ZOOGEOGRAFI
Persebaran anggota kelas Osteichtyes dapat dijumpai di belahan dunia, baik pada daerah
tropis maupun subtropis. Habitatnya berada pada air tawar baik yang menggenang atau
mengalir, air laut mulai dari zona epipelagik(permukaan laut-100m),
mesopelagik(100m-2000m), sampai batialpelagik(2000-4000m), dan air payau yaitu air
tawar yang bercampur air laut.
E.
terdiri atas lima pasang holoranchia, lima pasang gill rakers. Dan lima pasang
anti brachialis. a)
Hemibranchia Berwarna merah, berbentuk berbentuk seperti sisir, dan tersusun atas
lamela-lamela (gill rays) banyak mengandung pembuluh darah, dan dilapisi oleh
membrane tipis yang akan terekspor/terlarut di dalam air pada saat pertukaran gas. b)
Gill rakers Berwarna putih, keras, berbentuk seperti sisir yang mengarah ke dalam dan
untuk mencegah masuknya makanan ke insang ((branchia).
Sistem peredaran darah ikan
adalah tunggal, berarti darah masuk ke jantung hanya sekali. Jantung hanya
mengandung darah yang miskin akan oksigen.
Jantung
(
cor
) berada di dalam rongga perikardinal, yaitu rongga yang terletak pada bagian
antriventral tubuh, dibagian posterior insang. Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu: a
Sinus venosus Merupakan ruang jantung pertama yang menerima darah. Berdinding
tipis berwarna merah tua, terletak di dasar rongga pericardia. b
Atrium Merupakan kantung segi tiga yang besar, terletak anterior dari sinus venosus
dorsal dar ventrikel, dindingnya tebal dari pada sinus venosus. c
Ventrikal Terletka setelah atrium dan sinus venosus dan mempunyai dinding yang tebal.
d
Bulbus artenosus Merupakan tabung yang keluar dari ventrikel, dinding tebal dan
berwarna putih, memanjang sebagai aorta ventralis.
F.
SISTEM ORGAN
Sisten organ yang terdapat pada spesies kelas Osteichthyes adalah sebagai berikut:
a.
Sistem Otot
Fungsi utama sistem otot adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh. Gerak
otot pada ikan terutama untuk membuka dan menutup mulut, menggerakan mata,
membuka dan menutup insang, menggerakan sirip dan gerakan ke atas atau ke samping
atau melawan arus air. Gerakan tersebut hanya memerlukan sistem otot sederhana. Jenis
otot pada ikan adalah otot lurik, polos, jantung. Kerja sistem otot pada ikan dikontrol
oleh
rangsang saraf. Beberapa spesies ikan memodifikasi urat daging menjadi organ listrik
pada ± 250 spesies ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsi
modifikasi tersebut adalah untuk pertahanan diri (voltase listrik yang dihasilkan tinggi)
dan untuk mencari makan (voltase rendah) (Sukiya, 2005). Tipe otot tubuh ikan masih
menampakkan susunan segmen dengan septa. Jika tubuh ikan di potong tegak lurus
dengan punggung akan tampak bahwa otot-otot tersusun menurut lingkaran-lingkaran
konsentris. Potongan otot yang melingkar ini tersusun dari arah kranial berbentuk
kerucut. Ikan bertulang rawan dan ikan bertulang sejati, otot aksial dipisahkan oleh
septum lateral (septum horizontal) menjadi otot epaksial di bagian dorsal dan otot
hipaksial di bagian ventral. Otot epaksial diinervasi oleh percabangan dorsal saraf spinal
sedangkan otot hipaksial diinervasi oleh percabangan ventral saraf spinal
(Sukiya,2005).
b.
Sistem Respirasi
Sistem respirasi spesies kelas Osteichthyes dilakukan oleh insang yang terdapat dalam
empat pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynx di bawah operculum.
Setiap kali mulut dibuka maka air dari luar akan masuk menuju faring kemudian keluar
lagi melewati celah insang. Lamella insang berupa lempengan tipis yang diselubungi
epitel pernafasan menutup jaringan vaskuler dan busur aorta, sehingga karbondioksida
darah dapat bertukar dengan oksigen terlarut di dalam air. Tiap bilah insang terdiri atas
lembaran ganda filamen. Tiap filamen tersusun atas banyak plat transversal yang
dibungkus oleh lapisan ephitelium yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler
yang berada di antara afferent brancialis dan efferent branchialis (lengkungan insang)
dan pada perbatasannya terdapat sisir duri yang berfungsi menahan makanan dan benda-
benda keras lain lewat celah insang pada saat pernafasan berlangsung. Waktu bernafas
operculum menutup melekat pada dinding tubuh, archus branchialis mengembang ke
arah ventral. Air masuk melalui mulut, kemudian klep mulut menutup, sedang archus
branchialis berkontaksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Selanjutnya air
mengalir ke luar melalui filamen. Pada saat itulah darah mengambil oksigen dan
melepaskan karbondioksida. Gelembung udara atau gelembung renang
(Vesica pneumattica) berdinding tebal terdapat dalam rongga tubuh sebelah dorsal.
Gelembung ini
mempunyai hubungan dengan pharynx melalui ductus pneumattica. Saluran ini hanya
terdapat pada beberapa ikan tertentu saja (Jasin, 1984).
c.
Sistem Pencernaan
Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada
umumya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga
mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau
kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankeas.Saluran pencernaan pada
ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Pada rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil
yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak
dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan
ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke esophagus melalui faring yang
terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong masuk ke lambung.
Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang jelas dengan
usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok
dan sama besarnya. Usus tersebut bermuara pada anus (Fujaya, 2004).
d.
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada ikan berupa sistem sikulasi tunggal. Jantung ikan hanya terisi
darah yang tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung dipompa menuju ke insang
untuk diisi oksigen lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Jantung hanya memiliki dua bilik
yaitu atrium dan ventrikel. Darah sebelum masuk ke dalam atrium terlebih dahulu
melewati sinus venosus, dari atrium darah menuju ventrikel (Sukiya, 2005).
e.
Sistem Ekskretori
Sistem urogenital terdiri atas dua bagian yaitu sistem ekskresi dan sistem urogenital.
Sistem ekskresi ikan berfungsi untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan
garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolism protein. Sehingga
berkembang 3 tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros. Air, garam dan
sisa metabolisme dalam aliran darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam
tubulus ke duktus arkinepridikus dan akhirnya ke luar tubuh. Sistem ini ada yang
berubah karena variasi kebutuhan hidup ikan. (Sukiya, 2005).
f.
Sistem Saraf
Pada ikan terdapat dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf pusat dan sistem
saraf otonom. Kedua sistem saraf tersebut pada dasarnya tidak bisa bekerja secara
terpisah, tetapi saling melengkapi. Sistem saraf pusat berupa jaringan saraf yang
menjalin seluruh tubuh berakar dalam otak maupun sum-sum tulang belakang. Otak
memiliki tiga fungsi utama yaitu (1) menerima input dan menginterpretasikan informasi
dari semua organ-
organ sensor, baik intenal maupun eksternal, (2) menghasilkan output berupa perintah
untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf atau hormone dan (3)
integrasi antara kedua aspek fungsi otak. Sedangkan sistem saraf otonom berupa
susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf otonom
mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: (1) mengatur kegiatan jantung dan
pembuluh darah, (2) mengatur kerja urat daging licin, dan (3) mengatur kerja kelenjar-
kelenjar. Sifat kedua saraf tersebut dikenal sebagai sifat yang berlawanan. Saraf
simpatis aktif bila tubuh memerlukan energi dan saraf parasimpatis aktif pada tubuh
organisme sedang istirahat.
g.
Sistem Reproduksi
Pada ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Testis tersebut terletak ventral
dari ren. Pada ujung caudal mulai vas deferens yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Pada ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini
mempunyai rongga yang mengarah ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduct
yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ovum dibungkus dengan suatu membrane
tebal (zona radiata). Zona ini dibentuk dari lapisan superficial protoplasma
(Radiopoetro, 1996). Umumnya ovarium vertebrata tidak langsung dihubungkan dengan
oviduk, maka secara teoritik telur masuk ke rongga tubuh dan berakhir pada ostium.
Kenyataannya, hubungan antara dua struktur tersebut tertutup dan sedikit ada perubahan
untuk masuknya telur ke rongga tubuh. Beberapa ikan tulang sejati prodihious yaitu
sejumlah telur diproduksi selama musim kawin yang pendek, ovariumnya berhubungan
dengan oviduk
Documents Similar To KELAS OSTEICHTYES.pdf
Zoologi Vertebrata Bab 7. Morfologi, Anatomi, Sifat, Karakteristik Osteichthyes
Makalah_Osteichthyes
REPTIL.pdf
laporan-praktikum-perkembangan-embrio-ayam.docx
AMPHIBI.pdf
laporan osteichthyes
OSTEICHTHYES
Laporan Darah
laporan embrio katak
ZOOLOGI VERTEBRATA.docx
fistum
JURNAL pisces
CHONDRICHTHYES
2970-6462-1-SM-2.pdf
Mamalia MAKALAH
LAPORAN ARTHROPODA
Zoologi Vertebrata Bab 3. Klasifikasi FIlogenetik
Klasifikasi Reptilia
Footer Menu
About
About Scribd
Press
Our blog
Join our team!
Contact Us
Invite Friends
Gifts
Legal
Terms
Privacy
Copyright
Support
Help / FAQ
Accessibility
Purchase help
AdChoices
Publishers
Social Media
o
o
o
o
English
anus menyatu sepanjang panjang tubuh; biasanya tidak memiliki gelembung renang;
memiliki 2 subordo dan 5 famili. Contoh:
Scophthalmus maximus
.
Contoh:
Gasterosteus aculeatu.
Ordo : Syngnathiformes (ikan mulut pipa) Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil biasanya (0,03
–
0,7m); ikan berbentuk memanjang, seperti pipa bermoncong; sirip punggung depan
nampak memiliki ruas berduri; gelembung renang tidak terhubung dengan usus ketika
dewasa memiliki 2 subordo dan 7 famili. Contoh Kuda Laut. Ordo :
Ophiocephaliformes (ikan kepala ular) Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga
sedang(0,15
–
1 m); peciform
–
seperti ikan dan memiliki sirip panggul belakang dan sirip dada; sirip tidak sepasang
dengan duri tidak sempurna; gelembung renang tidak terhubung dengan usus pada
dewasa; memiliki 1 famili. Contoh:
Channa
sp.
Ordo : Muligiformes (ikan barakuda, mullet dan silverside) Ciri-ciri : Ukuran tubuh
kecil hingga sedang(0,13
–
2 m); ikan berduri dengan sirip pelvik terletak dibagian belakang abdomen punggung
depan berduri dan terpisah dari punggung belakang yang memiliki sirip lunak; sirip
pelvic tersusun dari lima ruas yang di dahului oleh sebuah duri; memiliki 2 subordo dan
3 famili. Contoh:
Liza ramada.
Ordo : Phallostethiformes (ikan phallostethi) Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil
biasanya kurang dari 0,04 m. ikan dengan sirip pelvik kurang sempurna; terdapat dua
sirip dorsal; gelembung renang tidak terhubung dengan usus pada dewasa; memiliki 1
famili.
Contoh:
Phallostethus cuulong.
Ordo : Lophiiformes (ikan nona) Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang (0,05
–
1,3 m); memiliki sirip pektoral yang termodifikasi untuk berjalan; sirip pelvik terletak di
kerongkongan; gelembung renang tidak terhubung dengan usus pada dewasa; memiliki
2 subordo dan 5 famili. Contoh:
Melanocetus johnsonii.
Ordo : Tetraodontiformes (ikan trigger, puffer dan ocean sunfishes) Ciri-ciri : Ukuran
kecil hingga sangat besar mencapai 3,7 m; ikan memiliki mulut relative kecil dan insang
membuka; tubuh sering tertutup duri; memiliki 4 subordo dan 8 famili. Contoh:
Mola mola
2.
Subkelas
Sarcopterygii
(fleshy-finned fishes) superordo : Crossopterygii (lobe-finned fishes) Ciri-ciri : Ikan
memiliki sebuah cuping memanjang hingga bagian bawah sirip; biasanya mempunyai
dua sirip dorsal; memiliki dua ordo yaitu Osteolepiformes dan Coelacanthiformes.
Contoh:
Latimeria menadoensis
superordo : Dipnoi (ikan paru-paru) Ciri-ciri : Ikan memiliki sirip memanjang bertipe
archipterygeal; gigi berbentuk dua lempeng; gelembung renang tersambung ke sisi
ventral perut dan fungsional, setidaknya sebagai organ respirasi; terbagi kedalam dua
ordo yaitu Ceratodontiformes, meliputi genus Neoceratodus Australia dan
Lepidosirenoidei yang mencakup
Lepidosiren
di Amerika Selatan dan
Protopterus
di Afrika. Contoh:
Neoceratodus forsteri.
cvvvv