KIMIA ANALITIK
Oleh:
7. Recorder
Recorder berfungsi untuk mengubah interferogram menjadi
spektrum inframerah yang bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
8. Read Out
Read Out harus mampu mengamati spektrum IR secara
keseluruhan pada setiap frekuensi dengan seimbang. Rentang bilangan
gelombang 4000cm-1 sampai 650cm-1 dalam keadaan normal harus dapat
teramati dalam selang waktu 10-15 menit. Untuk maksud pengamatan
pendahuluan selang waktu tersebut dapat dipersingkat ataupun
diperlambat untuk mendapatkan hasil resolusi puncak spektrum IR yang
baik.
Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi
dengan materi. Misalkan dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa
kompleks yang ditembak dengan energi dari sumber sinar yang akan
menyebabkan molekul tersebut mengalami vibrasi. Sumber sinar yang
digunakan adalah keramik, yang apabila dialiri arus listrik maka keramik ini
dapat memancarkan infrared. Vibrasi dapat terjadi karena energi yang berasal
dari sinar infrared tidak cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya atomisasi
ataupun eksitasi elektron pada molekul senyawa yang ditembak dimana
besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul berbeda tergantung pada atom-
atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga dihasilkan
frekuaensi yang berbeda pula. FTIR interferogramnya menggunakan
mecrosem dan letak cerminnya (fixed mirror dan moving mirror) paralel.
Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang
frekuensi 400 – 4000 cm-1 di mana cm-1 disebut sebagai wavenumber
(1/wavelength) yakni suatu ukuran unit untuk frekuensi. Daerah panjang
gelombang yang digunakan pada percobaan ini adalah daerah inframerah
pertengahan (4.000 – 200 cm-1 ).
Sistem optik Spektrofotometer FT-IR seperti pada gambar dibawah ini
dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam.
Dengan demikian radiasi infra-merah akan menimbulkan perbedaan jarak
yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M) dan jarak cermin yang diam
(F). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut
sebagai retardasi (δ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima
detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim
optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya
interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistem optik FT-IR digunakan radiasi LASER (Light
Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai
radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi
infra-merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor
yang digunakan dalam Spektrofotometer FT-IR adalah TGS (Tetra Glycerine
Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih
banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor
TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi
tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat
selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra-merah.
5. Rekorder
Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan,
rekorder mengendalikan laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat
digunakan untuk menentukan jumlah relatif inti yang mengabsorpsi.
6. Tempat sampel dan probe
Tempat sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat
diisi cairan sampai 0,4 ml. Probe sampel terdiri atas tempat kedudukan
sampel, sumber frekuensi penyapu dan kumparan detector dengan sel
pembanding. Detector dan kumparan penerima diorientasikan pada 90º.
Probe sampel menggelilingi tabung sampel pada ratusan rpm dengan
sumbu longitudinal.
Dalam menginterpretasi spektrum NMR, ada empat langkah yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Jumlah sinyal, yang menerangkan kepada kita ada berapa macam perbedaan
dari
proton-proton yang terdapat dalam molekul.
2. Kedudukan sinyal, yang menerangkan kepada kita sesuatu tentang
lingkungan
elektronik dari setiap macam proton.
3. Intensitas sinyal, yang menerangkan kepada kita berapa banyak proton dari
setiap
macam proton yang ada.
4. Pemecahan (splitting) dari sebuah sinyal menjadi beberapa puncak, yang
menerangkan kepada kita tenang lingkungan dari sebuah proton dengan
lainnya yaitu proton-proton yang berdekatan.Sebagai contoh dari uraian
tersebut, maka perhatikan spektra NMR dari toluene; p-exilen, dan mesitelen.
Prinsip Kerja
Gambar.8 Hubungan antara energi kinetika dengan jumlah atom yang terbentuk pada
23
Larutan ditambah dengan 2 ml larutan asam perklorat pekat, dan
dipanaskan hingga larutan menjadi putih jernih, kemudian diencerkan
dengan akuades sampai 100 ml. Larutan yang diperoleh sebagai
larutan induk. Larutan siap diukur kadar mineralnya (Ca dan Fe) dengan
AAS. Elemen mineral fosfor (P) dianalisis dengan menggunakan UV-
Vis spektrofotometer (Slamet dkk., 1990). Larutan induk sebanyak
1 ml diencerkan menjadi 25 ml. Sebanyak 5 ml larutan hasil
pengenceran ditambah dengan 2 ml reagen ammonium molibdat dan
0,5 ml aminonafthol sulfonat, kemudian digojog dengan vortex.
Larutan siap untuk dianalisis kadar fosfornya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm. Membuat
standard fosfor dengan konsentrasi 0,004; 0,008; 0,016; 0,02 mg/ml
( 4; 8; 12; 16; 20 ppm).
DAFTAR PUSTAKA
24
Herowati rina. 2005. Spektroskopi H-NMR. Diakses dari:
http://rinaherowati.wordpress.com.
25