Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM PILOT PLANT

PERCOBAAN LEACHING
(SOLID – LIQUID EXTRACTION)

Hari : Selasa, 16 Oktober 2018


Kelompok : 3
Praktikan : Dwi Cahya Ayu Ningtyas
NIM : 1631410089

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
BAB I
METODOLOGI DAN HASIL PERCOBAAN

1.1 Prosedur Kerja


A. PERSIAPAN
1. Tutup V6. Masukkan pelarut ke T-2 sampai hampir ada yang mengalir melalui
H-1 ke T-1 sampai volume yang ditentukan. Drain pelarut dari T-2 melalui
V5 dan ukur volumenya.
2. Timbang padatan yang akan diekstrak sesuai kebutuhan, perkecil ukuran
padatan yang akan di ekstrak. Bungkus dengan kain kasa lalu masukkan ke
T-2
3. Masukkan pelarut ke T-1 (± 25 L)
B. START-UP
1. Buka valve V1 dan V2. Pastikan air pendingin kondenser memiliki kecepatan
alir yang cukup.
2. Buka V3 sampai tekanan steam ± 1.2 bar.
C. OPERASI
1. Catat waktu t= 0 menit saat pelarut pertama kali menetes ke dalam T-2.
2. Biarkan proses berjalan satu siklus (sampai T-2 terisi ekstrak sampai batas
yang ditentukan, sebelum ekstrak mengalir melalui H-1). Catat waktu yang
dibutuhkan untuk satu siklus.
3. Ukur laju alir dan suhu kondensat melalui V8
4. Matikan aliran steam
5. Ambil sampel ekstrak (± 100 mL) melalui V5 kemudian tutup kembali.
6. Buka V6 agar ekstrak mengalir ke T-1 seluruhnya kemudian tutup V6. Lalu
nyalakan kembali aliran steam
7. Analisa kadar minyak dalam ekstrak (pisahkan pelarut dan minyak dengan
distilasi).
8. Biarkan proses berjalan dalam beberapa siklus (sesuai arahan Dosen
Pembimbing).
9. Setelah siklus terakhir, tutup V3. Tunggu hingga suhu sistem mendekati suhu
lingkungan dan keluarkan padatan sisa. Keringkan dan timbang padatan yang
tersisa
10. Pisahkan pelarut dan minyak di T-1. Tutup V6 dan buka V3 sampai tekanan
steam ± 1.2 bar
11. Tampung distilat pelarut hasil distilasi. Pasang jerigen di keluaran V5.
12. Apabila ekstrak sudah terkumpul di T-1, tutup V3. Tunggu hingga suhu
sistem mendekati suhu lingkungan
13. Buka V7. Keluarkan ekstrak kental dari siklus terakhir.
D. SHUT DOWN
1. Tutup valve V1 dan V2

1.2 Hasil Percobaan


Hasil Percobaan Leaching (Solid – Liquid Extraction)

kondensat

Siklus detik
F cond (ml/s) T cond °C

1 1187 0,021061 27,9

2 1519 0,016458 28

3 1327 0,018839 27,8

4 2296 0,010889 27,9

5 1144 0,021853 28,1

6 2120 0,011792 28,2

7 1537 0,016265 28,3


kondensat sampel ekstrak
sebelum distilasi setelah ekstrak
siklus detik F cond T cond v ρ v ρ m
v etanol
(ml/s) °C sampel sampel minyak minyak minyak
(ml)
(ml) (gr/ml) (ml) (gr/ml) (gr)
1 1187 0,021061 27,9 25 0,808
2 1519 0,016458 28 150 0,802 113 2 0,875 1,75
3 1327 0,018839 27,8 150 0,8 147 0,75 0,9 0,675
4 2296 0,010889 27,9 150 0,797 150 1 0,64 0,64
5 1144 0,021853 28,1
6 2120 0,011792 28,2
7 1537 0,016265 28,3
AKHIR

siklus indeks bias suhu

1 1,333 27,9
2 1,328 28
3 1,327 27,8
4 1,327 27,9
5 1,327 28,1
6 1,326 28,2
7 1,326 28,3
BAB 2
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Perhitungan


Hasil Pehitungan Leaching (Solid – Liquid Extraction)
Menghitung
Entalpi kondensat
Laju Alir Densitas
P1 (kPa) T1 ( K ) HL (kJ/kg) HV (kJ/kg) T2 ( K ) (ml/s) (kg/ml)
120 377,789 439,259 2683,475 300,9 0,083084081 0,000808
120 377,789 439,259 2683,475 301 0,083056478 0,000802
120 377,789 439,259 2683,475 300,8 0,083111702 0,0008
120 377,789 439,259 2683,475 300,9 0,083084081 0,000797
120 377,789 439,259 2683,475 301,1 0,083028894
120 377,789 439,259 2683,475 301,2 0,083001328
120 377,789 439,259 2683,475 301,3 0,08297378
1.2 bar steam table steam table

Q1 (kJ/s) Q2 (kJ/s) Cp (kJ/kg.K) Q total kJ/s t (s) Q (kJ) Q (kWh)

0,15 0,01 1,89005663 0,16 1187 190,412 0,0528

0,15 0,01 1,89005663 0,16 1519 241,761 0,0670

0,15 0,01 1,89005663 0,16 1327 210,849 0,0585

0,15 0,01 1,89005663 0,16 2296 363,298 0,1007

steam table 1144

2120

1537
2.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan padat-cair (Leaching). Percobaan
kali ini memiliki tujuan untuk memahami fenomena perpindahan massa, menghitung
efisiensi tahap percobaan dan hasil ekstraksi (yield) dan menghitung kalor dan steam
yang terpakai oleh pemanasan terlarut. Bahan padatan yang digunakan pada
percobaan ini adalah kemiri (Aleurites moluccana) sebanyak 1,5 kg. Penggunaan
kemiri dikarenakan kemiri mengandung kurang lebih 60–66% minyak yang mudah
menguap pada inti bijinya (Rosman dan Djauhariya, 2010). Pelarut pada percobaan
kali ini menggunakan etanol sebanyak 25 Liter. Etanol digunakan karena memiliki
sifat mudah menguap dengan titik didih yang rendah, dan merupakan salah satu
pelarut yang dapat melarutkan minyak atau lemak dengan baik sehingga cocok
digunakan pada isolasi lemak yang terkandung di dalam biji kemiri.
Leaching (ekstraksi padat-cair) memiliki 3 mekanisme. Pertama, perubahan
fasa zat terlarut yang dalam hal ini yaitu minyak yang ada pada padatan karena
adanya perubahan kondisi lingkungan akibat adanya pelarut di sekitarnya. Kedua,
difusi (perpindahan massa) dari minyak yang terkandung didalam biji kemiri melalui
pori-pori padatan yaitu biji kemiri yang kemudian keluar dari partikel padatan dengan
bantuan pelarut. Ketiga, perpindahan zat telarut yaitu minyak dari sekitar partikel
kedalam pelarut etanol, hal ini dapat terjadi karena konsentrasi di partikel padatan
relatif tinggi dibanding pelarut di luar padatan yang konsentrasinya masih relatif
lebih rendah (Wahyuni B., 2016).
Pada praktikum yang dilakukan metode pengisolasian lemak yang digunakan
adalah metode soxhletasi. Soxhletasi adalah metode penyaringan secara berulang-
ulang senyawa bahan alam dengan menggunakan alat soklet. Prinsip kerja soxhletasi
adalah penyaringan yang dilakukan berulang-ulang sehingga penyaringan lebih
sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan telah selesai
maka pelarutnya dapat diuapkan kembali dan sisanya berupa ekstrak yang
mengandung komponen tertentu. Penyaringan dihentikan bila pelarut yang turun
melewati pipa kapiler sudah tidak berwarna (Nisa N., 2016).
Sebelum dimasukkan kedalam alat Leaching kemiri terlebih dahulu di
hancurkan. Kemiri dihancurkan agar pelarut (etanol) dapat mengekstraksi lemak atau
minyak pada kemiri dengan baik karena apabila ukuran partikel kemiri semakin kecil
akan memudahkan terjadinya kontak antara partikel dan pelarut (Fajriati dkk, 2011).
Pada alat leaching juga digunakan sifon yang berfungsi untuk memperluas bidang
kontak sehingga satu siklus saja dibutuhkan waktu 1187-1537 detik untuk
mendapatkan hasil ekstrak yang optimal. Minyak kemiri dari hasil ekstraksi
kemudian di murnikan dengan metode destilasi.
Pada praktikum ini dilakukan 10 kali siklus namun pada siklus ke-7 pelarut
sudah tidak berwarna lagi. Dalam setiap siklus, warna pelarut akan semakin memudar
yang berarti bahwa semakin lama siklus maka komponen kimia dalam pelarut
semakin berkurang. Dari data yang didapatkan keseluruhan dari ke-7 siklus densitas
campuran yang dihasilkan mengalami penurunan, hal ini sesuai dengan literatur yakni
densitas campuran mengalami penurunan karena zat terlarut dalam kemiri akan
berkurang. Pada setiap siklus dilakukan pengambilan sampel untuk didistilasi.
Distilasi dilakukan sebanyak 4 kali.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat diketahui bahwa densitas minyak yang
𝑔𝑟
dihasilkan sebesar 0,64 ; 0,875 dan 0,9 𝑚𝑙, hampir mendekati dari besar densitas SNI
𝑔𝑟
yaitu sebesar 0,9240−0,9290 dan dari hasil perhitungan yang dilakukan juga
𝑚𝑙

didapatkan data massa minyak kemiri akhir sebesar 1222 gram, sehingga didapatkan
efisiensi sebesar 81,47%. Hal ini menunjukkan bahwa praktikum ini sudah berjalan
dengan optimal yang ditunjukkan dengan besarnya efisiensi yang dihasilkan.
Dari percobaan leaching yang dilakukan ini juga dapat disimpulkan bahwa
semakin lama (banyak) siklus maka semakin besar kebutuhan panasnya (Q), pada
percobaan yang dilakukan didapatkan data Q sebesar 0,0528-0,1007 kWh.

Anda mungkin juga menyukai