New Bab IV Desi Fixxx
New Bab IV Desi Fixxx
BAB IV
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan
tahun 1914 untuk buruh perkebunan. Saat itu bangunan Rumah Sakit masih semi
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek menjadi RSU Pemerintah Sumatera Selatan tahun
1950-1964 untuk selanjutnya menjadi RSU Tanjung Karang- Teluk Betung saat
pada tahun 1965 sesuai SK Gubernur Lampung 07 Agustus 1984 Rumah Sakit
ini berubah nama menjadi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek hingga saat ini.
1995 pada tanggal 27 februari 1995, RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Daerah Tingkat I Lampung disahkan oleh Menteri Dlam Negeri dengan surat
menjadi RSUD Tipe B pendidikan tepatnya tanggal 23 juli 2008 dan RSUD –
2
PPK- BLUD dengan status penuh melalui Pergub Lampung nomor : 605
yang bermutu, efektif, efisien dan optimal, pada tahun 2000 dilakukan
relokasi kelas perawatan dan jumlah tempat tidur yang sebelumnya 555
tempat tidur dikurangi menjadi 400. Namun tahun 2005 kapasitas ditambah
menjadi 460 tempat tidur mengingat jumlah pasien yang terus meningkat.
Masyarakat Lampung. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek memiliki empat misi utama
yaitu :
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Kejadian perdarahan post partum
3
sebanyak 100 orang (69,9%) dari 143 data yang ada di rekam medik Ruang
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun
2016.
Sehat 69 69,0
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah usia reproduksi sehat yang
Sehat 69 69,0
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah usia risiko tinggi yang
2. Analsiis Bivariat
Tabel 4.3
Perbedaan Antara Usia Reproduksi Sehat dan Usia Risiko Tinggi Terhadap
Kejadian Perdarahan Post Partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.
Runs Test
Usia_perdarahan
Test Valuea 32.00
Cases < Test Value 44
Cases >= Test Value 56
Total Cases 100
Number of Runs 46
Z -.873
Asymp. Sig. (2-tailed) .383
a. Median
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui hasil dari hasil uji Runs Test diperoleh nilai Z
= -0,873 dengan nilai signifikan 0,383 (> α = 0,05) yang berarti ada perbedaan
antara usia reproduksi sehat dan usia risiko tinggi terhadap kejadian perdarahan
post partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian diketahui hasil dari hasil uji Runs Test diperoleh nilai
Z = -0,873 dengan nilai signifikan 0,383 (> α = 0,05) yang berarti ada perbedaan
antara usia reproduksi sehat dan usia risiko tinggi terhadap kejadian perdarahan
post partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek
lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih setelah
Faktor risiko perdarahan postpartum (PPP) dapat ada saat sebelum kehamilan,
saat kehamilan, dan saat persalinan. Faktor risiko sebelum kehamilan meliputi
usia, indeks massa tubuh, dan riwayat perdarahan postpartum. Faktor risiko
antibiotik. Sedangkan untuk faktor risiko saat persalinan meliputi plasenta previa
postpartum (PPP). Pada usia lebih tua jumlah perdarahan lebih besar pada
menunjukkan bahwa ibu yang hamil kembar memiliki 3-4 kali kemungkinan
adalah usia ibu. Ibu dengan usia < 20 tahun masih berada dalam tahap
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. Sebaliknya ibu yang berumur lebih dari 35 tahun mulai menunjukkan
pengaruh poses penuaannya, seperti sering muncul penyakit seperti hipertensi dan
6
dengan hasil kehamilan. Pada umur < 20 tahun atau ≥ 30 tahun resiko terjadinya
disebabkan karena pada usia < 20 tahun kondisi ibu masih dalam masa
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35
tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat
sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal
Hasil penelitian Anna Widi Prianita (2010) tentang pengaruh faktor usia ibu
Kariadi Semarang periode tahun 2010, pada penilaian pengaruh usia ibu terhadap
keluaran maternal dan perinatal pada persalinan primigravida dengan uji Chi
Square antara usia dengan preeklamsia didapatkan p= 0,011 (signifikan). Uji Chi
Square antara usia dengan Berat Bayi Lahir Rendah didapatkan p= 0,000. Tidak
didapatkan hasil signifikan pada uji Chi Square antara usia dengan cara
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Salah satu faktor
yang mempengaruhi terjadinya perdarahan post partum adalah usia ibu. Ibu
dengan usia < 20 tahun masih berada dalam tahap pertumbuhan dan
Sebaliknya ibu yang berumur lebih dari 35 tahun mulai menunjukkan pengaruh
poses penuaannya, seperti sering muncul penyakit seperti hipertensi dan diabetes