Disusun Oleh:
Kelompok J
PPDH Angkatan IV 2017/2018
Dosen Pembimbing:
Dr Drh Yudi, MSi
Latar Belakang
Tujuan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan organ reproduksi untuk BSE dilakukan dengan
memperhatikan kondisi organ reproduksi eksternal hewan seperti skrotum, penis,
preputium, dan epididimis. Skrotum diamati posisi, bentuk, kesimetrisan testis, dan
diukur lingkar skrotum. Penis dan preputium diamati bentuk, ukuran, kebersihan,
dan kondisi preputium. Pemeriksaan epididimis dilakukan dengan cara palpasi pada
skrotum untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya.
Organ lain yang mempengaruhi kemampuan reproduksi pejantan seperti
mata, perototan, pertulangan, persendian, dan teracak pada kaki belakang juga
diperiksa. Pemeriksaan mata dilakukan dengan mengamati fungsi dan bentuk mata.
Kondisi ekstremitas kaki belakang seperti perototan, pertulangan, persendian, dan
teracak diamati dengan melihat bentuk, konsistensi, kesimetrisan, konformitas,
kondisi, dan pergerakan.
Alat yang digunakan saat praktikum adalah vagina buatan domba dan sapi,
tabung penampung semen, termos air panas, thermometer, stetoskop, jam tangan
atau stopwatch, meteran, corong, timbangan, spatula, kertas saring, tabung
Erlenmeyer, gelas beker, pipet ukur, mikropipet, heating table, gelas objek, kaca
penutup, syringe, pH meter, bulb, coen, wadah untuk prefreezing dan freezing,
mikroskop, Neubauer counting chamber, pinset, straw semen, container,
refrigerator, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah semen segar domba, gel, larutan formosaline
3%, eosin nigrosine, bahan pengencer yang terdiri dari tris hydroxymethyl
aminomethane, kuning telur, asam sitrat, fruktosa, antibiotik (PenStrep), gliserol,
akuades, air hangat 37oC, air dengan suhu ruang, tisu, dan nitrogen cair.
Prosedur Kerja
Domba yang diuji pada prkatikum kali ini adalah domba garut jantan. Suhu
yang diukur adalah 39ᵒC. Suhu domba masih dalam kisaran normal karena menurut
Smith dan Mangkoewidjojo (1988), suhu rektal domba normal berkisar pada 35,63-
39,13ᵒC. Frekuensi napas domba relatif tinggi yaitu 40 kali dalam satu menit,
dimana kondisi normal domba akan bernapas sebanyak 15-25 kali per menitnya
(Smith dan Mangkoewidjojo 1988). Hal ini dapat disebabkan kondisi domba yang
stress sebelum koleksi semen dilakukan. Frekuensi denyut jantung saat
pemeriksaan adalah 40 denyut per menit yang dapat diinterpretasikan normal
karena frekuensi jantung normal domba dewasa adalah 70-80 kali per menit (Smith
dan Mangkoewidjojo 1988). Pengukuran lingkar skrotum merupakan indikator
penting terkait dengan kapasitas produksi spermatozoa. Menurut Barth dan
Waldner (2002), lingkar skrotum sangat erat kaitannya terhadap motilitas dan
morfologi spermatozoa. Lingkar skrotum normal pada domba adalah 30.68-34.4
cm (Rizal et al. 2003)
Evaluasi Semen Segar Domba
Hasil evaluasi semen beku diperoleh dari semen segar yang telah diencerkan
menggunakan pengencer Tris-kuning telur dan Na Sitrat-kuning telur yang dikemas
di dalam mini straw. Evaluasi semen beku dilakukan setelah beberapa perlakuan
yang diberikan diantaranya semen cair sebelum diekuilibrasi, setelah ekuilibrasi,
dan setelah thawing pada suhu 25ºC dan 37ºC . Pemeriksaan motilitas dan viabilitas
setelah perlakuan disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 4 Motilitas dan viabilitas spermatozoa pada semen cair domba dengan
pengencer Na sitrat-kuning telur dan Tris-kuning telur
Motilitas Progresif (%) Viabilitas (%)
Jam ke- Na-sitrat Kuning Tris – Kuning Na-sitrat Tris – Kuning
Telur Telur Kuning Telur Telur
0 75 77,5 96,55 97,48
24 55 78,75 89,92 96,47
48 52.5 67,5 87,34 90,24
72 36.25 46.25 85,16 87,66
96 22.5 35 83,65 86,31
90
80
70
60
50
40 Na Sitrat-KT
30 Tris-KT
20
10
0
1 2 3 4 5
Hari ke-
95
90
85 Na Sitrat-KT
Tris-KT
80
75
1 2 3 4 5
Hari ke-
DAFTAR PUSTAKA
Aboagla EME, T Terada. 2004. Effects of egg yolk during the freezing step of
cryopreservation on the viability of goat spermatozoa. Theriogenology.
62:1160–1172.
Amirat L, Tainturier D, Jeanneau L, Thorin C, Gerard O. 2004. Bull semen in vitro
fertility after cryopreservation using egg yolk LDL: a comparison with
Optidyl, a commercial egg yolk extender. Theriogenology. 61 : 895–907.
Arifiantini RI. 2012. Teknik koleksi dan evaluasi semen pada hewan. Yusuf TL,
editor. Bogor(ID): IPBPress
Asher GW et al. 1988. Hybridisation of Pere david deer (Elaphurus davidianus)
and red deer (Cervus elaphus) by artificial insemination. J Zool. 215: 197 –
203.
Asmarasari SA, Tiesnamurti B. 2007. Aplikasi teknologi inseminasi buatan melalui
transcervical menggunakan semen cair pada domba rambut st. Croix. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Ax RL, Dally MR, Didion BA, Lenz RW, Love CC, Varner DD, Hafez B,Bellin
ME. 2000. Semen evalution. In: Hafez B, Hafez ESE (Eds). Reproduction
inFarm Animals. 7th Ed. Philadelphia (US): Lippincott William & Wilkins.
365-375.
Bagley CV. 1997. Breeding soundness examination of rams. [internet]. [diunduh
pada 15 Sep 2018].Terhubung berkala: https:// digitalcommons.
usu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1426&context=extension_curall.
Barth AD, Waldner CL. 2002. Factors affecting breeding soundness classification
of beef bulls examined at the Western College of Veterinary Medicine. Can
Vet J. 43(4): 274-284
Bearden HJ, Fuquay W. 2000. Applied Animal Reproduction 5 Edition. New
Jersey(US): Upper Saddle River.
Butar E. 2009. Efektivitas frekuensi exercise terhadap peningkatan kualitas semen
sapi simmental [skripsi]. Universitas Sumatera Utara: Fakultas Pertanian.
Feradis MP. 2010. Reproduksi Ternak. Bandung(ID) :Angkasa
Fitrik, Supartini N. 2012. Pengaruh suhu dan lama thawing terhadap kualitas
spermatozoa kambing Peranakan Etawa. Buana Sains. 12(1): 81-86.
Garner DL, Hafez ESE. 2000. Spermatozoa and seminal plasma dalam: Hafez ESE.
Reproduction in farm animals 5th edition.Philadelphia(US):Lea and
Febiger:189-209
Herdis. 2005. Optimalisasi jenis pengencer dan dosis gliserol pada proses
pembekuan semen domba garut (Ovis aries). Di dalam : Optimalisasi
inseminasi buatan melalui aplikasi teknologi laserpunktur pada Domba Garut
(Ovis aries). Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kostaman T, Sutama IK, Situmorang P, Budiarsana IGM. 2000. Pengaruh jenis
pengencer dan waktu ekulibrasi terhadap kualitas semen beku Kambing
Peranakan Etawah. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Balai
Pertanian Ternak.
Mumu MI. 2009.Viabilitas semen sapi simmental yang dibekukan menggunakan
krioprotektan gliserol. J Agroland. 16(2): 172-179.
Nurcholis, Yamin M, Arifiantini RI. 2015. Kualitas semen segar dan beku domba
garut setelah pemberian limbah tauge dan suplementasi omega-3 [Thesis].
Bogor(ID):IPB
Nurcholis, Yamin M, Arifiantini RI. 2015. Kualitas semen segar dan beku domba
garut setelah pemberian limbah tauge dan suplementasi omega-3 [Thesis].
Bogor(ID):IPB
Parker, J. E. 2000. Reproductive Physiologi In Poultry. In : E. S. E. Hafez (Ed).
Reproduction in Farm Animals (7th ed). Lippincott Williams & Wilkins,
USA.
Parsons G. 2017. Increasing Your Lamb Crop Series: Testing Rams for Breeding
Soundness. United States Lamb Resource Center.
Paulenz H, Soderquist L, Perez-Pe R, Berg KA. 2002. Effect of different extenders
and storage temperatures on sperm viability of liquid ram semen.
Theriogenology. 57(2):823-836.
Rizal M, Toelihere MR, Yusuf TL, Purwantara B, Situmorang P. 2003.
Karakteristik penampilan reproduksi pejantan Domba Garut. JITV.8(2): 134-
140
Smith, J.B. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan Dan
Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta. hlm. 37-
57.
Solihati N. 2008. Studi terhadap kualitas dan daya tahan hidup spermatozoa cauda
epididymis domba garut menggunakan berbagai jenis pengencer. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Sophiahani, 2006. Pengaruh frekuensi penampungan terhadap volume semen dan
motilitas spermatozoa ayam kampung. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang
Sorensen. 1979. Animal reproduction principle and practices. Mc Graw-Hill
Publication. J Agri Sci. 42-75.
Suharyati S, Hartono M. 2011. Preservasi dan kriopreservasi semen sapi berbagai
bahan pengencer. Jurnal Kedokteran Hewan. 5(2):53-58.
Toelihere MR. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Di dalam: Rizal M. Pengaruh
penambahan laktosa di dalam pengencer tris terhadap kualitas semen cair
domba garut. 2006. J Indon Trop Anim Agric. 31(4):224-231.
Walson PF, Martin CA. 1975. The influences of same fractions of egg yolk on
the survival of ram spermatozoa at 5oC. Reprod. Fertil Dev. 69:856 – 857.
Youngquist RS, Threlfall WR. 2007. Current therapy in large animal
theriogenology, Second Ed. Philadelphia(US): Saunders Elsevier.