DISUSUN OLEH:
ANDIKA ARIEF SAPUTRA
17 / 419770 / PTK / 11880
Pelabuhan ini mulai dibangun pada tahun 2004, dengan anggaran sebesar 340,4 milyar
rupiah, dengan sumber pendanaan pembangunan berasal dari anggaran Kementerian
KKP, Kementerian PUPR, Pemda DIY, dan Pemkab Kulon Progo.
Pada awal pembangunan, pelabuhan ini direncanakan dengan konsep modern dan
terintegrasi dengan pembangunan fasilitas pendukung, seperti pemecah gelombang,
kolam parkir, industri pengelolaan ikan, industri pembuatan kapal, industri palat
penangkap ikan, gedung serbaguna.
Pelabuhan ini akan dilengkapi dengan jaringan PDAM yang bersumber dari Waduk Sermo
sepanjang 10 km sebagai infrastruktur pendukungnya.
Manfaat lain adanya pelabuhan Tanjung Adikarto adalah untuk wisata bahari dengan
memanfaatkan pemandangan laut lepas di lokasi tersebut.
Mendukung visi Gubernur DIY untuk menjadikan sisi selatan Yogyakarta sebagai halaman
depan/pintu masuk dengan tagline “Among Tani Dagang Layar”.
DASAR TEORI
Pelabuhan
Pengertian pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan
batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dankegiatan pengusahaan
yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (UU no. 17 tahun 2008
tentang Kepelayaran).
Klasifikasi pelabuhan berdasarkan konstruksinya antara lain:
1. Pelabuhan Alam adalah pelabuhan yang terlindung dari alam (angin topan, badai dan
gelombang) tanpa harus dibangun fasilitas bangunan penangkis gelombang.
Pelabuhan alam biasanya berlokasi di teluk, muara pasang surut dan muara sungai.
2. Pelabuhan Semi Alam adalah pelabuhan yang berada di teluk kecil atau muara
sungai yang terlindung pada dua sisi oleh tanjung dan dibutuhkan hanya bangunan
pelindung pada pintu masuknya. Hampir sama dengan pelabuhan alam, hanya pada
pelabuhan semi alam bentuk site pelabuhannya lebih diutamakan. Contohnya
pelabuhan Plymounth adalah lokasi pelabuhan alam namun pelabuhan menjadi lebih
aman setelah dibangun pemecah gelombang pada pintu masuknya sehingga
pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan semi alam.
3. Pelabuhan buatan adalah pelabuhan yang mempunyai fasilitas bangunan pemecah
gelombang untuk melindungi pelabuhan atau kolam pelabuhan dari pengaruh
gelombang.
Dalam perencanaan pelabuhan ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan, antara
lain:
1. Faktor Angin.
Angin adalah perpindahan arus udara dari tempat dengan tekanan udara tinggi
ketempat-tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Pengetahuan tentang angin sangat penting karena arah angin menentukan arah dan
letak penangkis gelombang dan juga arah dan letak pintu pelabuhan. Hal ini
dikarenakan angin berpengaruh pada gerakan atau manuver kapal dalam pelayaran
khususnya di sekitar pelabuhan terutama pendekatan kapal pada mulut pelabuhan.
Di samping itu angin adalah salah satu penyebab adanya gelombang, dimana
gelombang ini juga akan mengganggu baik pada konstruksi bangunan maupun
kapalnya. Penyelidikan angin memerlukan waktu yang lama minimal 3-5 tahun
berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang baik. Sifat-sifat angin yang perlu
diketahui untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan adalah :
a. Arah angin (wind direction)
b. Kecepatan Angin (wind speed)
c. Kekuatan Angin,
d. Lamanya angin bertiup (duration).
2. Faktor Kedalaman Air.
Kedalaman air laut di daerah pelabuhan diketahui dari kondisi konturnya. Sedangkan
kedalaman yang dibutuhkan pada suatu pelabuhan tergantung dari ukuran kapal
terbesar yang direncanakan akan bertambat dan melakukan bongkar muat. Jadi
kedalaman air laut yang dibutuhkan harus mampu menerima kapal terbesar yang
menggunakan fasilitas pelabuhan. Sedangkan luas wilayah dengan kedalaman yang
dibutuhkan tersebut harus mampu pula melayani manuver kapal yang akan
membelok ataupun sebagai penampungan/ parkir sementara. Kedalaman tersebut
diukur dari permukaan air pada waktu surut terendah.
Dermaga
Pengertian dermaga adalah fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan berbagai kegiatan di pelabuhan seperti
membongkar muatan (hasil tangkapan ikan), pengisian bahan bakar dan bekal untuk
melaut. Dimensi dermaga didasarkan pada ukuran kapal yang bertambat, jumlah kapal
dan waktu yang diperulakan untuk menurunkan hasil tangkapan.
Elevasi dermaga diperhitungkan terhadap besarnya DWL ( Design Water Level), yaitu
untuk mengantisipasi terhadap kenaikan air karena pasang air laut dan wave setup.
Elevasi lantai dermaga = DWL + tinggi jagaan
Panjang dermaga menggunakan rumus:
LD = (M x B) + (M – 1) x B/W
Dimana, LD = Panjang dermaga (m)
M = Frekuensi pendaratan kapal / hari
W = Waktu / periode penggunaan kapal setiap hari
B = Lebar kapal
Lebar dermaga diakomodasikan untuk tempat bongkar muat kapal dan lalu lintas alat
angkut (gerobak dan truk) pembawa ikan dari kapal menuju tempat pelelangan ikan.
Lebar dermaga disesuaikan dengan lebar kapal terbesar yang akan berlabuh, yaitu
dengan kapal rencana 30 GT maka lebar yang direncanakan kurang lebih 5 m.
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
Kondisi Eksisting dan Lingkungan
Pelabuhan belum dapat berfungsi karena sedimentasi yang berlebihan pada mulut
pelabuhan.
Sedimen dapat terbentuk dikarenakan breakwater yang dibangun kurang panjang
sehingga tidak dapat menghalau gelombang laut yang datang secara sempurna.
Breakwater yang dibangun terdiri dari beberapa macam bagian/komponen, yaitu
o Batu pecah dengan dilengkapi bronjong;
o Tetrapod yang disusun dalam 1 lapis. Variasi tetrapod yang digunakan ada 2, yaitu
ukuran, yaitu ukuran kecil dengan 3 ton dan ukuran sedang dengan berat 10 ton;
Tetrapod
A Jack
Tetrapod terpasang memiliki tulangan di dalamnya untuk menjamin kekuatan dari
tetrapod dalam menerima gelombang laut.
Dermaga terlihat tidak terawat dan beberapa bangunan pendukung mengalami
kerusakan baik kerusakan struktur maupun non struktur, seperti retak dan cat terkelupas.
Pembahasan
A-Jacks adalah produk beton komersial yang dirancang untuk penggunaan pada saluran
terbuka dan aplikasi pesisir. Unit lapis lindung ini terdiri dari dua beton berbentuk T
potongan bergabung tegak lurus di tengah, membentuk enam kaki. A Jacks dipatenkan
oleh Poseidon Aliansi Ltd. Di Pantai Glagah, A Jacks diletakkan satu lapis dan ditata;
A Jack
Tetrapod adalah struktur beton berkaki empat yang digunakan sebagai unit lapis lindung
pada pemecah gelombang. Bentuk tetrapod ini dirancang untuk memecah kekuatan
gelombang dan untuk menyebar perpindahan massa air dengan memungkinkan
pendistribusian secara acak pada kaki tetrapod yang saling terkait.
Perletakan tetrapod di Pantai Glagah tergantung pada besarnya kekuatan gelombang
yang menghantam. Pada sisi Timur dan Barat ada dua ukuran tetrapod. Pada bagian
belakang umumnya hanya diletakkan satu lapis, sedangkan di daerah tengah dua lapis,
dan di daerah kepala/ujung yang mengarah ke laut diletakkan secara acak dan posisinya
lebih tinggi dari daerah di belakangnya.
Tetrapod jika dipasang dengan tepat akan dapat menghasilkan kekuatan yang besar (K D
= 8) yang mampu menahan kekuatan gelombang lebih baik.
Dalam pembangunan breakwater perlu diperhitungkan berat setiap armor yang akan
digunakan dengan menggunakan rumus Hudson
γr H3
W= 3
γr
KD ( γ air laut )
−1 cot θ
Saran
Pengerukan sedimen di mulut pelabuhan yang terjadi harus dilakukan secara berkala
sehingga tidak mengganggu kapal yang ingin masuk ke pelabuhan;
Segera dilakukan penambahan panjang breakwater, minimal menjadi sesuai rencana
untuk menjamin tidak terjadinya sedimentas;
Perbaikan posisi tetrapod yang telah terpasang agar saling mengunci sehingga tidak
mudah bergeser ataupun ambles;
Tetrapod atau kubus berukuran besar yang tidak berfungsi di sisi belakang dapat
dipindahkan ke sisi depan breakwater sekaligus menambah panjang breakwater.
Dalam proses pengadaan tetrapod sebaiknya dilakukan quality control yang cermat agar
didapat tetrapod yang berkualitas baik;
Dilakukan review desain yang sudah ada sebelum melanjutkan pembangunan pelabuhan
Tanjung Adikarto;
Dilakukan kajian dari berbagai aspek untuk membuat keputusan apakah pembangunan
pelabuhan harus dilanjutkan atau dilakukan alih fungsi.
DOKUMENTASI
Filler
A Jacks
Tetrapod
Tetrapod yang terjadi retak kemungkinan karena pembuatan yang kurang baik sehingga
KD yang seharusnya tinggi malah tidak tercapai
Beton kualitas baik adalah beton rapat/padat, tidak berlubang – lubang seperti ini.
Tetrapod ada tulangan walau sebenarnya tidak terlalu diperlukan.
Batu kecil lepas kena air, sehingga batu besar akan turun dan rusak semua. Aturan batu
kecil minimal 1/3 diameter batu besar. Sedangkan beratnya sekitar 1/10 berat batu yang
besar.
Di laut tidak mungkin diatasi dengan bronjong, dalam jangka panjang, kebetulan saja
sekarang sudah agak d dalam sehingga bronjong masih utuh.
Ada juga armor bentuk kubus, KD hanya 3. Keuntungan adalah sifatnya yang kuat/masif
tidak mudah patah.
Filler berupa isian beton yang ada kekuatan juga rendah sehingga mudah patah.
Pantai yang ada sudah maju sekitar 100 m, berat sekitar 2,5 ton.
Tetrapod yang terpasang salah pemasangan sehingga KD <2
Tulangan tetrapod sudah kelihatan artinya adalah lingkungan sangat korosif.
Ukuran jumlah, ukuran berat juga berpengaruh pada pemasangan breakwater, sehingga
seharusnya dalam kontrak ditulis jumlah tetrapod per m2 sehingga pengontrolan lebih
baik.
Kualitas tetrapod tidak seragam, ada yang bagus dan tidak karena kontrol kualitas
kurang bagus.
Pemasangan tetrapod ukuran besar atau kecil tergantung tinggi gelombang yang datang.
Pemasangan tetrapod tidak bisa secara langsung, tapi harus ditata, diputar2 agar terjadi
kuncian yang baik.
Kekuatan bisa 50 % hilang hanya karena pemasangan yang tidak tetap.
Ujungn2 tetrapod dapat tergerus arus air, tidak berpengaruh pada kekuatan tapi jika
berlanjut maka akan tidak baik juga.
Sudah beberapa kali perpanjangan breakwater....3 kali mungkin sudah ada
Gelombang besar dapat mengangkat tetrapod karena pemasangan tertrapod yang
kurang baik.
Semakin siang gelombang akan semakin besar. Gelombang karena ptukengaruh angin.
Saat pasang, sebenarny tinggi gelombang sama saja, namun yang lebih tinggi adalah
elevasi air.
Untuk struktur pelabuhan, tidak bisa menggunakan green belt.
Sedimen karena dibawa oleh gelombang yang kehabisan energi dan meninggalkan
sedimen
Pelabuhan yang terbengkalai.
Terdapat pengaruh adanya pelabuhan terhadap pantai, yaitu erosi ke arah barat dan
timur
Gerusan yang terjadi bisa mencapai 50-60 m
Angin dari tenggara sehingga sedimen dari arah timur ke barat lebih banyak.
Gelombang banyak dari barat daya, sedimen dari barat ke timur (musim hujan)
Bulan musim kemarau dari arah sebaliknya.
Ombak ada beberapa macam karena angin maupun karena gaya tarik menarik bulan dan
matahari (pasang surut)
Gelombang angin ada 2 yaitu swell dan sea dan bersifat dispersif dan irreguler.
Bicara gelombang: Distribusi berapa gelombang yg tinggi 1 m berapa 2 m
Spektrum ttg energi yang dimiliki terbesar dengan periode berapa
Bangunan lepas pantai juga terkait dengan gelombang angin dan gelombang pasang
surut. Gelombang menyebabkan sedimen semakin maju pada sisi timur, sedangkan sisi
barat sedimen dikurangi/erosi.
Gelombang yang datang kebanyakan dari barat daya dan terus berpindah, sehingga
jarang terjadi riff current, arus yang berbalik dari pantai kembali k laut.
Rekaman 2
Minimal panjang 200 m, dan saat ini biaya bisa sampai 8 kali lipat karena saat ini sudah
lebih dalam
Kapal direncanakan 75 GT, dapat menampung berat 75 ton
Kedalaman kolam minimal 4 m
Tempat bersandar kapal kurang bagus, pipa harusnya diisi beton
Kapal biasa hanya 2,5 kuintal, panjang 25 m, lebar 4 m
Masalah yg ada di dermaga
Tiang lampu yang menonjol karena menyebabkan karet benturan tidak berfungsi
Pelabuhan harus disesuaikan dengan kapal yang akan bersandar, kelas internasional ya
dengan standar internasional
Rekaman 3
Bila tidak ada breakwater maka sedimen akan masuk lebih jauh lagi ke kolam,
Sudah dilakukan penambahan berkali kali. Sebaiknya ditambah 200 m lagi pada kedua
sisi breakwater, walau belum pasti akan aman.
Jika tidak maka akan selalu dikeruk agar kapal dapat masuk
Penanganan sedimen yang dari hulu maka bisa dipasang sabo, atau dengan pengelolaan
catchment area, dan bila sedimen terlalu banyak dapat dilakukan sudetan, untuk
mengosongkan kolam lalu sedimen dibersihkan.
Gelombang yang pecah hanya 1 m an, artinya kedalaman di kolam tersebut hanya 1 m
an... selain dikeruk maka tetrapod yang berserakan tersebut harus dipindahkan.
Kemungkinan salah desain minimal 400 m harus dipegang teguh
Memberikan evaluasi yang terbaik
- Bagaimana agar ini dapat diberdayakan, sampaikan ide nya
- Mana yang harus dirawat bila ada dana
- Mana desain yang harus diperbaiki
- Tetrapod yang tidak terpakai dapat diambil dan ditaruh di bagian
depan breakwater
Gelombang yang terlalu besar sehingga melewati breakwater
Saling mengikat agar stabilitas dapat menyatu.
Seawall dibangun di tengah dan melindungi pantai secara langsung, sejajar pantai.
Dianggap seawall jika mampu melindungi sisi bagian belakangnya.
Menyusun tetrapod memang perlu keahlian.
Ada batu batu pecah sebagai filternya
Permasalahan yang ada yang membuat bukan instansi, kalo sudah sampe dana sudah tidak
bisa ikut campur.
Rekaman 4
Komoditas ikan tuna, kakap
Tetrapod hanya 6 ton tidak bisa ditaruh di depan karena tidak stabil, sehingga sebaiknya
dipasang di bagian dalam saja, sedangkan yang luar yang ukuran besar
Bila ada yang hilang maka sebaiknya langsung diganti di sisi yang lain
Jangan ecek ecek, menampilkan kemampuan dalam inovasi, dan menganalisa
- Latar belakang pelabuhan glagah dan relevansinya saat ini
- Tujuan pelabuhan glagah dan relevansinya saat ini
- Teori dan perencanaan pelabuhan dan breakwater
(gelombang, sedimen, dll)
- Kondisi saat ini
- Lingkungan
- Pengembangan ke depan
- Kesimpulan dan saran