Anda di halaman 1dari 3

Ujian Tengah Semester

Sistem Permesinan Bangunan Lepas Pantai

Nama : Miskli Iska Nanda


NRP : 04211646000006
Kelas :N
Dosen Pengampu : Ahmad Baidowi ST., MT.

Studi Kasus
Informasi yang ada:
1. Kapasitas produksi central production platform total 15000 Barrel/week. 1 Barrel =
139.9 kg
2. Transfer dari FPSO ke Shuttle Tanker setiap 4 minggu.
3. Metocean data (dalam periode 100 tahun):
- Tinggi ombak yang signifikan = 2.23 m ke barat
- Kecepatan angin = 20 knots ke barat
- Kecepatan saat ini = 0.8 m/s ke barat
4. Kedalaman air = 83 m
5. Kondisi dasar bawah laut: tanah liat dan batu
6. Perencanaan jangka waktu produksi sekitar 35 tahun

Permasalahan yang harus dijawab:


1. Perhitungan kapasitas FPSO (Floating Production, Storage, and Offloading)
 Kapasitas central production platform = 15000 barrel/week
 Kapasitas FPSO = kapasitas central production platform x 4 minggu
= 15000 barrel/week x 4 week = 60000 barrel = 8394 ton
 Central production platform menghasilkan produksi minyak sekitar 2098,5 ton per
minggu. Sedangkan transfer FPSO ke Shuttle Tanker terjadi setiap 4 minggu. Maka
Kapasitas FPSO paling tidak harus 4 kalinya dari produksi di central production
platform per minggu.

2. Menentukan tipe platform yang sesuai untuk FPSO pada studi kasus ini, apakah bentuk
kapal, barge, TLP, atau yang lain.
Salah satu kunci penting dari kekuatan platform terletak pada penopang dasar platform.
Pemilihan terhadap bentuk jan jenis penopang dasar platform akan dipengaruhi oleh
banyak kondisi, antara lain kedalaman dasar laut, kemiringan atau kondisi dasar laut,
jenis batuan di dasar laut, arus dan ombak serta angin dan badai. Selain itu biaya dan
management resiko perlu dipertimangkan. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan dan
teknologi pembuatannya, resiko, dan ketidakpastian yang lebih besar bila dibandingkan
dengan pekerjaan di daratan pada umumnya. Sehinga berdasarkan informasi yang ada
di atas maka bentuk kapal merupakan pilihan yang mungkin tepat. Bentuk ini juga
mempunyai kelebihan dapat berpindah dengan cepat karena mepunyai sistem propulsi,
berbeda seperti barge yang tidak mempunyai sistem propulsi sehingga untuk
memindahkannya harus digunakan kapal penarik dan memerlukan penunjang lainnya.
Tipe platform ini juga mampu untuk memiliki sebuah subsea system seperti pada
gambar konfigurasi oil field di atas. Sedangkan untuk TLP membutuhkan konstruksi
yang sangat kompleks serta biasanya digunakan untuk kedalaman laut yang cukup
dalam.

3. Perbedaan cara menentukan spesifikasi jangkar dan rantai pada kapal dan offshore
platform
Pada penentuan spesifikasi jangkar dan rantai jangkar kapal dapat ditentukan dari
parameter dimensi struktur kapal itu sendiri pada luasan kapal dibawah garis air. Output
dari perhitungan jangkar dan rantainya selain dimensi adalah berat. Untuk
perhitungannta dapat dilihat di Class. Sedangkan pada offshore platform jangkar juga
dipertimbangkan sebagai pemberat dari dimensi struktur offshore platform agar
menjaga platform berada pada posisi tertentu dengan adanya gelombang angin dan arus
di laut.
4. Gambar Layout FPSO
5. Rekomendasi dalam pemilihan penggunaan konversi tanker atau bangunan baru
Yang direkomendasikan untuk konversi tanker ke FPSO harus mempertimbangkan
kekuatan dan fatigue. Proses konversi ini juga banyak digunakan dalam pembuatan
FPSO karena pembuatannya juga lebih singkat dibandingkan bangunan baru. Faktor
lain yang harus dilihat seperti penentuan severity factor berdasarkan riwayat dari
perdagangan kapal, rute transit dan proyeksi lokasi. Namun jika dilihat dari jangka
waktu produksi yang cukup lama sekitar 35 tahun direkomendasikan untuk
menggunakan bangunan baru untuk FPSO. Keunggulannya adalah resiko akan lebih
rendah karena kekuatan dan fatigue akan lebih maksimal bila dibanding konversi
tanker.

Anda mungkin juga menyukai