Anda di halaman 1dari 6

J.

Agrisains 10 (1) : 10 - 15, April 2009 ISSN : 1412-3657

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA


(Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK
DEKAFORM DAN DEFOLIASI

Oleh :
Nadira, S.1), Hatidjah, B.1) dan Nuraeni2)

ABSTRACT

The experimental study was carried out in Kassi-Kassi Village, Tamalate District,
Makassar to study the effect of dekaform fertilizer and defoliation on the growth and
production of okra. The method of the study employed a Randomized Block Design with six
treatments :i) Without dekaform and without defoliation; ii) one dekaform tablet and without
defoliation; iii) two dekaform tablets and without defoliation; iv) without dekaform and with
defoliation; v) one dekaform tablet and defoliation; vi) two dekaform tablets and defoliation.
The results showed that the treatment of two tablets and defoliation produced the largest plant
height, number of pods per plant and production of young pods per hectare.

Key words : Dekaform tablet, defoliation, okra

ABSTRAK

Penelitian ini berbentuk percobaan dilaksanakan di Kelurahan Kassi-Kassi


Kecamatan Tamalate Kotamadya Ujung Pandang. Bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis
dekaform dan defoliasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra. Percobaan ini disusun
berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan : 1) tanpa
dekaform dan tanpa defoliasi; 2) 1 tablet dekaform tanpa defoliasi; 3) 2 tablet dekaform tanpa
defoliasi; 4) tanpa dekaform dengan defoliasi; 5) 1 tablet dekaform dengam defoliasi;
6) 2 tablet dekaform dengan defoliasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan 2 tablet
dekaform dengan defoliasi memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah
polong muda per tanaman dan produksi polong muda per hektar

Kata kunci : Okra, dekaform, dan defoliasi

I. PENDAHULUAN Dewasa ini kebutuhan akan


sayuran lebih beraneka ragam, sebab
Kebutuhan akan bahan disamping kebutuhan gizi, rasa dan
makanan bergizi tinggi semakin selera, pemilihan sayuran didasarkan
maeningkat seiring dengan pula atas dasar harga dan penyebaran
meningkatnya pengetahuan tentang sayuran tersebut. Salah satu sayuran
makanan untuk kesehatan. Sayuran yang bergizi tinggi adalah okra.
merupakan sumber vitamin, mineral, Tanaman okra di Indonesia
protein, karbohidrat, lemak dan ditanam sejak tahun 1877 terutama
sumber kalori yang dibutuhkan di Kalimantan Barat. Tanaman ini
tubuh manusia. telah lama diusahakan oleh petani
1)
Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar Tionghoa sebagai sayuran yang
2)
Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian sangat disukai utamanya untuk
Universitas Tadulako, Palu

10
kebutuhan keluarga sehari-hari, Selain pemupukan dengan
pasar swalayan, rumah makan, dekaform, pemangkasan (defoliasi)
restoran dan hotel. Dapat juga juga merupakan suatu usaha untuk
menjadi komoditas non migas yang meningkatkan produksi tanaman.
potensial, sehingga tanaman ini Dengan pemangkasan cabang-
mempunyai peluang bisnis yang cabang produktif akan terangsang
mendatangkan keuntungan yang pertumbuhannya sehingga jumlah
besar bagi petani. Bagian yang polong yang terbentuk meningkat.
dibuat sayur adalah buahnya (buah Meningkatnya cabang produktif ini
muda). Buah tersebut banyak disebabkan meningkatnya aktivitas
mengandung lendir sehingga baik hormon pertumbuhan di sekitar
dijadikan sup. Buah okra muda bagian tanaman yang terpangkas.
mengandung kadar air 85,70 % ; Dengan melakukan pemangkasan
protein 8,30 % ; lemak 2,05 % ; (defoliasi) pada tanaman okra
karbohidrat 1,4 % dan 38,9 % kalori diharapkan dapat mengurangi
per 100 g ( Yudo, 1991). pertumbuhan vegetatif yang dapat
Di dalam program mengurangi produksi polong.
pengembangan sayuran dituntut Berdasarkan uraian tersebut
untuk meningkatkan efisiensi biaya maka dilakukan percobaan untuk
produksi dan meningkatkan nilai mengkaji pengaruh dosis dekaform
tambah. Salah satu alternatif untuk dan defoliasi terhadap pertumbuhan
budidaya tanaman sayuran dengan dan hasil tanaman okra.
cara menekan biaya produksi yakni
menggunakan pupuk yang tepat serta II. BAHAN DAN METODE
sesuai dengan kebutuhan optimal
tanaman (Adam, 1987 dalam Subhan Penelitian ini berbentuk
dan Nurtika, 2002). percobaan yang dilaksanakan di
Pupuk yang digunakan Kelurahan Kassi-Kassi Kecamatan
dalam hal ini adalah pupuk dekaform Tamalate Kotamadya Ujung Pandang.
yaitu pupuk majemuk yang berbentuk Rancangan percobaan yang digunakan
tablet yang penyediaan unsur adalah Rancangan Acak Kelompok
haranya terkendali dan dilepaskan (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan,
secara perlahan-lahan dan kontinyu diulang 3 kali sehingga terdapat
untuk jangka waktu yang lama. 18 petak percobaan.
Di dalam tanah dekaform akan Pengolahan tanah dilaksanakan
mengalami perombakan oleh jasad dengan mencangkul tiga kali
renik sehingga hara yang tadinya kemudian meratakan. Selanjutnya
tidak tersedia akan berangsur-angsur dibuat petak-petak percobaan dengan
menjadi tersedia dan siap digunakan ukuran 160 cm x 160 cm. Kemudian
oleh tanaman. diberikan pupuk kandang sapi
Hasil percobaan Hatidjah, sebanyak 10 kg/petak. Jarak
Nadira dan Jacob (2007) pada antar petak 50 cm dan jarak antar
tanaman kara pedang, menunjukkan ulangan 100 cm.
bahwa perlakuan dekaform 2 tablet Benih disemaikan dahulu
dan 2 ½ tablet memberikan tinggi pada bak pesemaian dengan
tanaman tertinggi, mempercepat media campuran tanah dan pupuk
berbunga 50%, meningkatkan jumlah kandang dengan perbandingan 2 : 1.
polong dan bobot polong per tanaman. Pemeliharaan di persemaian meliputi

11
penyiraman dan penyiangan. Setelah dan berbeda sangat nyata dibanding
10 hari di persemaian bibit dipindahkan dengan yang tidak di defoliasi (C1).
ke petak pertanaman dengan jarak Perlakuan kombinasi tanpa defoliasi
tanam 40 cm x 40 cm. dengan tanpa pemupukan dekaform
Pupuk dekaform diberikan menghasilkan tanaman yang lebih
sesuai dosis perlakuan pada saat pendek dan berbeda sangat nyata
penanaman bibit di petakan dengan dibanding dengan tanpa defoliasi
cara tugal sedalam 10 cm dengan dengan dekaform 1 tablet dan
jarak 15cm dari tanaman. Sedangkan 2 tablet (C2). Tanaman yang tidak di
defoliasi dilakukan saat tanaman defoliasi dan dengan 2 tablet
berumur 30 HST pada daun ke-3, dekaform lebih tinggi dan berbeda
ke-4 dan ke-5. sangat nyata dibanding dengan yang
Pemeliharaan, meliputi : 1 tablet (C3). Untuk tanaman yang
penyiraman, penyulaman, penyiangan didefoliasi tanpa dekaform lebih
dan pengendalian hama dan pendek dan berbeda sangat nyata
penyakit. Parameter yang diamati dibanding dengan yang didefoliasi
dan diukur adalah : tinggi tanaman, dengan dekaform 1 dan 2 tablet (C4).
jumlah polong muda per tanaman Sedangkan tanaman yang di
dan hasil per hektar. defoliasi dengan 2 tablet dekaform
memperlihatkan tanaman lebih
III. HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi dan berbeda sangat nyata
dibanding dengan defoliasi dengan
3.1. Tinggi Tanaman dekaform 1 tablet (C5)
Sidik ragam menunjukkan 3.2. Jumlah Polong Muda Per
bahwa perlakuan kombinasi dekaform Tanaman
dengan defoliasi berpengaruh sangat
nyata terhadap tinggi tanaman pada Sidik ragam menunjukkan
umur 44 HST. bahwa kombinasi dekaform dengan
Hasil uji ortogonal kontras defoliasi berpengaruh sangat nyata
pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa terhadap jumlah polong muda per
tanaman yang didefoliasi lebih tinggi tanaman.

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 44 Hari Setelah Tanam (cm)
F Tab
Uji Pembanding Ortogonal Rata-Rata F Hit
0,05 0,01
C1 = P0 Vs P1 54,119 Vs 65,000 89,553** 4,98 10,04
C2 = P0D0 Vs P0D1 + P0D2 42,670 Vs 59,830 100,974**
C3 = P0D1 Vs P0D2 52,670 Vs 67, 000 52,970**
C4 = P1D0 Vs P1D1 + P1D2 42,330 Vs 76,163 392,219**
C5 = P1D1 Vs P1D2 70,000 Vs 82,330 39,989**
Keterangan ** Berbeda sangat nyata

12
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Polong Muda Per Tanaman.
F Tab
Uji Pembanding Ortogonal Rata-Rata F Hit
0,05 0,01
C1 = P0 Vs P1 8,70 Vs 11,96 12,71** 4,98 10,04
C2 = P0D0 Vs P0D1 + P0D2 7,30 Vs 9,40 12,33tn
C3 = P0D1 Vs P0D2 7,90 Vs 10,40 7,75tn
C4 = P1D0 Vs P1D1 + P1D2 6,60 Vs 9,65 34,30**
C5 = P1D1 Vs P1D2 13,30 Vs 16,00 2,85tn
Keterangan : tn = berbeda tidak nyata
**
= berbeda sangat nyata

Hasil uji ortogonal kontras defoliasi berpengaruh sangat nyata


pada Tabel 2 menunjukkan terhadap hasil polong muda
bahwa tanaman yang didefoliasi per hektar.
memberikan jumlah polong muda Hasil uji ortogonal kontras
terbanyak dan berbeda sangat nyata pada Tabel 3 menunjukkan
dibanding dengan yang tidak di bahwa tanaman yang didepoliasi
defoliasi (C1). Tanaman yang tidak menghasilkan polong muda per
di defoliasi dan tanpa pemupukan hektar yang lebih tinggi tetapi tidak
dekaform memberikan jumlah polong berbeda nyata dibanding dengan
muda terendah dan berbeda tidak yang tidak di defoliasi (C1).
nyata dibanding dengan yang tidak Sedangkan tanaman yang tidak di
didefoliasi dengan dekaform 1 tablet defoliasi dengan tanpa dekaform
dan 2 tablet (C2). Untuk tanaman berbeda tidak nyata dengan yang
yang tidak didefoliasi dengan tidak didefoliasi dengan dekaform
1 tablet dekaform jumlah polong 1 tablet dan 2 tablet (C2). Demikian
lebih rendah dan berbeda nyata pula tanaman yang tidak di defoliasi
dibanding dengan tanaman yang dengan 1 tablet dekaform memberikan
tidak di defoliasi dengan 2 tablet hasil polong muda terendah dan
dekaform (C3). Tanaman yang di berbeda tidak nyata dibanding
defoliasi dengan tanpa dekaform dengan yang tidak di defoliasi
memberikan jumlah polong terendah dengan 2 tablet dekaform (C3).
dan berbeda sangat nyata dibanding
Tanaman yang didefoliasi dengan
dengan yang didefoliasi dengan
tanpa dekaform memberikan hasil
dekaform 1 dan 2 tablet (C4).
lebih rendah dan berbeda sangat
Tanaman yang didefoliasi dengan 1
nyata dibanding dengan yang di
tablet dekaform memberikan jumlah
polong lebih rendah dan berbeda defoliasi dengan dekaform 1 dan
tidak nyata dibanding dengan di 2 tablet (C4). Dan pada tanaman
defoliasi dengan dekaform 2 tablet (C5). yang di defoliasi dengan 2 tablet
dekaform memberikan hasil polong
3.3. Hasil Polong Muda Per muda terberat (tertinggi) dan
Hektar (kg) berbeda nyata dibanding dengan
Sidik ragam menunjukkan tanaman yang didefoliasi dengan
bahwa kombinasi dekaform dengan 1 tablet dekaform (C5).

13
Tabel 3. Hasil Polong Muda Per Hektar (kg)
F Tab
Uji Pembanding Ortogonal Rata-Rata F Hit
0,05 0,01
C1 = P0 Vs P1 72,85 Vs 97,08 4,187tn 4,98 10,04
C2 = P0D0 Vs P0D1 + P0D2 72,63 Vs 72,96 0,002tn
C3 = P0D1 Vs P0D2 86,89 Vs 77,03 0,157tn
C4 = P1D0 Vs P1D1 + P1D2 53,68 Vs 118,78 13,466**
C5 = P1D1 Vs P1D2 86,77 Vs 150,80 9,752*
Keterangan : tn = berbeda tidak nyata
**
= berbeda sangat nyata
*
= berbeda nyata

3.4. Pembahasan Perlakuan 2 tablet dekaform


baik pada tanaman yang di defoliasi
Defoliasi (pemangkasan)
maupun yang didefoliasi menunjukkan
memberikan hasil yang terbaik tinggi tanaman yang lebih tinggi,
dibanding tanpa defoliasi terhadap jumlah polong muda terbanyak dan
parameter tinggi tanaman, jumlah hasil per hektar tertinggi dibandingkan
polong muda per tanamandan dengan perlakuan dekaform 1 tablet.
hasil per hektar. Karena perlakuan 2 tablet
Defoliasi daun-daun tua sesuai dosis yang dibutuhkan oleh
mengakibatkan hasil asimilasi tanaman okra.
dialihkan ke pertumbuhan awal Perlakuan 2 tablet dekaform
tunas daun muda. Menurut Usman dengan defoliasi (pemangkasan)
dalam Nasaruddin dan Jean Gloria memberikan hasil polong muda
Lengkong (2002), pemangkasan yang tertinggi dibandingkan dengan
bertujuan untuk membentuk tanaman perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan
dengan percabangan yang seimbang karena dekaform merupakan pupuk
sehingga distribusi daun merata, majemuk yang mengandung unsur
memudahkan penyemprotan dan N 20 %, P 10 %, K 5 % dan besi
pemanenan serta mempertinggi 0,35 %. Hal ini sesuai pernyataan
hasil dan menjamin pertukaran Arisman (1981) bahwa unsur besi,
udara serta menekan perkembangan N, P, dan K dapat merangsang
hama dan penyakit. Yudo (1991) pertumbuhan batang, pertambuhan
menyatakan bahwa defoliasi mengatur tinggi tanaman, mempercepat
keseimbangan antara pertumbuhan pembungaan dan meningkatkan
vegetatif dan generatif sehingga kualitas hasil berupa bunga
tanaman lebih siap memasuki dan buah.
fase generatif. Menurut Wiria (1966) dalam
Perlakuan pupuk dekaform Nadira (2003), bahwa adanya
baik pada tanaman yang didefoliasi pemangkasan (defoliasi) pada
maupun yang tidak didefoliasi tanaman dapat menyebabkan jumlah
menunjukkan tinggi tanaman yang cabang, hasil (produksi) total lebih
lebih tinggi, jumlah polong muda besar dan buah kelihatan lebih bersih.
dan hasil per hektar yang lebih Dengan pemangkasan dapat
banyak dibanding dengan tanpa menghilangkan cabang-cabang yang
dekaform. tidak dikehendaki sehingga akan

14
membentuk percabangan yang tanaman akan tumbuh dan
seimbang agar distribusi daun berkembang serta berproduksi secara
merata dalam penerimaan sinar maksimal.
matahari dan menjamin aerasi yang
baik sehingga dapat mendorong IV. KESIMPULAN
pembuahan dan menghasilkan
cabang-cabang produktif. Pemberian 2 tablet pupuk
Sri Setyati (1991) dalam dekaform dengan defoliasi memberikan
Nasaruddin dan Jean Gloria tinggi tanaman, jumlah polong muda
Lengkong (2002) menyatakan bahwa per tanaman dan hasil polong muda
bila ketersediaan unsur hara cukup per hektar terbaik dibanding dengan
dan seimbang maka pembelahan sel perlakuan lainnya.
akan berlangsung cepat sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 1981. Pendidikan Keterampilan SMTA Pertanian. Penerbit Angkasa, Bandung.

Hatidjah, Nadira R. Sennang dan Jacob. S. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kara Pedang
(Canavalia ensiformiss) pada Perlakuan Pupuk Dekaform

Yudo, K., 1991. Bertanaman Okra. Penerbit Kasinius, Yogyakarta.

Nadira, S., 2003. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Gude pada Perlakuan Pemangkasan dan
Inokulasi Rhizobium Sp. Buletin Penelitian, Seri Hayati Vol. 6 (2), Juni 2003.

Nasaruddin dan Jean Gloria Lengkong, 2002. Peningkatan Produksi Tanaman Kakao dan
Penekanan Serangan PenggerekBuah Kakao melalui Pemangkasan dan Pemupukan
Kalium. J. Agrivigor, Vol. 2 (2), Agustus 2002.

Subhan dan N. Nurtika, 2002. Penggunaan Pupuk Fosfat, N dan Dosis Pupuk NPK (15-15-15)
Terhadap Hasil dan Kualitas Buah Tomat Varietas Oval. J. Agrivigor 2 (2),
Agustus 2002.

15

Anda mungkin juga menyukai