Topik
Menjelaskan pengertian PLC standar. Serta diberikan contoh kasus sebuah fungsi logika
direalisasikan menggunakan rangkaian digital, logika kontak dan PLC
Gerbang Logika
Jika diimplementasikan dengan gerbang-gerbang logika dapat digambarkan dalam
Gambar 1 berikut:
Gambar 1
Fungsi F = (A’.B)+C diwujudkan dengan gerbang logika
Keluaran F akan berlogika 0 atau 1 sesuai dengan kombinasi logika pada saluran
masukan A, B dan C berdasarkan fungsi logika (A’ . B) + C. Terdapat 8 kombinasi logika
masukan pada rangkaian ini, karena terdapat 3bit masukan. Secara tabel kebenaran
keluaran F diperlihatkan dalam tabel berikut ini:</p
Bila diamati dari tabelkebenaran di atas keluaran F akan berlogika 1 hanya jika C = 1
atau A = 0 dan B = 1. Dengan menggunakan komponen gerbang-gerbang logika, jika
dibutuhkan perubahan-perubahan fungsi logikanya maka diperlukan perubahan-
perubahan pada rangkaian logikanya. Gerbang NOT menggunakan komponen IC jenis
7406, AND IC jenis 7408 dan OR IC jenis 7432. Rangkaian di atas merupakan
rangkaian kombinasi, karena keluaran hanya tergantung pada kombinasi logika saluran
masukannya.
Logika Kontak
Sebuah kontak dapat digunakan untuk mengimplementasikan sebuah rangkaian logika.
Jika menggunakan gerbang logika, idealnya logika 0 berupa tegangan 0 Volt dan logika
1 berupa tegangan 5 Volt pada saluran masukan dan keluarannya.
Sebuah gerbang AND dapat diwujudkan dengan dua buah kontak masing-masing jenis
NO (Normally Open) yang dihubungkan secara seri. Dengan demikian keluaran
merupakan kondisi antara kedua ujung kontak, jika terhubung menunjukkan keluaran
berlogika 1, jika terbuka keluaran berlogika 0. Pada gerbang AND ini keluaran akan
berlogika 1 (terhubung) jika kedua kontak A dan B masing-masing ditekan atau
berlogika 1.
Sebuah gerbang OR diwujudkan dengan dua buah kontak masing-masing jenis NO yang
dihubungkan secara paralel. Dengan demikian keluaran akan berlogika 0 jika kedua
kontaknya berlogika 0.
Sebuah gerbang NOR (NOT OR), dapat diwujudkan dengan mengubah menjadi AND
dengan menggunakan kontak jenis NC (Normally Closed) pada masing-masing
masukannya. Sehingga keluarannya akan berlogika 1 jika kedua kontaknya berlogika 0.
Karena masing-masing kontak A dan B menggunakan jenis NC, jika kedua kontak
berlogika 0 membuat keluarannya berlogika 1.
Sebuah gerbang NAND (NOT AND), dapat diwujudkan dengan mengubah menjadi OR
dengan menggunakan kontak jenis NC pada masing-masing masukannya. Sehingga
keluarannya akan berlogika 0, jika kedua masukannya berlogika 1. Karena kedua kontak
menggunakan jenis NC, jika kedua kontak tersebut berlogika 1 akan menyebabkan
keluaran tidak terhubung atau berlogika 0.
Sebuah gerbang NOT dapat diwujudkan denan sebuah kontak jenis NC, sehingga logika
keluarannya akan selalu kebalikan dari logika masukannya.
Rangkaian gerbang logika seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1 di atas dari sebuah
fungsi F=(A’.B)+C, dapat diwujudkan dengan menggunakan rangkaian logika kontak
dengan menggunakan gerbang logika AND, OR dan NOT, seperti yang diperlihatkan
dalam Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2
Fungsi F = (A’ . B) + C dengan menggunakan rangkaian logika kontak
Jika digambarkan dalam bentuk diagram relay diperlihatkan dalam Gambar 3 berikut
ini.
Gambar 3
Diagram relay
Saluran masukannya berupa tegangan sebesar 24VDC, jika diberi tegangan 24VDC
berarti saluran masukan tersebut berlogika 1, jika tidak diberi tegangan (terbuka) atau 0
VDC saluran masukan tersebut berlogika 0. Sedangkan saluran keluarannya secara
standar berupa kontaktor rele yang ada didalam PLC (IR- Internal Relay), jika
kontaknya tertutup berarti logika saluran keluarannya adalah logika 1, jika terbuka
logika saluran keluarannya adalah 0. Setiap PLC memiliki sejumlah saluran masukan
dan keluaran tertentu tergantung tipe dari PLC yang digunakan. Setiap kelompok
saluran masukan dan keluaran dibagi menjadi kelompok alamat yang terdiri dari 8 bit,
16 bit atau 32 bit tergantung jenis PLC yang digunakan. Setiap kelompok memiliki
alamat-alamat tertentu pada PLC agar dapat diakses melalui instruksi PLC.
Berikut ini contoh pengawatan PLC untuk mewujudkan sebuah fungsi F = (A’.B) + C,
diperlihatkan dalam Gambar 4.
Gambar 4
Contoh Aplikasi PLC
Dari Gambar 4 di atas, variabel masukan A, B dan C dimasukkan melalui saluran
masukan PLC masing-masing pada bit 0, 1 dan 2. Untuk memberikan logika 0 atau 1
masing-masing dihubungkan seri dengan sebuah saklar (kontak) dan sumber tegangan
24VDC. COM merupakan saluran bersama, sehingga masing-masing saluran diberi
logika 1 berupa tegangan 24VDC terhadap COM (COMmon). Jika saluran ini dibiarkan
terbuka berarti saluran masukan diberi logika 0.
Demikian pula dengan saluran keluarannya, dalam contoh ini digunakan bit 0, jika
berlogika 1 maka antara keluaran bit 0 dan COM akan terhubung singkat melalui
kontaktor Internal Relay. Seperti halnya saluran masukan, saluran keluaran
menggunakan saluran bersama (COMmon). Untuk mengetahui keluaran bit 0 berlogika
1 atau 0, dihubungkan dengan sebuah beban lampu pijar dan di seri dengan sumber
tegangan AC 220V.
LD NOT 000.01
AND 000.01
OR 000.02
OUT 100.00
END
Mengenai pemrogram dengan menggunakan ladder akan dijelaskan dalam topik yang
terpisah.
Posted in PLC | Tagged indonesian, tutorial, tutorial plc | 2 Comments
Isi materi ini ditujukan untuk berbagi ilmu pengetahuan kepada semua
pengunjung blog ini.
Silakan digunakan untuk kepentingan proses pembelajaran untuk mencerdaskan bangsa ini
dengan tidak lupa menyebutkan sumbernya.
Namun yang harus dihindari adalah: mengambil isi dengan mengakui sebagai haknya, mengambil
isi untuk tujuan komersialisasi.
Semua tergantung kepada hati-nurani, jika terjadi saya berkewajiban mengingatkan para
plagiator. Biasakan sesuatunya terlahir dari tangan anda, itu menunjukkan bahwa anda ada dan
anda diberi hidayah sebagai ciptaanNya yang paling mulia untuk memberikan manfaat di dunia
ini. Biasakanlah memberikan manfaat kepada orang lain, dan jangan membiasakan
memanfaatkan orang lain.
Topik
Menjelaskan tentang dasar-dasar PLC, Elemen dasar PLC
Pendahuluan
Industri dibangun karena adanya kebutuhan pengembangan kualitas dan menaikkan
produktifitas. Fleksibilitas juga merupakan kebutuhan utama dan perlu dipikirkan,
sehingga perubahan sistem proses produksi dalam industri menjadi sangat penting,
agar dapat menyesuiakan dengan kebutuhan konsumen yang semakin bervariasi dari
waktu ke waktu.
Salah satu masalah yang timbul dengan menggunakan cara ini yaitu penggunaan sistem
kontrol yang didasarkan pada relay mekanik. Instrumen mekanik biasanya akan
menjadi aus sehingga hubungan kontak-kontaknya tidak akan tersambung secara
sempurna, karena adanya gerakan-gerakan mekanis. Jika salah satu relay berhenti
bekerja, bagian teknisi elektrik akan sulit mencari satu persatu relay yang mengalami
gangguan agar sistem secara keseluruhan bekerja normal kembali.
Masalah lainnya adalah cara ini akan menyebabkan sistem akan dihentikan dalam
periode waktu tertentu selama perbaikan, sehingga industri berhenti melakukan proses
produksi, karena adanya perbaikan pada panel-panel elektrik. Jika ada sebuah
keputusan untuk mengadakan perubahan-perubahan kecil dalam sistem kontrolnya,
diperlukan biaya yang cukup besar dan proses produksi akan berhenti pada periode
waktu tertentu sampai sistem bekerja normal kembali.
Cara ini akan lebih baik dibanding menggunakan relay, tetapi terdapat masalah baru
yaitu bagaimana teknisi dapat menerima sebuah perangkat yang baru. Sistem yang
komplek akan diperlukan pemrograman yang komplek pula. Belum lagi teknisi harus
belajar dan memahami bahasa pemrograman komputer sebagai tambahan
pekerjaannya. Divisi Generl Motors Hidromatic dari sebuah perusahaan besar
menjawab kebutuhan ini dan menentukan kriteria dari sebuah programmable logic
controler pertama. Saat itu terdapat beberapa perusahaan yang akan menjual
instrument yang digunakan dalam kontrol industri sebagai kontroler sekuensial
sederhana, tidak seperti PLC yang kita kenal sekarang.
Kebutuhan spesifikasi peralatan baru saat itu adalah didasarkan pada komponen
elektronik menggantikan komponen mekanik, komputer yang memiliki fleksibilitas,
kondisi yang dibutuhkan dalam industri seperti getaran, panas, debu dll dan mmiliki
kapabilitas dapat diprogram ulang dan digunakan untuk pekerjaan lainnya. Kriteria
terakhir sangat penting, yaitu perangkat baru dapat diprogram dan dipelihara dengan
mudah.
Bagian-bagian PLC
PLC pada kenyatannya adalah sistem mikrokontroler untuk industri (pada akhir-akhir
ini kita menyebutnya mikroprosesor daripada mikrokontroler) dimana merupakan
perangkat keras dan lunak yang khusus diadaptasikan untuk kebutuhan industri. Skema
secara blok secara dengan komponen yang tipikal membentuk PLC diperlihatkan dalam
Gambar 1.
Kebutuhan khusus adalah adanya saluran masukan dan keluaran, sebab dalam blok ini
akan ditemukan kebutuhan proteksi untuk mengisolasi blok CPU dari kondisi yang
tidak menentu di lingkungan industri yang dapat membahayakan CPU melalui saluran
masukan. Unit pemrogram biasanya sebuah komputerdiperlukan untuk menulis
program pada umumnya berupa diagram ladder (ladder diagram).
Gambar
1
Elemen Dasar dari PLC
Memori
Memori sistem (saat ini kebanyakan diimplementasikan menggunakan teknologi
FLASH) digunakan PLC untuk sistem kontrol proses. Selain itu sistem operasi itu
sendiri berisi sebuah user program untuk menterjemahkan dari bentuk diagram ladder
menjadi bentuk biner. Isi memori FLASH dapat diubah hanya dalam kondisi dimana
user program berubah. PLC yang digunakan saat ini selain memori FLASH daripada
menggunakan EEPROM, karena memori FLASH dapat diubah dan dihapus secara
elektrik. Dengan menggunakan memori FLASH proses penulisan akan menjadi sangat
singkat. Untuk memprogram ulang memori biasanya dilakukan melalui kabel serial
yang dihubungkan dengan PC melalui perangkat lunak pengembangan.status dari
saluran masukan dan keluaran
Memori user dibagi kedalam beberapa blok yang memiliki fungsi khusus. Beberapa
bagian memori digunakan untuk menyimpan status saluran masukan dan keluaran.
Pada kenyataannya disimpan sebagai “1″dan “0″ dalam memori bit yang spesifik. Setiap
masukan dan keluaran berhubungan dengan bit dalam memori. Bagian lain memori
digunakan untuk menyimpan isi dari variabel yang digunakan dalam userprogram.
Sebagai contoh, nilai timer, nilai counter yang akan disimpan dalam memori ini.
Pemrograman PLC
PLC dapat diprogram melalui sebuah komputer, tetapi dapat juga melalui konsole
secara manual. Secara praktek mengartikan bahwa setiap PLC dapat diprogram melalui
sebuah komputer dan diperlukan perangkat lunak untuk pemrogramannya. Sekarang
sangat idel melalui saluran serial komputer yang dapat berkomunikasi dengan PLC
untuk melalukan pemrograman. Jika program akan dikoreksi untuk pengembangan,
program di PLC dapat di ambil kembali kemudian diprogram kembali jika ada
perubahan-perubahan dalam programnya.
Pada umumnya program PLC digunakan untuk melakukan switching menjadi on atau of
dari sistem masukan dan keluarannya, program dieksekusi secara realtime dan
dilengkapi dengan dokumentasi. Dokumentasi ini diperlukan agar program mudah
dimengerti untuk melacak gangguan-gangguan atau kesalahan-kesalahan yang terjadi
pada saat beroperasi dan pemeliharaan. Komentar tambahan dapat membantu teknisi
mengerti diagram ladder dengan benar.
Catu daya
Catu daya listrik digunakan sebagai energi untuk menghidupkan unit CPU dan
komponen-komponen lainnya. Kebanyakan PLC bekerja pada tegangan 24VDC atau
220VAC. Kebanyakan PLC menggunakan modul catu daya secara terpisah pada PLC
yang besar, PLC kecil dan menengah biasanya sudah dilengkapi catu daya. Pengguna
PLC biasanya harus mengetahui berapa kebutuhan arus yang diperlukan, agar catu daya
mampu menyediakan arus sesuai dengan kebutuhan. Setiap jenis PLC akan
membutuhkan arus yang berbeda.
Catu daya ini biasanya tidak digunakan untuk masukan dan keluaran ekternal.
Pengguna harus menyediakan catu daya secara terpisah untuk masukan dan
keluarannya, sebab tidak dapat dipastikan kebutuhan catu daya. Beberapa PLC kecil
menyediakan tegangan untuk saluran masukan dan keluaran yang telah diintegrasikan
kedalam PLC.
Gambar 2
Antarmuka penyesuai masukan
Isolasi secara optik artinya tidak ada hubungan elektri antara dunia luar dan unit CPU.
Secara optik (Optically) sinya dari dunia luar dikirim secara optik (sinar LED). Cara ini
merupakan cara yang sederhana. Perangkat luar memberikan sinya agar LED on,
selanjutnya akan menyebabkan photo transistor bekerja (konduksi), dan CPU akan
memandangnya sebagai logika 0 (tegangan kolektor jatuh dibawah 1V). Ketika sinyal
masukan menyebabkan LED menjadi off, transistor berhenti berkonduksi, tegangan
kolektor akan naik, dan CPU menerima informasi logika 1.
Gambar 3
Antarmuka penyesuai keluaran
Saluran ektensi
Setiap PLC memiliki batasan dalam hal jumlah saluran masukan dan keluaran yang
disediakan. Jika diperlukan penambahan jumlah saluran masukan dan keluaran,
biasanya disediakan saluran ektensi tambahan yang dapat disisipkanmodul-modul
tambahan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya penambahan modul
keluaran relay, transistor, atau modul tegangan analog dan lain sebagainya. Biasanya
fasilitas ini dimiliki oleh PLC skala menengah atau besar dan tidak dimiliki oleh LC
skala kecil atau Compact PLC.