanda dan gejala tumor colon sigmoid
4. Menjelaskan tentang pencegahan tumor colon sigmoid

c. SASARAN
Keluarga pasien di ruang 19 Rs. Saiful Anwar

d. MATERI ( TERLAMPIR )

e. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi

f. MEDIA
a. LCD
g. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Ni Putu Devi Indriyani
2. Pemateri : Melkias Melatunan
3. Fasilitator dan observer : 1. Audina Zefa Fabela
2. Ocha

h. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Langkah Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan 1) Mengucapkan 1) Menjawab


salam salam
2) Memperkenalan 2) Memperhatikan
diri 3) Mendengarkan
3) Menyampaikan 4) Menjawab
tujuan pertanyaan
4) Menentukan
kontrak waktu
5) Menggali
pengetahuan
peserta tentang
materi yang akan
disampaikan
2 15 Penyajian 1) Menjelaskan 1) Mendengarkan
menit tentang definisi, dan
tujuan, penyebab, memberikan
tanda dan gejala pendapat
tumor kolon
sigmoid. 2) Bertanya jika
2) Memberi ada yang tidak
kesempatan untuk dipahami
bertanya. tentang materi
yang
disampaikan

3 5 menit Penutup 1) Menyimpulkan 1) Membuat


bersama. kesimpulan
2) Memberikan tentang materi
umpan balik. yang telah
3) Mengucapkan disampaikan.
terima kasih 2) Mendengarkan
kepada peserta dan
atas mempehatikan
partisipasinya 3) Membalas
dan ucapan salam
mengucapkan penutup dan
salam penutup. berterima kasih

i. SETTING TEMPAT
j. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan tumor kolon sigmoid
b. Penyelenggara penyuluhan pendidikan kesehatan dilakukan di
ruang 19 Rs. Saiful Anwar
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan sesuai rencana.
b. Peserta yang diundang terlihat antusias terhadap materi
penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan dari peserta yang
datang semuanya mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

3. Evaluasi Hasil
Peserta memahami dan mengetahui tentang tumor colon sigmoid
TUMOR COLON SIGMOID

A. PENGERTIAN
Tumor colon sigmoid (tumor usus besar) adalah suatu benjolan atau
struktur yang menempati area kolon, dan merupakan neoplasma yang dapat
bersifat jinak atau ganas yang terjadi pada kolon yang berhubungan dengan
rektum.

B. PENYEBAB
1. Kelainan kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir, benjolannya
dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada usia kanak-kanak
bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan ini ,benjolan yang
paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau kanan di sebelah atas , dan
juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran benjolan bisa kecil beberapa cm
tetapi bisa juga besar seperti bola tenis. Kelainan kongenital yang sering terjadi di
daerah leher antara lain adalah :
1. hygroma colli, kista branchial, kista ductusthyroglosus.
2. Genetik
3. Gender / jenis kelamin
4. Usia
5. Rangsangan fisik berulang
Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam
waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan terjadinya
kanker pada bagian tubuh tersebut, karena luka atau cedera pada tempat tersebut
tidak sempat sembuh dengan sempurna.
2. Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah
mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian
diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti :
· Payudara
· Rahim
· Indung telur dan prostat (kelenjar kelaminpria).
3. Karsinogenik (bahankimia, virus, radiasi)
Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru pada
perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup
asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.
Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat
meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel
kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik. Sinar
ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar
radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker
kulit dan leukemia
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi tumor, tahap penyakit dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah :
1.Perubahan kebiasaan defekasi.
2.Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum
3.Anemia yang tidak diketahui penyebabnya
4.Anoreksia
5.Penurunan berat badan dan keletihan.
6.Nyeri dangkal abdomen
7.Melena (feses hitam seperti ter).
8.Konstipasi
9.Distensi Abdomen
10.Adanya darah merah segar dalam feses.
11.Gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter
untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu : Waktu buang air besar atau
kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan
D. PENATALAKSANAAN
a. Pemeriksaan laboratorium
Bersamaan dengan pemeriksaan abdomen dan rektal, prosedur
diagnostik paling penting untuk kanker kolon adalah pengujian darah samar,
enema barium, proktosigmoidoskopi, dan kolonoskopi. Sebanyak 60% dari
kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi dengan
biopsy atau apusan sitologi.
Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) dapat juga dilakukan,
meskipun antigen karsinoembrionik mungkin bukan indikator yang dapat
dipercaya dalam mendiagnosa kanker kolon karena tidak semua lesi
menyekresi CEA. Pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar CEA dapat
dipercaya dalam diagnosis prediksi. Pada eksisi tumor komplet, kadar CEA
yang meningkat harus kembali ke normal dalam 48 jam. Peningkatan CEA
pada tanggal selanjutnya menunjukkan kekambuhan.
b. Pemeriksaan penunjang
a. Flexible sigmoidoscopy
b. Penyinaran enema barium
c. Endoscopy and biopsi
d. Kolonoskopi
e. Pemeriksaan penunjang lainnya
c. Pembedahan
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebnayakan kanker kolon dan
rektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas
pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik
dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk
meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop
digunakan sebagai pedoman dalam menbuat keputusan di kolon; massa tumor
kemudian di eksisi. Laser Nd: YAG telah terbukti efektif pada beberapa lesi.
Reseksi usus diindikasikan ntuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B
serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker koon
kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor
telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat
dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur
pembedahan pilihan adalah sebagai berikut (Doughty & Jackson, 1993):
a) Reseksi segmental dengan anostomosis (pengangkatan tumor dan
porsi usus pada sisis pertumbuhan, pembuluh darah dan noduslimfatik)
b) Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
(pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingteranal
d. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna,
terpai komponen darah dapat diberikan.Pengobatan tergantung pada tahap
penyakit dan komplikasi yang berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi dan
laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan kanker kolorektal pada
periode praoperatif. Metode pentahapan yang dapat digunakan secara luas
adalah klasifikasi Duke:
a. Kelas A – tumor dibatasi pada mukosa dan sub mukosa
b. Kelas B – penetrasi melalui dinding usus
c. Kelas C – Invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
d. Kelas D – metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain
pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi atau
imunoterapi. Terapi ajufan standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker
kolon kelas C adalah program 5-FU/ Levamesole. Pasien dengan kanker rektal
Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis tinggi radiasi
pelvis.Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intraoperatif
dan pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik dari
pembedahan, dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang
tidak dioperasi atau tidak dapat disekresi, radiasi digunakan untuk
menghilangkan gejala secara bermakna. Alat radiasi intrakavitas yang dapat
diimplantasikan dapat digunakan. Data paling baru menunjukkan adanya
pelambatan periode kekambuhan tumor dan peningkatan waktu bertahan hidup
untuk pasien yang mendapat beberapa bentuk terapi ajura
E. KOMPLIKASI
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan
mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan atau sepsis dapat
menimbulkan syok.

F. PENCEGAHAN
1. Pada orang yang belum terkena tumor kolon dianjurkan untuk menghindari
konsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan instan yang banyak
mengandung zat aktiv kimia berbahaya tidak mengkonsumsi alkohol, rokok,
serta dianjurkan makan banyak serat dan vitamin untuk memperlancar
eleminasi feses (mencegah konstipasi)
2. Jika terdapat tanda dan gejala dari tumor kolon seperti pola defekasi tidak
teratur (konstipasi dan diare), perut terasa nyeri dan kram, BAB berdarah
dan keluar lendir serta darah. Maka segera periksakan ke layanan kesehatan
untuk segera mendapatkan penanganan lebih awal prognosis tidak
memburuk.
3. Pada penderita yang sudah mengidap tumor kolon maka dianjurkan untuk
mematuhi regimen terapi yang telahb diberikan oleh dokter.
DAFTAR RUJUKAN

Sabiston, D. C. Jr., M.D. 2014. Buku Ajar Bedah Jilid 2. Jakarta: EGC.

Robbins, S. L., M.D, dan Kumar, V., M.D. 2012. Traktus Gastrointestinal dalam

Buku Ajar Patologi II, ed. 4. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologis: Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit. Jilid II. Jakarta: EGC.

Kastomo DR, Soemardi A. 2005. Tindakan Bedah Pada Keganasan Kolorektal

Stadium Lanjut. Majalah Kedokteran Indonesia; Vol 55 No 7.

Anda mungkin juga menyukai