PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk itu, berdasarkan uraian diatas, kami merasa perlu membahas dan
menelaah lebih dalam mengenai penyakit broncopneumonia untuk dapat mengetahui
bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada pasien bronkopnemonia dengan
pendekatan proses keperawatan yang benar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
dengan penyakit broncopneumonia.
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
2. ETIOLOGI
6. MANIFESTASI KLINIS
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
a. Sinar x mengidentifikasi distribusi struktural misalnya lobar, bronkial dapat
juga menyatakan abses luas, emfisema.
b. GDA/nadi oksimetri tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada gas paru
yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
c. Pemeriksaan kultur darah dan sputum, kultur sputum dapat tidaknya
mengidentifikasi semua organisme yang ada sedangkan kultur darah dapat
menunjukkan bakterimia sementara.
d. JDL: leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah, terjadi pada
infeksi virus.
e. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
f. Elektrolit: natrium dan klorida mungkin rendah.
g. Bilirubin: mungkin meningkat.
h. Pemeriksaan fungsi paru; volume mungkin menurun, tekanan jalan nafas
mungkin meningkat. (Doenges 2000)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat diberikaan antara lain :
1. Menjaga kelancaran pernafasan
2. Kebutuhan istirahat
Pasien sering hiperpireksia maka pasien perlu istirahat, semua kebutuhan
pasien harus ditolong di tempat tidur
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan
Pasien broncopneumonia harus selalu mengalami masukan makanan yang
kurang, suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari, dan masukan cairan
yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan
kekurangan kalori dipasang infuse dengan cairan Glukosa 5% dan Nacl 0,9%
4. Mengontrol suhu
5. Pengobatan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi,
karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu therapy secepatnya maka biasanya
diberikan Penisilin ditambah dengan cloramfenikol atau diberikan antibiotic
yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan
sampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam
asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan
koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Identitas Orang tua
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat Imunisasi
g. Riwayat Tumbuh Kembang
h. Pemeriksaan fisik
Aktivitas/istirahat.
Sirkulasi
Makanan/cairan
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada meningkat saat batuk, mialgia, atralgia.
Pernafasan
Tanda : Sputum (merah muda, purulen), perkusi (pekak diatas area yang
konsolidasi), fremitus (traktil dan vocal bertahap meningkat dengan
konsolidasi), bunyi nafas (menurun atau tidak ada), warna (pucat atau
cyanosis bibir/kuku).
Keamanan
Penyuluhan/pembelajaran
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru terutama alveoli
atau parenkim yang sering menyerang pada anak – anak. Penyebab Broncopneumonia
adalah bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Adapun manifestasi klinis yang
ditimbulkan antara lain cyanosis, nafas cuping hidung, takikardia, dipsnea, gelisah,
stridor, retraksi otot dada dan sesak. Komplikasi dapat muncul jika terjadi penyebaran
infeksi seperti meningitis, otitis media, perikarditis, bronkiektasis, empiema dan lain-
lain.
B. Saran