Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, kebutuhan perusahaan terhadap fungsi manajemen proyek tidak dapat

dipandang hanya dengan sebelah mata. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan proses

produksi, perusahaan harus mampu menghasilkan suatu produk baik berupa barang ataupun

jasa yang sesuai dengan kriteria ,waktu dan besarnya biaya yang telah ditetapkan. Perubahan

terhadap salah-satu dari ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi dua faktor lainnya yang

tentunya juga akan berdampak pada besar kecilnya nilai keuntungan yang dapat diperoleh

perusahaan. Lalu seberapa besar pentingnya penerapan manajemen proyek dalam suatu

perusahaan?

Manajemen proyek mulai dianggap penting saat bangsa Amerika mengalami

kegagalan yang sangat serius dalam kegiatan mega proyek mereka. Kegagalan Apolo 13

untuk melakukan pendaratan di bulan membuka mata NASA mengenai pentingnya

menerapkan manajemen proyek. Sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, pihak NASA hanya

menekankan masalah yang bersifat teknis dan mengabaikan permasalahan yang bersifat

human (manajemen). Tonggak sejarah inilah yang mengawali berkembangnya ilmu

manajemen proyek yang pada dasarnya dimulai dari industri konstruksi.

Pada tahun 1998, Standish Group dalam laporannya menjelaskan bahwa proyek-

proyek yang dinyatakan sukses pada tahun tersebut, pada kenyataannya hanya 26% yang

benar-benar dapat dinyatakan sukses, sedangkan sisanya masuk kedalam kategori challenged

(overtime dan over budget) atau bahkan masuk kedalam kategori failed (gagal). Dan yang

paling menarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa faktor terbesar penyebab kegagalan ini

bukan berasal dari masalah teknis, melainkan faktor manajemen yang dalam hal ini adalah
kemampuan dalam melakukan manajemen proyek. Hal ini patut untuk dicermati sehingga

keberadaan manajemen proyek memang benar-benar dirasa sangat dibutuhkan.

Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari

perencanaan,pembangunan fisik ,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-

macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang

memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil

jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan

pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam

mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan

banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan.Oleh karena itu

unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa

tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai

bidang dan keahlian masing-masing.Keuntungan dari adanya Organisasi dalam suatu proyek

adalah :

1. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.

2. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian

tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.

3. Meningkatkan pendayagunaan dana,fasilitas,serta kemampuan yang tersedia secara

maksimal.

Di masa mendatang, manajemen proyek memiliki peran yang sangat penting dalam

mendukung kegiatan pengembangan perusahaan kearah yang bersifat strategis. Beberapa

alasan yang dianggap dapat menguatkan pentingnya keberadaan fungsi manajemen proyek

yang baik dalam suatu perusahaan antara lain semakin pendeknya kompresi daur hidup
produk, tingginya tingkat kompetisi global serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang menyebabkan semakin meningkatnya kompleksitas aktivitas proyek.


BAB II

ISI

II.1 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan/penggerakan

(actualing) dan pengawasan (controlling), yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber daya lain.

Sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu,

dengan alokasi sumber daya yang terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah

digariskan. Sehingga manajemen proyek secara luas diterapkan pada seluruh tahapan proyek,

mulai dari tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan, sehingga untuk

menerapkannya akan lebih rumit dan komplek, karena sumber daya yang ada berlainan dan

bervariasi dan mempunyai tujuan-tujuan antara, sesuai dengan tahapan proyeknya.

Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project Management Body of

Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi

pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam

aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

Sasaran dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat dari

suatu proyek untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan jadwalnya dalam

batas anggaran dan kualitas yang ditetapkan. Sasaran dari manajemen proyek adalah:

a. Adanya tanggungjawab tunggal yang terintegrasi ditangan Manager Proyek

b. Adanya perencanaan dan pengendalian yang terintegrasi dari semua kegiatan unit-

unit fungsional selama proses siklus kehidupan proyek.


Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam Manajemen proyek dilakukan beraneka ragam,

mulai dari perencanaan program, survey, penelitian, study kelayakan, perancangan,

pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga akan melibatkan berbagai ahli dan pihak,

(surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi, konstruktor, kontraktor dan sebagainya), yang

merupakan suatu tim yang saling berkaitan dan berhubungan, sehingga memerlukan

pengelolaan (manajemen) yang professional (terpadu) sehingga dengan pendekatan konsep

ini dibutuhkan seorang manajer manajemen yang akan mengelola proyek tersebut mulai dari

perencaanaan, perancangan, lelang/tender sampai pelaksanaannya.

Dengan konsep ini peran manajer manajemen sangat besar dalam menentukan

keberhasilan proyek baik dari segi waktu, biaya, mutu, maupun keamanan dan kenyamanan

yang optimal, sehingga dapat berkembang perusahaan yang bergerak dibidang manajemen

ini, yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini oleh owner/pemilik secara

professional dan optimal.

Unsur-unsur manajemen merupakan sumber daya yang berpengaruh terhadap

berfungsinya manajemen di dalam mencapai tujuannya. Unsur-unsur manajemen yang utama

biasa dinyatakan dalam 6 (enam) M, yaitu :

1. Men (manusia)

2. Material (bahan-bahan/material)

3. Machines (mesin-mesin/peralatan)

4. Money (uang)

5. Methods (metode/cara/teknologi)

6. Market (pasar)

Untuk mencapai tujuan manajemen proyek, seorang manajer harus dapat

menggunakan dan memanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut (sebagai sumber daya)

secara efisien dan efektif sehingga dapat dicapai tujuan yang telah ditentukan secara optimal.
II.2 Ruang Lingkup dan Garis besar Proyek

Dalam mengerjakan sebuah proyek, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang.

Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat tercapai sesuai dengan

waktu, scope dan dana yang telah ditetapkan di awal kegiatan proyek. Untuk itu, manajer

proyek harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber daya yang dialokasikan dalam proyek

digunakan dengan cara yang paling efisien. Ini berarti bahwa perencanaan proyek harus

dilakukan secara professional yang didasarkan pada siklus hidup proyek.

Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak

proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat empat

tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :

1. Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek

disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan

diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.

Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki

kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan

permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan

ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.

2. Tahap Perencanaan

Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas

proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan

disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek
berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat

dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,

communication plan, procurement plan, dan contract supplier.

3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)

Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk

memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan

proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi

project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa

proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables

sebagai hasil akhir proyek.

4. Tahap Penutupan

Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek

(deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan

supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder

yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang

perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk

mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama

kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan

dating.
Contoh Manajemen Proyek :

Manajemen Proyek
Nama Proyek : Pengadaan Jaringan Komputer
Tanggal Mulai Proyek : 1 November 2015
Tanggal Selesai Proyek : 31 Desember 2015
Manager Proyek :

Tujuan Proyek :
Tujuan Proyek adalah membangun sebuah jaringan computer yang dapat memberikan
Kemudahan akses teknologi dan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan para
pegawai. Meliputi, penyampaian laporan-laporan ke instansi lain, memantau informasi-
informasi dari instansi lain.
Faktor Penentu Keberhasilan
Faktor Penentu Keberhasilan yaitu :
 Komitmen dan dukungan dari Pimpinan dan Manajemen
 Komitmen dan dukungan dari tim proyek
 Ketersediaan SDM yang sesuai kompetensi masing-masing
 Kerjasama yang baik dari semua pihak.
 Kontinuitas pelaksanaan proyek
 Disiplin pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja proyek
 Dokumentasi proyek yang baik dan lengkap
 Tersedianya semua fasilitas pendukung proyek yang sesuai dan memadai.
Manfaat yang diharapkan
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari pembangunan jaringan computer ini
diantaranya adalah :
Dari sisi Instansi :
 Menyediakan kemudahan akses informasi yang lebih luas dan cepat kepada
pegawai
 Meningkatkan kualitas kinerja pegawai di Instansi.
Dari sisi Pegawai :
 Meningkatkan efektivitas kinerja dan pengetahuan teknologi dan informasi.
 Menunjang fasilitas untuk meningkatkan kinerja bagi pegawai
Tahapan Pendekatan Proyek
1. Analisis kebutuhan penggunaan computer, hardware dan software yang akan
diimplementasikan
2. Perancangan arsitektur jaringan computer
3. Pengembangan sistem
4. Ujicoba konektivitas jaringan computer
5. Mengembangkan estimasi biaya proyek untuk implementasi
Cakupan Proyek
1. Kebutuhan Teknis
Komputer Server : Untuk mengelola semua kegiatan yang dilakukan oleh
admin, dimana data yang dimasukan maupun dikeluarkan
akan disimpan dan dikelola di computer server.
Komputer Client : Untuk digunakan oleh pengguna sebagai sarana
penyampaian informasi.

2. Kebutuhan Non Teknis


 Semua aplikasi yang diperlukan dalam kegiatan belajar harus sudah
disediakan disetiap computer
 Komputer yang digunakan harus dengan kualitas dan spesifikasi terbaik
 Komputer yang digunakan seharusnya aman digunakan oleh pengguna
Ruang Lingkup Proyek
Ruang lingkup proyek adalah sebagai berikut :
 Perangkat yang akan digunakan dalam proyek ini berupa Hardware, Software,
dan perangkat pendukung lainnya yang ada di Instansi
 Modul yang dikembangkan meliputi : Konektivitas jaringan, arsitektur jaringan,
dan laporan-laporan yang diperlukan apabila ada penambahan maupun keluhan
dari modul yang kami kembangkan
 Model jaringan yang digunakan menggunakan jaringan LAN, sehingga semua
koneksi yang ada hanya dapat digunakan didalam lingkungan instansi.
Penyampaian Proyek
Output-output yang nantinya ada dalam proyek ini berupa laporan-laporan mengenai kerusakan
sistem, penurunan peforma jaringan, dan lain sebagainya.
Kriteria Penerimaan Proyek
Team pengembang akan melakukan pengujian jaringan pada tahap akhir, setelah proses
installasi aplikasi-aplikasi dikomputer server maupun client selesai dikerjakan. Selain
pengujian dari pihak pengembang, pengujian tahap akhir ini juga akan dilakukan oleh klien
dalam hal ini adalah Instansi dan apabila semuanya dirasa cukup dan bisa berjalan lancar maka
baru akan diserahkan ke Instansi.
Batasan
1. Sistem jaringan yang dibangun menggunakan sistem jaringan LAN.
2. Akses internet hanya disediakan disekitar lingkungan kampus atau perusahaan.
3. Membataskan akses pemakaian bandwith yang berlebihan yang dapat
merugikan pihak Instansi
4. Dan juga untuk mengurangi resiko akses internet dengan pembatasan transfer
data.
Daftar Milestone
1. Mulai Proyek 01/11/2015
2. Proposal Disetujui 04/11/2015
3. Perekrutan Tim 06/11/2015
4. Pelaksanaan Proyek 13/11/2015
5. Testing Jaringan 23/12/2015
6. Proyek Selesai 26/12/2015
7. Serah Terima 31/12/2015
Rencana Manajemen Biaya
Berdasarkan Cakupan Proyek, Maka akan diperlukan rencana untuk pengadaan
pembelian kebutuhan proyek, berikut adalah baseline biaya pembelian barang/alat-alat
yang diperlukan :
1. Honor Tim Proyek : Rp. 5.000.000,-
2. Biaya Persiapan Proyek : Rp. 1.000.000,-
3. Biaya Pembelian Peralatan : Rp. 250.000.000,-
4. Administrasi Proyek : Rp. 2.500.000,- +
Rp. 258.500.000,-
BAB III

PENUTUP

Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project Management Body of

Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi

pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam

aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari

perencanaan,pembangunan fisik ,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-

macam unsur dan komponen pendukung.

Sasaran dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat dari

suatu proyek untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan jadwalnya dalam

batas anggaran dan kualitas yang ditetapkan. Sasaran dari manajemen proyek adalah:

a. Adanya tanggungjawab tunggal yang terintegrasi ditangan Manager Proyek

b. Adanya perencanaan dan pengendalian yang terintegrasi dari semua kegiatan unit-

unit fungsional selama proses siklus kehidupan proyek.

Manajemen Proyek memegang peranan yang penting dalam keberasilan suatu proyek,

tanpa perencanaan, dan pengorganisasian yang matang sulit menjalankan kegiatan proyek,

selain itu perlu adanya koordinasi antar lini dalam setiap bagian organisasi proyek, disinilah

peran manager proyek sangat vital, dalam menjembatani komunikasi antar setiap bagian

organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

American National Standard, 2004. Project Management Body of Knowledge. Project


Management Institute, Pennsylvania

Manajemen Proyek. (2013).http://manajemenproyek.net/pentingnya-manajemen-proyek.html

Manajemen Proyek. (2013). http://manajemenproyek.net/siklus-hidup-proyek.html

Manajemen Proyek. (2013). http://manajemenproyek.net/organisasi-proyek.html

Wikipedia (2015). https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek

Anda mungkin juga menyukai