Anda di halaman 1dari 4

Adapun langkah-langkahnya Sebagai berikut :

A. Siapkan Tas Siaga


Siapkan selalu Tas Siaga untuk masing-masing anggota keluarga yang sudah diisi dan
selalu di cek setiap waktu. Tas Siaga Berisi: baju secukupnya, makanan &
minuman secukupnya, benda berharga, dokumen penting, obat-obatan, keperluan bayi
apabila dibutuhkan, senter, radio dan barang-barang lainnya yang diperlukan)
B. Siapkan Kotak Pertolongan Pertama (PP) yang berisi Obat-obatan, Antiseptik,
perban, plester, oralit dll
C. Mempelajari ilmu pertolongan pertama
D. Mendengarkan informasi bencana dan cuaca dari media massa (Radio, TV, dll)
E. Mencatat nomor telepon penting; meliputi no Telp: Rumah Sakit, Puskesmas,
BMKGBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika , TNI,Polri, PMI , Pemadam
Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dll
F. Mendiskusikan jalur evakuasi dan titik pertemuan keluarga
G. Menyepakati bunyi peringatan dini bersama masyarakat
H. Menyepakati Jalur evakuasi desa bersama masyarakat

Rekonstruksi adalah pengembalian sesuatu ketempatnya yang semula ; Penyusunan atau


penggambaran kembali dari bahan-bahan yang ada dan disusun kembali sebagaimana adanya atau
kejadian semula

Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para penderita yang
mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk mencapai
kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal.

Rehabilitasi adalah Perbaikan dan Pemulihan semua aspek layanan publik/ masyarakat
sampai tingkat memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama Normalisasi/
berjalannya secara wajar berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat seperti
pada kondisi sebelum terjadinya bencana. Rekonstruksi adalah Pembangunan kembali
semua prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana pemerintahan/
masyarakat dengan sasaran utama Tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban serta bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan. Pada Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi (RR), terdapat 5 (lima)
sektor yang menjadi fokus dalam penanganan Pasca Bencana yaitu :

1. Sektor Perumahan & Permukiman


2. Sektor Infrastruktur Publik
3. Sektor Ekonomi Produktif
4. Sektor Sosial, dan
5. Lintas Sektor

Untuk melaksanakan program Rehabilitasi & Rekonstruksi dengan 5 (lima) sektor yang
menjadi kewenangan, bidang RR menggunakan metode Pengkajian Kebutuhan Pasca
Bencana/ Jitupasna yang tercantum pada Perka BNPB Nomor 15 Tahun 2011. Jitupasna
merupakan suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat, analisis dampak dan
perkiraan kebutuhan yang menjadi dasar bagi penyusunan Renaksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi. Pengkajian dan penilaian meliputi identifikasi dan perhitungan kerusakan dan
kerugian fisik dan non fisik yang menyangkut aspek pembangunan manusia, perumahan atau
pemukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas sektor. Analisis dampak melibatkan
tinjauan keterkaitan dan nilai agregat dari akibat bencana dan impilkasi umumnya terhadap
aspek – aspek fisik dan lingkungan, perekonomian, psikososial, budaya, politik dan tata
pemerintahan.

Guna mendukung program/ kegiatan yang dilaksanakan Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi
diperlukan sumber dana yang cukup. Merujuk pada PP nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, Pelaksanakan Program Rehabilitasi &
Rekonstruksi bersumber pada :

1. APBD Kabupaten/ Kota (Melekat Pada SKPD terkait)


2. APBD Provinsi (Bantuan Sosial, Hibah)
3. APBN (Hibah Murni)
4. Masyarakat
5. Bantuan Luar Negeri

SEKSI REHABILITASI

Seksi rehabilitasi mempunyai tugas :

1. Melaksanakan perbaikan lingkungan daerah bencana


2. Melaksanakan perbaikan prasarana dan sarana umum
3. Memberikan bantuaN perbaikan rumah masyarakat
4. Melaksanakan pelayanan kesehatan
5. Melaksanakan rekonsiliasi konflik
6. Melaksanakan pemulihan psikologis, social, ekonomi, budaya, keamanan,
dan ketertiban, fungsi pemerintahan serta pelayanan publik.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi

SEKSI REKONSTRUKSI

Seksi rekonstruksi mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pembangunan kembali prasarana dan sarana


2. Melaksankan pembangunan kembali sarana social masyarakat
3. Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
4. Melaksanakan penerapan rancang bangun yang tepat dan
penggunaanperalatan yang lebih baik dan tahan bencana
5. Mendorong partisipasi dan peran serta lembaga, organisasi kemasyarakatan,
dunia usaha dan masyarakat.
6. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi dan budaya
7. Meningkatkan fungsi pelayanan public
8. Meningkatkan pelayanan utama masyarakat
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan bidang tugasnya.

Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) adalah serangkaian sistem yang berfungsi untuk
memberitahukan akan terjadinya kejadian alam, Sistem peringatan dini ini akan memberitahukan
terkait bencana yang akan terjadi atau kejadian alam lainnya. Peringatan dini pada masyarakat atas
bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dicerna oleh
masyarakat. Dalam keadaan kritis, secara umum peringatan dini yang merupakan penyampaian
informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirine, kentongan dan lain sebagainya.

Defenisi
Penanggulangan bencana adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanganan bencana sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang mencakup pencegahan,
pengurangan (mitigasi), kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
Tujuan
Melindungi masyarakat dari bencana alam dan melindungi dari dampak yang ditimbulkannya
Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana (UU No.24 tahun 2007:

 Cepat dan tepat


 Prioritas
 Koordinasi dan keterpaduan
 Berdaya guna dan berhasil guna
 Transparansi dan akuntabilitas
 Kemitraan
 Pemberdayaan
 Nondiskriminatif
 Nonproletisi

Tahapan Penanggulangan Bencana

 Tahap Pencegahan & Mitigasi


 Tahap Kesiapsiagaan
 Tahap Tanggap Darurat
 Tahap Pasca Darurat

Pencegahan

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau
mengurangi ancaman.

Contoh:

 Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di suatu wilayah


 Melarang atau menghentikan penebangan hutan
 Menanam tanaman bahan pangan pokok alternatif
 Menanam pepohonan di lereng gunung

Mitigasi
Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko.
Contoh :
 Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir; pembangunan
tanggul sungai dan lainnya
 Penetapan dan pelaksanaan peraturan, sanksi; pemberian penghargaan mengenai
penggunaan lahan, tempat membangun rumah, aturan bangunan
 Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum pendidikan
penanggulangan bencana

Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai
persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana
Contoh tindakan kesiapsiagaan:

 Pembuatan sistem peringatan dini


 Membuat sistem pemantauan ancaman
 Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman
 Pembuatan rencana evakuasi
 Membuat tempat dan sarana evakuasi
 Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
 Pelatihan, gladi dan simulasi atau ujicoba
 Memasang rambu evakuasi dan peringatan dini

Tanggap darurat
Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk
mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda.
Contoh tindakan tanggap darurat:

 Evakuasi
 Pencarian dan penyelamatan
 Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
 Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
 Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan,
kesehatan, konseling
 Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan
air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat

Tahapan Pasca Darurat


Tahap rehabilitatif (pemulihan)
Contoh :

 Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan,


ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan
kebijakan dan pembaharuan struktur penanggulangan bencana di pemerintahan.

Tahap rekonstruksi (pembangunan berkelanjutan)


Contoh :

 Membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, ekonomi,


sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata ruang wilayah,
sistem pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.

Anda mungkin juga menyukai