Sap HIV Rina Cantik
Sap HIV Rina Cantik
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2018/2019
: f.) Penatalaksanaan
C. Pokok Bahasan
Pentingnya mengetahui penyakit HIV/AIDS dan gejala serta
pencegahannya.
D. Sub Pokok Bahasan
a. Definisi dari HIV/AIDS
b. Tanda dan gejala HIV/AIDS
c. Cara penularan HIV/AIDS dari suami ke istri
d. Faktor resiko penularan HIV/AIDS dari suami ke istri
e. Pencegahan penularan HIV/AIDS dari suami ke istri
f. Penatalaksanaan
E. Materi
Terlampir
F. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
G. Media
a. Leaflet
b. Lembar Balik
H. Setting Tempat
I. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Audiens
1. Pembukaan 3 a. Mengucapkan Salam a. Menjawab
menit kepada peserta b. Menjawab
b. Mengucapkan c. Mendengarkan
terimakasih atas
kedatangan peserta
c. Memperkenalkan
diri dan
mengucapkan tujuan
dari penyuluhan
2. Penyampaian 15 a. Menggali a. Mengemukakan
Materi (Isi) menit pengetahuan peserta pendapat
tentang HIV/AIDS b. Mendengarkan
b. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan
definisi HIV/AIDS d. Mendengarkan
c. Menjelaskan tanda e. Mendengarkan
dan gejala f. Mendengarkan
HIV/AIDS g. Mendengarkan
d. Menjelaskan cara
penularan
HIV/AIDS dari
suami ke istri
e. Menjelaskan faktor
resiko penularan
HIV/AIDS dari
suami ke istri
f. Menjelaskan
pencegahan
penularan
HIV/AIDS dari
suami ke istri
g. Penatalaksanaan
3. Tanya Jawab 10 a. Memberikan waktu a. Mengemukakan
menit terhadap peserta jika pendapat atau
ingin menanyakan pertanyaan yang
hal yang belum ingin ditanyakan
dipahami b. Mendengarkan
b. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 2 a. Menyimpulkan hasil a. Ikut menyimpulkan
menit penyuluhan b. Mendengarkan
b. Mengucapkan c. Menjawab salam
evaluasi
c. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian, meminta
maaf apabila ada
kesalahan dan
mengucapkan salam
J. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan berikan pertanyaan kepada remaja terkait
dengan materi yang sudah dijelaskan :
a. Apa Definisi HIV/AIDS ?
b. Bagaimana tanda dan gejala HIV/AIDS ?
c. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS dari suami ke istri?
d. Bagaimana faktor resiko penularan HIV/AIDS dari suami ke istri?
e. Bagaimana pencegahan penularan HIV/AIDS dari suami ke istri?
f. Bagaimana Penatalaksanaan?
LAMPIRAN
A. Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
bertugas menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,
yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan
tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai
kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus,
dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh
ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain.
B. Tanda dan gejala HIV/AIDS
Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam
yang menyerupai flu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya
berupa penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula,
berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli
klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :
1. Infeksi HIV Stadium Pertama
Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan
memungkinkan juga terjadi gejala-gejala yang mirip influenza atau
terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Persisten Generalized Limfadenopati
Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal,
keringat pada waktu malam atau kehilangan berat badan tanpa
penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur kandida di mulut.
3. AIDS Relative Complex (ARC)
Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan
sehingga mulai terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat
dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini penderita menunjukkan
gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu
tahun, ditambah dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua.
4. Full Blown AIDS.
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat
rentan terhadap infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu.
Sering terjadi radang paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes
yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan
pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum saatnya.
Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal
sebelum waktunya.
C. Cara penularan HIV/AIDS
Proses penularan virus HIV melalui beberapa cara yaitu secara horizontal melalui
hubungan seksual dan melalui darah yang terinfeksi atau secara vertical penularan
dari ibunya ke bayi yang dikandungnya. AIDS dikelompokkan dalam infeksi
menular seksual (IMS) karena paling banyak ditularkan melalui hubungan
seksual. Menurut (Murtiastutik, 2008) terdapat empat cara penyebaran virus
HIV/AIDS, yaitu
a. Melalui hubungan seksual yang tidak terlindung dengan orang yang terinfeksi
HIV dan AIDS. Hubungan seksual ini bisa homoseksual (sesama jenis) ataupun
heteroseksual (berlainan jenis). Virus dapat masuk ke tubuh melalui
lapisan/selaput vagina, vulva, penis, rektum atau mulut.
b. Melalui transfuse darah dan transplantasi organ yang terinfeksi/tercemar HIV
dan langsung akan menularkan HIV ke dalam sistem peredaran darah dari si
penerima.
c. Melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang
terinfeksi/tercemar HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama-
sama oleh pecandu narkotika akan mudah menularkan HIV di antara mereka, bila
salah satu diantaranya seorang pengidap HIV.
d. Penularan ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya.
Penularan dapat terjadi selama kehamilan, atau persalinan atau selama menyusui.
Penting untuk Anda berdua untuk menceritakan satu sama lain tentang sejarah
seksual Anda.Anda harus jujur kepada pasangan apabila Anda memiliki HIV. Hal
ini membantu Anda berdua memiliki hubungan seksual yang aman.
Selain itu, Anda juga harus memastikan pasangan Anda tidak pernah berhubungan
seks dengan orang lain yang memiliki HIV. Anda dapat menanyakan hasil
pemeriksaan terbarunya jika Anda tidak yakin benar pasangan Anda memiliki
HIV.
Hanya lakukan hubungan seks tanpa kondom apabila Anda berdua memiliki
hubungan monogami di mana Anda berdua bebas dari HIV atau penyakit seksual
lainnya. Melakukan seks aman dan penggunaan kondom adalah hal terpenting
dalam pencegahan HIV. Seks yang aman dapat melindungi Anda dan pasangan
apabila salah satu dari Anda memiliki infeksi HIV. Tentu, mudah untuk
mengatakan “kali ini saja” untuk melewatkan pengaman, namun yang terpenting
adalah: carilah pilihan teraman dan selalu gunakan pengaman, seperti:
4. Gunakan pelumas
Pelumas seks dapat sangat membantu walaupun tidak dapat mencegah HIV.
Apabila Anda menggunakan kondom, ada risiko kondom bisa sobek. Cara terbaik
untuk mencegahnya adalah dengan mengurangi tekanan gesekan pada kondom
dengan pelumas. Selalu gunakan pelumas berbahan dasar air, karena pelumas
lainnya dapat mengikis lateks pada kondom dan menyebabkan peningkatan risiko
kondom rusak.
Pelumas juga terutama sangat penting untuk seks anal. Tidak hanya melindungi
tubuh Anda dari lecet, namun pelumas juga melindungi kondom, karena seks anal
lebih mudahmenyebabkan gesekan kasar pada kondom daripada seks vagina.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klinis infeksi HIV/AIDS dikonsentrasikan pada terapi
umum dan terapi khusus serta pencegahan penularan yang meliputi penderita
dianjurkan untuk berisitirahat dan meminimalkan tingkat kelelahan akibat
infeksi kronis, dukungan nutrisi yang adekuat berbasis makronutrien dan
mikronutrien, konseling termasuk pendekatan psikologis dan psikososial,
motivasi dan pengawasan dalam pemberian antiretroviral therapy (ARV),
membiasakan gaya hidup sehat antara lain dengan berolahraga yang ringan dan
teratur, mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti atau
orang yang mempunyai banyak pasangan.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Mandal,Dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta : Erlangga Medical Series
Departemen Kesehatan RI, 2009. Pusat Promosi Kesehatan (Sehat Dan Positif
Untuk ODHA . Jakarta
Nasronudin. 2007. HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis &
Sosial. Surabaya : Airlangga University Press
Nursalam, Kurniawati, D, N. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien
HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-fazidah4.pdf