Anda di halaman 1dari 2

BAB VIII

menjadi contoh upaya keras perbaikan mutu lingkungan demi kepentingan


kehidupan manusia itu sendiri.

PENUTUP Apabila tak diinginkan ’bunuh diri massal’ secara perlahan bagi penduduk
kota, maka iklim kondusif dan kerjasama antar para pihak (stakeholders)
harus terus-menerus dibangun tanpa meninggalkan latar belakang sejarah
pembentukan kota, serta disesuaikan dengan kondisi alami bio-geografis
lokal. Betapa penting konsep pemikiran pembangunan RTH kota
Pembangunan lingkungan perkotaan memang sangat kompleks, sebab menyeluruh, tak hanya berdasar pada media tanah di daratan (terrestrial),
memang dibutuhkan pengetahuan, energi (termasuk kemampuan finansial) tetapi juga pada lahan ’peralihan’, seperti lahan basah, daerah estuaria, dan
yang tak terhingga jumlahnya, ilmu pengetahuan pendukung pengelolaan bagian lain kota, termasuk kemungkinan menggunakan wadah (containers)
kota, baik fisik maupun sosial kemasyarakatan dan persiapan mental tidak yang relatif tidak memerlukan ruang yang luas, penghijauan di teras dan
hanya harus dimiliki oleh para aparat pengelola kota tetapi juga oleh seluruh atap bangunan, dan inovasi lain, termasuk teknik hidrofonik dan lansekap
masyarakat yang hidup dan tinggal di kota. Tugas dan tanggungajwab PLH vernacular, bila kondisi memungkinkan. Hubungan saling membutuhkan
kota, selalu harus menjadi tanggung jawab semua orang secara sinergis. antara lingkungan kota dengan daerah pendukung di sekelilingnya
(hinterlands) harus terus dipelihara agar tidak merugikan satu sama lain,
Perbaikan mutu lingkungan hidup perkotaan ini akan bisa dicapai melalui bahkan dapat terbentuknya penataan ruang yang saling terkait.
perencanaan kembali zonasi (mintakat) bagian-bagian kota yang memang
terus tumbuh karena adanya kehidupan, bersifat dinamis, dan praktis, dasar Meskipun tidak seharusnya kita selalu berkiblat ke budaya barat karena
perbandingan antara wilayah terbangun dan wilayah tidak terbangun, sudah dikenal dalam sejarah kemanusiaan akan nilai tinggi kebudayaan dari
hendaknya dijadikan pokok pertimbangan yang sebijaksana mungkin. Pasti timur dengan bukti-bukti sejarah, terutama dimulai di negeri China ribuan
ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, tetapi keputusan optimal bagi tahun lalu, tetapi dalam perencanaan dan perancangan RTH kota,
kepentingan mayoritas penduduknya harus dipilih secara tegas, dan khususnya dalam kaitan dengan peningkatan kualitas fungsi lingkungan
konsisten. Dengan demikian, maka pihak-pihak yang tidak atau kurang puas perkotaan, kedua kutub budaya itu selayaknya tetap dipertimbangkan dalam
akhirnya secara perlahan akan bisa memaklumi keputusan bersama menuju terbentuknya kota-kota yang manusiawi atau layak huni.
tersebut, yang adalah bagi kepentingan PLH Kota yang menguntungkan
ditinjau dari berbagai segi. Seorang ilmuwan sosiologi dari Inggris, Garret Hardin, terkenal sebagai
pakar menulis artikel klasik, berjudul ’Tragedy of the Common’, berdasar
Dukungan yang sehat atas pernyataan perlunya menyeimbangkan antara pengalamannya di sebuah kampung di negaranya, di mana setiap orang
kemajuan hubungan erat kehidupan sosial dengan pertumbuhan ekonomi memperoleh hak akses yang sama pada suatu lahan hijau tempat
dan pembangunan teknologi (modern) perlu diimbangi dengan kondisi menggembala ternak. Akhirnya terjadinya ’tragedi’ itu, ketidakdisiplinan
lingkungan alami yang terus-menerus dapat mendukung kehidupan warga serta tidak adanya aturan yang ketat serta berdasar pada sifat
manusianya. Fenomena kesadaran akan perlunya RTH (Parks) dan egoisme masing-masing, padang penggembalaan rusak dan tak
pertumbuhannya dicanangkan oleh seorang arsitek lansekap di Amerika, bermanfaat. Akibat perebutan ruang dan waktu, di mana setiap orang ingin
sudah dinyatakan pada pertengahan abad ke XIX, yaitu sekitar tahun 1830- mendahului orang lain, karena ’keserakahan’ masing-masing. Dari cerita ini
an. Tanda kemajuan profesi arsitek lansekap (dipelopori oleh Frederick Law dapat disimpulkan bahwa, sebenarnya masalah yang akhirnya merugikan
Olmsted dan kawan-kawan, 1987) adalah pembangunan Central Park yang semua orang tersebut, dapat terjadi di mana pun kita berada, saling
bersejarah itu memanjang hampir tepat di tengah-tengah dari ujung ke ujung berebutan sumber daya (alam) demi kesenangan pribadi. Kata-kata: ”Kalau
pulau Manhattan, yang sudah menjadi penuh sesak dan timbulnya bahaya tidak sekarang? Kapan lagi? Kalau tidak saya lalu siapa yang akan
wabah penyakit lingkungan karena hanya diisi oleh struktur bangunan, bisa mendapat keuntungan?”, dan seterusnya, padahal kita ini manusia, adalah
makhluk sosial yang serba terbatas, yang menurut etika agama apa pun dan

VIII - 1
di lingkungan mana pun di dunia, dituntun agar hidup saling mendukung dan dikumpulkan guna masukan penyusunan kaidah-kaidah pokok pengelolaan
berdamai di bumi yang hanya ’satu’ ini. RTH Kota tropis ini.

Dalam prinsip dasar psikologi lingkungan, manusia dan lingkungannya Aset-aset yang ada, misalnya: dokumentasi dari kegiatan Lomba Taman
mempunyai hubungan timbal balik yang erat. Manusia bertingkah laku Seluruh Indonesia dengan berbagai kategorinya, kemudian kompilasi data
sebagai reaksi terhadap kondisi lingkungannya, dan lingkungan pun dan informasi tentang kondisi masing-masing daerah dari semacam Neraca
berobah sesuai dengan tingkah laku manusia tersebut (Sarwono, dalam LH, atau bentuk penilaian dalam sistem yang lebih nyata, seperti program
Seminar RTH, 2000). Contoh nyata: kita akan merasa malu untuk penilaian permukiman berwawasan lingkungan, program Adipura dan
membuang sampah secara sembarangan dalam lingkungan yang sudah sebagainya, merupakan bahan penting dalam penyusunan kaidah-kaidah
teratur, bersih dan indah. Terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor, pengelolaan RTH kota berdasar skala ruang dan waktu.
dan penyakit, sebagian besar juga akibat perilaku manusia yang ’melawan
kodrat’ alam sekitarnya. Kemudian, haruslah segera disusul oleh semacam panduan, yang
disesuaikan dengan kondisi bio-geografi lingkungan fisik di mana kota
Pembangunan RTH kota tropis di Indonesia belum benar-benar dibahas, tersebut berada, apakah terletak di tepian badan air (sungai, danau atau
baik secara ilmiah maupun pada penerapan menyeluruh secara praktis pesisir laut), dataran rendah atau di lereng bahkan di puncak pegunungan,
berdasar prinsip-prinsip pembangunan RTH kota secara ekologis, ekonomi, di mana karakteristik fisik khas ini satu sama lain terkait dalam suatu sistem
dan sosiologis. Yang sudah banyak dibahas adalah pentingnya eksistensi pengelolaan lingkungan tropis yang menyeluruh. Kondisi lingkungan dan
RTH secara umum, sebagian besar masih berupa wacana atau penerapan pengelolaannya di daerah hulu, pasti akan mempengaruhi daerah tengah
penerapan empiris dan parsial berdasar pengalaman individual. dan hilir, sebagai kesatuan ekosistem, semacam satuan wilayah sungai
Pendekatan pengalaman kolektif ini perlu segera dituangkan ke dalam (SWS atau DAS).
beberapa ’buku petunjuk umum’ pengelolaan berbagai jenis RTH kota ini.
Pada pokoknya, RTH kota tidaklah hanya sekedar pelengkap suatu
Departemen Dalam Negeri bekerjasama dengan Kantor KLH, dan Menteri Rencana Umum Tata Ruang Kota, namun perlu dipertimbangannya RTH
Negara Perumahan dan Permukiman saat itu, sejak tahun 1986 melakukan kota sebagai ’alat kendali’ kerusakan (fisik) lingkungan lebih lanjut.
beberapa seri pembahasan pengelolaan RTH, hingga akhirnya terbit Eksistensi RTH kota sekaligus mampu pula mengamankan lokasi
Instruksi Menteri Dalam Negeri No 14/1988 tentang Pengelolaan RTH kota. peninggalan sejarah dan budaya (suku) bangsa kita, seperti berbagai
bentuk situs budaya lama, seperti candi, pura atau makam para tokoh
Saat ini (tahun 2006) Inmendagri tersebut sudah berumur lebih dari 15 sejarah. RTH mempunyai nilai pariwisata kuat, misalnya Kawasan Situ
tahun, maka sudah tiba saatnya bagi kita semua yang baik sebagai Aksan, yang ternyata merupakan peninggalan danau purba di wilayah
penanggung jawab formal selaku aparat pemerintah di unit manapun, Bandung, Ngarai Sianok Nan Indah di Provinsi Sumatera Barat
maupun kita semua sebagai anggota masyarakat umum terutama sebagai menunjukkan sejarah proses geologis, dan masih banyak contoh lain lagi.
anggota dari ikatan kelompok profesi, dapat lebih bergiat meningkatkan
kepedulian tentang pengembangan berbagai RTH kota sesuai fungsi yang Pembangunan Kota merupakan bagian integral Pembangunan Nasional.
dikehendaki. Pemerintah Tingkat Nasional seperti Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Dalam Negeri,
Dari uraian sebagian dari ’best practices’ di dalam maupun luar negeri, Departemen Pendidikan, Kementerian Pariwisata dan Budaya, Kementerian
didapat gambaran umum bahwa pengelolaan RTH kota, terutama LH, dan sebagainya perlu lebih meningkatkan fasilitasinya dalam kaitan
tergantung pada ’political will’ para penanggung jawab pengelola kota yang dengan pembangunan RTH kota berwawasan lingkungan bagi
bekerja sama dan didukung penuh oleh masyarakatnya. Sinergitas ini bisa kesejahteraan warga masa kini dan masa datang. Pembangunan RTH kota
terjadi, karena adanya saling kepercayaan berbagai pihak. Pengalam- yang lebih manusiawi (seperti perlunya pembangunan pedestrian atau
pengalaman yang tersebar baik secara teoritis maupun praktis, perlu trotoir) dan anekaragam moda transportasi publik perlu digalakkan.

VIII - 2

Anda mungkin juga menyukai