Anda di halaman 1dari 2

alah satu Komite Eksekutif (Exco) PSSI diduga menjadi dalang pengaturan skor di kompetisi Liga 2

yang melibatkan Madura FC dan PSS Sleman.

Manajer Tim Madura FC Januar Herwanto membeberkan kronologis ketika ada oknum Exco PSSI
yang memintanya mengalah dan memberikan kemenangan kepada PSS Sleman pada laga tandang
ke Stadion Maguwoharjo, Sleman di babak penyisihan grup Liga 2 yang berlangsung pada bulan
Mei.

Lihat juga:
8 Tim Lolos ke Babak 16 Besar Liga Champions
"Jadi oknum Exco itu awalnya minta ketemu saya sebelum pertandingan saat laga babak
penyisihan, kami away ke Sleman. Komunikasi itu mulai tanggal 1 dan 2 Mei lalu," kata Januar
ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (28/11).

Melalui perbincangan via telepon, oknum Exco tersebut meminta Januar bertemu di bandara.
Namun, Januar mencoba menolak secara halus dengan mengatakan dirinya telat datang.

Sesampainya di Yogyakarta, oknum Exco itu kembali menghubungi via Whatsapp. "Dia telepon pas
di Yogyakarta ngajak agar kami mengalah pada PSS Sleman. Intinya oknum ini minta kami
mengalah, tapi kami menolak."

"Artinya sebagai Exco kok melacurkan dirinya menjadi makelar, itu yang saya sayangkan. Makanya
PSSI akan berkembang biak dalam hal yang buruk kalau katakter itu masih ada di dalam dirinya
sendiri. Itu parahnya," terang Januar yang meminta adanya perombakan berjamaah di dalam tubuh
PSSI.

Ilustrasi laga Liga 2. (Screenshot via instagram @madura.fc_official)


Januar mengaku sudah melaporkan indikasi pengaturan skor oleh oknum Exco PSSI itu ke Komite
Disiplin (Komdis). Ia juga sudah mengungkapkan kronologis kejadian ketika ia dipanggil Komdis
untuk kasus berbeda.

Laporan Madura FC lainnya yakni gol offside pada laga babak 8 besar Liga 2 2018 yang kembali
mempertemukan mereka dengan PSS Sleman pada awal bulan November. Bukan hanya soal
kejanggalan yang dilakukan wasit, tapi lantaran tindak kekerasan yang diterima ofisial dan pemain
Madura FC kala itu.

Lihat juga:
Prediksi PSG vs Liverpool di Liga Champions
Januar juga menyebut semua anggota Komdis yang saat itu dalam formasi lengkap kaget
mendengar pernyataannya. Ia juga tahu, dengan menolak ajakan pengaturan skor dari oknum Exco
PSSI itu risikonya membuat Madura FC menjadi klub yang dianaktirikan.

"Harapan saya kalau PSSI mencintai sepak bola Indonesia, harus dipecat itu [oknum Exco].
Bagaimana, kalau pemain pukul wasit saja disanksi seumur hidup, ini [masalahnya] ada di lingkar
dalam PSSI. Kalau tidak dipecat berarti PSSI tidak mau sepak bola ini baik," tandasnya.

Harus Diusut Tuntas

Dikonfirmasi terpisah, anggota Exco PSSI Gusti Randa mengaku baru mendapat kabar soal
pemberitaan yang menyebut oknum Exco yang terlibat pengaturan skor di Liga 2 2018.

"Saya kira hal ini tidak bisa ditoleransi. Di tengah PSSI lagi digebukin terus, ada Exco yang bermain
seperti ini. Jadi saya kira ini haus segera diusut, siapapun dia. Jangan sampai karena ini oknum,
terus orang minta PSSI dibubarkan," pinta Gusti via telepon.

Lihat juga:
INFOGRAFIS: Komentar Kontroversial Ketum PSSI Edy Rahmayadi
Lanjut Gusti, pengaturan skor adalah sebuah kejahatan dalam dunia sepak bola. Tidak saja masuk
ranah hukum positf, tapi juga tercantum dalam regulasi sepak bola.

"Mengenai hukum positif negara ada itu pasal-pasalnya, jadi menurut saya tidak bisa ditoleransi. Ini
harus diusut," tegasnya. (nva/bac)

Anda mungkin juga menyukai