Anda di halaman 1dari 24

TUGAS EVALUASI DAN REHABILITASI

BANGUNAN KEAIRAN DAN LEPAS PANTAI

LAPORAN KULIAH LAPANGAN KE PEMECAH GELOMBANG


DAN PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO

DISUSUN OLEH:
ANDIKA ARIEF SAPUTRA
17 / 419770 / PTK / 11880

MAGISTER PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA


PROGRAM STUDI S-2 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UGM
YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata kuliah Evaluasi dan Rehabilitasi Bangunan Keairan dan Lepas Pantai diberikan kepada
mahasiswa sebagai pengenalan terhadap pentingnya kegiatan evaluasi dan rehabilitasi
infrastruktur, khususnya bangunan keairan dan lepas pantai. Karena bangunan keairan dan
lepas pantai berada pada lingkungan yang ekstrim dan besar sekali pengaruhnya terhadap
ketahanan infrastruktur.
Salah satu materi kuliah adalah mengenai pemecah gelombang dan pelabuhan. Untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada mahasiswa dilakukan kuliah
lapangan pada hari Sabtu, 10 Maret 2018 berlokasi di Pelabuhan Tanjung Adikarto, Kulon
Progo.
Pelabuhan Tanjung Adikarto adalah pelabuhan ikan berada di Tanjung Adikarta, Pantai
Karangwuni, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Pembangunan pelabuhan ini telah 85 persen meliputi pembangunan sarana-sarana
fungsional yang telah selesai berupa tempat pelelangan ikan (TPI), shelter nelayan, pabrik
es, docking perbaikan kapal, dan tempat menambatkan kapal dan pemecah ombak (break
water).
Dalam kuliah lapangan ini mahasiswa mengamati kondisi eksisting dari pemecah gelombang
yang terpasang di sana dan kondisi infrastruktur Pelabuhan Tanjung Adikarto yang saat ini
masih belum difungsikan. Melalui kuliah lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat
menganalisis dan memberikan solusi apa yang harus dilakukan agar pelabuhan dapat
beroperasi.

Profil Pelabuhan Tanjung Adikarto


 Pelabuhan Tanjung Adikarto dibangun di muara Sungai Serang, Desa Karangwuni,
Kecamatan Wates dan memiliki luas mencapai 83 Ha.

 Pelabuhan ini mulai dibangun pada tahun 2004, dengan anggaran sebesar 340,4 milyar
rupiah, dengan sumber pendanaan pembangunan berasal dari anggaran Kementerian
KKP, Kementerian PUPR, Pemda DIY, dan Pemkab Kulon Progo.

 Pada awal pembangunan, pelabuhan ini direncanakan dengan konsep modern dan
terintegrasi dengan pembangunan fasilitas pendukung, seperti pemecah gelombang,
kolam parkir, industri pengelolaan ikan, industri pembuatan kapal, industri palat
penangkap ikan, gedung serbaguna.
 Pelabuhan ini akan dilengkapi dengan jaringan PDAM yang bersumber dari Waduk Sermo
sepanjang 10 km sebagai infrastruktur pendukungnya.

Rencana Pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto

Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto


 Tujuan utama pembangunan adalah sebagai pelabuhan perikanan dengan target dapat
menampung kapal dengan bobot sekitar 30 GT.

 Manfaat lain adanya pelabuhan Tanjung Adikarto adalah untuk wisata bahari dengan
memanfaatkan pemandangan laut lepas di lokasi tersebut.

 Mendukung visi Gubernur DIY untuk menjadikan sisi selatan Yogyakarta sebagai halaman
depan/pintu masuk dengan tagline “Among Tani Dagang Layar”.

DASAR TEORI
Pelabuhan
 Pengertian pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan
batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dankegiatan pengusahaan
yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (UU no. 17 tahun 2008
tentang Kepelayaran).
 Klasifikasi pelabuhan berdasarkan konstruksinya antara lain:
1. Pelabuhan Alam adalah pelabuhan yang terlindung dari alam (angin topan, badai dan
gelombang) tanpa harus dibangun fasilitas bangunan penangkis gelombang.
Pelabuhan alam biasanya berlokasi di teluk, muara pasang surut dan muara sungai.
2. Pelabuhan Semi Alam adalah pelabuhan yang berada di teluk kecil atau muara
sungai yang terlindung pada dua sisi oleh tanjung dan dibutuhkan hanya bangunan
pelindung pada pintu masuknya. Hampir sama dengan pelabuhan alam, hanya pada
pelabuhan semi alam bentuk site pelabuhannya lebih diutamakan. Contohnya
pelabuhan Plymounth adalah lokasi pelabuhan alam namun pelabuhan menjadi lebih
aman setelah dibangun pemecah gelombang pada pintu masuknya sehingga
pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan semi alam.
3. Pelabuhan buatan adalah pelabuhan yang mempunyai fasilitas bangunan pemecah
gelombang untuk melindungi pelabuhan atau kolam pelabuhan dari pengaruh
gelombang.
 Dalam perencanaan pelabuhan ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan, antara
lain:
1. Faktor Angin.
Angin adalah perpindahan arus udara dari tempat dengan tekanan udara tinggi
ketempat-tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Pengetahuan tentang angin sangat penting karena arah angin menentukan arah dan
letak penangkis gelombang dan juga arah dan letak pintu pelabuhan. Hal ini
dikarenakan angin berpengaruh pada gerakan atau manuver kapal dalam pelayaran
khususnya di sekitar pelabuhan terutama pendekatan kapal pada mulut pelabuhan.
Di samping itu angin adalah salah satu penyebab adanya gelombang, dimana
gelombang ini juga akan mengganggu baik pada konstruksi bangunan maupun
kapalnya. Penyelidikan angin memerlukan waktu yang lama minimal 3-5 tahun
berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang baik. Sifat-sifat angin yang perlu
diketahui untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan adalah :
a. Arah angin (wind direction)
b. Kecepatan Angin (wind speed)
c. Kekuatan Angin,
d. Lamanya angin bertiup (duration).
2. Faktor Kedalaman Air.
Kedalaman air laut di daerah pelabuhan diketahui dari kondisi konturnya. Sedangkan
kedalaman yang dibutuhkan pada suatu pelabuhan tergantung dari ukuran kapal
terbesar yang direncanakan akan bertambat dan melakukan bongkar muat. Jadi
kedalaman air laut yang dibutuhkan harus mampu menerima kapal terbesar yang
menggunakan fasilitas pelabuhan. Sedangkan luas wilayah dengan kedalaman yang
dibutuhkan tersebut harus mampu pula melayani manuver kapal yang akan
membelok ataupun sebagai penampungan/ parkir sementara. Kedalaman tersebut
diukur dari permukaan air pada waktu surut terendah.

3. Faktor Pasang Surut.


Pasang surut adalah periode naik dan turunnya permukaan air laut secara teratur
satu atau dua kali dalam satu hari. Pergerakan ini terutama kelihatan dengan jelas di
pinggir laut atau pantai yang terjadi secara berangsurangsur dan dapat
memperlihatkan antara muka air tertinggi dan muka air terendah atau paling surut.
Umumnya interval rata-rata antara pasang dan surut berturut-turut 12 jam 25 menit.
Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting di dalam perencanaan pelabuhan.
Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut) serta perbedaan pasang
surut sangat penting untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan. Seperti
misalnya, pile dari pada dermaga harus cukup aman terhadap keadaan pasang
tertinggi, elevasi puncak bangunan pemecah gelombang dan sebagainya ditentukan
oleh elevasi muka air pasang, sementara keadaan alur pelayaran/pelabuhan
ditentukan oleh muka air surut. Demikian juga halnya dalam pelaksanaan
pembangunan pelabuhan data-data pasang surut sangat penting sekali seperti
misalnya kapan sebaiknya melaksanakan pengecoran selimut beton untuk melindungi
tiang-tiang baja yang sering digunakan dalam mendukung dermaga-dermaga pier.
Data-data pasang surut sangat penting untuk menentukan dimensi bangunan-
bangunan di laut dan juga untuk memudahkan serta memperlancar pelaksanaan
pembangunan di laut.
4. Faktor Arus.
Arus adalah perpindahan air secara mendatar. Arus terjadi disebabkan oleh karena
pasang surut, karena tekanan udara, karena perbedaan berat jenis, kadar garam dan
karena suhu. Arus biasanya membawa butir-butir tanah (lumpur), untuk butir yang
berat bisa menyebabkan pengendapan. Berhubung adanya endapan - endapan
menyebabkan laut menjadi dangkal. Untuk itu dalam perencanaan pelabuhan
masalah pengendapan ini harus dilakukan penyelidikan yang teliti karena biaya
pengerukan sama dengan pembuatan pelabuhan yang baru atau kadang-kadang
malah lebih besar
5. Faktor Gelombang.
Gelombang merupakan perwujudan dari permukaan yang bergelembung dari air laut
yang terjadi pada suatu interval tertentu. Gangguan gelombang amat terasa pada
kedalaman tertentu dan oleh karena itu kedalaman dari air sangat berpengaruh pada
karakteristik gelombang. Gelombang yang terjadi pada kedalaman air d>L/2 pada
dasar laut tidak begitu berpengaruh pada partikel-partikel air yang bergerak lambat.
Sedangkan gelombang yang terjadi pada air yang dangkal d<L/2 berpengaruh
terhadap perubahan bentuk, bergerak dan berputar dari bentuk bundar menjadi ellip
atau mendekati ellip Gelombang pecah ketika puncak gelombang melampaui
kecepatan perambatannya. Pada air yang dalam biasanya ini terjadi ketika tinggi
gelombang melebihi 1/7 L. Ketika gelombang mencapai air yang dangkal di mana
kedalaman kira-kira 1,25 dari ketinggiannya biasanya akan pecah. Walaupun begitu
pecahnya gelombang tidak hanya tergantung pada kedalamannya saja tapi juga
tergantung pada kekuatan angin dan kondisi tanah dasarnya. Sehingga bisa saja
terjadi gelombang sudah pecah pada kedalaman yang agak dalam.
6. Faktor Karakteristik Kapal yang akan Berlabuh.
Karakteristik kapal yang berpengaruh secara langsung terhadap perencanaan
pelabuhan adalah
a. Kapasitas angkut
Tonase kapal mengindikasikan kapasitas angkut kapal dalam jumlah dari barang
yang dapat diangkut oleh kapal. Ada 3 ukuran yang biasa digunakan dalam
perencanaan, yaitu GRT (Gross Register Tonnase), NRT (Net Register Tonnase),
dan DWT (Dead Register Tonnase).
b. Dimensi vertikal
Draf kapal (draught) D adalah jarak maksimum dalam meter antara garis air dan
keel (struktur memanjang sepanjang garis tengah di bagian bawah lambung
kapal, dalam beberapa kapal diperpanjang ke bawah sebagai pisau atau ridge
untuk meningkatkan stabilitas).
c. Dimensi horizontal
Panjang kapal dapat dinyatakan dalam dua macam yang berbeda, yaitu:
LBP : Panjang yang diukur tegak lurus (Length Between Perpendiculars), yaitu
jarak horizontal dalam meter antara dua titik perpotongan dari haluan kapal dan
garis air laut saat kapal penuh dan garis vertical melalui sumbu kemudi kapal
LOA : Panjang yang diukur seluruhnya (Length Over All), yaitu jarak
horizontal antara dua garis vertical: tangen haluan kapal dan buritan kapal
Lebar kapal atau biasa disebut beam atau breadth B S , adalah jarak
maksimum dalam meter antara dua sisi dari kapal

Bangunan Pemecah Gelombang (Breakwater)


 Pengertian pemecah gelombang atau breakwater adalah bangunan laut yang dibuat
untuk melindungi pantai dari serangan gelombang, biasanya dibuat pada jarak tertentu
sesuai dengan kondisi garis pantai. Fungsi dari pemecah gelombang ini adalah untuk
menghancurkan atau menyerap energi gelombang sebelum sampai ke pantai.
 Macam – macam breakwater:
 Shore-connected Breakwater (Pemecah Gelombang Sambung Pantai )
Shore-connected Breakwater merupakan jenis struktur yang berhubungan langsung
dengan pantai atau daratan
 Offshore Breakwater (Pemecah Gelombang Lepas Pantai)
Offshore Breakwater adalah konstruksi breakwater yang tidak berhubungan dengan
garis pantai dan dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai
 Tipe breakwater ditinjau dari material yang digunakan adalah
 Tumpukan batu alam (Natural rock)
 Blok beton (concrete block)
 Gabungan antara batu alam dengan blok beton
 Batu buatan dari beton dengan bentuk khusus, seperti tetrapod, quadrapod,
hexapod, dan tribar
 Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe breakwater, antara lain biaya,
konstruksi, material yang ada dan bisa digunakan di lokasi proyek, kedalaman air, kondisi
tanah dasar, fungsi pelabuhan, dan peralatan yang tersedia untuk pembangunan.
 Bagian – bagian breakwater:
 Lapisan terluar sebagai lapisan pelindung atau armor layer
 Lapisan kedua sebagai penahan agar filler yang menjadi core/inti tidak terbawa arus
laut/gelombang
 Lapisan core/inti yang menjadi pusat yang menahan / memecah gelombang agar
tidak mencapai pantai.
 Dalam perencanaan breakwater dibutuhkan beberapa data sebagai berikut:
 Data gelombang, terbagi menjadi 2, yaitu gelombang rencana dan gelombang
ekuivalen;
 Tinggi muka air rencana, didasarkan pada pasang surut, wave setup, dan kenaikan
muka air laut karena pemanasan global;

Dermaga
 Pengertian dermaga adalah fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan berbagai kegiatan di pelabuhan seperti
membongkar muatan (hasil tangkapan ikan), pengisian bahan bakar dan bekal untuk
melaut. Dimensi dermaga didasarkan pada ukuran kapal yang bertambat, jumlah kapal
dan waktu yang diperulakan untuk menurunkan hasil tangkapan.
 Elevasi dermaga diperhitungkan terhadap besarnya DWL ( Design Water Level), yaitu
untuk mengantisipasi terhadap kenaikan air karena pasang air laut dan wave setup.
Elevasi lantai dermaga = DWL + tinggi jagaan
 Panjang dermaga menggunakan rumus:
LD = (M x B) + (M – 1) x B/W
Dimana, LD = Panjang dermaga (m)
M = Frekuensi pendaratan kapal / hari
W = Waktu / periode penggunaan kapal setiap hari
B = Lebar kapal
 Lebar dermaga diakomodasikan untuk tempat bongkar muat kapal dan lalu lintas alat
angkut (gerobak dan truk) pembawa ikan dari kapal menuju tempat pelelangan ikan.
Lebar dermaga disesuaikan dengan lebar kapal terbesar yang akan berlabuh, yaitu
dengan kapal rencana 30 GT maka lebar yang direncanakan kurang lebih 5 m.
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
Kondisi Eksisting dan Lingkungan
 Pelabuhan belum dapat berfungsi karena sedimentasi yang berlebihan pada mulut
pelabuhan.
 Sedimen dapat terbentuk dikarenakan breakwater yang dibangun kurang panjang
sehingga tidak dapat menghalau gelombang laut yang datang secara sempurna.
 Breakwater yang dibangun terdiri dari beberapa macam bagian/komponen, yaitu
o Batu pecah dengan dilengkapi bronjong;

Batu Pecah dengan Bronjong

o Tetrapod yang disusun dalam 1 lapis. Variasi tetrapod yang digunakan ada 2, yaitu
ukuran, yaitu ukuran kecil dengan 3 ton dan ukuran sedang dengan berat 10 ton;
Tetrapod

Tetrapod Ukuran Kecil


Tetrapod Ukuran Besar

o A Jack dengan 1 ukuran

A Jack
 Tetrapod terpasang memiliki tulangan di dalamnya untuk menjamin kekuatan dari
tetrapod dalam menerima gelombang laut.
 Dermaga terlihat tidak terawat dan beberapa bangunan pendukung mengalami
kerusakan baik kerusakan struktur maupun non struktur, seperti retak dan cat terkelupas.

Pembahasan
 A-Jacks adalah produk beton komersial yang dirancang untuk penggunaan pada saluran
terbuka dan aplikasi pesisir. Unit lapis lindung ini terdiri dari dua beton berbentuk T
potongan bergabung tegak lurus di tengah, membentuk enam kaki. A Jacks dipatenkan
oleh Poseidon Aliansi Ltd. Di Pantai Glagah, A Jacks diletakkan satu lapis dan ditata;
A Jack
 Tetrapod adalah struktur beton berkaki empat yang digunakan sebagai unit lapis lindung
pada pemecah gelombang. Bentuk tetrapod ini dirancang untuk memecah kekuatan
gelombang dan untuk menyebar perpindahan massa air dengan memungkinkan
pendistribusian secara acak pada kaki tetrapod yang saling terkait.
 Perletakan tetrapod di Pantai Glagah tergantung pada besarnya kekuatan gelombang
yang menghantam. Pada sisi Timur dan Barat ada dua ukuran tetrapod. Pada bagian
belakang umumnya hanya diletakkan satu lapis, sedangkan di daerah tengah dua lapis,
dan di daerah kepala/ujung yang mengarah ke laut diletakkan secara acak dan posisinya
lebih tinggi dari daerah di belakangnya.
 Tetrapod jika dipasang dengan tepat akan dapat menghasilkan kekuatan yang besar (K D
= 8) yang mampu menahan kekuatan gelombang lebih baik.
 Dalam pembangunan breakwater perlu diperhitungkan berat setiap armor yang akan
digunakan dengan menggunakan rumus Hudson
γr H3
W= 3
γr
KD ( γ air laut )
−1 cot θ

Dimana: W = berat batu (ton)


H = tinggi gelombang rencana (meter)
γr = berat jenis armor (beton = 2,3 ton/m3)
γair laut = berat jenis air laut (1,025 - 1,03 ton/m3)
cot θ = kemiringan struktur breakwater (2)
KD = koefisien stabilitas armor yang digunakan (tetrapod = 8)

Masalah yang Ditemui


 Panjang breakwater terbangun tidak sesuai dengan kebutuhan, yaitu untuk sisi timur
yang seharusnya sepanjang 390 m namun baru terbangun sepanjang 220 m, sedangkan
sisi barat yang seharusnya 230 m namun baru terbangun sepanjang 110 m.
 Terjadi sedimentasi pada mulut pelabuhan sehingga membahayakan kapal besar yang
ingin masuk.
 Penyusunan tetrapod hanya 1 lapis, sehingga tidak terjadi sifat saling mengunci antar
tripod. Hal ini akan menyebabkan beberapa hal sebagai berikut:
o Tetrapod rawan bergeser saat menerima gelombang yang besar;
o Tetrapod dapat ambles/turun dari kedudukan semula karena gelombang dengan
mudah masuk dan menggerus tanah/pasir di bawah tetrapod;

Sedimentasi yang terjadi


 Tetrapod pada sisi terluar mengalami aus dan retak karena menerima hantaman
gelombang berulang – ulang.

Tetrapod yang retak


 Lantai tanggul breakwater seperti terpisah akibat terjadi patahan pada beberapa segmen,
bahkan pada ujung lantai breakwater telah mengalami keruntuhan.
Lantai tanggul breakwater

 Bangunan di pelabuhan banyak terlihat mengalami kerusakan karena lama tidak


digunakan, antara lain dermaga, bangunan serbaguna, jalan akses, bangunan
pengolahan ikan, maupun tempat pelalangan ikan.
 Lampu dermaga mengalami kerusakan bahkan ada beberapa yang hilang.
 Bantalan karet terpasang pada dermaga tidak berfungsi untuk meredam benturan kapal
karena tonjolan tempat lampu.

Bantalan karet yang tidak berfungsi

Pengembangan Pelabuhan ke Depan


 Pelabuhan Tanjung Adikarto memiliki potensi untuk dapat dikembangkan karena ada
beberapa alasan, yaitu:
o Daerah pesisir selatan D.I. Yogyakarta belum memiliki pelabuhan perikanan yang
cukup besar untuk menerima kapal berukuran mencapai 30 GT;
o Mendukung visi Gubernur DIY untuk menjadikan sisi selatan Yogyakarta sebagai
halaman depan/pintu masuk dengan tagline “Among Tani Dagang Layar” yaitu
pembangunan di D.I. Yogyakarta di bidang pertanian, perternakan dan perikanan,
yang didukung pengolahan, pemasaran (perdagangan), dan perhubungan sehingga
membawa nilai lebih bagi produsen pangan dan menjadi kemudahan akses bagi
konsumen, sehingga membawa kemakmuran bagi rakyat Yogyakarta pada
khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya;
 Pelabuhan Tanjung Adikarto bila dilakukan penataan kawasan yang tepat maka akan
dapat menjadi obyek wisata baru yang menjanjikan di daerah selatan D.I. Yogyakarta.
 Pengembangan yang dapat dilakukan antara lain:
o Penambahan panjang breakwater;
o Perbaikan sarana pendukung pelabuhan;
 Membangun sarana prasarana yang terkoneksi dengan bandara baru NYIA (New
Yogyakarta International Airport) maka akan semakin meningkatkan nilai tambah kedua
infrastruktur ini, baik pada pelabuhan Tanjung Adikarto maupun pada NYIA.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
 Pelabuhan belum dapat difungsikan karena terjadi sedimentasi pada mulut pelabuhan;
 Kurang maksimalnya fungsi breakwater dikarenakan panjang terbangun tidak sesuai
dengan kebutuhan di lapangan;
 Tetrapod terpasang telah mengalami kerusakan lebih dini (tidak sesuai umur rencana),
misal aus atau retak dikarenakan penyusunan maupun kualitas pengerjaan yang kurang
baik;
 Bangunan pendukung pelabuhan mulai mengalami kerusakan karena tidak adanya
pemeliharaan oleh pemerintah;

Saran
 Pengerukan sedimen di mulut pelabuhan yang terjadi harus dilakukan secara berkala
sehingga tidak mengganggu kapal yang ingin masuk ke pelabuhan;
 Segera dilakukan penambahan panjang breakwater, minimal menjadi sesuai rencana
untuk menjamin tidak terjadinya sedimentas;
 Perbaikan posisi tetrapod yang telah terpasang agar saling mengunci sehingga tidak
mudah bergeser ataupun ambles;
 Tetrapod atau kubus berukuran besar yang tidak berfungsi di sisi belakang dapat
dipindahkan ke sisi depan breakwater sekaligus menambah panjang breakwater.
 Dalam proses pengadaan tetrapod sebaiknya dilakukan quality control yang cermat agar
didapat tetrapod yang berkualitas baik;
 Dilakukan review desain yang sudah ada sebelum melanjutkan pembangunan pelabuhan
Tanjung Adikarto;
 Dilakukan kajian dari berbagai aspek untuk membuat keputusan apakah pembangunan
pelabuhan harus dilanjutkan atau dilakukan alih fungsi.
DOKUMENTASI

Filler

A Jacks
Tetrapod

Korosi pada besi tetrapod

Breakwater bentuk kubus


Situasi dermaga

Tempat untuk menambatkan kapal

Suasana diskusi di lapangan


Rekaman 1
A jack merupakan hasil dari amerika dan diaplikasikan oleh kontraktor indonesia, namun
bagian yang dapat dilepas bagian atasnya, kekuatan lebih kuat dari tetrapod, 2 – 3 kali
lipat.t berfungsi dengan baik, namun karena pantai semakin panjang sehingga saat ini
sudah tidak berfungsi karena sedimen semakin bertambah dan saat ini malah jadi taman
Makin tinggi KD maka harus kuat materialny dan penyusunan harus bagus, yaitu saling
mengikat.

Tetrapod yang terjadi retak kemungkinan karena pembuatan yang kurang baik sehingga
KD yang seharusnya tinggi malah tidak tercapai
Beton kualitas baik adalah beton rapat/padat, tidak berlubang – lubang seperti ini.
Tetrapod ada tulangan walau sebenarnya tidak terlalu diperlukan.

Batu kecil lepas kena air, sehingga batu besar akan turun dan rusak semua. Aturan batu
kecil minimal 1/3 diameter batu besar. Sedangkan beratnya sekitar 1/10 berat batu yang
besar.

Di laut tidak mungkin diatasi dengan bronjong, dalam jangka panjang, kebetulan saja
sekarang sudah agak d dalam sehingga bronjong masih utuh.

Ada juga armor bentuk kubus, KD hanya 3. Keuntungan adalah sifatnya yang kuat/masif
tidak mudah patah.
Filler berupa isian beton yang ada kekuatan juga rendah sehingga mudah patah.

Pantai yang ada sudah maju sekitar 100 m, berat sekitar 2,5 ton.
Tetrapod yang terpasang salah pemasangan sehingga KD <2
Tulangan tetrapod sudah kelihatan artinya adalah lingkungan sangat korosif.
Ukuran jumlah, ukuran berat juga berpengaruh pada pemasangan breakwater, sehingga
seharusnya dalam kontrak ditulis jumlah tetrapod per m2 sehingga pengontrolan lebih
baik.

Seharusnya minimal 2 lapis sehingga kekuatan kuat.


Kemungkinan terjadi ambles pada susunan tetrapod, karena ada gelombang tinggi dan
permukaan air naik 15% tinggi gelombang yang menghantam tetrapod, sehingga pasir
yag ada di bawah tetrapod akan tergerus, sehingga akan terjadi ambles pada tetrapod.

Kualitas tetrapod tidak seragam, ada yang bagus dan tidak karena kontrol kualitas
kurang bagus.
Pemasangan tetrapod ukuran besar atau kecil tergantung tinggi gelombang yang datang.
Pemasangan tetrapod tidak bisa secara langsung, tapi harus ditata, diputar2 agar terjadi
kuncian yang baik.
Kekuatan bisa 50 % hilang hanya karena pemasangan yang tidak tetap.
Ujungn2 tetrapod dapat tergerus arus air, tidak berpengaruh pada kekuatan tapi jika
berlanjut maka akan tidak baik juga.
Sudah beberapa kali perpanjangan breakwater....3 kali mungkin sudah ada
Gelombang besar dapat mengangkat tetrapod karena pemasangan tertrapod yang
kurang baik.
Semakin siang gelombang akan semakin besar. Gelombang karena ptukengaruh angin.
Saat pasang, sebenarny tinggi gelombang sama saja, namun yang lebih tinggi adalah
elevasi air.
Untuk struktur pelabuhan, tidak bisa menggunakan green belt.
Sedimen karena dibawa oleh gelombang yang kehabisan energi dan meninggalkan
sedimen
Pelabuhan yang terbengkalai.
Terdapat pengaruh adanya pelabuhan terhadap pantai, yaitu erosi ke arah barat dan
timur
Gerusan yang terjadi bisa mencapai 50-60 m
Angin dari tenggara sehingga sedimen dari arah timur ke barat lebih banyak.
Gelombang banyak dari barat daya, sedimen dari barat ke timur (musim hujan)
Bulan musim kemarau dari arah sebaliknya.
Ombak ada beberapa macam karena angin maupun karena gaya tarik menarik bulan dan
matahari (pasang surut)
Gelombang angin ada 2 yaitu swell dan sea dan bersifat dispersif dan irreguler.
Bicara gelombang: Distribusi  berapa gelombang yg tinggi 1 m berapa 2 m
Spektrum  ttg energi yang dimiliki terbesar dengan periode berapa
Bangunan lepas pantai juga terkait dengan gelombang angin dan gelombang pasang
surut. Gelombang menyebabkan sedimen semakin maju pada sisi timur, sedangkan sisi
barat sedimen dikurangi/erosi.
Gelombang yang datang kebanyakan dari barat daya dan terus berpindah, sehingga
jarang terjadi riff current, arus yang berbalik dari pantai kembali k laut.

Rekaman 2
Minimal panjang 200 m, dan saat ini biaya bisa sampai 8 kali lipat karena saat ini sudah
lebih dalam
Kapal direncanakan 75 GT, dapat menampung berat 75 ton
Kedalaman kolam minimal 4 m
Tempat bersandar kapal kurang bagus, pipa harusnya diisi beton
Kapal biasa hanya 2,5 kuintal, panjang 25 m, lebar 4 m
Masalah yg ada di dermaga
Tiang lampu yang menonjol karena menyebabkan karet benturan tidak berfungsi
Pelabuhan harus disesuaikan dengan kapal yang akan bersandar, kelas internasional ya
dengan standar internasional

Rekaman 3
Bila tidak ada breakwater maka sedimen akan masuk lebih jauh lagi ke kolam,
Sudah dilakukan penambahan berkali kali. Sebaiknya ditambah 200 m lagi pada kedua
sisi breakwater, walau belum pasti akan aman.
Jika tidak maka akan selalu dikeruk agar kapal dapat masuk
Penanganan sedimen yang dari hulu maka bisa dipasang sabo, atau dengan pengelolaan
catchment area, dan bila sedimen terlalu banyak dapat dilakukan sudetan, untuk
mengosongkan kolam lalu sedimen dibersihkan.
Gelombang yang pecah hanya 1 m an, artinya kedalaman di kolam tersebut hanya 1 m
an... selain dikeruk maka tetrapod yang berserakan tersebut harus dipindahkan.
Kemungkinan salah desain  minimal 400 m harus dipegang teguh
Memberikan evaluasi yang terbaik
- Bagaimana agar ini dapat diberdayakan, sampaikan ide nya
- Mana yang harus dirawat bila ada dana
- Mana desain yang harus diperbaiki
- Tetrapod yang tidak terpakai dapat diambil dan ditaruh di bagian
depan breakwater
Gelombang yang terlalu besar sehingga melewati breakwater
Saling mengikat agar stabilitas dapat menyatu.
Seawall dibangun di tengah dan melindungi pantai secara langsung, sejajar pantai.
Dianggap seawall jika mampu melindungi sisi bagian belakangnya.
Menyusun tetrapod memang perlu keahlian.
Ada batu batu pecah sebagai filternya
Permasalahan yang ada yang membuat bukan instansi, kalo sudah sampe dana sudah tidak
bisa ikut campur.

Rekaman 4
Komoditas ikan tuna, kakap
Tetrapod hanya 6 ton tidak bisa ditaruh di depan karena tidak stabil, sehingga sebaiknya
dipasang di bagian dalam saja, sedangkan yang luar yang ukuran besar
Bila ada yang hilang maka sebaiknya langsung diganti di sisi yang lain
Jangan ecek ecek, menampilkan kemampuan dalam inovasi, dan menganalisa
- Latar belakang pelabuhan glagah dan relevansinya saat ini
- Tujuan pelabuhan glagah dan relevansinya saat ini
- Teori dan perencanaan pelabuhan dan breakwater
(gelombang, sedimen, dll)
- Kondisi saat ini
- Lingkungan
- Pengembangan ke depan
- Kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai