Disusun oleh :
Analisis Kuantitatif Bakteri Coliform dan Fecsl Coli Pada Air Sungai
dengan Metode MPN (Most Propability Number)
Hari :
Tanggal :
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini,
air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Pembagian jenis-jenis air di
kategorikan menjadi dua bagian, diantaranya ialah; air tanah, dan air permukaan.
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Sedangkan Air
pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah
dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai danau, kali, rawa,
kolam, dan lain sebagainya (Etnize, 2009).
Sungai banyak dijadikan sebagai tempat pembuangan kotoran dan sampah
terutama pada kota-kota besar (Indarsih dkk., 2011; Shoolikhah dkk., 2014).
Terdapat keterkaitan antara penggunaan lahan dengan konsentrasi bakteri pada
sungai (Eleria and Vogel, 2005). Urbanisasi dan industrialisasi sangat
berpengaruh terhadap keberadaan bakteri fecal coliform pada perairan (Kalaivani,
et.al, 2014). Fecal coliform akan meningkat pada wilayah sungai perkotaan
seiring dengan bertambahnya aliran sungai dan curah hujan (Sanders et.al, 2013).
Masyarakat mendirikan jamban di sungai yang menyebabkan sungai
tercemar kotoran manusia. Kotoran manusia dapat menjadi sumber penyakit
(Notoatmodjo, 2007). Wilayah dengan septic tank yang banyak merupakan
penghasil bakteri fecal coliform yang tinggi (Eukene et.al, 2014). Keterdapatan
bakteri pada tubuh perairan menjadi indikator kualitas air permukaan dan
kesesuaian air tersebut untuk dimanfaatkan sebagai air minum, rekreasi, irigasi,
dan perikanan (Onwumere, 2007; Haider and Ali, 2011).
Kotoran manusia dapat menghasilkan bakteri pathogen berupa Escherichia
coli, Shigella sp., Vibrio cholerae, Campylobacter jejuni dan Salmonella
merupakan anggota dari fecal coliform. Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya
diare pada manusia. Escherechia coli apabila dikonsumsi terus-menerus dalam
jangka panjang akan berdampak pada timbulnya penyakit seperti radang usus,
diare, infeksi pada saluran kemih dan saluran empedu (Prayitno, 2009).
Menurut Dwidjoseputro (1990), pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan
parasit lainnya ataupun oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya,
ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke
konsumen. Dibeberapa Negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia,
sungai, danau, kolam dan kanal sering digunakan untuk berbagai kegunaan
misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, untuk pembuangan limbah kotoran
(tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta
parasit lainnya.
Tujuan
Tujuan umum : Mengetahui sistem analisis kuantitaif bakteri Coliform dan
Fecal Coli pada air sungai dengan Metode MPN di laboratorium
Mikrobiologi Balai kesehatan Yogyakarta.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui jumlah bakteri coliform dan fecal coli beberapa sungai di
Yogyakarta dengan metode MPN.
2. Mengetahui proses analisis kuantitaif bakteri coliform dan fecal coli
beberapa sungai di Yogyakarta.
3. Mengetahui media yang digunakan untuk analisis kuantitaif bakteri
coliform dan fecal coli.
4. Mengetahui kualitas beberapa air sungai di Yogyakarta.
Manfaat
1. Bagi instansi : Terjalinnya kerja sama antara Balai Laboratorium
Yogyakarta dan Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang.
2. Bagi Mahasiswa :
a. Memperoleh informasi jumlah bakteri coliform dan fecal coli
beberapa sungai di Yogyakarta.
b. Memperoleh informasi proses analisis kuantitatif bakteri coliform
dan fecal coli beberapa sungai di Yogyakarta.
c. Memperoleh informasi kualitas air sungai di Yogyakarta.
A. Pekerjaan/pelaksanaan PKL
1. Profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Balai laboratorium kesehatan (BLK) adalah instansi pelayanan kesehatan
milik pemerintah daerah provinsi daerah istimewa yogyakarta. BLK berdiri sejak
tanggal 25 januaro 1950 merupakan laboratorium tipe A. Sejak berlakunya
otonomi daerah Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta yang sebelumnya unit
pelayanan teknis daerah (UPTD) Departemen Kesehatan diserahkan kepada
pemerintah daerah provinsi DIY merupakan Unit pelaksanaan Teknis Dinas
Kesehatan di lingkungan pemerintah Daerah provinsi DIY.
1. Sejarah
Balai laboratorium Kesehatan pada awanya merupakan laboratorium
Assaineering DIY yang berada dibawah Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Pada tanggal 25 januari 1950 laboratorium pusat klaten dan
disebut laboratorium umum atau laboratorium kesehatan yogyakarta (SK
Kem.Kes.Nomor : 126/secr. Dj/64 tanggal 25 januari 1950 beralamat di
Polowijan, Ngasem, Yogyakarta, memiliki bagian kimia (termasuk Hortus
Medicus di Tawangmangu), bagian bakteriologi, bagian serologi dan bagian
kesehatan Teknik dipimpin oleh Prof. Dr. Sardjito.
Pada tanggal 1 januari 1952 nama laboratorium diubah menjadi laboratorium
kesehatan daerah Yogyakarta (Labkesda) menunjuk milayah kerja yang meliputi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Selatan oleh M. Soepadi
sastrodarsono dan supervisor Prof. Dr. Sardjito (SK Kem.Kes Nomor :
888/UK/III, tanggal 24 Februari 1952). Pada bulan Agustus 1952 bagian kimia,
bagian bakteriologi dan serologi pindah menempati lokasi di Jl. Malioboro 16
Yogyakat. Pada tanggal 1 juli 1953 bagian teknik kesehatan bergabung dengan
laboratorium ilmu kesehatan teknik bandung.
Sejak 1 maret 1960 laboratorium kesehatan daerah menempati bekas dalem
ngadinegaran MD.VII/48 Yogyakarta atau sekarang Ngadinegaran MJ.III/62
Yogyakarta bersama dengan sekolah penunjang Kesehatan Tingkat F (SPKF)
Pada bulan Juni 1974 nama laboratprium kesehatan daerah berubah menjadi
laboratorium kesehatan yogyakarta. Pada tanggal 28 April 1978, laboratorium
kesehatan yogyakarta berubah menjadi Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta (SK Men.Kes.RI Nomor : 142/Menkes/SK/IV/1978) sesuai undang-
undang Nomor 22 tahun 1999 tentang kewenangan pemerintah dan provinsi
sebagai daerah otonomi, maka BLK Yogyakarta yang semula unit pelaksana
teknis (UPT) yang dikelola oleh pusat melalui kantor wilayah department
kesehatan provinsi DIY diserahkan kepada pemerintah provinsi DIY.
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah unit pelaksana tenik
daerah (UPTD) di lingkungan pemda provinsi DIY yang menyelenggarakan
pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan yogyakarta. Periode
kepemimpinan Balai Laboratorium Yogyakarta ditunjukan pada tabel 1.
Tabel 1. Data kepemimpinan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
No. Tahun Pimpinan
1. 1950-1951 Prof. Dr. Sardjito
2. 1952-1961 M.Soepandi Sastodarsono
3. 1962-1963 R. Noerudin
4. 1964-1968 R.M. Jatman
5. 1969-1992 Dr. Soetrisno Eram, MPH
6. 1993-1998 Dr. Drajat Nenrosuwito, M.Sc
7. 1999-2000 Dr. Harundiyo, MPH
8. 2000-2001 Dr. Bambang Sugiarto, MPHM, DTMH
9. 2003-2005 Dr. M. Kristi Indarti S
10. 2005-2006 Dr, Siti Sudardjijah
11. 2007-20 Drg. H. M. Taufig, AK, M.Kes
2. Deskripsi khusus
A. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kualitas air sungai dengan metode MPN
adalah botol steril untuk menampung sampel air yang akan diuji, kapas untuk
menutup tabung reaksi, rak tabung dan tabung reaksi, tabung durham untuk
mendeteksi adanya gelembung gas, kertas semak untuk menutup botol sampel,
keranjang sebagai tempat reagen dan media, pipet ukur volume 1 ml serta bol
pipet untuk mengambil larutan, lampu spirtus sebagai alat sterilisasi, inkubator
suhu 35°C dan 44°C, kain lap, lembar kerja analis.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian analisis kuantitatif bakteri pada air
sungai dengan metode MPN (Most Probable Number) adalah sampel air sungai,
media LTB (Lauryl Tryptose Broth) single, LTB triple, media BGLB (Brilliant
Green Lactose Bile), media EC (E. Coli Broth) dan alkohol 90%.
B. Metode penelitian
Metode penentuan Bakteri Coliform dan Fecal coli menggunakan metode
MPN (Most Probable Number) dari SNI-01-2332-1991. Metode analisa tersebut
diantaranya terdiri dari:
1. Uji Pendahuluan atau pendugaan (persumtive test) coliform
Uji pendahuluan untuk satu sampel dilakukan dengan menyiapkan 30 tabung
reaksi berisi durham dan 4 tabung tanpa durham untuk NaCl yang berisi 5 tabung
LTB dan 15 tabung LTSB serta 4 tabung NaCl untuk mengencerkan sampel.
Kemudian sampel terlebih dahulu dikocok dan diambil pada 5 tabung depan berisi
LTB sebanyak 10 ml, 5 tabung LTSB 1 ml, 5 tabung LTSB berikutnya 0,1 ml,
kemudian sampel diambil sebanyak 1 ml dihomogenkan dengan 9 ml NaCl dan
disebut pengenceran pertama. Pengenceran pertama diambil 1 mL diencerkan ke 9
ml NaCl berikutnya disebut pengenceran kedua. Pengenceran kedua diambil 1 ml
dihomogenkan ke 9 ml NaCl disebut pengenceran ketiga. Kemudia pengenceran
ketiga diambil 1 ml dihomogenkan ke 9 ml NaCl disebut pengenceran ke 4.
Pengenceran kedua diambil 1 ml untuk diuji di 5 LTSB ketiga dan pengenceran
ketiga dan ke empat diambil 1 ml diuji hingga masing-masing LTSB ke 4 dan 5/
kemudian diinkubasi pada suhu 35°C selama 48 jam. Hasil positif akan
menunjukan adanya gas pada sekitar durham.
2. Uji Konfirmasi atau Pendugaan (Confirmative test) Coliform
Uji konfirmasi dilakukan dengan menyiapkan tabung yang berisi BGLB
(Briliant Green Lactose Bile) Broth 2% yang berisi durham. Metode ini hanya
dilakukan untuk hasil positif pada uji pendahuluan dengan cara menuangkan hasil
positif uji pendahuluan ke BGLB dan diinkubasi pada suhu 35°C selama 48 jam.
Hasil positif akan menunjukan adanya gas pada sekitar tabung durham.
3. Uji Pendugaan Fecal coli
Uji pendugaan Fecal coli dilakukan dengan menuangkan hasil positif dari uji
pendahuluan kedalam media BGLB diinkubasi pada suhu 35°C dan EC yang
berisi durham kemudian diinkubasi pada suhu 44°C selama 48 jam lalu hasil
positif akan menunjukan adanya gelembung gas pada durham. Kemudian hasil
positif BGLB dan EC akan menghasilkan gas sekitar durham. Hasil positif ditulis
pada lembar analis.
4. Uji Konfirmasi Fecal coli
Uji kofirmasi fecal coli dilakukan dengan memindahkan hasil uji positif dari
uji pendugaan fecal coli ke media TBX plate dengan metode streak kemudian
hasil positif menunjukan adanya koloni E coli dengan warna hijau toska.
5. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan mengisi worksheet yang telah disediakan
kemudian dicocokan dengan tabel MPN 555 menurut THOMAS yang terlampir
dalam lampiran
Tabel 1. Baku Mutu bakteri coliform beberapa sampel air sungai di Yogyakarta
Air baku
Prasarana/sarana Pembudidayaan Mengairi
Kode air minum
No. rekreasi air ikan air tawar pertamanan
Sampel 100/100
100/100ml 2000/100ml 2000/100ml
ml
1. 130542
2. 130528
3. 135291
4. 150875
5. 115874
6. 119321
7. 118715
8. 185552
9. 185511
10. 187111
Tabel 2. Baku Mutu bakteri fecal coliform beberapa sampel air sungai di
Yogyakarta
Air baku
Prasarana/sarana Pembudidayaan Mengairi
Kode air minum
No. rekreasi air ikan air tawar pertamanan
Sampel 1000/100
5000/100ml 10000/100ml 10000/100ml
ml
1. 130542
2. 130528
3. 135291
4. 150875
5. 115874
6. 119321
7. 118715
8. 185552
9. 185511
10. 187111
Keterangan