TINJAUAN PUSTAKA
4
5
151,5 HB, dengan nilai ini dapat dipastikan blok silinder mempunyai nilai
keausan yang kecil. Dengan nilai kekerasan yang didapat pada blok silinder bahan
aluminium dan silikon tidak memungkinkan dilakukan over size atau korter
seperti pada blok silinder pada umumnya Ery diniardi [2014].
Kompresi merupakan langkah yang terpenting dalam mendapatkan satu siklus
kerja entah itu pada motor bensin ataupun motor diesel. Pada motor diesel
kompresi menjadi hal yang sangat penting dalam memampatkan udara untuk
mendapatkan tekanan dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu dihindari
semaksimal mungkin kebocoran yang akan mempengaruhi kompresi. Ring piston
adalah salah satu komponen utama yang mendukung terjadinya kompresi.
Pengoperasian mesin yang tidak sempurna akan membuat ring piston mengalami
keausan lebih awal dan membuat kinerja mesin menurun. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel.
Didit sumardiyanto [2017], mendapatkan hasil pengujian yang telah dilakukan
bahwa sebelum dilakukan penggantian, daya efektif sebesar 11.959 hp, efisensi
thermal efektif 36.96%, SFC sebesar 171 g/hp.h, sedangkan pada kondisi ring
piston standart daya efektif yang didapat sebesar 12.899hp, efisiensi thermal
efektif 39.8%, dan SFC sebesar 158.8 g./hp.h.
bakar yang digunakan dan sistem penyalaannya. Pada motor bensin, bahan bakar
yang digunakan umumnya dari jenis bensin dengan sistem penyalaannya melalui
percikan api yang dihasilkan oleh busi, disebut sistem penyalaan spark ignition
engine. Sedangkan pada motor diesel, bahan bakar yang digunakan adalah jenis
solar dengan sistem penyalaan terjadi dari proses kompresi yang tinggi di dalam
silinder dan disebut compression ignition engine (Arismunandar.W, 2002).
Berdasarkan pembakarannya motor bakar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
mesin pembakaran (Internal Combution Engine) dalam dan mesin pembakaran
luar (Eksternal Combution Engine). Berikut adalah penjelasan mengenai mesin
dengan pembakaran dalam dan pembakaran luar.
1. Motor pembakaran dalam
Motor pembakaran dalam (Internal Combution Engine) adalah mesin kalor
yang berfungsi untuk mengkonversikan energi kimia yang terkandung dalam
bahan bakar menjadi energi mekanis dan prosesnya terjadi didalam ruang
bakar yang tertutup. Energi kimia dalam bahan bakar terlebih dahulu diubah
menjadi energi thermal melalui proses pembakaran. Energi thermal yang
dihasilkan akan menaikan tekanan kemudian menggerakan mekanisme pada
mesin seperti torak, dan poros engkol. Oleh karena itu, motor bakar yang
pembakarannya terjadi dalam pesawat itu sendiri disebut motor pembakaran
dalam.
2. Motor pembakaran luar
Mesin pembakaran luar atau disebut sebagai eksternal combustion engine
(ECE), yaitu proses pembakarannya terjadi di luar mesin. Energi thermal
(energi panas) dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin.
Contoh mesin pembakaran luar yaitu pesawa tenaga uap (Arismunandar.W,
2002).
campuran udara. Bunga api tersebut merupakan proses induksi listrik yang terjadi
pada kumparan (coil) pengapian lalu disalurkan ke bagian busi. Api yang
dihasilkan melalui busi, akan dipercikan saat campuran bahan bakar dan udara
telah mencapai rasio kompresi, temperatur dan tekanan tertentu sehingga terjadi
pembakaran yang menghasilkan tenaga untuk mendorong torak bergerak bolak-
balik. Jadi pada intinya motor bensin mengubah energi kimia berupa bahan bakar
bensin (premium) melalui proses pembakaran dalam sebuah silinder menjadi
energi mekanik yang berupa putaran poros engkol (crankshaft)
Motor bensin merupakan jenis motor bakar yang bekerja berdasarkan volume
konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengluaran kalor
tejadi volume konstan atau biasa disebut dengan siklus otto. Pada siklus otto
untuk motor 4 langkah diperoleh 4 kali gerakan piston, 2 kali putaran poros
engkol, untuk mencapai satu siklus pembakaran, sebagaimana yang terliahat pada
gambar 2.1 berikut.
3. Langkah 2-3, adalah sebagai proses pemasukan kalor pada volume konstan.
Untuk memahami prinsip kerja motor bakar, perlu dimengerti beberapa istilah
baku yang berlaku dalam teknik otomotif, seperti : TMA (titik mati atas) atau
TDC (top dead centre), yaitu posisi piston berada pada titik paling atas dalam
silinder mesin. TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre), yaitu
posisi piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin.
Mesin empat tak/langkah adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan
sebuah tenaga memerlukan empat langkah proses naik-turun piston, dua kali
putaran kruk as (crankshaft), satu putaran noken as (camshaft). Empat proses
tersebut terbagi dalam siklus (langkah) kerja, yaitu sebagai berikut :
1) Langkah hisap
Gerakan piston dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB)
menyebabkan terhisapnya campuran bahan bakar-udara masuk ke dalam
ruang pembakaran, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 di bawah ini.
Langkah hisap bertujuan untuk memasukkan campuran bahan bakar–udara ke
dalam silinder (ruang bakar). Langkah hisap dimulai saat piston bergerak dari
titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawag (TMB), katup masuk terbuka
dan katup buang tertutup.
9
2) Langkah kompresi
Langkah kompresi merupakan langkah puncak dari satu siklus kerja dalam
menjalankan suatu mesin. Kompresi menjadi hal yang sangat penting dalam
memampatkan campuran udara dan bahan. Oleh karena itu diusahakan
semaksimal mungkin tidak terjadi kebocoran pada langkah ini. Karena
apabila terjadi keboocoran akan mengkibatkan terjadinya penurunan kinerja
mesin, dan pelumas akan masuk ke ruang bakar. langkah kompresi dimulai
saat katup masuk mulai menutup dan katup buang dalam posisi masih
tertutup, piston bergerak naik ke titik mati atas (TMA) (arah ruang bakar)
akibat tekanan dari kruk as (crankshaft), seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.3 di bawah. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk
mengkompresi campuran bahan bakar-udara sehingga terbentuk campuran
yang dapat bersenyawa secara optimal pada temperatur yang tinggi. Piston
bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA). Klep Inlet
(katup masuk) menutup, klep outlet (katup buang) tetap tertutup. Bahan
bakar-udara termampatkan ke dalam ruang pembakaran (combustion
chamber). Sekitar 15 derajat sebelum titik mati atas (TMA), busi mulai
menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran.
10
3) Langkah tenaga
Langkah tenaga adalah langkah lanjutan dari langkah kompresi. Dimana pada
akhir langkah kompresi terjadi ledakan yang besar dari akhir pembakaran.
Dikarenakan telah berakhirnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar
dengan temperatur yang tinggi dan ledakan yang besar akan menyebabkan
piston terdorong dengan tekanan yang besar dari titik mati atas (TMA)
menuju ke titik mati bawah (TMB). Dengan bergeraknya piston dari titik mati
atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) maka volume ruang bakar kembali
membesar memberi ruang untuk gas sisa hasil pembakaran. Posisi dari kedua
katup (katup masuk dan katup buang) dalam kondisi tertutup, dengan posisi
kedua katup masih tertutup menjaga gas hasil pembakaran masih terjaga
untuk selanjutnya dikeluarkan melalui langkah buang yaitu langkah akhir
finishing dari satu siklus kerja. Proses ini bisa dikatakan merupakan hasil dari
sebuah proses pembakaran, sebagaimana ditunjukan pada gambar 2.3
dibawah ini.
11
4) Langkah buang
Langkah buang menjadi sangat penting untuk mengeluarkan sisa hasil
pembakaran dalam ruang bakar dan menghasilkan operasi kinerja mesin
menjadi lembut dan efisien. Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB)
menuju titik mati atas (TMA), mendorong sisa-sisa gas hasil pembakaran
keluar dari ruang silinder menuju saluran buang (knalpot). Posisi klep buang
terbuka dan klep masuk dalam posisi masih tertutup. Pada posisi akhir
langkah pembuangan terjadi overlaping, overlaping adalah sebuah kondisi
dimana kedua katup masuk dan katup buang berada dalam posisi sedikit
terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap. Keadaan ini
dimaksudkan sebagai efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam
(Internal Combution Engine). Langkah buang harus dapat berjalan secara
sempurna agar tidak ada sisa pembakaran yang tertinggal seperti kerak
karbon yang akan menyebabkan keausan pada komponen seperti piston, ring
piston maupun liner blok silinder yang pada akhirnya akan mempengaruhi
prestasi dari mesin itu sendiri. Proses kerja dari langkah buang ini
ditunjukkan seperti pada Gambar 2.5 di bawah ini.
12
as (camshaft) terus berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan
pegas. Berputarnya satu kali poros noken as (camshaft), akan membuka-menutup
katup hisap dan buang satu kali pada setiap dua putaran poros engkol.
Mekanisme katup pada motor empat langkah terdapat pada kepala silinder.
Berikut adalah komponen-komponen mekanisme katup secara umum :
Dari gambar 2.2 tidak semua komponen berperan secara langsung dalam
berjalannya mekanisme katup. Dan berikut adalah beberapa komponen yang
bekerja secara langsung pada mekanisme katup :
1. Katup (valve)
Katup (valve) adalah suatu komponen yang berfungsi mengatur masuknya
gas baru dan keluarnya gas buang sisa pembakaran berdasarkan dari putaran
poros engkol yang diteruskan melalui rantai timing. Katup dibagi menjadi 2
bagian yaitu katup masuk dan katup buang. Katup masuk berfungsi sebagai
aliran masuknya campuran bahan bakar, sedangkan katup buang berfungsi
sebagai aliran keluarnya gas sisa pembakaran. Untuk ukuran katup ukuran
14
diameter payung katup hisap lebih lebar dibanding katup buang, semua ini
bertujuan agar pemasukan campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke
ruang bakar lebih optimal.
4. Noken as (camshaft)
Noken as (camshaft) adalah poros yang berbentuk bulat telur, yang
berputar secara eksentrik. Poros noken as merupakan komponen mesin
empat langkah yang berfungsi sebagai pendukung mekanisme katup.
Dimana poros noken as akan mengatur pembukaan dan penutupan katup
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
5. Timing chain
Timing chain adalah rantai yang berfungsi sebagai penghubung
putaran sprocket poros engkol dan sprocket poros bubungan. Sehingga
putaran poros engkol dapat diteruskan ke poros bubungan dan terjadilah
persesuaian antara gerak naik turunnya torak diseetai terbuka dan tertutupnya
katup dalam sebuah siklus kerja.
peruntukan pelumas, apakah digunaan untuk pelumas mesin bensin, atau diesel, 2
tak atau 4 tak, peralatan industri, dan sebagainya. Kualitas dari oli sendiri pada
umumnya ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum Institute) dengan
diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. Contoh API: SL, kode S (Spark)
menandakan pelumas mesin untuk motor bensin. Kode huruf kedua menunjukkan
nilai kualitas oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam
melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan
mesin modern. Ada dua kelompok kategori API service yaitu kategori API
Service untuk pelumas kendaraan berbahan bakar bensin kategori API Service
untuk pelumas kendaraan bermesin diesel. Untuk API Service mesin sepeda
motor menggunakan kode S, sampai saat ini API Service tertinggi yang beredar
baru sampai SJ.
Untuk tingkat kekentalan pelumas yang juga disebut "Viscosity-Grade"
adalah ukuran kekentalan dan kemampuan pelumas untuk mengalir pada
temperatur tertentu. Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan
singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang
mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40
atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan
semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang
angka awal, merupakan singkatan dari Winter.
sebagai media penghantar penyerap panas, juga sebagai pelicin atau pelancar
gerak. Pada dasarnya pelumasan mempunyai dua macam cara dalam melumasi
komponen mesin. Dua cara tersebut yaitu pelumasan percik dan pelumasan tekan.
Berikut adalah gambaran dari kedua sistem pelumasan tersebut :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli. Lalu
dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh
filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan
kembali ke karter.
Pada Gambar 2.14 generalisasi kurva tersebut dapat dilihat tiga rejim. Rejim
batas (boundary regime) adalah keadaan di bagian sebelah kiri kurva. Koefisien
gesek di sini disebut μBL. Di sebelah kanan dari kurva adalah bagian (elasto)
hydrodynamic. Daerah diantara kedua rejim tersebut adalah daerah campuran
(mixed regime).
2.2.8 Keausan
Secara prinsip, pelumasan berfungsi untuk mencegah keausan yang
disebabkan oleh gesekan antar benda yang bergerak relatif. Disamping fungsi
pelumas di atas, kegunaan yang lain adalah untuk mengurangi gesekan, sebagai
seal kompresi, mengurangi noise, sebagai media pendingin komponen mesin,
mengurangi karat, serta menjaga benda agar tetap bersih. Sebagai akibat dari
hilangnya pelumas pada daerah boundary lubrication, maka keausan menjadi
suatu hal yang tidak bisa dihindari. Aus yang terjadi pada suatu permukaan
komponen antara lain : adhesive wear, abrasive wear, surface fatigue wear dan
tribo chemical wear. Berikut ini penjelasan singkat tentang jenis-jenis aus.
1. Adhesive wear
Keausan adhesif adalah salah satu jenis keausan yang disebabkan oleh terikat
dan berpindahnya partikel dari suatu permukaan material yang lemah ke
material yang lebih keras. Pada Gambar 5 proses itu bermula ketika benda
dengan kekerasan yang lebih tinggi menyentuh permukaan yang lemah
kemudian terjadi pengikatan. Pengikatan ini terjadi secara spontan dan dapat
terjadi dalam suhu yang rendah atau moderat. Adhesive wear sering juga
disebut galling, scoring, scuffing, seizure, atau seizing.
2. Abrasive wear
Keausan abrasif disebabkan oleh hilangnya material dari permukaan sebuah
benda oleh material lain yang lebih keras.
22
Karena tekanan yang terjadi selama gesekan antara dua benda, maka lubang
yang ada akan melebar. Proses berikutnya adalah menyatunya lubang yang
telah melebar tadi menjadi alur retak sehingga perambatan retak yang terjadi
akan mengakibat terlepasnya permukaan menjadi debris.
4. Tribo chemical wear
Keausan kimiawi merupakan kombinasi antara proses mekanis dan proses
termal yang terjadi pada permukaan benda serta lingkungan sekitarnya.
Sebagai contoh, proses oksidasi yang sering terjadi pada sistem kontak luncur
(sliding contact) antar logam. Proses ini lama kelamaan akan menyebabkan
perambatan retak dan juga terjadi abrasi. Peningkatan suhu dan perubahan
sifat mekanis pada asperiti adalah akibat dari keausan kimiawi. Keausan jenis
ini akan menyebabkan korosi pada logam. Interaksi antara agen korosif dan
permukaan yang rusak seperti terlihat dalam Gambar 2.17 Korosi diawali
dengan keausan adhesif yang merusak lapisan film. Sliding yang terus
23
kerusakan. Gesekan yang timbul antara dua komponen atau lebih tidak bisa
dihilangkan, yang ada bagaimana cara untuk mengurangi gesekan.
Noken as (camshaft) dengan posisi yang ada diatas mesin (head silinder)
membutuhkan pelumasan yang lebih. Pada umumnya saat mesin berputar yang
terlumasi terlebih dahulu adalah komponen yang ada pada bagian bawah mesin,
sedangkan untuk pelumasan noken as (camshaft) membutuhkan waktu terlebih
dahulu untuk menghisap oli lalu disirkulasikan ke atas. Saat awal mesin menyala
pelumasan pada noken as (camshaft) belum sempurna ( Boundary Lubrication),
sehingga gesekan yang ditimbulkan antar komponen bisa dikatakan sangat besar.
Dari uraian mengenai pelumasan noken as (camshaft), bisa disimpulkan
noken as (camshaft) membutuhkan pelumasan yang lebih dibanding komponen
lain. Salah satu cara untuk memberi pelumasan yg lebih pada noken as (camshaft)
yaitu dengan menggunakan mengkondisikan pelumas agar tidak turun ke bawah
lagi. Dengan salah satu caranya yaitu memanfaatkan tekanan oli untuk membuka
dan menutup katup. Katup dengan penggerak berupa tekanan oli ini terdiri dari
plunyer/bola peluru/katup, sebuah dudukan, sebuah pegas. Tekanan oli dalam
sistem ini diatur oleh katup pada sebuah dudukan, jika tekanan oli melebihi
tekanan pegas, maka katup akan terdorong dan oli melewati katup lalu melumasi
komponen mekanisme katup noken as (camshaft) khususnya. Berikut dua skema
mengenai pengaturan pelumasan menggunakan katup :