FARMAKOKINETIKA
“ ”
Disusun Oleh :
Khoerunisa (11151020000016)
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Biofarmasetika dan Farmakokinetika. Adapun laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas setiap pasca praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada para dosen
pembimbing praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika, rekan-rekan
kelompok dan pihak lainnya yang turut berpartisipasi dalam terselesaikannya
laporan praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika ini.
(Tim Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
Dan dari data tersebut kita sebagai orang farmasi dapat mengetahui kapan
kita harus memberikan obat agar sesuai dan dapat meningkatkan efektivitas dari
terapi yang sedang dijalankan.
1.1.2 Tujuan
Dapat menjelaskan proses farmakokinetika obat didalam tubuh setelah
pemberian secara iv bolus dengan simulasi model in vitro
farmakokinetik obat 2 kompartemen terbuka.
Mampu membedakan prinsip model 1 kompartemen dan model 2
kompartemen pada pemberian iv bolus.
Mampu menentukan berbagai parameter farmakokinetik pada model 2
kompartemen terbuka.
Mampu memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skala
semilogaritmik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Paracetamol
Struktur Kimia
pKa 9,5
2.5 Intravena
Terapi intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung
ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat. Terapi intravena adalah
suatu terapi memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena (pembuluh darah)
untuk dilewati cairan infus atau pengobatan dengan tujuan agar sejumlah cairan
atau obat dapat masuk ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu. terapi
intravena adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk memasukkan
obat atau vitamin ke dalam tubuh.
Sistem terapi ini memungkinkan terapi berefek langsung, lebih cepat, lebih
efektif, dapat dilakukan secara kontinu dan pasien merasa lebih nyaman jika
dibandingkan dengan cara lainnya. Terapi intravena (IV) digunakan untuk
memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau
syok, untuk memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan
memberikan medikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aiache, J.M. (1993). Farmasetika 2 Biofarmasi. Edisi ke-2. Penerjemah: Dr. Widji
Soeratri. Surabaya: Penerbit Airlangga University Press. Hal. 7