Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313850616

PEMBERDAYAAN KERJA PROFESIONAL SEBAGAI MEDIASI DUKUNGAN


ORGANISASI DAN PERTUKARAN PEMIMPIN-ANGGOTA (LMX) TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASIONAL

Article · June 2012


DOI: 10.24034/j25485024.y2012.v16.i2.2322

CITATIONS READS

0 77

1 author:

Suhermin Suhermin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya
8 PUBLICATIONS   15 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

human resources management View project

All content following this page was uploaded by Suhermin Suhermin on 06 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411- 0393
Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/200

PEMBERDAYAAN KERJA PROFESIONAL SEBAGAI MEDIASI DUKUNGAN


ORGANISASI DAN PERTUKARAN PEMIMPIN-ANGGOTA (LMX)
TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL

Suhermin
hermine_stiesia@yahoo.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia STIESIA Surabaya

ABSTRACT
The purpose of this study to examine and analyze the influence of organizational support and leader-member
exchange (LMX) on work empowerment and its impact on improving organizational commitment Functional
Medical Staff of Government General Hospital in Jakarta. The research was conducted using quantitative
approach that forms the causal relationship between variables. There are 2 General Government Hospital and 2
Centre for Local Government General Hospital, Medical Staff by Functional analysis unit (SMF). The number
of samples used in this study amounted to 92 SMF with census sampling technique. The data analysis
techniques are used in this study are grouped into two, namely descriptive statistics analysis techniques and
inferential statistical analysis techniques by using PLS (Partial Least Square). This study found that high
support for the organization (Perceived Organizational Support) and leader-member exchange quality (Leader
Member Exchange) is high, can provide an increase in job empowerment Functional Medical Professional Staff
(SMF) General Hospital Central and Local Government in Jakarta which ultimately impact on increasing the
organizational commitment. High perceived organizational support by SMF unable to increase organizational
commitment directly. However, the application of SMF in a professional job empowerment was found to improve
organizational commitment.

Keywords: perceived organizational support, leader member-exchange quality, professional empowerment,


organizational commitment

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh dukungan organisasi dan pertukaran
pimpinan-anggota (LMX) terhadap pemberdayaan kerja serta dampaknya terhadap peningkatan
komitmen organisasional Staf Medis Fungsional Rumah Sakit Umum Pemerintah di DKI Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Terdapat 2 Rumah Sakit Umum
Pemerintah Pusat dan 2 Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah, dengan unit analisis Staf Medis
Fungsional (SMF). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 92 SMF dengan
teknik pengambilan sampel sensus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial dengan menggunakan PLS
(Partial Least Square). Penelitian ini menemukan bahwa dukungan organisasi (perceived organizational
support) dan kualitas pertukaran pimpinan-anggota (Leader Member Exchange) yang tinggi, dapat
memberikan peningkatan pada pemberdayaan kerja profesional Staf Medis Fungsional (SMF) Rumah
Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah di DKI Jakarta yang akhirnya berdampak pada
peningkatan komitmen organisasional. Dukungan organisasi yang dipersepsikan tinggi oleh SMF
tidak dapat meningkatkan komitmen organisasional secara langsung. Namun demikian penerapan
pemberdayaan kerja SMF secara profesional ditemukan dapat meningkatkan komitmen
organisasional.

Kata kunci: dukungan organisasi, kualitas pertukaran pimpinan anggota (leader member-exchange),
pemberdayaan kerja, komitmen organisasional
210 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

PENDAHULUAN Pengelolaan rumah sakit pemerintah


Rumah sakit pemerintah sedang ber- berubah dengan diterbitkannya Peraturan
geser dari lembaga birokrasi ke lembaga Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005 tentang
usaha. Perkembangan ke arah lembaga Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
usaha ini seperti tidak dapat ditolak, karena Umum (BLU) sebagaimana yang diamanat-
sudah merupakan fenomena global. Apabila kan dalam Pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun
sektor rumah sakit di Indonesia tidak 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
mengikuti, maka kemungkinan rumah sakit Undang-Undang tersebut mengemukakan
akan kesulitan dalam mengikuti persaingan bahwa BLU bertujuan meningkatkan pelaya
dunia (Trisnantoro, 2006). Pergeseran ke nan kepada masyarakat dalam rangka me-
arah lembaga usaha tersebut telah membuat majukan kesejahteraan umum dan men-
paradigma jasa pelayanan kesehatan rumah cerdaskan kehidupan bangsa dengan mem-
sakit dewasa ini sudah mengalami peruba- berikan fleksibilitas dalam pengelolaan
han yang mendasar menjadi sebuah badan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
usaha yang mempunyai banyak unit bisnis produktivitas, dan penerapan praktek bisnis
strategis. Perubahan tersebut mendorong yang sehat. Karakteristik yang melekat pada
rumah sakit menjadi organisasi yang berciri BLU adalah bahwa rumah sakit meng-
multiproduk dan mixed output, sehingga utamakan pelayanan kepada masyarakat
membutuhkan penanganan dengan konsep secara profesional, rumah sakit tidak ber-
manajemen yang tepat (Budiarto, 2004). tujuan untuk mencari laba, dan pendapatan
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang diterima oleh rumah sakit dapat
menunjukkan bahwa pada tahun 2009 langsung dibelanjakan untuk kepentingan
terjadi peningkatan jumlah sarana pelaya- rumah sakit. Dengan demikian jika tujuan
nan kesehatan baik yang dikelola oleh dan karakteristik BLU dikaitkan dengan
Pemerintah Propinsi, Kota/Kabupaten, peningkatan kualitas sumber daya manusia
BUMN maupun swasta. Data menunjukkan kesehatan di rumah sakit, maka rumah sakit
bahwa jumlah rumah sakit umum yang dapat memilih sumber daya yang ber-
dikelola oleh pemerintah daerah berjumlah kualitas dan memberikan dukungan penuh
8 (delapan) unit, 3 unit diantaranya bertipe untuk tujuan pelayanan kepada masya-
A, dan 5 unit tipe B. rakat. Rumah sakit BLU dapat mengelola
Jumlah untuk rumah sakit umum milik keuangannya secara otonom, sehingga
pemerintah terlihat tidak sebanding dengan diharapkan kesejahteraan sumber daya
rumah sakit umum yang dikelola oleh manusia kesehatan di rumah sakit tersebut
swasta. Rumah Sakit pemerintah harus siap dapat ditingkatkan, dan para dokter dapat
bersaing dengan rumah sakit swasta dalam bekerja dengan lebih baik
hal mutu pelayanan dan pengelolaan rumah Staf Medis Fungsional (SMF) merupa-
sakit. Meningkatnya kompetisi kualitas atas kan kumpulan dokter spesialis dan dokter
pelayanan jasa kesehatan rumah sakit gigi sesuai dengan bidang keahliannya.
mengakibatkan intensitas persaingan di Peranan dokter spesialis sangat dominan
dalam industri jasa rumah sakit menjadi merupakan penentu tingkat penggunaan
semakin meningkat. Hal ini diakibatkan dan tingkat biaya rumah sakit. Terbatasnya
oleh banyaknya rumah sakit yang sejenis jumlah dokter spesialis membuat posisi
yang beroperasi di suatu wilayah tertentu tawarnya tinggi sehingga tidak jarang
dan semakin lengkap serta canggihnya dokter spesialis diperebutkan oleh berbagai
fasilitas (Ristrini, 2005). rumah sakit dengan kompensasi yang lebih
Rumah sakit dengan BLU/BLUD tinggi (Trisnantoro, 2005). Konsep full timer
mengutamakan pengelolaan sumberdaya dan part timer merupakan hal menarik
manusia yang merupakan agenda bisnis untuk dianalisis. Ketimpangan jumlah
yang sangat penting bagi rumah sakit. spesialis di rumah sakit pemerintah dan
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 211

swasta menyebabkan terjadinya perang- ngan organisasi (Perceived Organizational


kapan jabatan dengan waktu yang sangat Support/POS). LMX berfokus pada kualitas
kompleks. Dokter spesialis cenderung men- pertukaran antara karyawan dan manajer
jadi part-timer di rumah sakit pemerintah, dan didasarkan pada tingkat dukungan
tempat ia resmi bekerja (Trisnantoro, 2006). emosional dan pertukaran sumber daya
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat yang dihargai. Sebaliknya, POS berfokus
dirumuskan permasalahan penelitian yaitu; pada hubungan pertukaran antara kar-
1) Apakah dukungan organisasi dapat me- yawan dan organisasi, yang telah di-
ningkatkan pemberdayaan kerja profesi- konseptualisasikan sebagai persepsi umum
onal staf medis fungsional?, 2) Apakah karyawan tentang sejauh mana organisasi
dukungan organisasi dapat meningkatkan menilai kontribusi dan peduli tentang
komitmen organisasional staf medis fungsi- kesejahteraan mereka.
onal?, 3) Apakah pertukaran pemimpin-
Dukungan Organisasi
anggota (leader-member exchange) dapat me-
Pakar teori pertukaran sosial ber-
ningkatkan pemberdayaan kerja profesi-
pendapat bahwa sumberdaya yang ditukar-
onal staf medis fungsional?, 4) Apakah per-
kan antara partner bersifat sosioemosional,
tukaran pemimpin-anggota (leader-member
seperti komunikasi tentang kepedulian atau
exchange) dapat meningkatkan komitmen
kehormatan. Norma resiprositas, yang me-
organisasional staf medis fungsional? 5).
wajibkan perlakuan yang timbal balik,
Apakah pemberdayaan kerja profesional
dijadikan sebagai mekanisme awal untuk
staf medis fungsional dapat meningkatkan
hubungan interpersonal, bantuan bisa
komitmen organisasional?
diberikan kepada individu lain dengan
harapan bahwa ini akan ditutup dengan
TINJAUAN TEORETIS
sumberdaya yang diberikan (Aselage dan
Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange
Eisenberger, 2003).
Theory)
Teori dukungan organisasi menjelaskan
Teori pertukaran didasarkan pada pre-
proses psikologi yang mendasari akibat
mis bahwa perilaku manusia atau interaksi
dukungan organisasi. Pertama, berbasis
sosial adalah pertukaran aktivitas, baik
norma resiprositas, POS seharusnya meng-
berwujud maupun tidak berwujud, khusus-
hasilkan kewajiban untuk mempedulikan
nya imbalan dan biaya. Hal ini memberikan
kesejahteraan organisasi dan membantu
pertukaran manfaat, terutama memberi
organisasi dalam bereaksi terhadap tujuan.
orang lain sesuatu yang lebih berharga bagi
Kedua, kepedulian, persetujuan dan kehor-
mereka daripada yang mahal untuk pem-
matan yang ditunjukkan POS harus me-
beri, dan sebaliknya, sebagai hal yang
menuhi kebutuhan sosioemosional, yang
mendasari atau membuka rahasia tentang
membuat pekerja menggunakan keang-
perilaku manusia dan jadi fenomena dalam
gotaan organisasinya dan status perannya
semua kehidupan sosial (Zafirovski, 2005).
sebagai identitas sosialnya. Ketiga, POS
Wayne (2002) menyatakan bahwa teori
berusaha memperkuat keyakinan pegawai
pertukaran sosial telah diterapkan dalam
bahwa organisasi merekognisi dan meng-
pengelolaan organisasi yang memberikan
hargai kinerja yang naik (yaitu harapan
dasar untuk memahami peran organisasi
reward-kinerja). Proses ini menciptakan
dan manajer dalam menciptakan perasaan
hasil yang baik bagi pegawai (yaitu
kewajiban imbalan dan perilaku pro-
peningkatan kepuasan jabatan dan mood
organisasi. Dua aliran penelitian yang me-
positif) dan bagi organisasi (yaitu me-
nerapkan teori pertukaran sosial dalam
ningkatnya komitmen afektif dan kinerja,
organisasi telah berkembang secara terpisah
dan berkurangnya turnover pegawai)
yaitu pertukaran pemimpin-anggota (Leader
(Rhoades and Eisenberger, 2002).
Member Exchange/LMX) dan persepsi duku-
212 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota Sepanjang kepatuhan demikian akan da-


(Leader Member Exchange) tang, bawahan menerima tunjangan standar
Organisasi membutuhkan kepemim- untuk pekerjaan itu (seperti gaji), sedang-
pinan dan manajemen yang kuat untuk kan dasar untuk membuat hubungan per-
meraih efektivitas yang optimal (Robbins, tukaran tinggi adalah pengendalian pe-
2007). Robbins (2007) mendefinisikan ke- mimpin atas hasil yang diinginkan bawa-
pemimpinan sebagai kemampuan untuk han. Hasil ini meliputi hal-hal seperti pem-
mempengaruhi kelompok menuju pencapai berian tugas yang menarik dan menyenang-
an sasaran. Yukl (2007) mengatakan bahwa kan, pendelegasian tanggung jawab dan
sebagian besar definisi kepemimpinan otoritas yang lebih besar, lebih banyak
mencerminkan asumsi bahwa kepemimpi- berbagi informasi, partisipasi dalam mem-
nan berkaitan dengan proses yang disengaja buat sebagian besar keputusan pemimpin,
dari seseorang untuk menekankan pe- penghargaan yang nyata seperti kenaikan
ngaruhnya yang kuat terhadap orang lain gaji, tunjangan khusus, dukungan dan per-
untuk membimbing, membuat struktur, setujuan pribadi, dan kemudahan karier
memfasilitasi aktivitas dan hubungan di bawahan (misalnya merekomendasikan pro
dalam kelompok atau organisasi. Pemimpin mosi, memberikan penugasan pengemba-
memiliki karakteristik selalu memiliki ngan yang memiliki jarak penglihatan yang
upaya untuk menciptakan hal yang baru tinggi). Sebagai imbalan atas status,
(selalu berinovasi). Gagasan-gagasan yang pengaruh dan tunjangan yang kebih besar,
dimiliki oleh pemimpin merupakan gaga- seorang bawahan yang memiliki per-
san sendiri tidak meniru ataupun men- tukaran-tinggi memiliki kewajiban dan
jiplak. Pemimpin selalu berupaya untuk biaya tambahan. Bawahan diharapkan
mengembangkan apa yang ia lakukan. Ia untuk bekerja lebih keras, memiliki komit-
percaya pada bawahan, dan selalu me- men yang lebih besar kepada sasaran tugas,
nyalakan api kepercayaan pada anggota setia kepada pemimpin, dan berbagai
organisasi (Thoyib, 2005). sebagian tanggung jawab administratif
Yukl (2007) menyatakan bahwa teori pemimpinnya (Luthans, 2007).
pertukaran pemimpin-anggota (LMX-leader- Graen (dalam Yukl, 2007) mengem-
member exchange) menggambarkan bagai- bangkan hubungan dyad (hubungan dua
mana para pemimpin mengembangkan hu- orang yaitu atasan dan bawahan) dalam
bungan pertukaran yang berbeda sepanjang model siklus hidup yang memiliki tiga
waktu dengan berbagai bawahan. Sentral kemung kinan tahapan. 1). Hubungan itu
dari teori tersebut bahwa proses kepemim- dimulai dengan sebuah tahapan pengujian
pinan yang efektif terjadi ketika para awal dimana pemimpin dan bawahan sa-
pemimpin dan pengikut mampu mengem- ling mengevaluasi motif dan sikap sumber
bangkan hubungan kepemimpinan yang daya masing-masing, dan potensi sumber-
dewasa dan dengan demikian dapat di- daya yang akan diperlukan, dan dibangun-
peroleh manfaat dari hubungan ini. nya harapan peran bersama. Beberapa
Pemimpin memperlakukan masing-masing hubungan tidak pernah bergerak melam-
bawahan dengan berbeda. paui tahapan pertama ini. 2). Jika hubungan
Dalam hubungan pertukaran rendah ini berlanjut hingga ke tahapan kedua,
terdapat tingkat saling mempengaruhi yang pengaturan pertukaran dibersihkan kem-
relatif rendah. Untuk memenuhi per- bali, dan saling mempercayai, kesetiaan dan
syaratan hubungan pertukaran rendah, rasa hormat dikembangkan. 3). Beberapa
bawahan hanya perlu memenuhi per- hubungan pertukaran maju terus hingga
syaratan peran yang formal (misalnya tahapan ketiga (matang) dimana pertukaran
kewajiban, peraturan, prosedur standar, yang didasarkan pada kepentingan sendiri
dan arahan yang sah dari pemimpin). diubah menjadi komitmen bersama
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 213

terhadap misi sasaran unit kerja (Yukl, organisasional, serta berkeinginan untuk
2007). tinggal bersama organisasi tersebut.
Komitmen organisasional mencakup
Pemberdayaan Struktural
kebanggaan anggota, kesetiaan anggota,
Pemberdayaan diartikan sebagai
dan kemauan anggota pada organisasi.
pengakuan dan penggalian untuk kepenti-
Komitmen organisasional juga dapat di-
ngan organisasi, kekuasaan yang ada pada
artikan sebagai suatu sikap yang me-
seseorang oleh karena pengetahuan mereka
refleksikan perasaan suka atau tidak suka
yang berguna dan motivasi internal di
dari pegawai terhadap organisasi (Robbin,
dalam diri mereka (Luthan: 2007). Pember-
2007).
dayaan struktural berfokus pada pember-
Lebih lanjut Mathis (2006) mengatakan
dayaan praktik manajemen seperti péndele-
bahwa perluasan komitmen organisasional
gasian pengambilan keputusan dari atas
yang logis khususnya fokus pada faktor-
untuk menurunkan tingkat organisasi dan
faktor komitmen yang kontinu, yang meng-
peningkatan akses terhadap informasi dan
ungkapkan bahwa keputusan untuk tinggal
sumber daya di antara individu-individu
bersama atau meninggalkan perusahaan
pada tingkat yang lebih rendah (Samad,
pada akhirnya tercermin dalam ketidak-
2007). Ledwell (2006) mengemukakan
hadiran dan angka perputaran karyawan.
bahwa kekuasaan di organisasi muncul dari
Karyawan yang tidak puas dengan pe-
kondisi struktural dalam lingkungan kerja.
kerjaan atau yang tidak berkomitmen
Kanter mendefinisikan kekuasaan sebagai
terhadap organisasi memiliki kemungkinan
kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu
yang lebih besar untuk meninggalkan
dalam suatu organisasi.
organisasi, mungkin lewat ketidakhadiran
Kanter (dalam Nedd 2006) mengemuka
atau perputaran secara permanen
kan bahwa individu menampilkan berbagai
perilaku tertentu tergantung pada apakah Rerangka Konseptual Dan Hipotesis
mendukung struktural (kekuatan dan pe- Penelitian
luang) berada di tempat. Pemberdayaan Berdasarkan rerangka konseptual pene-
merupakan perubahan yang terjadi pada litian yang telah dibangun pada gambar 1,
falsafah manajemen, yang dapat membantu maka dapat diajukan lima hipotesis sebagai
menciptakan suatu lingkungan dimana berikut:
setiap individu dapat menggunakan energi- H1: Dukungan organisasi yang tinggi
nya untuk meraih tujuan organisasi. akan dapat meningkatkan pember-
Dimensi-dimensi pemberdayaan kerja dayaan kerja profesional staf medis
tersebut meliputi: akses informasi, akses fungsional
sumberdaya, akses dukungan dan akses H2: Tingkat kualitas pertukaran pemim-
peluang Upenieks (2003). pin-anggota (LMX) yang tinggi akan
dapat meningkatkan pemberdayaan
Komitmen Organisasional
kerja profesional staf medis fungsional
Komitmen organisasi memiliki tempat
H3: Dukungan organisasi yang tinggi
penting dalam studi perilaku organisasi.
akan dapat meningkatkan komitmen
Komitmen organisasi adalah tingkat sejauh-
organisasional staf medis fungsional
mana seorang karyawan memihak pada
H4: Kualitas pertukaran pemimpin-
organisasi tertentu dan tujuannya, serta
anggota (LMX) yang tinggi akan
berniat untuk memelihara keanggotaannya
dapat meningkatkan komitmen organi
dalam organisasi (Robbins, 2007), sedang-
sasional staf medis fungsional.
kan Mathis (2006) mendefinisikan komit-
men sebagai tingkat sampai dimana
karyawan yakin dan menerima tujuan
214 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

Dukungan Organisasi

H-3
H-1

Pemberdayaan Kerja Komitmen


Profesional H-5 Organisasional

H-2
H-4
Pertukaran Pemimpin-
Anggota (LMX)

Gambar 1
Rerangka Konseptual Penelitian

H5: Tingkat pemberdayaan kerja pro- Umum Pemerintah, yang terdiri dari 2
fesional yang tinggi akan dapat Rumah Sakit Pemerintah Umum Pusat dan
meningkatkan komitmen organisa- 2 Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah
sional staf medis fungsional. yaitu; 1) Rumah Sakit Umum Pemerintah
Fatmawati, 2) Rumah Sakit Umum
METODE PENELITIAN Pemerintah Persahabatan, 3) Rumah Sakit
Pendekatan Penelitian Umum Pemerintah Daerah Pasar Rebo, dan
Pendekatan kuantitatif digunakan da- 4) Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah
lam penelitian ini karena dengan melalui Cengkareng.
pendekatan tersebut proses penelitian di- Unit analisis pada penelitian ini adalah
lakukan secara terstruktur dan meng- Staf Medis Fungsional (SMF) yang me-
gunakan sampel penelitian yang jumlahnya rupakan kumpulan dokter yang bekerja di
relatif cukup besar sebagai representasi atau bidang medis dalam jabatan fungsional.
mewakili gambaran populasi yang diteliti. Jumlah Staf Medis Fungsional (SMF) yang
secara keseluruhan pada keempat Rumah
Populasi dan Sampel Penelitian
Sakit tersebut adalah sebanyak 92 SMF,
Penelitian ini memiliki objek sasaran
sedangkan responden ditetapkan sebanyak
Rumah Sakit Umum pemerintah daerah dan
1 (satu) orang untuk mewakili setiap SMF
pusat di DKI Jakarta yang memiliki bagian-
pada Rumah Sakit sampel. Teknik peng-
bagian pelayanan medis yang disebut
ambilan sampel yang digunakan adalah
dengan SMF. Populasi dalam penelitian ini
sampling jenuh dimana semua anggota
adalah seluruh Staf Medis Fungsional (SMF)
populasi digunakan sebagai sampel,
yang berprofesi sebagai dokter pada bagian
dikarenakan populasi relatif sedikit
tersebut di seluruh Rumah Sakit Umum
(Sugiyono, 2009)
Pemerintah baik Pusat maupun Daerah.
Terdapat 8 (delapan) Rumah Sakit Umum Definisi Operasional Variabel
Pemerintah yang ada di DKI Jakarta dengan 1. Dukungan Organisasi
tipe rumah sakit A dan B, sedangkan ijin Dukungan organisasi adalah persepsi
yang diperoleh untuk pengumpulan data karyawan tentang sejauh mana organisasi
penelitian didapatkan pada 4 Rumah Sakit menghargai kontribusi dan peduli tentang
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 215

kesejahteraan karyawan Dukungan organi- 1) Keyakinan kuat terhadap tujuan dan


sasi dibentuk dari indikator yang diadopsi nilai organisasi (X4.1);
dari Rhoades dan Eisenberger (2002) adalah: 2) Kemauan untuk bekerja untuk organi
1) Hubungan timbal balik (X1.1); sasi (X4.2);
2) Kepedulian (X1.2); 3) Keinginan kuat untuk menjaga keang-
3) Persetujuan (X1.3); gotaan organisasi (X4.3).
4) Kehormatan (X1.4);
Teknik Analisis Data
5) Pengakuan (X1.5);
Teknik analisis data yang dipergunakan
6) Reward (X1.6).
dalam penelitian ini dikelompokkan
2. Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX)
menjadi dua, yaitu teknik analisis statistik
Pertukaran pemimpin-anggota (LMX-leader
deskriptif dan teknik analisis statistik
member exchange) merupakan proses pem-
inferensial dengan menggunakan PLS
buatan peran antara seorang pemimpin
(Partial Least Square).
dengan seorang bawahan (Yukl, 2009).
Kualitas pertukaran pemimpin-anggota
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
(LMX) diukur dengan indikator:
Analisis ini telah menyebarkan se-
1) Afeksi (pengaruh) (X2.1);
banyak 92 kuesioner untuk sebanyak 92
2) Loyalitas (X2.2);
responden yang berprofesi sebagai dokter.
3) Kontribusi (X2.3);
Sebanyak 83 kuesioner yang kembali, dan
4) Penghargaan Profesi (X2.4).
ini berarti tingkat respon dari responden
3. Pemberdayaan Kerja Profesional
adalah sebesar 89.2%. Tingkat respon ini
Pemberdayaan kerja profesional yang di-
dapat dikatakan tinggi karena lebih dari
maksud dalam penelitian ini adalah pem-
50%.
berdayaan struktural secara profesional.
Pemberdayaan struktural merupakan dele- Analisis Deskriptif
gasi wewenang kepada karyawan untuk Dukungan Organisasi
pengambilan keputusan dengan bijaksana Dukungan organisasi diartikan sebagai
yang merupakan hak prerogatif dari struk- persepsi karyawan terhadap hubungannya
tur formal (Beiley, 2009). Pemberdayaan dengan organisasi. Dalam variabel duku-
kerja profesional diukur berdasarkan ngan organisasi ini terdapat enam indikator
indikator-indikator yang dikembangkan yang digunakan sebagai parameter untuk
yaitu: mengukur variabel dukungan organisasi
1) Akses pada kekuasaan (X3.1); yaitu; norma resiprositas (X1.1), kepedulian
2) Akses pada sumber informasi (X3.2); (X1.2), persetujuan (X1.3), kehormatan (X1.4),
3) Akses pada dukungan (X3.3); pengakuan (X1.5), dan penghargaan (reward)
4) Akses pada sumber daya (X3.4), (X1.6). Hasil tanggapan responden untuk
5) Akses pada kesempatan profesional masing-masing indikator pada variabel
(X3.5). dukungan organisasi, tersaji pada tabel 1.
4. Komitmen Organisasional Persepsi responden secara umum pada
Komitmen organisasi adalah derajat sejauh- variabel dukungan organisasi ini berhasil
mana seorang karyawan memihak pada mengungkapkan bahwa responden yang
organisasi tertentu dan tujuannya, serta dalam hal ini memiliki profesi sebagai
berniat untuk memelihara keanggotaannya dokter memiliki keyakinan bahwa pihak
dalam organisasi (Robbins, 2007). Komitmen manajemen rumah sakit memiliki ke-
organisasi diukur berdasarkan indikator- pedulian, tanggung jawab legal, moral dan
indikator yaitu: finansial atas kontribusi yang telah di-
berikan oleh karyawannya. Hal ini terlihat
pada nilai rata-rata total yang dihasilkan
216 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dukungan Organisasi (X1)

Indikator Skor Tanggapan Responden Mean


1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
Norma Resiprositas - - 1 1,2 16 19,3 43 51,8 23 27,7 4,06
(X1.1)
Kepedulian (X1.2) - - 1 1,2 14 16,9 49 59,0 19 22,9 4,03
Persetujuan (X1.3) - - 1 1,2 10 12,0 56 67,5 16 19,3 4,04
Kehormatan (X1.4) - - - - 10 12,0 56 67,5 17 20,5 4,08
Pengakuan (X1.5) - - - - 11 13,3 47 56,6 25 30,1 4,16
Reward (X1.6) - - 5 6,0 16 19,3 43 51,8 19 22,9 3,91
Total Mean Dukungan Organisasi 4,04

oleh variabel ini adalah sebesar 4,04 yang dalam lagi yaitu kedekatan antara atasan
berarti dalam skor yang baik, meskipun dan bawahan yang menyangkut pada ikatan
terdapat 5 (lima) orang responden yang emosional antara atasan dan bawahan. Hal
memberikan persepsi tidak baik tentang tersebut tampak pada nilai rata-rata total
penghargaan ini. Hal ini meng- gambarkan yang dihasilkan variabel ini adalah sebesar
bahwa secara umum organisasi rumah sakit 4,14 yang berarti baik, meskipun terdapat
memberikan penghargaan (reward) yang satu orang responden yang menyatakan
baik sebagai timbal balik atas upaya ekstra tidak baik. Skor rata-rata yang dinyatakan
yang telah diberikan oleh dokter pada baik tersebut menggambarkan bahwa atasan
masing-masing bagian di rumah sakit dan bawahan saling memberikan kesan baik
tersebut, namun beberapa responden masih tentang pengetahuan pekerjaan, kompetensi
merasakan ketidak- puasannya terhadap pekerjaan, dan keterampilan profesional.
penghargaan yang diberikan pihak rumah
Pemberdayaan Kerja Profesional
sakit kepadanya.
Kemampuan profesional dokter SMF di
Kualitas Pertukaran Pemimpin-Anggota rumah sakit untuk memobilisasi sumber
(LMX) daya yang dibutuhkan untuk dapat meng-
LMX diartikan sebagai kualitas gunakannya agar mendapatkan pekerjaan
hubungan antara atasan dengan bawahan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
agar keduanya dapat bekerja dengan lebih dalam pekerjaan tersebut tertuang dalam
baik. Kualitas hubungan yang dimaksud pemberdayaan kerja secara profesional.
adalah bagaimana interaksi antara atasan Dalam variabel pemberdayaan kerja pro-
dan bawahan dalam menjalankan aktivitas fesional ini terdapat enam indikator yang
di rumah sakit dan bagaimana tingkat digunakan sebagai parameter untuk meng-
kedekatan antara atasan dan bawahan. Hasil ukur variabel pemberdayaan kerja pro-
tanggapan responden untuk masing-masing fesional yaitu; Akses pada kekuasaan (Y1.1),
indikator pada variabel dukungan organi- akses pada sumber informasi (Y1.2), akses
sasi, tersaji pada tabel 2. pada dukungan (Y1.3), akses pada sumber
Persepsi responden secara umum pada daya (Y1.4), dan kesempatan untuk pro-
variabel LMX ini mengungkapkan bahwa fesional (Y1..5). Hasil tanggapan responden
interaksi yang dilakukan tidak hanya pada untuk masing-masing indikator pada
ikatan fisik, dimana bawahan harus selalu variabel dukungan organisasi, tersaji pada
mengikuti instruksi atasan, namun lebih tabel 3.
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 217

Tabel 2
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Leader Member Exchange (X2)

Indikator Skor Tanggapan Responden Mean


1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
Pengaruh (X2.1) - - 1 1,2 11 13,3 46 55,4 25 30,1 4,15
Kesetiaan (X2.2) - - 1 1,2 13 15,7 51 62,4 18 21,7 4,03
Kontribusi (X2.3) - - - - 11 13,3 52 62,7 20 24,1 4,10
Penghargaan - - 1 1,2 11 13,3 50 60,2 21 25,3 4,09
Profesional (X2.4)
Total Mean Dukungan Organisasi 4,14

Tabel 3
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pemberdayaan Kerja Profesional (Y1)

Indikator Skor Tanggapan Responden Mean


1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
Akses pada Kekuasaan - - - - 11 13,3 56 67,5 16 19,3 4,06
(Y1.1)
Akses pada Sumber - - - - 12 14,5 54 65,1 17 20,5 4,06
Informasi (Y1.2)
Akses pada Dukungan - - - - 9 10,8 63 75,9 11 13,3 4,02
(Y1.3)
Akses pada Sumber Daya - - - - 16 19,3 42 50,6 25 30,1 4,10
(Y1.4)
Akses pada Kesempatan - - 2 2,4 9 10,8 55 66,3 17 20,5 4,04
Profesional (Y1.5)
Total Mean Dukungan Organisasi 4,06

Persepsi responden secara umum pada dokter SMF memiliki tantangan pekerjaan
variabel pemberdayaan kerja profesional yang cukup besar karena dalam kese-
mengungkapkan bahwa akses-akses yang hariannya menghadapi pasien dengan
dibutuhkan oleh dokter SMF di rumah sakit segala macam permasalahannya. Tantangan
tempatnya bekerja dalam hal memobilisasi pekerjaan tersebut, adalah merupakan ke-
berbagai sumberdaya yang dibutuhkan sempatan responden menggunakan keahli-
telah didapatkan dengan baik untuk tujuan an yang dimilikinya untuk mengambil kepu
pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai tusan secara profesional. Seiring dengan
dokter SMF. Hal tersebut nampak pada nilai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
rata-rata total yang dihasilkan variabel ini dan informasi, maka responden memiliki
adalah sebesar 4,06 yang berarti baik, mes- kesempatan untuk berkembang sesuai
kipun 2 (dua) orang responden menyatakan dengan profesinya tersebut, dan memiliki
tidak baik. Berdasarkan skor rata-rata yang kesempatan untuk belajar dan menambah
dihasilkan tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan sesuai dengan bidang keahli-
responden yang dalam penelitian ini adalah annya.
218 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

Komitmen Organisasional (Y2) yang tugasnya sebagai dokter di rumah


Keterlibatan responden yang relatif kuat sakit tersebut tanpa alasan yang kuat.
terhadap organisasinya, dan keinginan para
Factors Loading Dan Rerata Skor Setiap
anggota organisasi untuk tetap berpihak
Indikator
serta mempertahankan keanggotaannya
Nilai factor loading menunjukkan bobot
pada rumah sakit tercermin dalam sebuah
dari setiap indikator sebagai pengukur dari
komitmen organisasional responden. Dalam
masing-masing variabel. Indikator dengan
komitmen organisasional ini terdapat tiga
factor loading terbesar menunjukkan bahwa
indikator yang digunakan sebagai para-
indikator tersebut sebagai pengukur varia-
meter untuk mengukur variabel komitmen
bel yang terkuat tabel 5 menunjukkan
organisasional yaitu; keyakinan kuat
bahwa indikator dari variabel Dukungan
terhadap tujuan dan nilai organisasi (Y2.1),
Organi- sasi (X1) yang berperan sebagai
kemauan untuk bekerja untuk organisasi
pengukur terkuat adalah kehormatan (X1.4),
(Y2.2), dan keinginan kuat untuk menjaga
untuk variabel Kualitas Pertukaran
keanggotaan organisasi (Y2.3). Hasil tang-
Pemimpin Anggota (X2) adalah kontribusi
gapan responden untuk masing-masing
(X2.3), variabel Pemberdayaan Kerja
indikator pada variabel dukungan organi-
Profesional (Y1) adalah akses pada
sasi, tersaji pada tabel 4.
kekuasaan (Y1.1), dan untuk variabel
Persepsi responden secara umum pada
Komitmen Organisasional (Y2) adalah
variabel komitmen organisasional berhasil
keinginan kuat untuk menjaga organisasi
mengungkapkan bahwa responden yang
(Y2.3). Kondisi empiris semua variabel
berprofesi sebagai dokter memiliki ke-
menurut persepsi responden adalah cukup
terikatan dengan organisasi rumah sakit.
baik, yaitu dengan rerata skor diatas at
Hal tersebut nampak pada tabel 4 bahwa
(dominan).
nilai rata-rata total yang dihasilkan variabel
ini adalah sebesar 4,07 yang berarti baik. 4. Indikator pada variabel Dukungan
Hal ini menggambarkan bahwa responden Organisasi yang dipersepsikan paling baik
tetap memiliki kewajiban untuk tetap oleh responden adalah pengakuan (X1.5),
bekerja pada rumah sakit tersebut, dan sedangkan pada variabel Kualitas Per-
responden memiliki perilaku tidak pernah tukaran Pemimpin Anggota, indikator
meninggalkan ternyata sudah dilakukan pengaruh (X2.1) dipersepsikan paling baik
dengan baik, terbukti dengan nilai rata-rata oleh responden.

Tabel 4
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Komitmen Organisasional (Y2)
Indikator Skor Tanggapan Responden Mean
1 2 3 4 5
F % F % F % F % F %
Keyakinan Terhadap - - 4 4,8 11 13,3 52 62,7 16 19,3 3,96
Organisasi (Y2.1)
Kemauan Bekerja Untuk - - 1 1,2 8 9,6 55 66,3 19 22,9 4,10
Organisasi (Y2.2)
Keinginan Kuat Untuk - - - - 10 12 53 63,9 20 24,1 4,12
Menjaga Organisasi (Y2.3)
Total Mean Dukungan Organisasi 4,07
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 219

Tabel 5
Outer Loading Setiap Indikator Dari Masing-Masing Variabel

Variabel Indikator Outer Loading Rerata Rerata


Indikator Variabel
X1 X1.1 0,733 4,06
Dukungan X1.2 0,726 4,03
Organisasi
X1.3 0,827 4,04
4,04
X1.4 0,841 4,08
X1.5 0,782 4,16
X1.6 0,825 3,91
X2 X2.1 0,659 4,15
Kualitas Pertukaran X2.2 0,723 4,03
Pemimpin-Anggota 4,14
X2.3 0,779 4,10
(LMX)
X2.4 0,674 4,04
Y1 Y1.1 0,801 4,06
Pemberdayaan Y1.2 0,779 4,06
Kerja Profesional 4,06
Y1.3 0,744 4,02
Y1.4 0,636 4,11
Y1.5 0,783 4,04
Y2 Y2.1 0,858 3,96
Komitmen Y2.2 0,888 4,10 4,07
Organisasional
Y2.3 0,915 4,12

Akses pada sumber daya (Y1.4) adalah dianggap penting. Pada kondisi empiris
indikator yang dipersepsikan paling baik yang dihasilkan indikator pengakuan di-
pada variabel Pemberdayaan Profesional, hasilkan menunjukkan nilai yang tinggi
sedangkan keinginan kuat untuk menjaga (4,16). Pengakuan yang merupakan kebu-
organisasi (Y2.3) adalah indikator yang tuhan sosio-emosional seorang dokter ten-
dipersepsikan paling baik pada variabel tang status perannya sebagai bagian dari
Komitmen Organisasional. organisasi rumah sakit sebagai staf medis
fungsional.
Pembahasan
Variabel kualitas pertukaran pemimpin-
Pembahasan ini difokuskan pada kon-
anggota memiliki indikator kontribusi yang
disi empiris (hasil analisis deskriptif) dan
digunakan sebagai parameter pengukurnya.
indikator yang dianggap penting (loading
Indikator kontribusi ini dianggap penting
factor) serta keputusan yang dihasilkan dari
karena memiliki nilai outer loading tertinggi
pengujian hipotesis, sebagai upaya untuk
(0.779). Indikator afeksi pada kondisi
menjawab perumusan masalah penelitian.
empirisnya telah dilakukan dengan baik
Indikator kehormatan sebagai salah
bahwa telah terjadi interaksi pribadi yang
satu parameter untuk mengukur variabel
baik antara atasan dan bawahan, sehingga
dukungan organisasi memiliki nilai outer
bawahan memberikan upaya ekstranya
loading tertinggi yaitu sebesar 0,841 yang
untuk memenuhi kepentingan atasan
memiliki arti bahwa indikator ini adalah
meskipun di luar waktu kerja. Kondisi ini
220 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

terbukti pada analisis deskriptif yang outer loading tertinggi (0,915). Menjaga
memiliki nilai rata-rata tertinggi (4,15) nama baik rumah sakit dan keberartiannya
dibandingkan indikator pengukur variabel berada dalam rumah sakit tempat
LMX lainnya. responden sekarang bekerja adalah sesuatu
Akses kekuasaan merupakan salah satu hal yang penting bagi rumah sakit maupun
indikator yang digunakan sebagai para- bagi responden sebagai bentuk komitmen
meter pengukur variabel pemberdayaan pada rumah sakit. Demikian juga halnya
kerja profesional. Indikator ini memiliki yang terjadi pada kondisi empiris, indikator
nilai outer loading tertinggi yaitu sebesar ini memiliki nilai rata-rata tertinggi (4.12)
0,801 yang berarti akses pada kekuasaan yang berarti bahwa responden menjaga
adalah indikator yang dianggap penting. nama baik rumah sakit dengan sebaik-
Akses kekuasaan ini terdiri dari kekuasaan baiknya, dan menjaga nama baiknya sebagai
formal yang berhubungan dengan pekerjaan seorang dokter di rumah sakit tersebut.
dan kekuasaan informal yang berhubungan
Hasil Pengujian Hipotesis
dengan individu lain dalam organisasi
Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap
rumah sakit. Namun kondisi empiris yang
Pemberdayaan Kerja Profesional
terjadi justru akses pada sumberdaya yang
Hasil analisis menemukan bahwa duku-
tertinggi yang terjadi dengan nilai rata-rata
ngan organisasi mempengaruhi pember-
sebesar 4,10 di atas nilai rata-rata akses
dayaan kerja profesional. Hal ini berarti
kekuasaan. Responden yang berprofesi se-
bahwa dukungan organisasi memberi
bagai dokter memerlukan waktu tambahan
kontribusi yang besar dalam penciptaan
dan sumberdaya tambahan apabila se-
pemberdayaan kerja secara profesional,
waktu-waktu diperlukan sehubungan de-
yang pada gilirannya mengarah pada komit-
ngan tugasnya sebagai dokter dan kepala
men organisasional.
SMF, sehingga menempatkan indikator
Belum banyak temuan penelitian ten-
akses kepada sumberdaya sebagai indikator
tang dampak dukungan organisasi ini
yang utama yang dilakukan.
terhadap peningkatan pemberdayaan. Pene-
Keinginan yang kuat untuk menjaga
litian Patrick et al. (2006) menemukan bahwa
organisasi adalah salah satu indikator
dukungan organisasi berhubungan dengan
pengukur komitmen organisasional yang
pemberdayaan kerja dan memiliki kontri-
dianggap penting karena memiliki nilai

Dukungan Organisasi
(X1)
0,145(NS)
0.351 (S)

Pemberdayaan Kerja
Profesional (Y1) Komitmen Organisasional
0,490 (S) (Y2)

0,512 (S)
Pertukaran Pemimpin- 0,239 (S)
Anggota (LMX)
(X2)

Keterangan: s = signifikan, ns = nonsignifikan

Gambar 2
Diagram Jalur Pengaruh Langsung
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 221

Busi terhadap pemberdayaan kerja kar- oleh responden dapat memberikan pening-
yawan yang selanjutnya dapat meningkat- katan pada pemberdayaan kerja profesional
kan kepuasan peran karyawan sebagai midle Staf Medis Fungsional. Temuan ini berhasil
manager perawat. membuktikan hubungan yang telah dihipo-
Terdapat dukungan teori terhadap tesiskan sekaligus memperkaya hasil
penemuan penelitian ini yaitu jika duku- temuan yang terbatas tentang peningkatan
ngan organisasi diciptakan melalui pema- pemberdayaan kerja yang dipengaruhi oleh
haman yang baik atas norma resiprositas, dukungan organisasi.
kepedulian, persetujuan, kehormatan, penga
Pengaruh Kualitas Pertukaran Pemimpin
kuan dan penghargaan terhadap kontribusi
Anggota Terhadap Pemberdayaan Kerja
karyawan, maka pemberdayaan karyawan
Profesional
melalui tugas yang diberikan atas nama
Hasil penelitian mengungkapkan bah-
organisasi sesuai dengan profesinya akan
wa pertukaran pemimpin anggota mem-
dapat meningkat.
berikan pengaruh langsung kepada pem-
Hasil analisis deskriptif menemukan
berdayaan kerja profesional. Hal ini
bahwa kehormatan merupakan indikator
menunjukkan bahwa interaksi antara atasan
penting dan telah dilakukan dengan baik.
dan bawahan memberikan kontribusi yang
Indikator kehormatan ini terwujud dari
besar dalam penciptaan pemberdayaan
perlakuan organisasi kepada individu sesuai
kerja secara profesional yang pada akhirnya
dengan martabat dan kehormatannya se-
akan meningkatkan komitmen organi-
bagai dokter SMF, serta individu yang
sasional. Hasil penemuan ini didasari oleh
memiliki kedudukan dalam organisasi.
teori pertukaran pemimpin-anggota (LMX)
Indikator pemberdayaan kerja profesional
dengan menggunakan vertical dyads linkage.
menjadi indikator yang memiliki nilai
Hubungan dua orang (dyad) yang ber-
tertinggi pada kondisi empiris berdasarkan
kembang ini selanjutnya akan mem-
analisis deskriptif. Dokter SMF pada
pengaruhi perilaku atasan dan bawahan
kelompoknya memiliki otoritas penuh
Sejalan dengan penelitian yang di-
dalam hal penanganan pasien dan
lakukan oleh Laschinger (2007) yang
penyediaan sarana dan prasarana menjadi
menguji model teoritikal LMX dan
hal yang penting untuk kelancaran
pemberdayaan struktural yang dilakukan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
pada manajer perawat. Teori LMX di-
Beberapa tanggapan yang tidak
gunakan juga dalam penelitian Laschinger
memuaskan tentang akses pada kesempatan
ini dengan indikator pengukur kontribusi,
profesional, dikarenakan responden mem-
afeksi (dianggap sebagai teman dan di-
berikan tanggapan bahwa penerapan pem-
sukai), loyalitas, dan penghargaan pro-
berdayaan kerja profesional dirasakan
fesional (professional respect). Model
belum maksimal dan masih ada penem-
penelitian ini menempatkan pemberdayaan
patan jabatan yang tidak sesuai dengan
struktural sebagai variabel antara (inter-
profesinya. Meskipun demikian, responden
vening) yang akan menghasilkan pening-
tetap fokus, meningkatkan pengetahuannya,
katan kepuasan kerja. Hasil yang dicapai
mengikuti Continuing Proffesional Develop-
dalam penelitian ini adalah bahwa kualitas
ment (CPD), dan berperan aktif dalam
pertukaran pemimpin-anggota menghasil-
organisasi profesinya. Hal ini dapat
kan peningkatan pada pemberdayaan kerja
menggambarkan bahwa secara keseluruhan
perawat pada tingkat unit di 21 Rumah
pemberdayaan kerja profesional telah
Sakit di Ontario. Demikian pula penelitian
dipersepsikan dengan baik oleh responden.
yang dilakukan oleh Laschinger et al. (2011)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
menempatkan pemberdayaan struktural
dapat diperoleh temuan bahwa dukungan
sebagai variabel mediasi yang meng-
organisasi yang telah dipersepsikan baik
222 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

hubungkan antara kualitas pertukaran pekerjaan yang dilakukan adalah ber-


pemimpin-anggota pada tingkat unit hadapan dengan permasalahan yang di-
dengan komitmen organisasional pada miliki oleh orang lain. Bawahan yang
tingkat individual perawat pada 217 unit di dipercaya oleh atasan tentang kepro-
Rumah Sakit. fesionalannya, yang memiliki kedekatan
Penelitian Laschinger et al. (2008) dan hubungan, dan memiliki pandangan serta
Laschinger et al. (2011) menyoroti penting- pemikiran yang sejalan dengan atasan akan
nya kualitas hubungan antara atasan dan memperoleh kepercayaan pekerjaan penting
bawahan untuk menciptakan lingkungan dalam organisasi. Temuan ini memperluas
kerja dengan menerapkan pemberdayaan kajian tentang hubungan pertukaran
sehingga mendorong komitmen organi- pemimpin-anggota terhadap pemberdayaan
sasional. Konsisten dengan hasil kedua kerja profesional yang diberlakukan pada
penelitian tersebut, penelitian ini juga Staf Medis Fungsional di Rumah Sakit
menghasilkan bahwa pemberdayaan kerja Umum Pemerintah di DKI Jakarta.
profesional berhasil memediasi hubungan
Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap
antara kualitas pertukaran pemimpin-
Komitmen Organisasional
anggota dengan komitmen organisasional.
Penelitian ini menemukan bahwa dukungan
Dukungan peneliti lain terhadap hasil
organisasi tidak memberikan pengaruh
penelitian ini diperoleh juga dari penelitian
yang signifikan kepada komitmen organi-
Zhou et al. (2010); dan Laschinger et al.
sasional. Hal ini berarti baik buruknya
(2007).
dukungan organisasi yang diberikan oleh
Indikator kontribusi merupakan para-
pihak manajemen rumah sakit tidak mampu
meter pengukur dari variabel pertukaran
meningkatkan komitmen organisasional
pemimpin-anggota yang dianggap penting
pada staf medis fungsional di Rumah Sakit
dalam penelitian ini dan telah dipersepsikan
Umum Pemerintah.
dengan baik oleh responden. Hal ini
Persepsi karyawan atas dukungan
menunjukkan bahwa kontribusi yang
organisasi dipengaruhi oleh beragam aspek
diberikan bawahan terhadap atasan menjadi
perlakuan organisasi kepada pegawai
penilaian yang utama terhadap interaksi
sehingga dapat mempengaruhi interpretasi
antara atasan dan bawahan ini. Atasan
pegawai kepada organisasi. Perkembangan
beranggapan bahwa hubungan baik antara
penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
atasan dan bawahan akan terjadi jika
Allen et al. (2003); Makanjee et al. (2006);
bawahan memberikan kontribusi yang
Polly (2002); dan He (2008), membuktikan
berarti terhadap atasan.
bahwa dukungan organisasi dapat me-
Penggunaan teori yang sama, dengan
ningkatkan komitmen organisasional. Pene-
model yang sama, dan pada obyek yang
litian He (2008) menghasilkan bahwa kar-
berbeda menghasilkan temuan ini bahwa
yawan akan ikut serta membantu organisasi
kualitas pertukaran pemimpin-anggota
dalam mencapai tujuannya atas dasar
memiliki pengaruh langsung terhadap
dukungan yang telah diterimanya.
pemberdayaan struktural. Hal ini me-
Terdapat perbedaan temuan penelitian
nunjukkan bahwa perilaku obyek penelitian
terdahulu dengan penelitian ini yang
yang ditunjukkan oleh penelitian terdahulu
mengungkapkan bahwa dukungan organi-
sama dengan perilaku yang dihasilkan
sasi tidak dapat secara signifikan me-
dalam penelitian ini yaitu dokter SMF,
ningkatkan komitmen organisasional Staf
bahwa kualitas pertukaran pemimpin-
Medis Fungsional (SMF) pada rumah sakit
anggota yang tinggi akan berdampak pada
secara langsung. Responden dalam pene-
peningkatan pemberdayaan kerja pada
litian ini yang berprofesi sebagai dokter
profesinya masing-masing. Kondisi ini
spesialis berpendapat bahwa dalam per-
terjadi pada organisasi rumah sakit, di mana
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 223

kembangan organisasi, manajemen rumah Penelitian ini, mengungkapkan bahwa


sakit akan menyediakan dukungannya yang terdapat perbedaan perilaku antara kar-
berupa menghargai kontribusinya, peduli yawan frontline pada bidang perhotelan
akan kesejahteraan, kondisi kerja yang dengan SMF. Karyawan frontline hotel dapat
nyaman, status keanggotaan dalam organi- dengan langsung menunjukkan komit-
sasi, karena statusnya sebagai dokter spe- mennya kepada organisasi sebagai timbal
sialis. Dukungan organisasi pada rumah balik (pertukaran) dari dukungan yang telah
sakit pemerintah telah terstandar ber- diberikan oleh pihak manajemen kepada-
dasarkan aturan yang berlaku yang di- nya, sedangkan SMF menginginkan sesuatu
keluarkan oleh pemerintah pusat maupun yang lebih dari sekedar dukungan organi-
daerah. Rumah sakit pemerintah masih sasi, melainkan melalui penerapan pem-
belum dapat melepaskan diri sebagai berdayaan kerja secara profesional. Oleh
lembaga yang memiliki otonomi dalam hal karena itu, jika dihubungkan dengan indi-
pengelolaan, melainkan masih ada campur kator yang dianggap penting dari variabel
tangan dari pihak pemerintah pusat mau- dukungan organisasi dan komitmen organi-
pun daerah yang menyebabkan terbatasnya sasional, maka indikator kehormatan men-
ruang gerak aktivitas manajemen rumah jadi sesuatu hal yang dianggap penting oleh
sakit. Beberapa responden menyatakan dokter untuk berkomitmen pada rumah
tidak baik terhadap reward yang di- sakit dengan menjaga nama baik rumah
terimanya dan menganggap tidak seimbang sakit.
dengan profesi yang dijalankannya. Mes- Penelitian ini menemukan bahwa
kipun demikian, secara keseluruhan analisis dukungan organisasi akan dapat meningkat
deskriptif pada dukungan organisasi ini kan komitmen organisasional melalui
dinyatakan baik oleh responden. peningkatan pemberdayaan kerja pro-
Status kepegawaian SMF di rumah sakit fesional. SMF yang dalam hal ini adalah
umum pemerintah pusat dan daerah adalah dokter spesialis memiliki otonomi dalam hal
dokter tetap yang sebagian besar adalah penanganan medis sesuai dengan kerangka
pegawai negeri sipil, yang sudah seharus- aturan yang dapat diterima secara umum
nya menjadikan rumah sakit pemerintah oleh staf medis. Kerangka tersebut dalam
sebagai prioritas utama dalam menjalankan hal menetapkan tugas, kewajiban, kewe-
profesinya. Namun demikian, sesuai dengan nangan, dan tanggung jawab pada masing-
profesinya sebagai dokter spesialis, staf masing kelompok staf medis secara pro-
medis fungsional dapat saja bekerja di fesional. Adanya dukungan organisasional
rumah sakit swasta yang menyediakan (norma resiprositas, kepedulian, perse-
dukungan organisasi yang lebih baik tujuan, kehormatan, pengakuan, reward)
dibandingkan dengan rumah sakit peme- yang baik akan dapat menciptakan pening-
rintah. Rumah sakit swasta menyediakan katan pemberdayaan kerja secara pro-
reward yang lebih tinggi atas upaya fesional (akses pada kekuasaan, sumber
ekstranya dan memiliki lingkungan kerja informasi, dukungan, sumber daya, dan
yang lebih baik dibandingkan dengan kesempatan profesional) yang pada akhir-
rumah sakit pemerintah. Staf medis fungsi- nya dapat meningkatkan komitmen organi-
onal di rumah sakit pemerintah menye- sasional.
diakan waktunya sesuai dengan jam kerja Temuan penelitian ini melengkapi hasil-
sesuai dengan ketentuan dan selebihnya hasil temuan penelitian tentang hubungan
menjadi dokter tidak tetap di rumah sakit dukungan organisasi terhadap komitmen
swasta, dengan demikian konsep full-timer organisasional, bahwa dukungan organisasi
bagi staf medis fungsional di rumah sakit yang diterapkan pada staf medis pada
pemerintah menjadi terganggu. Rumah Sakit Umum Pemerintah di DKI
Jakarta tidak dapat secara langsung dapat
224 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

meningkatkan komitmen organisasional Indikator afeksi secara empiris menjadi


melainkan melalui penerapan pember- indikator yang dinyatakan paling baik oleh
dayaan secara profesional responden. Kedekatan hubungan antara
atasan dan bawahan sebagai teman dan
Pengaruh Kualitas Pertukaran Pemimpin-
perasaan senang bekerjasama satu dengan
Anggota (LMX) Terhadap Komitmen
yang lain, menjadikan sistem kerja pada
Organisasional
masing-masing bagian medis di rumah sakit
Hasil penelitian menemukan bahwa
dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut
pertukaran pemimpin-anggota memberikan
dapat terjadi karena kualitas hubungan
pengaruh langsung kepada komitmen
yang baik akan memiliki komunikasi yang
organisasional. Hal ini memiliki makna
baik pula. Kontribusi yang besar untuk
bahwa semakin baik interaksi antara atasan
memberikan masukan dari bawahan kepada
dan bawahan maka akan semakin baik
atasan tentang perkembangan praktek
komitmen organisasional, dan sebaliknya
kedokteran, teknologi dan temuan-temuan
jika interaksi antara atasan dan bawahan
medis yang lain menjadikan indikator yang
rendah atau buruk maka komitmen kar-
penting dalam menjalin kualitas hubungan
yawan kepada organisasi menjadi rendah.
antara atasan dan bawahan. Berdasarkan
Penelitian ini menggunakan teori yang
penjelasan tersebut, maka kualitas per-
sama dengan penelitian yang dilakukan
tukaran pemimpin-anggota yang dinyata-
oleh Joo (2008) dan Bhal, et al. (2009) yaitu
kan baik oleh responden dapat meningkat-
teori LMX yang menjelaskan kualitas
kan komitmen organisasional secara
interaksi antara pemimpin dengan seorang
langsung.
bawahan. Bhal, et al. (2009) yang mengamati
Temuan lain yang dihasilkan pada
tentang persepsi LMX oleh bawahan dan
penelitian ini bahwa kualitas pertukaran
persepsi LMX oleh atasan dihubungkan
pemimpin-anggota juga dapat meningkat-
dengan komitmen organisasi sebagai suatu
kan komitmen organisasional secara tidak
sikap karyawan yang bekerja pada peru-
langsung. Hal ini didukung oleh penelitian
sahaan perangkat lunak di India, sedangkan
Zhou et al.(2010) yang menemukan bahwa
untuk perusahaan manufaktur di Korea
pengaruh pertukaran pemimpin-anggota
yang diteliti oleh Joo (2008) juga diperoleh
terhadap komitmen afektif karyawan organi
hasil yang sama bahwa LMX dapat
sasi di China dimediasi oleh pemberdayaan
meningkatkan komitmen organisasional
psikologis. Terdapat perbedaan variabel
yang pada akhirnya berdampak negatif
mediasi pada penelitian ini yaitu dengan
pada turnover intention. Pembahasan ter-
menggunakan variabel pemberdayaan kerja
sebut mengungkapkan bahwa penggunaan
profesional, karena penelitian ini akan
teori yang sama pada objek penelitian dan
menguji dampak kualitas interaksi atasan
model hipotesis yang berbeda, memberikan
dan bawahan kepada peningkatan pem-
hasil yang sama yaitu pertukaran pe-
berdayaan kerja secara profesional. Hasil
mimpin-anggota berpengaruh secara lang-
yang dicapai adalah pertukaran pemimpin-
sung terhadap komitmen organisasional.
anggota mempengaruhi peningkatan komit-
Hal ini menggambarkan bahwa persepsi
men organisasional secara tidak langsung
tentang kualitas pertukaran pemimpin-
yang dapat diterapkan pada karyawan pada
anggota yang diperoleh dari perusahaan
organisasi di China maupun pada Staf
manufaktur sama dengan perilaku Staf
Medis Fungsional di Rumah Sakit Umum
Medis Fungsional di Rumah Sakit Peme-
Pemerintah di DKI Jakarta, meskipun
rintah di DKI Jakarta bahwa kualitas
melalui variabel mediasi pemberdayaan
hubungan antara atasan dan bawahan yang
yang berbeda. Dengan demikian dapat
dipersepsikan baik akan dapat meningkat-
disimpulkan bahwa kualitas hubungan
kan komitmen organisasional.
pemimpin-anggota dapat meningkatkan
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 225

pemberdayaan yang muncul dari dalam diri faktor struktural yang tidak diberdayakan
individu (pemberdayaan psikologis) dan sebagai hasilnya akan kurang berkomitmen
dapat meningkatkan pula pemberdayaan pada organisasi dan pekerjaan mereka se-
kerja secara profesional (pemberdayaan cara umum. Penelitian ini mengungkapkan
struktural) yang pada akhirnya berdampak bahwa penerapan pemberdayaan struktural
pada peningkatan komitmen organisasional. yang baik akan meningkatkan komitmen
Penelitian ini berhasil memperluas organisasional pada perawat yang memiliki
kajian, bahwa telah terjadi pengaruh tidak ijin untuk membuka pratek perawat
langsung kualitas pertukaran pemimpin- (registered practical nurses (RPNs) di Ontario.
anggota terhadap komitmen organisasional Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
meskipun dengan melalui variabel mediasi penggunaan teori pemberdayaan, pada
yang berbeda yaitu pemberdayaan kerja obyek yang berbeda di industri rumah sakit,
profesional penerapannya pada obyek dan penggunaan model analisis yang
penelitian staf medis fungsional. berbeda, dapat mengungkapkan hasil yang
sama bahwa pemberdayaan kerja (struk-
Pengaruh Pemberdayaan Kerja Profesional
tural) dapat meningkatkan komitmen organi
Terhadap Komitmen Organisasional
sasional.
Penelitian ini menemukan bahwa
Akses pada kekuasaan yang dimaksud
pemberdayaan kerja profesional memberi-
adalah kekuasaan yang dimiliki baik secara
kan pengaruh langsung kepada komitmen
formal yang berhubungan dengan pekerjaan
organisasional. Hal ini memiliki makna bah-
maupun secara informal yang berhubungan
wa penerapan pemberdayaan kerja secara
dengan individu lain dalam organisasi.
profesional yang semakin baik dari organi-
Sebagai dokter SMF di Rumah Sakit Umum
sasi akan memberikan peningkatan kepada
Pemerintah Pusat maupun Daerah di DKI
komitmen organisasional, dan sebaliknya
Jakarta, kekuasaan baik formal maupun
jika penerapan pemberdayaan kerja pro-
informal telah dimiliki dengan baik untuk
fesional pada organisasi rendah atau buruk
mendistribusikan tugas dan menyelesaikan
maka komitmen karyawan kepada organi-
berbagai persoalan yang menyangkut pasien
sasi menjadi rendah.
maupun dalam internal kelompok SMF.
Penelitian DeCicco, et al. (2006)
Masing-masing hubungan yang telah
menggunakan teori pemberdayaan yang
dituangkan dalam kerangka konseptual
sama dengan penelitian ini yang dikemuka-
tidak semuanya dapat mengakomodasi
kan oleh Kanter yang mengatakan kar-
hipotesis yang telah diajukan.
yawan yang tidak memiliki akses kepada

Dukungan Komitmen
Organisasi Organisasional (Y2)
(X1) 0,490(s)

0,351(s)
0,239(s)

Pemberdayaan Kerja
Profesional (Y1)
Kualitas Pertukaran
0,512(s)
Pemimpin Anggota (LMX)
(X2)

Gambar 3
Model Akhir Hasil Penelitian
226 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

Dukungan organisasi tidak dapat mening- Peningkatan komitmen organisasional


katkan komitmen organisasional secara secara tidak langsung dapat dibentuk oleh
langsung melainkan harus melalui pember- dukungan organisasi dan kualitas per-
dayaan kerja profesional. Model hasil tukaran pemimpin-anggota dengan melalui
penelitian baru setelah diadakan pengujian pemberdayaan kerja profesional. Kontribusi
dapat dilihat pada gambar 3. pertukaran pemimpin-anggota terhadap
Model hasil penelitian menjelaskan peningkatan komitmen organisasional
bahwa pemberdayaan kerja profesional secara tidak langsung memiliki nilai yang
dibentuk secara langsung oleh dukungan lebih besar yaitu sebesar 0.250 dibandingkan
organisasi dan kualitas pertukaran pemim- dengan kontribusi dukungan organisasi
pin-anggota. Kualitas pertukaran pemim- secara tidak langsung yaitu sebesar 0.171.
pin- anggota memiliki kontribusi yang Hasil penelitian ini secara keseluruhan
tinggi dibandingkan dengan pemberdayaan memberikan gambaran tentang teori per-
kerja profesional yaitu sebesar 51.2% tukaran sosial penerapannya dalam organi-
terhadap komitmen organisasional. Hubu- sasi yang menjelaskan perubahan sosial dan
ngan emosional yang dihasilkan oleh stabilitas organisasi sebagai proses per-
bawahan kepada atasan maupun sebaliknya tukaran antar pihak.
akan menjadikan atasan dan bawahan Hasil penelitian ini secara keseluruhan
memiliki keterikatan dalam hal ketertarikan memberikan gambaran tentang teori per-
dan loyalitas satu sama lain, mengakui tukaran sosial penerapannya dalam organi-
kontribusi, dan penghargaan secara pro- sasi yang menjelaskan perubahan sosial dan
fesional dalam penyelesaian pekerjaan stabilitas organisasi sebagai proses per-
dalam ruang lingkupnya sehingga me- tukaran antar pihak. Hasil penelitian ter-
nyebabkan peningkatan pada pember- sebut memperkuat pendapat bahwa ter-
dayaan kerja secara profesional. dapat tingkat kepentingan yang berbeda
Peningkatan komitmen organisasional struktur pertukaran yaitu (1) pertukaran
pada akhirnya hanya dibentuk secara lang- langsung di mana terdapat dua aktor ter-
sung oleh kualitas pertukaran pemimpin- gantung pada satu sama lain; (2) pertukaran
anggota dan pemberdayaan kerja profesi- umum di mana ada lebih dari dua aktor dan
onal. Variabel pemberdayaan kerja profesi- ketergantungan timbal balik yang tidak
onal merupakan variabel yang memiliki langsung, dan (3) pertukaran produktif
kontribusi yang tinggi yaitu sebesar 49% dimana kedua pelaku harus berpartisipasi
dibandingkan dengan kualitas pertukaran dalam rangka memperoleh manfaat. Pola
pemimpin-anggota. Profesi Staf Medis interaksi yang dihasilkan oleh individu
Fungsional sebagai ujung tombak dalam dengan individu lainnya maupun individu
kegiatan rumah pelayanan kesehatan di dengan kelompoknya dalam sebuah organi-
rumah sakit menjadikan daya tawar yang sasi menjadikan sebuah keterikatan untuk
mutlak antara staf medis dengan mana- mendukung tujuan organisasi. Dengan demi
jemen rumah sakit. Kelompok staf medis kian penelitian ini memperkaya teori per-
memiliki wewenang dan tanggung jawab tukaran sosial untuk memberikan pema-
sesuai dengan etika profesi medis yang haman yang lebih berkembang pada teori
berlaku dalam melakukan kegiatan medis- perilaku organisasi (Hall, 2001).
nya, dan memberikan masukan kepada
manajemen rumah sakit tentang perkem- SIMPULAN, DAN SARAN
bangan praktek kedokteran. Penerapan Simpulan
aspek-aspek pemberdayaan kerja secara Berdasarkan hasil penelitian, pemba-
profesional yang maksimal di rumah sakit hasan, dan intepretasi yang telah diuraikan
akan mengakibatkan peningkatan komit- mengenai hubungan dukungan organisasi,
men organisasional pada staf medis. kualitas pertukaran pimpinan anggota,
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 227

pemberdayaan profesional dan komitmen onal yang memiliki akses kekuasaan baik
organisasional, maka dapat ditarik secara formal maupun informal menjadi
kesimpulan yaitu 1) Dukungan organisasi tolok ukur pertukaran untuk peningkatan
yang dipersepsikan baik oleh Staf Medis komitmennya kepada organisasi.
Fungsional (SMF) mampu meningkatkan Hasil penelitian ini mengkritisi teori
pemberdayaan kerja profesional. Hal ini dukungan organisasi yang tidak mampu
mengindikasikan bahwa dukungan yang memberikan peningkatan komitmen organi-
organisasi yang diberikan oleh manajemen sasional secara langsung pada Staf Medis
rumah sakit mampu memberikan otonomi Fungsional melainkan melalui pember-
dalam hal penanganan medis pada masing- dayaan kerja profesional. Penelitian ini
masing bagian spesialisasi maupun sub menghasilkan penemuan yang memperkuat
spesialisasinya; 2) Kualitas pertukaran teori kepemimpinan yaitu pertukaran
pimpinan anggota ditemukan mampu me- pemimpin-anggota (leader member exchange)
ningkatkan pemberdayaan kerja profesional yang mampu meningkatkan komitmen
Staf Medis Fungsional (SMF). Kualitas organisasional Staf Medis Fungsional baik
pertukaran pimpinan anggota yang diper- secara langsung maupun tidak langsung.
sepsikan sebagai bentuk hubungan per-
Saran
tukaran antara atasan dan bawahan yang
Hasil penelitian ini memberikan saran-
tinggi, dapat meningkatkan pemberdayaan
saran baik kepada instansi maupun untuk
kerja profesional Staf Medis Fungsional; 3)
peneliti yang akan datang yaitu 1) Organi-
Dukungan organisasi ditemukan tidak
sasi Rumah Sakit perlu menginformasikan
mampu memberikan peningkatan terhadap
secara lebih meluas tentang perkembangan
komitmen organisasional Staf Medis Fungsi-
organisasi termasuk rencana strategi baik
onal secara langsung. Meskipun dukungan
jangka pendek maupun jangka panjang,
organisasi dan komitmen organisasional
agar dapat memberikan keyakinan kepada
dipersepsikan baik oleh SMF, namun hal
karya-wan tentang organisasinya; 2) Organi-
tersebut masih belum mampu mening-
sasi Rumah Sakit perlu mempertahankan
katkan komitmen organisasional dikarena-
pemberdayaan kerja profesional sebagai
kan dokter anggota SMF melaksanakan
budaya organisasi melalui pemberian akses
tugas di rumah sakit swasta yang lain, serta
pada kekuasaan, informasi, dukungan,
terkait dengan status dokter yang masih
sumber daya, dan akses memiliki kesempa-
paruh waktu; 4) Kualitas pertukaran pim-
tan untuk menjadi profesional; 3) Men-
pinan anggota yang baik dapat memberi-
junjung tinggi nilai-nilai kehormatan dan
kan pening-katan kepada komitmen organi-
penghargaan kepada dokter pada ke-
sasional Staf Medis Fungsional. Hal ini
lompok SMF, agar tercipta hubungan yang
menggambarkan bahwa melalui kualitas
lebih dinamis antara individu dengan
hubungan atasan dan bawahan yang terjalin
organisasinya; 4) Organisasi Rumah Sakit
dengan baik, akan dapat membawa pada
perlu menciptakan iklim kerja yang dinamis
peningkatan komitmen organisasional yang
dan nyaman, koordinasi dan komunikasi
semakin baik; 5) Pemberdayaan kerja
yang baik antara staf medis fungsional,
profesional dapat meningkatkan komitmen
komite medis dan manajemen rumah sakit
organisasional Staf Medis Fungsional. Hal
yang didukung oleh reward system yang
ini mengindikasikan bahwa penerapan
memuaskan; 5) Peneliti yang akan datang
pemberdayaan kerja secara profesional dan
perlu mengembangkan model teori per-
bertanggung jawab pada Staf Medis Fungsi-
tukaran sosial dan penerapannya pada
onal akan dapat menimbulkan komitmen
organisasi Rumah Sakit yang dihubungkan
organisasional yang semakin tinggi. Pene-
dengan variabel yang lain.
rapan pemberdayaan kerja secara profesi-
228 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 209 - 229

DAFTAR PUSTAKA ment: The Roles of Organizational


Allen, D.G., L. M. Shore, dan R.W. Griffeth. Learning Culture, Leader-Member
2003. The Role of Perceived Organi- Exchange Quality, and Turnover
zational Support and Supportive Intention. Journal of Leadership &
Human Resource Practices in the Organizational Studies 16(1): 48-60.
Turnover Process. Journal of Management Laschinger, H. K. S., N. Purdy, dan J.
29(1): 99–118. Almost. 2007. The Impact of Leader-
Aselage, J. dan R. Eisenberger. 2003. Member Exchange Quality, Empower-
Perceived Organizational Support and ment, and Core Self-evaluation on
Psychological Contracts: a Theoretical Nurse Manager’s Job Satisfaction. The
Integration. Journal of Organizational Journal Of Nursing Administration 37(5):
Behavior 24(5): 491-509. 221-229.
Beiley, T.L. 2009. Organizational Culture, Laschinger, H. K. S., J. Finegan, dan P. Wilk,
Macro and Micro Empowerment 2008. Individual and Contextual
Dimensions, and Job Satisfaction: an Predictors Of Nurses Job Satisfaction:
Apllication of Concurrent Mixed and The Mediating Role of Burnout. The 11th
Multi-Level Methods in the Federal International Conference on Social Stress
Sector. Dissertation. Touro International Research.
University. Laschinger, H. K. S., A. Labatt, J. Finegan,
Bhal, K.T., N. Gulati, dan M.A. Ansari. 2009. dan P. Wilk. 2011. Testing a Multi-Level
Leader-Member Exchange and Subor- Model of Staff Nurse Organizational
dinate Outcomes: Test Of a Mediation Commitment. Journal of Healthcare
Model. Leadership & Organization Management 56(1): 81-91.
Development Journal 30(2): 106-125. Ledwell, E. A., Mary. A Andrusyszyn, dan
Budiarto, W. dan Ristrini. 2004. C. L.Iwasiw. 2006. Nursing Students
Pengelompokan Kelas Rumah Sakit Empowerment in Distance Education:
Berbasis Pada Kinerja Keuangan Testing Kanter’s Theory. Journal Of
Dengan Pendekatan Cluster Analysis. Distance Education Revue De L’Education
Manajemen Usahawan Indonesia (April): a Distance 21(20): 78-95.
10-14. Luthans, F. 2007. Organizational Behavior, 9th
DeCicco, J., H. Laschinger, dan M. Kerr. Ed. Boston. McGraw Hill.
2006. Perception of Empowerment and Mankanjee, C. R., Y. F. Hartzer dan I. L.
Respect, Effect on Nurses’ Organi- Uys. 2006. The Effect of Perceived
zational Commitment in Nursing Organizational Support on Organi-
Homes. Journal of Gerontological Nursing zational Commitment of Diagnostic
32(5): 49-56. Imaging Radiographer. Radiography
Hall, H. 2001. Social Exchange For 12(2): 118-126.
Knowledge Exchange. Paper Presented at Mathis, R. L., J. H Jackson. 2006. Human
Managing Knowledge: Conversation and Resources Management, 10th ed. Thomson
Critiques. University of Leicester Mana- South Western.
gement Center. Nedd, N. 2006. Perceptions of Empower-
He, P. 2008. An Investigation of the ment and Intent to Stay. Nursing
Antecedents and Consequences of Economic 24(1): 13-18.
Affective Commitment in a U.S. Patrick, A., dan H. K. S Laschinger. 2006.
Hospitality Organization. Dissertation. The Effect of Structural Empowerment
Virginia Polytechnic Institute and State and Perceived Organizational Support
University. on Middle Level Nurse Managers' Role
Joo, B.K. 2008. The Antecedents and Satisfaction. Journal of Nursing Mana-
Consequence of Organizational Commit gement 14(1): 13–22.
Pemberdayaan Kerja Profesional Sebagai Mediasi Dukungan Organisasi Dan... -- Suhermin 229

Polly, L. M. 2002. Social Exchange And Upenieks, V.V. 2003. The Interelationship of
Customer Service The Relationship Organizational Characteristic of Magnet
Between Perceived Organizational Hospitals, Nursing Leadership, and
Support, Leader-Member Exchange, Nursing Job Satisfaction. Health Care
And Customer Service Behavior. A Manage 22 (2): 83-98.
Dissertation. Louisiana State University. Wayne, S. J., L. M. Shore, dan W. H.
Rhoades, L., dan R. Eisenberger. 2002. Bommer. 2002. The Role of Fair
Perceived Organizational Support: a Treatment and Rewards in Perceptions
Review of the Literature. Journal Applied of Organizational Support and Leader–
Psychology 87(4): 698–714. Member Exchange. Journal of Applied
Ristrini. 2005. Perubahan Paradigma Jasa Psychology 87(3): 597-598.
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dan Yukl, Gary. 2007. Leadership in Organization.
Rekomendasi Kebijakan Strategis Bagi 5th Edition. Supriyanto, Budi (pener-
Pemimpin, Jurnal Manajemen Pelayanan jemah). Kepemimpinan dalam Organi-
Kesehatan, 08 (01): 3-9. sasi. PT Indeks Indonesia. Jakarta.
Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Yukl, G., M. O’Donnell, dan T. Taber. 2009.
Kesepuluh. Molan, Benyamin (pener- Influence of Leader Behaviors on The
jemah). Jakarta. Prenhallindo. Leader-Member Exchange Relationship.
Samad, Sarminah. 2007. Social Structural Journal of Managerial Psychology 24(4):
Characteristics and Employee Empower 289-299.
ment: The Role of Proactive Persona- Zafirovski, M. 2005. Social Exchange Theory
lity. International of Business Research under Scrutiny: A Positive Critique of
Papers 3(4): 254-264. its Economic-Behaviorist Formulations.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuanti- Electronic Journal of Sociology ISSN: 1198
tatif dan Kualitatif. CV Alfabeta. 3655.
Bandung. Zhou, P. J., Z. Xiao-xue, dan Z. Xia-qing.
Thoyib, A. 2005. Hubungan Kepemimpinan, 2010. The role of Leadership Between
Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pende- the Employees and the Organization: a
katan Konsep. Jurnal Manajemen dan Bridge or a Ravine? An Empirical Study
Kewirausahaan 7(6): 210-226. From China. Journal of Management and
Trisnantoro, L. 2005. Aspek strategis dalam Marketing Research 5(June): 1-14.
Manajemen Rumah Sakit. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Trisnantoro, L. 2006. Memahami Penggunaan
Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah
Sakit. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai