Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA DILAKUKAN REVIEW RTRW KOTA PADANG TAHUN 2010 - 2030

Kota Padang telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) melalui
Bantuan Teknis dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
pada tahun 2010 dan telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah pada Tahun 2012.
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang Tahun 2010–2030
tersebut sudah dijadikan acuan bagi Pemerintah Kota Padang dan masyarakat umum
dalam pengembangan wilayah Kota Padang. Namun diselang berjalannya Peraturan
Daerah Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang Tahun 2010–
2030 ini, Kota Padang dilanda beberapa kali bencana banjir bandang di Batang Kuranji
dan Timbalun di Kawasan Bungus Teluk Kabung. Banjir bandang tersebut juga melanda
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan permukiman sehingga membahayakan
masyarakat dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit nilainya. Adanya bencana
alam yang cukup besar tersebut perlu dikaji lebih mendalam keterkaitannya dengan
pola pemanfaatan ruang dan juga perlu dikaji perlunya relokasi kegiatan budidaya
maupun lindung untuk mengcegah terjadinya kejadian sejenis dimasa mendatang.
Oleh sebab itu Peninjauan Kembali (Review) Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Padang Tahun 2010 -2030 dilakukan untuk mengantisipasi bencana,
mengakomodir tuntutan pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan meliputi
kegiatan pemantauan, peninjauan, penelaahan ruang yang diselenggarakan dengan
menghormati hak perorangan atau lembaga berdasarkan peraturan perundang-
undangan, hukum adat atau kebiasaan yang berlaku di Kota Padang.
Acuan yang digunakan dalam peninjauan kembali (review) rencana tata ruang
wilayah kota adalah Pasal 86 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, yang menyatakan bahwa proses pelaksanaan
peninjauan kembali rencana tata ruang meliputi kegiatan (i) pengkajian, (ii) evaluasi,
serta (iii) penilaian terhadap rencana tata ruang dan penerapannya.

1
Faktor yang menentukan dan menjadikan kegiatan peninjauan kembali rencana
tata ruang menjadi suatu aktivitas yang penting untuk dilakukan secara berkala dalam
proses penataan ruang adalah karena adanya perubahan atau ketidaksesuaian atau
adanya penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang terjadi di lapangan, seperti :
1. Beberapa kawasan yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian berdasarkan
RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030, kondisi di lapangan merupakan permukiman
yang telah tumbuh dan berkembang pesat dan hal tersebut perlu dilakukan
pengkajian ulang dan penetapan kawasan yang benar-benar lahan pertanian yang
akan dipertahankan 20 (dua puluh) tahun ke depan sebagai lahan pertanian
berkelanjutan..
2. Adanya bencana alam yang berdampak luas dan dapat mengubah struktur dan pola
pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun lindung
yang ada untuk penanganan pasca bencana. Kota Padang dilanda beberapa kali
bencana banjir bandang di Batang Kuranji dan Timbalun di Kawasan Bungus Teluk
Kabung. Banjir bandang tersebut juga melanda kawasan yang telah ditetapkan
sebagai kawasan permukiman sehingga membahayakan masyarakat dan
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit nilainya. Adanya bencana alam yang cukup
besar tersebut perlu dikaji lebih mendalam keterkaitannya dengan pola
pemanfaatan ruang (kegiatan budidaya maupun lindung) untuk mencegah terjadinya
kejadian sejenis dimasa mendatang.
3. Ada beberapa izin pemanfaatan ruang (Keterangan Rencana Kota - Pengkaplingan)
yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan rencana tata ruang dan diperoleh
sesuai dengan prosedur yang benar, peruntukannya tidak sesuai lagi dengan
Rencana Pola Ruang RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030, seperti :
 Izin Keretangan Rencana Kota - PengKapling telah diterbitkan untuk perumahan
sebelum penetapan rencana tata ruang, tetapi setelah rencana tata ruang
ditetapkan berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2012 pemanfaatan ruang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang yang ditetapkan.
 Izin Keretangan Rencana Kota telah diterbitkan untuk pergudangan sebelum
penetapan rencana tata ruang, tetapi setelah rencana tata ruang ditetapkan
berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2012 pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang yang ditetapkan.

2
4. Pengembangan Wilayah Usaha Tambang belum teralokasi pada Peta Pola Ruang
RTRW Kota Padang Tahun 2010–2030 terutama Galian C.
5. Rencana terminal Tipe A pada RTRW Kota Padang Tahun 2010–2030 berlokasi di
Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah, berdasarkan Studi Kelayakan yang dilakukan
oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang lokasi yang sesuai
berada di Anak Aie Kecamatan Koto Tangah.
6. Pengurangan Kawasan Padang Industrial Park pada RTRW Kota Padang Tahun 2010–
2030 mengakibatkan beberapa investasi industri berada pada kawasan permukiman
dan peruntukan kawasan industri bersempadan dengan kegiatan Wisata Caroline di
Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
7. Ketersediaan lahan untuk Taman Pemakaman Umum saat ini sudah tidak memadai
untuk menampung kebutuhan Kota Padang, sehingga dibutuhkan pengembangan
lahan Pemakaman Umum di Kawasan Aie Dingin.
8. Rencana pengaturan intensitas ruang pada RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030
berdasarkan tingkat kepadatan lingkungan secara administrasi (kecamatan),
sebaiknya pengaturan intensitas pemanfaatan ruang tidak berdasarkan batas
administrasi tetapi berdasarkan sifat kepadatan lingkungan (pertimbangan ekologi
dan ekonomi, daya dukung dan daya tampung serta kerawanan terhadap bencana,
serta aksesibilitas).

Anda mungkin juga menyukai