Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX) Terhadap Komitmen Organisasional
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX) Terhadap Komitmen Organisasional
net/publication/313850616
CITATIONS READS
0 77
1 author:
Suhermin Suhermin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya
8 PUBLICATIONS 15 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Suhermin Suhermin on 06 November 2017.
Suhermin
hermine_stiesia@yahoo.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia STIESIA Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this study to examine and analyze the influence of organizational support and leader-member
exchange (LMX) on work empowerment and its impact on improving organizational commitment Functional
Medical Staff of Government General Hospital in Jakarta. The research was conducted using quantitative
approach that forms the causal relationship between variables. There are 2 General Government Hospital and 2
Centre for Local Government General Hospital, Medical Staff by Functional analysis unit (SMF). The number
of samples used in this study amounted to 92 SMF with census sampling technique. The data analysis
techniques are used in this study are grouped into two, namely descriptive statistics analysis techniques and
inferential statistical analysis techniques by using PLS (Partial Least Square). This study found that high
support for the organization (Perceived Organizational Support) and leader-member exchange quality (Leader
Member Exchange) is high, can provide an increase in job empowerment Functional Medical Professional Staff
(SMF) General Hospital Central and Local Government in Jakarta which ultimately impact on increasing the
organizational commitment. High perceived organizational support by SMF unable to increase organizational
commitment directly. However, the application of SMF in a professional job empowerment was found to improve
organizational commitment.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi dan pertukaran
pimpinan-anggota (LMX) terhadap pemberdayaan kerja serta dampaknya terhadap peningkatan
komitmen organisasional Staf Medis Fungsional Rumah Sakit Umum Pemerintah di DKI Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Terdapat 2 Rumah Sakit Umum
Pemerintah Pusat dan 2 Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah, dengan unit analisis Staf Medis
Fungsional (SMF). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 92 SMF dengan
teknik pengambilan sampel sensus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial dengan menggunakan PLS
(Partial Least Square). Penelitian ini menemukan bahwa dukungan organisasi (perceived organizational
support) dan kualitas pertukaran pimpinan-anggota (Leader Member Exchange) yang tinggi, dapat
memberikan peningkatan pada pemberdayaan kerja profesional Staf Medis Fungsional (SMF) Rumah
Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah di DKI Jakarta yang akhirnya berdampak pada
peningkatan komitmen organisasional. Dukungan organisasi yang dipersepsikan tinggi oleh SMF
tidak dapat meningkatkan komitmen organisasional secara langsung. Namun demikian penerapan
pemberdayaan kerja SMF secara profesional ditemukan dapat meningkatkan komitmen
organisasional.
Kata kunci: dukungan organisasi, kualitas pertukaran pimpinan anggota (leader member-exchange),
pemberdayaan kerja, komitmen organisasional
210 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
terhadap misi sasaran unit kerja (Yukl, organisasional, serta berkeinginan untuk
2007). tinggal bersama organisasi tersebut.
Komitmen organisasional mencakup
Pemberdayaan Struktural
kebanggaan anggota, kesetiaan anggota,
Pemberdayaan diartikan sebagai
dan kemauan anggota pada organisasi.
pengakuan dan penggalian untuk kepenti-
Komitmen organisasional juga dapat di-
ngan organisasi, kekuasaan yang ada pada
artikan sebagai suatu sikap yang me-
seseorang oleh karena pengetahuan mereka
refleksikan perasaan suka atau tidak suka
yang berguna dan motivasi internal di
dari pegawai terhadap organisasi (Robbin,
dalam diri mereka (Luthan: 2007). Pember-
2007).
dayaan struktural berfokus pada pember-
Lebih lanjut Mathis (2006) mengatakan
dayaan praktik manajemen seperti péndele-
bahwa perluasan komitmen organisasional
gasian pengambilan keputusan dari atas
yang logis khususnya fokus pada faktor-
untuk menurunkan tingkat organisasi dan
faktor komitmen yang kontinu, yang meng-
peningkatan akses terhadap informasi dan
ungkapkan bahwa keputusan untuk tinggal
sumber daya di antara individu-individu
bersama atau meninggalkan perusahaan
pada tingkat yang lebih rendah (Samad,
pada akhirnya tercermin dalam ketidak-
2007). Ledwell (2006) mengemukakan
hadiran dan angka perputaran karyawan.
bahwa kekuasaan di organisasi muncul dari
Karyawan yang tidak puas dengan pe-
kondisi struktural dalam lingkungan kerja.
kerjaan atau yang tidak berkomitmen
Kanter mendefinisikan kekuasaan sebagai
terhadap organisasi memiliki kemungkinan
kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu
yang lebih besar untuk meninggalkan
dalam suatu organisasi.
organisasi, mungkin lewat ketidakhadiran
Kanter (dalam Nedd 2006) mengemuka
atau perputaran secara permanen
kan bahwa individu menampilkan berbagai
perilaku tertentu tergantung pada apakah Rerangka Konseptual Dan Hipotesis
mendukung struktural (kekuatan dan pe- Penelitian
luang) berada di tempat. Pemberdayaan Berdasarkan rerangka konseptual pene-
merupakan perubahan yang terjadi pada litian yang telah dibangun pada gambar 1,
falsafah manajemen, yang dapat membantu maka dapat diajukan lima hipotesis sebagai
menciptakan suatu lingkungan dimana berikut:
setiap individu dapat menggunakan energi- H1: Dukungan organisasi yang tinggi
nya untuk meraih tujuan organisasi. akan dapat meningkatkan pember-
Dimensi-dimensi pemberdayaan kerja dayaan kerja profesional staf medis
tersebut meliputi: akses informasi, akses fungsional
sumberdaya, akses dukungan dan akses H2: Tingkat kualitas pertukaran pemim-
peluang Upenieks (2003). pin-anggota (LMX) yang tinggi akan
dapat meningkatkan pemberdayaan
Komitmen Organisasional
kerja profesional staf medis fungsional
Komitmen organisasi memiliki tempat
H3: Dukungan organisasi yang tinggi
penting dalam studi perilaku organisasi.
akan dapat meningkatkan komitmen
Komitmen organisasi adalah tingkat sejauh-
organisasional staf medis fungsional
mana seorang karyawan memihak pada
H4: Kualitas pertukaran pemimpin-
organisasi tertentu dan tujuannya, serta
anggota (LMX) yang tinggi akan
berniat untuk memelihara keanggotaannya
dapat meningkatkan komitmen organi
dalam organisasi (Robbins, 2007), sedang-
sasional staf medis fungsional.
kan Mathis (2006) mendefinisikan komit-
men sebagai tingkat sampai dimana
karyawan yakin dan menerima tujuan
214 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
Dukungan Organisasi
H-3
H-1
H-2
H-4
Pertukaran Pemimpin-
Anggota (LMX)
Gambar 1
Rerangka Konseptual Penelitian
H5: Tingkat pemberdayaan kerja pro- Umum Pemerintah, yang terdiri dari 2
fesional yang tinggi akan dapat Rumah Sakit Pemerintah Umum Pusat dan
meningkatkan komitmen organisa- 2 Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah
sional staf medis fungsional. yaitu; 1) Rumah Sakit Umum Pemerintah
Fatmawati, 2) Rumah Sakit Umum
METODE PENELITIAN Pemerintah Persahabatan, 3) Rumah Sakit
Pendekatan Penelitian Umum Pemerintah Daerah Pasar Rebo, dan
Pendekatan kuantitatif digunakan da- 4) Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah
lam penelitian ini karena dengan melalui Cengkareng.
pendekatan tersebut proses penelitian di- Unit analisis pada penelitian ini adalah
lakukan secara terstruktur dan meng- Staf Medis Fungsional (SMF) yang me-
gunakan sampel penelitian yang jumlahnya rupakan kumpulan dokter yang bekerja di
relatif cukup besar sebagai representasi atau bidang medis dalam jabatan fungsional.
mewakili gambaran populasi yang diteliti. Jumlah Staf Medis Fungsional (SMF) yang
secara keseluruhan pada keempat Rumah
Populasi dan Sampel Penelitian
Sakit tersebut adalah sebanyak 92 SMF,
Penelitian ini memiliki objek sasaran
sedangkan responden ditetapkan sebanyak
Rumah Sakit Umum pemerintah daerah dan
1 (satu) orang untuk mewakili setiap SMF
pusat di DKI Jakarta yang memiliki bagian-
pada Rumah Sakit sampel. Teknik peng-
bagian pelayanan medis yang disebut
ambilan sampel yang digunakan adalah
dengan SMF. Populasi dalam penelitian ini
sampling jenuh dimana semua anggota
adalah seluruh Staf Medis Fungsional (SMF)
populasi digunakan sebagai sampel,
yang berprofesi sebagai dokter pada bagian
dikarenakan populasi relatif sedikit
tersebut di seluruh Rumah Sakit Umum
(Sugiyono, 2009)
Pemerintah baik Pusat maupun Daerah.
Terdapat 8 (delapan) Rumah Sakit Umum Definisi Operasional Variabel
Pemerintah yang ada di DKI Jakarta dengan 1. Dukungan Organisasi
tipe rumah sakit A dan B, sedangkan ijin Dukungan organisasi adalah persepsi
yang diperoleh untuk pengumpulan data karyawan tentang sejauh mana organisasi
penelitian didapatkan pada 4 Rumah Sakit menghargai kontribusi dan peduli tentang
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 215
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dukungan Organisasi (X1)
oleh variabel ini adalah sebesar 4,04 yang dalam lagi yaitu kedekatan antara atasan
berarti dalam skor yang baik, meskipun dan bawahan yang menyangkut pada ikatan
terdapat 5 (lima) orang responden yang emosional antara atasan dan bawahan. Hal
memberikan persepsi tidak baik tentang tersebut tampak pada nilai rata-rata total
penghargaan ini. Hal ini meng- gambarkan yang dihasilkan variabel ini adalah sebesar
bahwa secara umum organisasi rumah sakit 4,14 yang berarti baik, meskipun terdapat
memberikan penghargaan (reward) yang satu orang responden yang menyatakan
baik sebagai timbal balik atas upaya ekstra tidak baik. Skor rata-rata yang dinyatakan
yang telah diberikan oleh dokter pada baik tersebut menggambarkan bahwa atasan
masing-masing bagian di rumah sakit dan bawahan saling memberikan kesan baik
tersebut, namun beberapa responden masih tentang pengetahuan pekerjaan, kompetensi
merasakan ketidak- puasannya terhadap pekerjaan, dan keterampilan profesional.
penghargaan yang diberikan pihak rumah
Pemberdayaan Kerja Profesional
sakit kepadanya.
Kemampuan profesional dokter SMF di
Kualitas Pertukaran Pemimpin-Anggota rumah sakit untuk memobilisasi sumber
(LMX) daya yang dibutuhkan untuk dapat meng-
LMX diartikan sebagai kualitas gunakannya agar mendapatkan pekerjaan
hubungan antara atasan dengan bawahan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
agar keduanya dapat bekerja dengan lebih dalam pekerjaan tersebut tertuang dalam
baik. Kualitas hubungan yang dimaksud pemberdayaan kerja secara profesional.
adalah bagaimana interaksi antara atasan Dalam variabel pemberdayaan kerja pro-
dan bawahan dalam menjalankan aktivitas fesional ini terdapat enam indikator yang
di rumah sakit dan bagaimana tingkat digunakan sebagai parameter untuk meng-
kedekatan antara atasan dan bawahan. Hasil ukur variabel pemberdayaan kerja pro-
tanggapan responden untuk masing-masing fesional yaitu; Akses pada kekuasaan (Y1.1),
indikator pada variabel dukungan organi- akses pada sumber informasi (Y1.2), akses
sasi, tersaji pada tabel 2. pada dukungan (Y1.3), akses pada sumber
Persepsi responden secara umum pada daya (Y1.4), dan kesempatan untuk pro-
variabel LMX ini mengungkapkan bahwa fesional (Y1..5). Hasil tanggapan responden
interaksi yang dilakukan tidak hanya pada untuk masing-masing indikator pada
ikatan fisik, dimana bawahan harus selalu variabel dukungan organisasi, tersaji pada
mengikuti instruksi atasan, namun lebih tabel 3.
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 217
Tabel 2
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Leader Member Exchange (X2)
Tabel 3
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pemberdayaan Kerja Profesional (Y1)
Persepsi responden secara umum pada dokter SMF memiliki tantangan pekerjaan
variabel pemberdayaan kerja profesional yang cukup besar karena dalam kese-
mengungkapkan bahwa akses-akses yang hariannya menghadapi pasien dengan
dibutuhkan oleh dokter SMF di rumah sakit segala macam permasalahannya. Tantangan
tempatnya bekerja dalam hal memobilisasi pekerjaan tersebut, adalah merupakan ke-
berbagai sumberdaya yang dibutuhkan sempatan responden menggunakan keahli-
telah didapatkan dengan baik untuk tujuan an yang dimilikinya untuk mengambil kepu
pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai tusan secara profesional. Seiring dengan
dokter SMF. Hal tersebut nampak pada nilai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
rata-rata total yang dihasilkan variabel ini dan informasi, maka responden memiliki
adalah sebesar 4,06 yang berarti baik, mes- kesempatan untuk berkembang sesuai
kipun 2 (dua) orang responden menyatakan dengan profesinya tersebut, dan memiliki
tidak baik. Berdasarkan skor rata-rata yang kesempatan untuk belajar dan menambah
dihasilkan tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan sesuai dengan bidang keahli-
responden yang dalam penelitian ini adalah annya.
218 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
Tabel 4
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Komitmen Organisasional (Y2)
Indikator Skor Tanggapan Responden Mean
1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
Keyakinan Terhadap - - 4 4,8 11 13,3 52 62,7 16 19,3 3,96
Organisasi (Y2.1)
Kemauan Bekerja Untuk - - 1 1,2 8 9,6 55 66,3 19 22,9 4,10
Organisasi (Y2.2)
Keinginan Kuat Untuk - - - - 10 12 53 63,9 20 24,1 4,12
Menjaga Organisasi (Y2.3)
Total Mean Dukungan Organisasi 4,07
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 219
Tabel 5
Outer Loading Setiap Indikator Dari Masing-Masing Variabel
Akses pada sumber daya (Y1.4) adalah dianggap penting. Pada kondisi empiris
indikator yang dipersepsikan paling baik yang dihasilkan indikator pengakuan di-
pada variabel Pemberdayaan Profesional, hasilkan menunjukkan nilai yang tinggi
sedangkan keinginan kuat untuk menjaga (4,16). Pengakuan yang merupakan kebu-
organisasi (Y2.3) adalah indikator yang tuhan sosio-emosional seorang dokter ten-
dipersepsikan paling baik pada variabel tang status perannya sebagai bagian dari
Komitmen Organisasional. organisasi rumah sakit sebagai staf medis
fungsional.
Pembahasan
Variabel kualitas pertukaran pemimpin-
Pembahasan ini difokuskan pada kon-
anggota memiliki indikator kontribusi yang
disi empiris (hasil analisis deskriptif) dan
digunakan sebagai parameter pengukurnya.
indikator yang dianggap penting (loading
Indikator kontribusi ini dianggap penting
factor) serta keputusan yang dihasilkan dari
karena memiliki nilai outer loading tertinggi
pengujian hipotesis, sebagai upaya untuk
(0.779). Indikator afeksi pada kondisi
menjawab perumusan masalah penelitian.
empirisnya telah dilakukan dengan baik
Indikator kehormatan sebagai salah
bahwa telah terjadi interaksi pribadi yang
satu parameter untuk mengukur variabel
baik antara atasan dan bawahan, sehingga
dukungan organisasi memiliki nilai outer
bawahan memberikan upaya ekstranya
loading tertinggi yaitu sebesar 0,841 yang
untuk memenuhi kepentingan atasan
memiliki arti bahwa indikator ini adalah
meskipun di luar waktu kerja. Kondisi ini
220 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
terbukti pada analisis deskriptif yang outer loading tertinggi (0,915). Menjaga
memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,15) nama baik rumah sakit dan keberartiannya
dibandingkan indikator pengukur variabel berada dalam rumah sakit tempat
LMX lainnya. responden sekarang bekerja adalah sesuatu
Akses kekuasaan merupakan salah satu hal yang penting bagi rumah sakit maupun
indikator yang digunakan sebagai para- bagi responden sebagai bentuk komitmen
meter pengukur variabel pemberdayaan pada rumah sakit. Demikian juga halnya
kerja profesional. Indikator ini memiliki yang terjadi pada kondisi empiris, indikator
nilai outer loading tertinggi yaitu sebesar ini memiliki nilai rata-rata tertinggi (4.12)
0,801 yang berarti akses pada kekuasaan yang berarti bahwa responden menjaga
adalah indikator yang dianggap penting. nama baik rumah sakit dengan sebaik-
Akses kekuasaan ini terdiri dari kekuasaan baiknya, dan menjaga nama baiknya sebagai
formal yang berhubungan dengan pekerjaan seorang dokter di rumah sakit tersebut.
dan kekuasaan informal yang berhubungan
Hasil Pengujian Hipotesis
dengan individu lain dalam organisasi
Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap
rumah sakit. Namun kondisi empiris yang
Pemberdayaan Kerja Profesional
terjadi justru akses pada sumberdaya yang
Hasil analisis menemukan bahwa duku-
tertinggi yang terjadi dengan nilai rata-rata
ngan organisasi mempengaruhi pember-
sebesar 4,10 di atas nilai rata-rata akses
dayaan kerja profesional. Hal ini berarti
kekuasaan. Responden yang berprofesi se-
bahwa dukungan organisasi memberi
bagai dokter memerlukan waktu tambahan
kontribusi yang besar dalam penciptaan
dan sumberdaya tambahan apabila se-
pemberdayaan kerja secara profesional,
waktu-waktu diperlukan sehubungan de-
yang pada gilirannya mengarah pada komit-
ngan tugasnya sebagai dokter dan kepala
men organisasional.
SMF, sehingga menempatkan indikator
Belum banyak temuan penelitian ten-
akses kepada sumberdaya sebagai indikator
tang dampak dukungan organisasi ini
yang utama yang dilakukan.
terhadap peningkatan pemberdayaan. Pene-
Keinginan yang kuat untuk menjaga
litian Patrick et al. (2006) menemukan bahwa
organisasi adalah salah satu indikator
dukungan organisasi berhubungan dengan
pengukur komitmen organisasional yang
pemberdayaan kerja dan memiliki kontri-
dianggap penting karena memiliki nilai
Dukungan Organisasi
(X1)
0,145(NS)
0.351 (S)
Pemberdayaan Kerja
Profesional (Y1) Komitmen Organisasional
0,490 (S) (Y2)
0,512 (S)
Pertukaran Pemimpin- 0,239 (S)
Anggota (LMX)
(X2)
Gambar 2
Diagram Jalur Pengaruh Langsung
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 221
Busi terhadap pemberdayaan kerja kar- oleh responden dapat memberikan pening-
yawan yang selanjutnya dapat meningkat- katan pada pemberdayaan kerja profesional
kan kepuasan peran karyawan sebagai midle Staf Medis Fungsional. Temuan ini berhasil
manager perawat. membuktikan hubungan yang telah dihipo-
Terdapat dukungan teori terhadap tesiskan sekaligus memperkaya hasil
penemuan penelitian ini yaitu jika duku- temuan yang terbatas tentang peningkatan
ngan organisasi diciptakan melalui pema- pemberdayaan kerja yang dipengaruhi oleh
haman yang baik atas norma resiprositas, dukungan organisasi.
kepedulian, persetujuan, kehormatan, penga
Pengaruh Kualitas Pertukaran Pemimpin
kuan dan penghargaan terhadap kontribusi
Anggota Terhadap Pemberdayaan Kerja
karyawan, maka pemberdayaan karyawan
Profesional
melalui tugas yang diberikan atas nama
Hasil penelitian mengungkapkan bah-
organisasi sesuai dengan profesinya akan
wa pertukaran pemimpin anggota mem-
dapat meningkat.
berikan pengaruh langsung kepada pem-
Hasil analisis deskriptif menemukan
berdayaan kerja profesional. Hal ini
bahwa kehormatan merupakan indikator
menunjukkan bahwa interaksi antara atasan
penting dan telah dilakukan dengan baik.
dan bawahan memberikan kontribusi yang
Indikator kehormatan ini terwujud dari
besar dalam penciptaan pemberdayaan
perlakuan organisasi kepada individu sesuai
kerja secara profesional yang pada akhirnya
dengan martabat dan kehormatannya se-
akan meningkatkan komitmen organi-
bagai dokter SMF, serta individu yang
sasional. Hasil penemuan ini didasari oleh
memiliki kedudukan dalam organisasi.
teori pertukaran pemimpin-anggota (LMX)
Indikator pemberdayaan kerja profesional
dengan menggunakan vertical dyads linkage.
menjadi indikator yang memiliki nilai
Hubungan dua orang (dyad) yang ber-
tertinggi pada kondisi empiris berdasarkan
kembang ini selanjutnya akan mem-
analisis deskriptif. Dokter SMF pada
pengaruhi perilaku atasan dan bawahan
kelompoknya memiliki otoritas penuh
Sejalan dengan penelitian yang di-
dalam hal penanganan pasien dan
lakukan oleh Laschinger (2007) yang
penyediaan sarana dan prasarana menjadi
menguji model teoritikal LMX dan
hal yang penting untuk kelancaran
pemberdayaan struktural yang dilakukan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
pada manajer perawat. Teori LMX di-
Beberapa tanggapan yang tidak
gunakan juga dalam penelitian Laschinger
memuaskan tentang akses pada kesempatan
ini dengan indikator pengukur kontribusi,
profesional, dikarenakan responden mem-
afeksi (dianggap sebagai teman dan di-
berikan tanggapan bahwa penerapan pem-
sukai), loyalitas, dan penghargaan pro-
berdayaan kerja profesional dirasakan
fesional (professional respect). Model
belum maksimal dan masih ada penem-
penelitian ini menempatkan pemberdayaan
patan jabatan yang tidak sesuai dengan
struktural sebagai variabel antara (inter-
profesinya. Meskipun demikian, responden
vening) yang akan menghasilkan pening-
tetap fokus, meningkatkan pengetahuannya,
katan kepuasan kerja. Hasil yang dicapai
mengikuti Continuing Proffesional Develop-
dalam penelitian ini adalah bahwa kualitas
ment (CPD), dan berperan aktif dalam
pertukaran pemimpin-anggota menghasil-
organisasi profesinya. Hal ini dapat
kan peningkatan pada pemberdayaan kerja
menggambarkan bahwa secara keseluruhan
perawat pada tingkat unit di 21 Rumah
pemberdayaan kerja profesional telah
Sakit di Ontario. Demikian pula penelitian
dipersepsikan dengan baik oleh responden.
yang dilakukan oleh Laschinger et al. (2011)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
menempatkan pemberdayaan struktural
dapat diperoleh temuan bahwa dukungan
sebagai variabel mediasi yang meng-
organisasi yang telah dipersepsikan baik
222 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
pemberdayaan yang muncul dari dalam diri faktor struktural yang tidak diberdayakan
individu (pemberdayaan psikologis) dan sebagai hasilnya akan kurang berkomitmen
dapat meningkatkan pula pemberdayaan pada organisasi dan pekerjaan mereka se-
kerja secara profesional (pemberdayaan cara umum. Penelitian ini mengungkapkan
struktural) yang pada akhirnya berdampak bahwa penerapan pemberdayaan struktural
pada peningkatan komitmen organisasional. yang baik akan meningkatkan komitmen
Penelitian ini berhasil memperluas organisasional pada perawat yang memiliki
kajian, bahwa telah terjadi pengaruh tidak ijin untuk membuka pratek perawat
langsung kualitas pertukaran pemimpin- (registered practical nurses (RPNs) di Ontario.
anggota terhadap komitmen organisasional Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
meskipun dengan melalui variabel mediasi penggunaan teori pemberdayaan, pada
yang berbeda yaitu pemberdayaan kerja obyek yang berbeda di industri rumah sakit,
profesional penerapannya pada obyek dan penggunaan model analisis yang
penelitian staf medis fungsional. berbeda, dapat mengungkapkan hasil yang
sama bahwa pemberdayaan kerja (struk-
Pengaruh Pemberdayaan Kerja Profesional
tural) dapat meningkatkan komitmen organi
Terhadap Komitmen Organisasional
sasional.
Penelitian ini menemukan bahwa
Akses pada kekuasaan yang dimaksud
pemberdayaan kerja profesional memberi-
adalah kekuasaan yang dimiliki baik secara
kan pengaruh langsung kepada komitmen
formal yang berhubungan dengan pekerjaan
organisasional. Hal ini memiliki makna bah-
maupun secara informal yang berhubungan
wa penerapan pemberdayaan kerja secara
dengan individu lain dalam organisasi.
profesional yang semakin baik dari organi-
Sebagai dokter SMF di Rumah Sakit Umum
sasi akan memberikan peningkatan kepada
Pemerintah Pusat maupun Daerah di DKI
komitmen organisasional, dan sebaliknya
Jakarta, kekuasaan baik formal maupun
jika penerapan pemberdayaan kerja pro-
informal telah dimiliki dengan baik untuk
fesional pada organisasi rendah atau buruk
mendistribusikan tugas dan menyelesaikan
maka komitmen karyawan kepada organi-
berbagai persoalan yang menyangkut pasien
sasi menjadi rendah.
maupun dalam internal kelompok SMF.
Penelitian DeCicco, et al. (2006)
Masing-masing hubungan yang telah
menggunakan teori pemberdayaan yang
dituangkan dalam kerangka konseptual
sama dengan penelitian ini yang dikemuka-
tidak semuanya dapat mengakomodasi
kan oleh Kanter yang mengatakan kar-
hipotesis yang telah diajukan.
yawan yang tidak memiliki akses kepada
Dukungan Komitmen
Organisasi Organisasional (Y2)
(X1) 0,490(s)
0,351(s)
0,239(s)
Pemberdayaan Kerja
Profesional (Y1)
Kualitas Pertukaran
0,512(s)
Pemimpin Anggota (LMX)
(X2)
Gambar 3
Model Akhir Hasil Penelitian
226 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
pemberdayaan profesional dan komitmen onal yang memiliki akses kekuasaan baik
organisasional, maka dapat ditarik secara formal maupun informal menjadi
kesimpulan yaitu 1) Dukungan organisasi tolok ukur pertukaran untuk peningkatan
yang dipersepsikan baik oleh Staf Medis komitmennya kepada organisasi.
Fungsional (SMF) mampu meningkatkan Hasil penelitian ini mengkritisi teori
pemberdayaan kerja profesional. Hal ini dukungan organisasi yang tidak mampu
mengindikasikan bahwa dukungan yang memberikan peningkatan komitmen organi-
organisasi yang diberikan oleh manajemen sasional secara langsung pada Staf Medis
rumah sakit mampu memberikan otonomi Fungsional melainkan melalui pember-
dalam hal penanganan medis pada masing- dayaan kerja profesional. Penelitian ini
masing bagian spesialisasi maupun sub menghasilkan penemuan yang memperkuat
spesialisasinya; 2) Kualitas pertukaran teori kepemimpinan yaitu pertukaran
pimpinan anggota ditemukan mampu me- pemimpin-anggota (leader member exchange)
ningkatkan pemberdayaan kerja profesional yang mampu meningkatkan komitmen
Staf Medis Fungsional (SMF). Kualitas organisasional Staf Medis Fungsional baik
pertukaran pimpinan anggota yang diper- secara langsung maupun tidak langsung.
sepsikan sebagai bentuk hubungan per-
Saran
tukaran antara atasan dan bawahan yang
Hasil penelitian ini memberikan saran-
tinggi, dapat meningkatkan pemberdayaan
saran baik kepada instansi maupun untuk
kerja profesional Staf Medis Fungsional; 3)
peneliti yang akan datang yaitu 1) Organi-
Dukungan organisasi ditemukan tidak
sasi Rumah Sakit perlu menginformasikan
mampu memberikan peningkatan terhadap
secara lebih meluas tentang perkembangan
komitmen organisasional Staf Medis Fungsi-
organisasi termasuk rencana strategi baik
onal secara langsung. Meskipun dukungan
jangka pendek maupun jangka panjang,
organisasi dan komitmen organisasional
agar dapat memberikan keyakinan kepada
dipersepsikan baik oleh SMF, namun hal
karya-wan tentang organisasinya; 2) Organi-
tersebut masih belum mampu mening-
sasi Rumah Sakit perlu mempertahankan
katkan komitmen organisasional dikarena-
pemberdayaan kerja profesional sebagai
kan dokter anggota SMF melaksanakan
budaya organisasi melalui pemberian akses
tugas di rumah sakit swasta yang lain, serta
pada kekuasaan, informasi, dukungan,
terkait dengan status dokter yang masih
sumber daya, dan akses memiliki kesempa-
paruh waktu; 4) Kualitas pertukaran pim-
tan untuk menjadi profesional; 3) Men-
pinan anggota yang baik dapat memberi-
junjung tinggi nilai-nilai kehormatan dan
kan pening-katan kepada komitmen organi-
penghargaan kepada dokter pada ke-
sasional Staf Medis Fungsional. Hal ini
lompok SMF, agar tercipta hubungan yang
menggambarkan bahwa melalui kualitas
lebih dinamis antara individu dengan
hubungan atasan dan bawahan yang terjalin
organisasinya; 4) Organisasi Rumah Sakit
dengan baik, akan dapat membawa pada
perlu menciptakan iklim kerja yang dinamis
peningkatan komitmen organisasional yang
dan nyaman, koordinasi dan komunikasi
semakin baik; 5) Pemberdayaan kerja
yang baik antara staf medis fungsional,
profesional dapat meningkatkan komitmen
komite medis dan manajemen rumah sakit
organisasional Staf Medis Fungsional. Hal
yang didukung oleh reward system yang
ini mengindikasikan bahwa penerapan
memuaskan; 5) Peneliti yang akan datang
pemberdayaan kerja secara profesional dan
perlu mengembangkan model teori per-
bertanggung jawab pada Staf Medis Fungsi-
tukaran sosial dan penerapannya pada
onal akan dapat menimbulkan komitmen
organisasi Rumah Sakit yang dihubungkan
organisasional yang semakin tinggi. Pene-
dengan variabel yang lain.
rapan pemberdayaan kerja secara profesi-
228 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229
Polly, L. M. 2002. Social Exchange And Upenieks, V.V. 2003. The Interelationship of
Customer Service The Relationship Organizational Characteristic of Magnet
Between Perceived Organizational Hospitals, Nursing Leadership, and
Support, Leader-Member Exchange, Nursing Job Satisfaction. Health Care
And Customer Service Behavior. A Manage 22 (2): 83-98.
Dissertation. Louisiana State University. Wayne, S. J., L. M. Shore, dan W. H.
Rhoades, L., dan R. Eisenberger. 2002. Bommer. 2002. The Role of Fair
Perceived Organizational Support: a Treatment and Rewards in Perceptions
Review of the Literature. Journal Applied of Organizational Support and Leader–
Psychology 87(4): 698–714. Member Exchange. Journal of Applied
Ristrini. 2005. Perubahan Paradigma Jasa Psychology 87(3): 597-598.
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dan Yukl, Gary. 2007. Leadership in Organization.
Rekomendasi Kebijakan Strategis Bagi 5th Edition. Supriyanto, Budi (pener-
Pemimpin, Jurnal Manajemen Pelayanan jemah). Kepemimpinan dalam Organi-
Kesehatan, 08 (01): 3-9. sasi. PT Indeks Indonesia. Jakarta.
Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Yukl, G., M. O’Donnell, dan T. Taber. 2009.
Kesepuluh. Molan, Benyamin (pener- Influence of Leader Behaviors on The
jemah). Jakarta. Prenhallindo. Leader-Member Exchange Relationship.
Samad, Sarminah. 2007. Social Structural Journal of Managerial Psychology 24(4):
Characteristics and Employee Empower 289-299.
ment: The Role of Proactive Persona- Zafirovski, M. 2005. Social Exchange Theory
lity. International of Business Research under Scrutiny: A Positive Critique of
Papers 3(4): 254-264. its Economic-Behaviorist Formulations.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuanti- Electronic Journal of Sociology ISSN: 1198
tatif dan Kualitatif. CV Alfabeta. 3655.
Bandung. Zhou, P. J., Z. Xiao-xue, dan Z. Xia-qing.
Thoyib, A. 2005. Hubungan Kepemimpinan, 2010. The role of Leadership Between
Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pende- the Employees and the Organization: a
katan Konsep. Jurnal Manajemen dan Bridge or a Ravine? An Empirical Study
Kewirausahaan 7(6): 210-226. From China. Journal of Management and
Trisnantoro, L. 2005. Aspek strategis dalam Marketing Research 5(June): 1-14.
Manajemen Rumah Sakit. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Trisnantoro, L. 2006. Memahami Penggunaan
Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah
Sakit. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.