Anda di halaman 1dari 1

BAB II

PEMBAHASAN
A. Keadaan suku minagkabau
Suku bangsa minangkabau mendiami daratan tengah pulau sumatera bagian barat yang
sekarang menjadi propinsi Sumatera barat, Daerah asli orang tanduk kerbau dan hewan ini
banyak dipelihara untuk membajak di sawah dan untuk kurban upacara adat, akan tetapi suku
bangsa ini lebih suka menyebut daerah mereka dengan sebutan “Ranah minang” atau tanah
minang bukan ranah kabau atau tanah kerbau, sementara itu dalam pergaulan antarsuku bangsa
orang Minangkabau dengan sesamanya menyebut diri Urang Awak ( Orang kita )[2]. Istilah
suku pada masyarakat ini tidak sama dengan “suku bangsa”, suku lebih setara dengan marga
pada orang batak.
B. Bahasa suku minangkabau
Bahasa minangkabau termasuk kedalam rumpun bahasa melayu Austronesia dengan
aturan tata bahasa yang amat dekat dengan bahasa Indonesia, karena itu dekat pula dengan
bahasa melayu lama yang mendasari bahasa Indonesia, kata-kata Indonesia dalam bahasa
minangkabau hanya mengalami sedikit perubahan bunyi, seperti tiga menjadi Tigo, lurus
menjadi Luruih, Bulat menjadi Bulek, Empat menjadi ampek Dan sebagainnya.[3]
C. Mata pencarian Suku minangkabau
Mata pencarian utama orang minangkabau adalah bertanam padi disawah berteras-teras
dengan sistem irigasi tradisional atau dengan sistem irigasi tradisional atau dengan sistem tadah
hujan, sebagian ada pula yang bertanam padi diladang, tanaman pertanian lain adalah sayur-
mayur, kopi, cengkeh, kulit manis, kelapa, buah-buahan dan sebagainnya, sebagian bekerja
menangkap ikan disungai dan laut atau berternak bermacam-macam hewan, pada masa sekarang
orang minangkabau banyak yang menjadi pedagang atau membuat rumah makan, pegawai dan
ahli sebagai bidang jumlah populasinya sulit untuk dihitung, karena banyak tersebar diberbagai
daerah di Indonesia. Tapi paling tidak ada sekitar 6 juta jiwa[4].

Anda mungkin juga menyukai