ABSTRAK
PT Berkat Anugrah Alam Cemerlang adalah sebuah industri pembuatan Air Minum dalam Kemasan
dengan Merk Fikaro dan Puas. Dalam dunia industri, tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan kesuksesan kerja. Tata letak pabrik yang ada di PT Berkat Anugrah Alam Cemerlang
beberapa kali mengalami perubahan, sehingga terjadi pemisahan ruang produksi, pemindahaan gudang produk
jadi, beberapa penataan luas areal kurang optimal, dan jarak pemindahan bahan menjadi lebih panjang. Oleh
karena itu pengaturan kembali departemen-departemen perlu dilakukan untuk mengurangi biaya-biaya yang
ditimbulkan. Untuk merancang tata letak pabrik pada penelitian ini menggunakan Systematic Layout Planning
(SLP), di mana untuk penyusunan tata letak metode khusus yang digunakan adalah Algoritma CORELAP. Dari
hasil perhitungan Algoritma CORELAP didapatkan dua alternatif tata letak yang kemudian dicari penggunaan
energi listrik yang paling minimum. Untuk memberikan dukungan perencanaan tata letak pabrik, maka dalam
penelitian ini juga disertai perhitungan biaya energi dan biaya investasi perpipaan.
Kata kunci: perencanaan, tata letak, algoritma CORELAP, energi listrik, Systematic Layout Planning (SLP)
1)
Mahasiswi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2)
Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Agustina: PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN TATA LETAK DI PT BERKAT...
adalah dengan menentukan sejak awal berapa Langkah-langkah algoritma CORELAP sebagai
jumlah nilai observasi masa lalu yang akan berikut:
dimasukkan untuk menghitung nilai tengah 1. Hitung Total Closeness Rating (TCR) untuk
dengan persamaan sebagai berikut: masing-masing departemen;
M Yˆ
Y Y Y .... Y
t t 1 (1)
t2 t n 1
2. Pilih salah satu departemen dengan TCR
t 1
maksimum, kemudian tempatkan terlebih
t
n
Single Eksponential Smoothing dahulu;
Metode ini berdasarkan pada penghalusan 3. Jika ada TCR yang sama, pilih terlebih
data masa lalu secara eksponensial. Setiap data dahulu yang memiliki luasan yang lebih
baru diberi bobot yang lebih tinggi. Data terbaru besar kemudian jika luasannya sama, maka
diberi bobot α, terbaru kedua diberi bobot α(1- pilih yang merupakan departemen dengan
α) 2 dan seterusnya (nilai α terletak antara 0 dan nomor terkecil;
1). Persamaan yang berlaku untuk metode ini 4. Departemen yang dialokasikan kedua, pilih
adalah: departemen yang mempunyai hubungan A
Yˆt 1 Yt (1 )Yˆt (2) dengan departemen yang telah terpilih:
a) Jika terdapat beberapa, maka pilih yang
dengan:
mempunyai TCR terbesar;
Yˆt 1 = nilai ramalan periode berikutnya. b) Jika TCR-nya sama, maka pilih
Yt = data baru sembarang;
5. Ulangi proses kedua, sampai semua
= konstanta penghalusan (0< α<1) departemen terpilih. Jika tidak ada
Ŷt = nilai penghalusan yang lama departemen yang mempunyai hubungan A
Systematic Layout Planning (SLP) atau E dengan departemen terpilih (semua),
Suatu pendekatan sistematis dan maka lanjutkan dengan hubungan I atau O,
terorganisir untuk perencanaan tata letak yang serta U atau X.
dibuat oleh Richard Muther pada tahun 1973 Energi Listrik
adalah Systematic Layout Planning (SLP)[1]. Ditinjau dari macamnya, energi sangat
Langkah-langkah Systematic Layout Planning banyak dan energi dapat diubah dari bentuk
banyak diaplikasikan untuk berbagai macam energi satu kebentuk energi lainnya. Energi
masalah seperti produksi, transportasi, listrik dapat diubah menjadi energi bentuk lain,
pergudangan, pendukung pelayanan, perakitan, misalnya energi panas, energi mekanik, energi
dan aktifitas perkantoran[2]. kimia, dan energi cahaya. Kebutuhan tenaga
CORELAP listrik dihitung dengan persamaan berikut[3]:
CORELAP merupakan kependekan (akronim)
dari computerized relationship layout planning. W = Vit (4)
CORELAP merupakan construction algorithm dengan:
(tidak membutuhkan layout awal) yang W = energi listrik (joule)
membangun tata letak. Berdasarkan Total I = kuat arus listrik (ampere = A)
Closeness Rating (TCR) untuk setiap V = tegangan listrik (Volt = V)
departemen, di mana TCR adalah jumlahan nilai t = waktu (sekon)
numeris yang dihitung berdasarkan rating
hubungan keterdekatan (A = 6, E = 5, I = 4, O = Satu Kwh adalah energi yang dihasilkan oleh
3, U = 2, X =1). Secara sistematis dapat daya satu kilowatt (Kw) yang bekerja selama
diungkapkan dengan persamaan: satu jam (one hour). Jadi, 1 kWh = (1 kWh) x ( 1
m jam) = ( 1000 W) x (3600 s) = 3600000 J = 3,6
TCR(i) = r
j 1
ij , i=1, 2, 3,…..m ; j i (3) x 106 J. Sedangkan daya listrik adalah energi
listrik yang diserap oleh alat tiap satuan waktu.
dengan: Daya listrik dinyatakan dengan persamaan
m = jumlah departemen dalam rancangan berikut:
rij = nilai hubungan kedekatan dari stasiun P=W/t=Vit/t=VI (5)
kerja i terhadap stasiun kerja j.
185
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (184-195)
Analisis Kuantitatif
Di dalam analisis kuantitatif aliran bahan
akan diukur berdasarkan perpindahan sejumlah
material.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif ini menggunakan
Activity Relationship Chart (ARC) sebagai
langkah perencanaan tata letak fasilitas atau
departemen yang didasarkan pada derajat
hubungan aktivitas dan pertimbangan-
pertimbangan mana yang akan diputuskan bisa
dilihat pada Tabel 2[6].
186
Agustina: PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN TATA LETAK DI PT BERKAT...
187
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (184-195)
188
Agustina: PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN TATA LETAK DI PT BERKAT...
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Waktu Pengisian Tandon dan Mesin
Penyelesaian dengan metode Algoritma Pengisian
CORELAP telah didapatkan sebagaimana Produk Jenis Waktu Produksi
disajikan pada Tabel 4. Kriteria dalam pemilihan Tandon (jam) Per hari
tata letak didasarkan pada penilaian Total Layout Produk Jenis Waktu
Tandon (jam)
Score yang paling minimum dari yang lain.
Fikaro Tandon 1 jam 1x
jadi
Tabel 4. Hasil Penyelesaian CORELAP
Mesin 1 jam 2x
Alternatif Total Tata letak Score pengisian
Tandon 0,5 jam 3x
jadi
Tata letak Awal 1,812
1 1,311 Mesin 1 jam 3x
Puas Pengisian
2 1,320
galon
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa Total Layout Mesin 2 jam 2x
Score yang minimum adalah pada alternatif tata Pengisian
cup
letak 1 sebesar 1,311.
Secara keseluruhan hasil perhitungan biaya
Penentuan Daya Pompa dan Biaya Energi pemakaian energi listrik disajikan pada Tabel 7
Listrik
Tabel 7. Total Biaya Pemakaian Energi Listrik
Setelah memperoleh hasil penyelesaian
Deskripsi Tata Panjang Daya
CORELAP dari tata letak awal dan alternatif tata
Prod
Pipa Letak Pipa Pompa
letak, maka langkah selanjutnya adalah (m) (HP)
melakukan perhitungan daya pompa dari Tandon Awal 18,99 3
alternatif tata letak. Perhitungan daya ini Setengah Alt. 1 18,57 2,9
merupakan perhitungan secara teoritis. Rincian jadi Alt. 2 18,41 2,9
yang digunakan dalam Perhitungan daya pompa Awal 48,64 4,7
Tandon
Fikaro
189
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (184-195)
190
Agustina: PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN TATA LETAK DI PT BERKAT...
Gambar 4. Rancangan Alternatif Tata letak 1 PT Berkat Anugrah Alam Cemerlang (Skala 1 :100)
191
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (184-195)
tata letak 1 akan dijadikan tata letak usulan di mana dibutuhkan 5 tenaga pekerja dan 1
dengan pertimbangan memiliki total layout tenaga ahli instalasi.
score, energi listrik, dan biaya pemakaian energi Biaya pembongkaran pipa lama dan mesin
listrik yang lebih kecil. produksi dengan tarif: 1 orang-kerja @ Rp.
50.000 / hari sehingga biaya untuk 1 hari =
Analisis Biaya Investasi dan Biaya Relokasi 1Hari x 5orang x Rp50.000,- = Rp. 250.000,-
Dari Rancangan Alternatif Tata Letak 1 Biaya pemasangan pipa baru dan mesin
Biaya investasi merupakan biaya yang produksi dengan tarif: 1 orang-kerja @ Rp.
dibutuhkan jika mendirikan pabrik baru yang 50.000 /hari sehingga biaya untuk 1 hari =
didasarkan pada hasil rancangan alternatif tata 5harix5orangxRp.50.000/hari=
letak 1, yaitu meliputi perhitungan biaya Rp.1.250.000,-
perpipaan, pompa air, elbow, stok/fitting, dan Biaya tenaga ahli instalasi = Rp.2.500.000,-
stok kran kuningan. Untuk lebih rincinya dapat Biaya total relokasi = Rp.250.000,-+
dilihat pada perhitungan di bawah ini. Rp.1.250.000,-+Rp.2.500.000,-=
Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan Rp.4.000.000,-
biaya relokasi yang dilakukan selama lima hari,
192
Agustina: PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN TATA LETAK DI PT BERKAT...
Gambar 5. Aliran Sistem Perpipaan Alternatif Tata Letak 1 PT Berkat Anugrah Alam Cemerlang
193
WIDYA TEKNIK Vol. 6, No. 2, 2007 (184-195)
Setelah menghitung biaya relokasi maka Pada perhitungan di atas dapat dilihat
dilanjutkan pada perhitungan production loss bahwa production loss selama 1 hari sebesar
yang dialami oleh perusahaan sebagai dampak Rp.4.850.542,06. Jika pemasangan fasilitas
tidak beroperasinya aktivitas selama lima hari. produksi baru dilakukan selama 5 hari, maka
Production loss merupakan profit dari hasil perusahaan akan mengalami production loss
pengurangan harga jual dengan harga pokok sebesar Rp 4.850.542,06/hari x 5 hari =
produksi. Rp. 24.252.710,30
Harga jual produk sebagaimana disajikan Subtotal biaya investasi yang dibutuhkan
pada Tabel 12 merupakan harga eceran yang untuk perpipaan, relokasi fasilitas produksi, dan
ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan yang production loss sebesar Rp. 39.859.060,30
disajikan pada Tabel 13 merupakan perhitungan dengan rincian sebagai berikut:
Harga Pokok produksi yang meliputi biaya
bahan baku utama maupun penunjang, biaya Biaya investasi Rp. 11.606.350,00
tenaga kerja langsung Rp 17.000 per hari, biaya perpipaan
tenaga kerja tidak langsung seperti kepala Biaya relokasi Rp. 4.000.000,00
produksi dan staf produksi, perawatan mesin, fasilitas produksi dan
dan biaya-biaya lain. Kemudian pengurangan konsultan
harga jual pada Tabel 13 dengan harga pokok Production loss Rp. 24.252.710,30
produski sebagai production loss, hasil tersebut selama 5 hari
dikali 5 hari perusahaan tidak berproduksi. Biaya subtotal Rp. 39.859.060,30
Tabel 12. Harga Jual Produk KESIMPULAN
PT. Berkat Anugrah Alam Cemerlang
Dari hasil penelitian dan pembahasan
Jenis Produk Kemasan Harga (Rp) tentang penyusunan tata letak maupun
Fikaro RO Galon 19 ltr 10.500 penggunaan energi listrik pada pompa air dapat
Fikaro Btl 600 ml Box isi 24 Btl 48.000 disimpulkan sebagai berikut:
Fikaro Btl 350 ml Box isi 24 Btl 39.600 1. Dengan menggunakan metode Algoritma
Fikaro Btl 1500 ml Box isi 12 Btl 54.000 CORELAP didapatkan tata letak usulan yang
Puas Filterisasi Galon 19 ltr 7.000 lebih baik yaitu memiliki total layout score
Puas Filterisasi Box isi 48 Cup 16.800 sebesar 1,311. Penghematan daya listrik oleh
karena pemindahan bahan untuk produk
Tabel 13. Harga Pokok Produksi dan Production Fikaro, yaitu pipa dari tandon bahan baku
Loss utama;
Harga Producrtion 2. Penghematan daya listrik oleh karena
Jenis Harga
Produk Jual
Pokok Loss / hari pemindahan bahan untuk produk Fikaro,
Produksi (Rp) yaitu pipa dari tandon bahan baku utama
Fikaro sampai tandon setengah jadi sebesar 2.189
10.500 4709,56 1.673.437,25
RO 19 ltr watt, tandon setengah jadi sampai tandon
Fikaro jadi sebesar 2.482 watt, dan tandon jadi
48.000 947,66 353.587,38
Btl 600 ml
sampai mesin pengisian sebesar 1.272 watt.
Fikaro
39.600 1033,13 207.269,13 Sedangkan untuk produk Puas, yaitu pipa
Btl 350 ml
Fikaro Btl
dari tandon bahan baku sampai tandon jadi
54.000 1717,75 400.643,52 sebesar 1.346 watt, dan tandon jadi sampai
1500 ml
Puas mesin pengisian sebesar 829 watt. Sehingga
Filterisasi 7.000 4765,30 619.010,79 biaya pemakaian energi listrik pada pompa
19 ltr air per bulannya sebesar Rp. 594.186,60;
Puas 3. Biaya yang dibutuhkan jika hasil rancangan
Filterisasi 16.800 294,56 1.596.594 tata letak usulan diterapkan sebesar Rp.
240 ml 39.859.060,30. Biaya ini sudah termasuk
Total Keseluruhan Production Loss biaya investasi, relokasi fasilitas produksi,
4.850.542,06
per hari dan production loss selama lima hari;
194
Agustina: PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERBAIKAN TATA LETAK DI PT BERKAT...
4. Dari hasil yang didapat maka dapat [2] Wignjosoebroto, Sritomo, Tata Letak Pabrik
direkomendasikan bahwa tata letak yang ada dan Pemindahan Bahan, hlm.190, Penerbit
sekarang perlu dilakukan perubahan Guna Widya, Jakarta, 1992
meskipun dari segi biaya investasi, relokasi, [3] Resnick, Halliday, 1989, Fisika, Jilid 1
dan production loss sangat besar yaitu Rp. Edisi Ketiga, Jilid 1 Penerbit Erlangga,
39.859.060,30. Namun, secara normal Jakarta
suatu aktifitas industri harus berlangsung [4] Makridakis, Spyros, Wheelwright, C Steven,
lama dengan tata letak yang tidak selalu McGee, E Victor, Metode dan Aplikasi
berubah-ubah. Hal ini kebalikan dari Peramalan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995
kondisi tata letak awal yang sering [5] Reksohadiprodjo, Sukanto, 1993,
mengubah-ubah tata letak jika terjadi Perencanaan dan Pengawasan Produksi
penambahan fasilitas produksi baru; Edisi Ketiga, Penerbit: BPFE, Yogyakarta,
5. Keuntungan yang didapat apabila hasil 1993
rancangan tata letak diimplementasikan [6] Ahyari, Agus, Manajemen Produksi :
adalah kemudahan di dalam proses supervisi Perencanaan Letak Fasilitas Pabrik,
dan menghadapi rencana perluasan pabrik di Perencanaan Lingkungan Kerja, dan
masa mendatang. Sedangkan kerugiannya Perencanaan Standar Produksi, Penerbit
adalah timbul pembiayaan yang tidak BPFE, Yogyakarta, 1986
ekonomis selama pembangunan pabrik baru. [7] Tompkins, A James, White, A John, Bozer,
A Yavuz, Frazelle, H Edward, Tanchoco,
A.M.J, Trevino, Jaime, Facilities Planning,
DAFTAR PUSTAKA
Canada : .John Wiley & Sons, Inc., New
[1] Phillips, J Edward, 1997, Manufacturing
York, 1996
Plant Layout: Fundamental and Fine Points
of Optimum Facility Design, Publisher:
Society of Manufacturing Engineers,
Michigan, 1997
195