Anda di halaman 1dari 49

Analisis Efektivitas Komunikasi

Direktorat Pengamanan Obyek Vital


(DIT PAM OBVIT) terhadap Kinerja
Pengamanan Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN) Bandung
Kelompok 9
❏ Nurul Amalia (10416028)
❏ Faqrin Rukyat Fauzi (12115015)
❏ Rahmat Nur Ibrahim Santosa (13516009)
❏ Erma Safira Nurmasyita (13516072)
❏ Manasye Shousen Bukit (13516122)
❏ Allessandro Renzo Reynaldo (13115089)
❏ Ingmar Ramzan Shidqi (13214057)
❏ Regita Alifah B. (11414002)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Obyek vital nasional adalah kawasan atau lokasi, bangunan, instalasi dan
atau usaha yang menyangkut kepentingan hidup orang banyak.
Ciri objek vital adalah:
1. Menghasilkan kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana
terhadap kemanusiaan dan pembangunan. 4
3. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan kekacauan
transportasi dan komunikasi secara nasional.
4. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Untuk mempertahankan suatu objek vital negara dibutuhkan suatu
koordinasi dan komunikasi yang baik antara masing-masing komponen
terkait, yaitu mekanisme komunikasi antara BATAN dan PAM OBVIT untuk
Memastikan keselamatan di BATAN BAndung
DAS SOLLEN
Menurut Peraturan Kapolri (PERKAP) Nomor 22 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat
Kepolisian Daerah, tugas PAM OBVIT adalah menyelenggarakan
kegiatan pengamanan terhadap objek khusus yang meliputi
personel dan fasilitas, materiil logistik, kegiatan di dalam
fasilitas lembaga negara, perwakilan negara asing, lingkungan
5
industri termasuk VIP dan objek pariwisata yang memerlukan
pengamanan khusus.

Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran


dan Keppres RI No. 64 Tahun 2005, tugas pokok BATAN adalah
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DAS SEIN
PAM OBVIT

Menurut fakta di lapangan (hasil wawancara dengan PAM OBVIT),


terkadang kejadian di lapangan tidak selamanya sesuai dengan
6
yang kita harapkan. Ada waktu di mana badan-badan usaha tidak
bisa menangani sendiri, misalnya:
● Pengamanan dari PAM OBVIT masih belum terlihat.
Semua proses pengamanan dilakukan oleh internal
BATAN sendiri.
● Tidak terdapat keterbukaan antara pihak BATAN
dengan Satuan PAM OBVIT.
DAS SEIN
BATAN

▹ Masyarakat sekitar BATAN Bandung bahkan tidak


mengetahui apa saja yang dilakukan di BATAN Bandung.
7
▹ Masyarakat juga tidak mengetahui potensi bahaya yang
bisa ditimbulkan dari aktivitas BATAN Bandung.
▹ Terdapat permasalahan yaitu beberapa kali terjadi
penerobosan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu
yang dilakukan untuk mengambil keuntungan dari BATAN.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Proses komunikasi antara anggota PAM OBVIT dengan BATAN
Bandung terhadap kinerja pengamanan BATAN Bandung tidak
intensif.
2. Terdapat ketidakjelasan koordinasi antara PAM OBVIT dengan
8
satuan pengamanan BATAN dalam melakukan pengamanan
Obyek Vital Nasional BATAN.
3. Permasalahan pada pengamanan BATAN Bandung oleh PAM
OBVIT dapat menimbulkan risiko bahaya bagi masyarakat
kapanpun. Namun, masyarakat awam sekitar BATAN Bandung
belum memperoleh pengetahuan mengenai potensi masalah
yang dapat muncul dan prosedur keamanannya.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengaruh komunikasi antara DIT PAM OBVIT dengan
BATAN Bandung terhadap kinerja pengamanan BATAN
Bandung ?
2. Mengapa komunikasi efektif antara DIT PAM OBVIT dengan
BATAN Bandung penting dilakukan terhadap kinerja 9
pengamanan BATAN Bandung ?
3. Bagaimana cara meningkatkan komunikasi antara DIT PAM
OBVIT dengan BATAN Bandung dalam rangka menciptakan
perlindungan sosial terhadap masyarakat sekitar BATAN
Bandung ?
TUJUAN
PENELITIAN 1. Mengetahui pengaruh komunikasi antara DIT PAM OBVIT
dengan BATAN Bandung terhadap kinerja pengamanan
BATAN Bandung.
2. Mengetahui alasan perlunya komunikasi efektif antara DIT
PAM OBVIT dengan BATAN Bandung terhadap kinerja
pengamanan BATAN Bandung.
3. Menemukan solusi untuk meningkatkan komunikasi antara 10
DIT PAM OBVIT dengan BATAN Bandung dalam rangka
menciptakan perlindungan sosial terhadap masyarakat
sekitar BATAN Bandung.
MANFAAT
PENELITIAN 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi
DIT PAM OBVIT dan BATAN Bandung dalam meningkatkan
kinerja pengamanan BATAN Bandung.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi antara DIT PAM OBVIT dengan
BATAN Bandung.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan solusi 11
untuk meningkatkan komunikasi antara DIT PAM OBVIT
dengan BATAN Bandung dalam rangka menciptakan
perlindungan sosial terhadap masyarakat sekitar BATAN
Bandung.
DASAR TEORI
TEORI KOMUNIKASI [RM 1]
Menurut Harold Lasswell (1948), komunikasi adalah sebuah proses
penyampaian pesan yang dilakukan melalui media kepada komunikan yang
menimbulkan efek tertentu. Model komunikasi Lasswell menggambarkan
kajian proses komunikasi secara ilmiah yang menitikberatkan pada berbagai
turunan dari setiap elemen komunikasi dan sekaligus merupakan jawaban
13
dari pertanyaan yang telah ia kemukakan. Dalam model komunikasi Lasswell,
terdapat 5 (lima) elemen komunikasi yang juga dapat digunakan sebagai alat
untuk melakukan evaluasi terhadap proses komunikasi dan evaluasi
terhadap masing-masing elemen komunikasi. Kelima elemen tersebut
adalah who atau siapa (merujuk pada komunikator sebagai pengirim pesan),
what (merujuk pada isi pesan), (in which) channel (merujuk pada media atau
channel yang digunakan untuk mengirimkan pesan), to Whom (merujuk
kepada siapa komunikan atau penerima pesan) dan effect (merujuk pada efek
apa yang ditimbulkan baik itu secara kognitif, afektif, harapan, perubahan
sosial, dsb.)
TEORI KINERJA [RM 1]

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian


pelaksanaan suatu kegiatan/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau 14

tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa


diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
target-target tertentu yang hendak dicapai.
TEORI KOMUNIKASI EFEKTIF
[RM 2]
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang
menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara
pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektivitas dari suatu proses
komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Menurut
Berlo (1960), untuk mencapai komunikasi yang efektif, komunikan sebaiknya 15

memperhatikan cara dalam menyajikan sebuah pesan, baik secara verbal


ataupun nonverbal. Untuk mencapai efektifitas dalam komunikasi dibutuhkan
beragam kombinasi dari segi suara dan tipe gambar (audiovisual). Ketepatan ini
bisa diterapkan dalam keseluruhan komunikasi ataupun komponen komunikasi.
Ada 4 faktor yang bisa membangun ketepatan dalam komunikasi yakni
Keterampilan komunikasi, Perilaku, Level pengetahuan dan Posisi sosial
budaya.
TEORI SYSTEMATIC BEHAVIOUR
[RM 2]
Teori ini mengungkapkan bahwa suatu kebutuhan atau keadaan
terdesak oleh motif tujuan, maksud tertentu, harus dimiliki dalam seseorang
yang sedang belajar. Kebutuhan tersebut harus ada sebelum suatu respon
16
dapat diperkuat oleh dasar pengurangan kebutuhan. Kemudian, dalam hal
efisiensi belajar, tergantung pada besarnya tingkat pengurangan serta
kepuasan motif. Lalu timbul usaha belajar dari keberadaan respon tersebut.
Di sisi lain, setiap objek atau situasi dapat memiliki nilai motivasi apabila hal
itu berhubungan dengan penurunan terhadap kekurangan pada diri individu
tersebut.
TEORI PERLINDUNGAN SOSIAL
[RM 3]
Perlindungan Sosial merupakan seperangkat kebijakan dan program
kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan
kerentanan melalui perluasan pasar kerja yang efisien, pengurangan
resiko-resiko kehidupan yang senantiasa mengancam manusia, serta
17
penguatan kapasitas masyarakat dalam melindungi dirinya dari berbagai
bahaya dan gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya atau hilangnya
pendapatan.
TEORI KEAMANAN [RM 3]
Teori Keamanan adalah teori dari Sir Welsh Scott. Keamanan (Security)
memiliki arti sebagai kondisi atau kualitas yang aman. Secara khusus
keamanan memiliki arti sebagai kebebasan dari ketakutan, kecemasan dan
perawatan. Rasa keamanan tersebut muncul dari kepercayaan dari
18
pengamanan. Munculnya rasa keamanan diakibatkan oleh adanya jaminan
dan kepastian. Rasa keamanan dapat dicapai secara pribadi maupun oleh
pihak luar.
METODE
PENELITIAN
METODE PENGUMPULAN DATA

Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, kami mengunjungi (Polda Jawa Barat)


20
untuk melakukan penelitian kualitatif dengan kegiatan
wawancara petugas yang mengerti bidang keamanan industri
strategis. Penelitian Ini menggunakan metode Kualitatif
dengan narasumber petugas kepolisian Direktorat PAM OBVIT
Polda Jawa Barat dan Humas BATAN Bandung.
Metode Kualitatif
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode kualitatif berupa wawancara menggunakan teknik sampling
snowball. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah
21
pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. Teknik sampling
snowball (bola salju) adalah metoda sampling di mana sampel
diperoleh melalui proses bergulir dari satu responden ke responden
yang lain.
MATRIKS
WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN BATAN BANDUNG
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

1. Apa pengaruh Teori Komunikasi Harold Laswell 1. Metode apa yang 1. Komunikasi PAM OBVIT
komunikasi antara (1948) digunakan dalam dengan satuan internal
DIT PAM OBVIT penyampaian pesan BATAN dilakukan dengan
dengan BATAN Komunikasi adalah sebuah proses antar sesama petugas melakukan patroli di BATAN.
penyampaian pesan yang dilakukan pengamanan internal PAM OBVIT berlaku sebagai
Bandung terhadap
melalui media kepada komunikan yang dengan anggota PAM supervisor.
kinerja pengamanan OBVIT? 2. Langsung: lisan tatap muka
BATAN Bandung ? menimbulkan efek tertentu. Terdapat lima
2. Media apa yang melalui kegiatan controlling.
elemen komunikasi, yakni adalah who atau
digunakan dalam Tidak langsung: email,
siapa (merujuk pada komunikator sebagai penyampaian pesan? telepon, grup WA
pengirim pesan), what (merujuk pada isi 3. Bagaimana efek yang 3. PAM OBVIT mengetahui
pesan), (in which) channel (merujuk pada ditimbulkan dari proses kondisi dan situasi dari
media atau channel yang digunakan untuk penyampaian pesan yang BATAN.
mengirimkan pesan), to Whom (merujuk demikian?
kepada siapa komunikan atau penerima
pesan) dan effect (merujuk pada efek apa
yang ditimbulkan baik itu secara kognitif,
afektif, harapan, perubahan sosial, dsb.)
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

1. Apa pengaruh Teori Kinerja 1. Bagaimana tingkat 1. Hal ini bisa dicapai dengan
komunikasi antara pencapaian suatu kontrol secara terus menerus.
DIT PAM OBVIT Kinerja (performance) adalah gambaran kegiatan/kebijakan Ada standar kompetensi tiap
dengan BATAN mengenai tingkat pencapaian BATAN berkaitan anggota, ada pelatihan ke luar
pelaksanaan suatu kegiatan/kebijakan pengamanan dan dan dalam negeri.
Bandung terhadap
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, keselamatan kerja bisa 2. Tercapainya pengamanan
kinerja tercapai? yang tinggi sehingga
pengamanan dan visi organisasi yang tertuang dalam
2. Apa saja sasaran dari rendahnya angka kecelakaan
BATAN Bandung ? strategic planning suatu organisasi. Istilah BATAN berkaitan dengan kerja.
kinerja sering digunakan untuk menyebut pengamanan dan 3. Tingkat pengamanan dan
prestasi atau tingkat keberhasilan keselamatan? keselamatan kerjanya yang
individu maupun kelompok individu. 3. Bagaimana prestasi atau tinggi dimana semua
Kinerja bisa diketahui hanya jika individu tingkat keberhasilan pengecekan selalu dilakukan
atau kelompok individu tersebut kerja di BATAN sesuai prosedur sehingga
mempunyai kriteria keberhasilan yang berkaitan dengan rendahnya tingkat kecelakaan
pengamanan dan kerja.
telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini
keselamatan?
berupa target-target tertentu yang hendak
dicapai.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

2. Mengapa komunikasi Teori Komunikasi Efektif 1. Bagaimana komunikasi 1. DIT PAM OBVIT
efektif antara DIT PAM verbal antara BATAN terkadang melakukan
OBVIT dengan BATAN Komunikasi efektif adalah pertukaran dengan DIT PAM OBVIT pengontrolan ke
Bandung penting dilakukan informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan berkaitan dengan BATAN Bandung,
sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara peningkatan pengamanan namun hanya sekilas
terhadap kinerja pengamanan
pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran dan keselamatan kerja saja.
BATAN Bandung ? BATAN? 2. Melalui diskusi tidak
efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat
2. Bagaimana komunikasi non langsung yakni
dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. verbal antara BATAN dengan WA, Line
Menurut Berlo (1960), untuk mencapai komunikasi dengan DIT PAM OBVIT maupun email namun
yang efektif, komunikan sebaiknya memperhatikan berkaitan dengan jarang dilakukan.
cara dalam menyajikan sebuah pesan, baik secara peningkatan pengamanan
verbal ataupun nonverbal. Untuk mencapai efektiftas dan keselamatan kerja
dalam komunikasi dibutuhkan beragam kombinasi dari BATAN?
segi suara dan tipe gambar (audiovisual). Ketepatan ini
bisa diterapkan dalam keseluruhan komunikasi ataupun
komponen komunikasi. Ada 4 faktor yang bisa
membangun ketepatan dalam komunikasi yakni
Keterampilan komunikasi, Perilaku, Level pengetahuan
dan Posisi sosial budaya.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

2. Mengapa komunikasi Teori Systematic behaviour (Hull) 1. Mekanisme komunikasi 1. BATAN Bandung melakukan
efektif antara DIT PAM seperti apa yang instruksi ke polsek dan minta
OBVIT dengan BATAN Teori ini mengungkapkan bahwa suatu dilakukan antara BATAN bantuan ke Polda. Jika terjadi
Bandung penting kebutuhan atau keadaan terdesak oleh motif dan DIT PAM OBVIT kedaruratan, pihak BATAN
dilakukan terhadap kinerja tujuan, maksud tertentu, harus dimiliki dalam saat terjadi keadaan Bandung sudah memiliki
terdesak sehingga dapat acuan dari Polda, TNI, dan
pengamanan BATAN seseorang yang sedang belajar. Kebutuhan
meningkatkan efisiensi BPBD. Selain itu setiap 4
Bandung ? tersebut harus ada sebelum suatu respon yang
kinerja pengamanan tahun sekali ada latihan
dapat diperkuat oleh dasar pengurangan BATAN Bandung? kedaruratan dengan TNI,
kebutuhan. Kemudian, dalam hal efektivitas BPBD, dan Polda.
belajar, tergantung pada besarnya tingkat Contoh: kedaruratan nuklir,
pengurangan serta kepuasan motif. Lalu timbul pencurian, bencana alam
usaha belajar dari keberadaan respon tersebut. Di
sisi lain, setiap obyek atau situasi dapat memiliki
nilai motivasi apabila hal itu berhubungan
dengan penurunan terhadap kekurangan pada
diri individu tersebut.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

3. Bagaimana cara Teori Perlindungan Sosial 1. Bagaimana langkah 1. Melakukan simulasi bencana
meningkatkan komunikasi BATAN Bandung dalam alam dan mengundang RT,
antara DIT PAM OBVIT Perlindungan Sosial merupakan seperangkat mengurangi resiko lurah, serta masyarakat
dengan BATAN Bandung kebijakan dan program kesejahteraan sosial yang bencana yang dapat sekitar BATAN Bandung
dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan membahayakan ikut memantau simulasi juga
dalam rangka menciptakan
kerentanan melalui perluasan pasar kerja yang masyarakat dengan memberi saran. BPBD juga
perlindungan sosial efisien, pengurangan resiko-resiko kehidupan koordinasinya dengan ikut mengawasi.
terhadap masyarakat yang senantiasa mengancam manusia, serta DIT PAM OBVIT?
sekitar BATAN Bandung penguatan kapasitas masyarakat dalam
? melindungi dirinya dari berbagai bahaya dan
gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya
atau hilangnya pendapatan.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

3. Bagaimana cara Teori Keamanan 1. Apa saja jaminan dan 1. Satuan internal BATAN
meningkatkan komunikasi kepastian yang diberikan Bandung menerapkan
antara DIT PAM OBVIT Teori Keamanan adalah teori dari Sir Welsh BATAN Bandung terkait standarisasi pengamanan
dengan BATAN Bandung Scott. Keamanan (Security) memiliki arti sebagai dengan komunikasinya bertaraf internasional.
kondisi atau kualitas yang aman. Secara khusus dengan DIT PAM OBVIT Kegiatan rutin melakukan
dalam rangka menciptakan
keamanan memiliki arti sebagai kebebasan dari dalam rangka menciptakan simulasi bencana alam dan
perlindungan sosial ketakutan, kecemasan dan perawatan. Rasa perlindungan sosial mengundang RT, lurah, serta
terhadap masyarakat keamanan tersebut muncul dari kepercayaan dari terhadap masyarakat masyarakat sekitar BATAN
sekitar BATAN Bandung pengamanan. Munculnya rasa keamanan sekitar BATAN Bandung Bandung ikut memantau
? diakibatkan oleh adanya jaminan dan kepastian. ? simulasi dan juga memberi
Rasa keamanan dapat dicapai secara pribadi saran. BPBD juga ikut
maupun oleh pihak luar. mengawasi.
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN DIT PAM OBVIT
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

1. Apa pengaruh Teori Komunikasi Harold Laswell 1. Bagaimana bentuk 1. BATAN Bandung belum
komunikasi antara (1948) komunikasi antara DIT pernah membuat MoU
DIT PAM OBVIT PAM OBVIT dengan terhadap DIT PAM OBVIT,
dengan BATAN Komunikasi adalah sebuah proses BATAN Bandung terkait DIT PAM OBVIT terkadang
penyampaian pesan yang dilakukan dengan kinerja melakukan pengontrolan ke
Bandung terhadap
melalui media kepada komunikan yang pengamanan BATAN BATAN Bandung untuk
kinerja pengamanan Bandung? melakukan pengamanan dan
BATAN Bandung ? menimbulkan efek tertentu. Terdapat lima
untuk pengamanan sendiri
elemen komunikasi, yakni adalah who atau
lebih difokuskan ke
siapa (merujuk pada komunikator sebagai pengamanan lokasi dan
pengirim pesan), what (merujuk pada isi barang-barang dari ancaman
pesan), (in which) channel (merujuk pada pencurian.
media atau channel yang digunakan untuk
mengirimkan pesan), to Whom (merujuk
kepada siapa komunikan atau penerima
pesan) dan effect (merujuk pada efek apa
yang ditimbulkan baik itu secara kognitif,
afektif, harapan, perubahan sosial, dsb.)
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

1. Apa pengaruh Teori Kinerja 1. Bagaimana tingkat 1. Tingkat pencapaian


komunikasi antara pencapaian suatu pengamanan lokasi,
DIT PAM OBVIT Kinerja (performance) adalah gambaran kegiatan/kebijakan DIT barang-barang yang juga
dengan BATAN mengenai tingkat pencapaian PAM OBVIT berkaitan mempengaruhi keselamatan
pelaksanaan suatu kegiatan/kebijakan pengamanan lokasi dan pegawai dan masyarakat
Bandung terhadap
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, barang-barang di BATAN sekitar BATAN Bandung
kinerja Bandung? dapat terlihat dari angka
pengamanan dan visi organisasi yang tertuang dalam
2. Apa saja sasaran yang pencurian dan kecelakaan
BATAN Bandung ? strategic planning suatu organisasi. Istilah ingin dicapai DIT PAM yang terjadi dan
kinerja sering digunakan untuk menyebut OBVIT berkaitan dengan komponen-komponen yang
prestasi atau tingkat keberhasilan individu pengamanan BATAN ada untuk mendukung
maupun kelompok individu. Kinerja bisa Bandung? minimnya angka kecelakaan
diketahui hanya jika individu atau tersebut
kelompok individu tersebut mempunyai 2. Pengamanan lokasi dan
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. barang-barang yang juga
berdampak pada keselamatan
Kriteria keberhasilan ini berupa
pegawai dan masyarakat
target-target tertentu yang hendak dicapai. sekitar BATAN Bandung .
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

2. Mengapa komunikasi Teori Komunikasi Efektif 1. Bagaimana komunikasi 1. DIT PAM OBVIT
efektif antara DIT PAM verbal antara DIT PAM terkadang melakukan
OBVIT dengan BATAN Komunikasi efektif adalah pertukaran OBVIT dengan BATAN pengontrolan secara
Bandung penting dilakukan informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan berkaitan dengan langsung ke lokasi
sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara peningkatan pengamanan BATAN Bandung.
terhadap kinerja pengamanan
pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran dan keselamatan kerja 2. Melalui diskusi tidak
BATAN Bandung ? BATAN? langsung seperti
efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat
2. Bagaimana komunikasi non MoU, WA, Line
dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. verbal antara DIT PAM maupun e-mail namun
Menurut Berlo (1960), untuk mencapai komunikasi OBVIT dengan BATAN jarang dilakukan
yang efektif, komunikan sebaiknya memperhatikan berkaitan dengan bahkan BATAN tidak
cara dalam menyajikan sebuah pesan, baik secara peningkatan pengamanan pernah meminta MoU
verbal ataupun nonverbal. Untuk mencapai efektiftas dan keselamatan kerja
dalam komunikasi dibutuhkan beragam kombinasi dari BATAN?
segi suara dan tipe gambar (audiovisual). Ketepatan ini
bisa diterapkan dalam keseluruhan komunikasi ataupun
komponen komunikasi. Ada 4 faktor yang bisa
membangun ketepatan dalam komunikasi yakni
Keterampilan komunikasi, Perilaku, Level pengetahuan
dan Posisi sosial budaya.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

2. Mengapa komunikasi Teori Systematic behaviour (Hull) 1. Mekanisme Komunikasi 1. DIT PAM OBVIT meminta
efektif antara DIT PAM seperti apa yang bantuan Polda, TNI, BPBD
OBVIT dengan BATAN Teori ini mengungkapkan bahwa suatu dilakukan antara DIT dalam bertindak dan setiap 4
Bandung penting kebutuhan atau keadaan terdesak oleh motif PAM OBVIT dan tahun sekali ada latihan
dilakukan terhadap kinerja tujuan, maksud tertentu, harus dimiliki dalam BATAN Bandung saat kedaruratan dgn TNI BPBD
terjadi keadan terdesak Polda. Contoh: kedaruratan
pengamanan BATAN seseorang yang sedang belajar. Kebutuhan
sehingga dapat nuklir, pencurian, dan
Bandung ? tersebut harus ada sebelum suatu respon yang
meningkatkan efisiensi bencana alam
dapat diperkuat oleh dasar pengurangan kinerja pengamanan
kebutuhan. Kemudian, dalam hal efektivitas BATAN Bandung?
belajar, tergantung pada besarnya tingkat
pengurangan serta kepuasan motif. Lalu timbul
usaha belajar dari keberadaan respon tersebut. Di
sisi lain, setiap obyek atau situasi dapat memiliki
nilai motivasi apabila hal itu berhubungan
dengan penurunan terhadap kekurangan pada
diri individu tersebut.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

3. Bagaimana cara Teori Perlindungan Sosial 1. Bagaimana langkah DIT 1. PAM OBVIT melakukan
meningkatkan komunikasi PAM OBVIT dalam pengawalan ketika diminta
antara DIT PAM OBVIT Perlindungan Sosial merupakan seperangkat mengurangi resiko oleh BATAN Bandung dan
dengan BATAN Bandung kebijakan dan program kesejahteraan sosial yang bencana yang dapat biasanya PAM OBVIT
dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan membahayakan menemani petugas untuk
dalam rangka menciptakan
kerentanan melalui perluasan pasar kerja yang masyarakat dengan mengamankan lokasi.
perlindungan sosial efisien, pengurangan resiko-resiko kehidupan koordinasinya dengan
terhadap masyarakat yang senantiasa mengancam manusia, serta BATAN Bandung?
sekitar BATAN Bandung penguatan kapasitas masyarakat dalam
? melindungi dirinya dari berbagai bahaya dan
gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya
atau hilangnya pendapatan.
Rumusan Masalah Teori Pertanyaan Jawaban

3. Bagaimana cara Teori Keamanan 1. Apa saja jaminan dan 1. DIT PAM OBVIT
meningkatkan komunikasi kepastian yang diberikan memberikan jaminan sesuai
antara DIT PAM OBVIT Teori Keamanan adalah teori dari Sir Welsh DIT PAM OBVIT terkait dengan peraturan
dengan BATAN Bandung Scott. Keamanan (Security) memiliki arti sebagai dengan komunikasinya perundangan yang berlaku.
kondisi atau kualitas yang aman. Secara khusus dengan BATAN Bandung PAM OBVIT di lingkungan
dalam rangka menciptakan
keamanan memiliki arti sebagai kebebasan dari dalam rangka menciptakan BATAN merupakan bagian
perlindungan sosial ketakutan, kecemasan dan perawatan. Rasa perlindungan sosial dari POLDA yang
terhadap masyarakat keamanan tersebut muncul dari kepercayaan dari terhadap masyarakat memberikan bantuan berupa
sekitar BATAN Bandung pengamanan. Munculnya rasa keamanan sekitar BATAN Bandung pengamanan bagi
? diakibatkan oleh adanya jaminan dan kepastian. ? masyarakat baik diminta
Rasa keamanan dapat dicapai secara pribadi maupun tidak.
maupun oleh pihak luar.
HASIL
PENELITIAN
ANALISIS RM 1

Berdasarkan jawaban yang didapat dari BATAN dan Dit PAM Rumusan Masalah 1:
Apa pengaruh komunikasi antara
OBVIT Polda Jabar, kinerja pengamanan BATAN Bandung sudah
DIT PAM OBVIT dengan BATAN
cukup baik. Terlihat dari rendahnya angka pencurian dan
Bandung terhadap kinerja
kecelakaan yang terjadi. 36
pengamanan BATAN Bandung ?
Akan tetapi kinerja yang baik ini dicapai tanpa adanya
komunikasi yang baik antara BATAN dan Dit PAM OBVIT, karena
berdasarkan keterangan yang diberikan Dit PAM OBVIT belum
ada MoU yang disepakati kedua belah pihak mengenai
pengamanan BATAN. Sehingga komunikasi dan pengecekan
terhadap kinerja hanya dilakukan melalui pengontrolan langsung
ke BATAN yang dilakukan setiap periode tertentu.
Komunikasi yang baik terjadi pada komunikasi internal BATAN
dan komunikasi antara BATAN dan warga Tamansari, sehingga
tingkat kecelakaan kerja rendah dan terbentuk grup WA
Tamansari aman..
ANALISIS RM 1
Teori yang digunakan sebagai pembanding untuk rumusan masalah ini adalah teori
hukum pembelajaran Thorndike. Pada teori ini dinyatakan bahwa hukum
pembelajaran terdiri dari tiga, yaitu: Rumusan Masalah 1:
1. Law of effect – respon yang diberikan terhadap situasi yang menimbulkan Apa pengaruh komunikasi antara
kepuasan akan diperkuat dan dipelajari. Sedangkan, respon yang diberikan DIT PAM OBVIT dengan BATAN
terhadap situasi yang tidak menimbulkan kepuasan akan ditinggalkan. Bandung terhadap kinerja
2. Law of exercise – koneksi menjadi diperkuat dengan latihan dan melemah 37
pengamanan BATAN Bandung ?
saat latihan dihentikan. Hukum ini memiliki dua bagian, yaitu law of use dan
law of disuse. Yang dimaksud dengan law of use adalah respon terhadap
stimuli yang menguatkan koneksi. Sedangkan yang dimaksud dengan law of
disuse adalah ketika respon tidak diberikan terhadap stimuli maka kekuatan
koneksi akan melemah atau bahkan dilupakan. Hukum ini kemudian
mengalami revisi dan menyatakan bahwa penggunaan mekanis atau disuse
belum tentu mengarah pada pembelajaran yang efektif.
3. Law of readiness – serangkaian tanggapan yang dapat dirangkai bersama
untuk memuaskan beberapa tujuan dan jika berakibat pada gangguan akan
ditutup. Jika ada unit konduksi yang siap untuk melakukan sesuatu maka
disebut memuaskan. Jika ada unit konduksi yang tidak siap untuk
melakukan sesuatu maka disebut gangguan. Dan, jika ada unit konduksi
yang siap untuk tidak melakukan sesuatu maka disebut dengan gangguan.
ANALISIS RM 1
Rumusan Masalah 1:
Hasil wawancara yang didapat sesuai dengan teori Apa pengaruh komunikasi antara
hukum pembelajaran. BATAN sebagai suatu instansi DIT PAM OBVIT dengan BATAN
Bandung terhadap kinerja
masih terus melakukan pembelajaran dalam 38
pengamanan BATAN Bandung ?
melakukan pengamanan. Berdasarkan law of effect,
respon yang terhadap situasi yang tidak menimbulkan
kepuasan akan ditinggalkan. Dari hasil wawancara,
BATAN merasakan bahwa pengamanan yang
dilakukan satuan pengamanannya sudah cukup
sehingga hubungan komunikasi dengan Dit PAM
OBVIT ditinggalkan atau setidaknya dilakukan hanya
sesuai dengan kebutuhan.
ANALISIS RM 2
Dalam wawancara tim penulis dengan Kepala Satuan Pengamanan
Internal Batan Bandung, beliau menyatakan bahwa Satuan
Pengamanan Internal Batan Bandung akan melakukan koordinasi Rumusan Masalah 2:
dengan beberapa pihak termasuk TNI, Polsek, BPBD dalam keadaan Mengapa komunikasi efektif
mendesak demi tercapainya kinerja yang efektif. Pihak Batan sendiri antara DIT PAM OBVIT dengan
akan memberikan instruksi kepada Polsek dan meminta bantuan BATAN Bandung penting
39
kepada Polda. Selain itu, Pihak BATAN juga mengundang beberapa dilakukan terhadap kinerja
RT untuk mengikuti simulasi. pengamanan BATAN Bandung
?
Teori yang digunakan sebagai pembanding atas rumusan masalah ini
adalah Teori Perbandingan Sosial. Teori ini menyatakan bahwa
tindakan komunikasi dalam komunikasi kelompok berlangsung karena
adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk membandingkan
sikap, pendapat serta kemampuannya dengan individu-individu
lainnya. Dorongan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota
kelompok lainnya akan mengalami peningkatan.
ANALISIS RM 2
Proses simulasi yang dilakukan merupakan upaya pengamanan dari
tiap orang yang terlibat karena adanya dorongan untuk
menciptakan keadaan yang aman di lingkungan BATAN serta Rumusan Masalah 2:
Mengapa komunikasi efektif
terbentuknya sikap waspada terhadap segala bencana. Dorongan
antara DIT PAM OBVIT dengan
ini terwujud dalam rupa proses komunikasi efektif yang terjadi
BATAN Bandung penting
dalam proses simulasi. Proses simulasi ini juga sebagai ajang untuk 40
dilakukan terhadap kinerja
membandingkan pendapat (melalui diskusi) dari tiap RT di sekitar
pengamanan BATAN Bandung
Batan Bandung serta DIT PAM OBVIT.
?
Latihan kedaruratan juga sebagai ajang untuk membandingkan
sikap dan kemampuan dari pihak-pihak pengaman terkait.
Kemampuan yang telah diperbandingkan tersebut akan disamakan
antara satu dengan yang lain melalui seperangkat SOP
ANALISIS RM 3
Teori yang digunakan sebagai pembanding untuk rumusan masalah
ini adalah teori dampak kebijakan. Teori ini mengatakan bahwa
dampak kebijakan merupakan akibat-akibat dan Rumusan Masalah 3:
Bagaimana cara meningkatkan
konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan dengan
komunikasi antara DIT PAM
dilaksanakannya kebijakan.
OBVIT dengan BATAN Bandung
41
dalam rangka menciptakan
Berdasarkan hasil wawancara dari BATAN Bandung dan PAM
perlindungan sosial terhadap
OBVIT, diperoleh informasi bahwa Pengawalan merupakan salah
masyarakat sekitar BATAN
satu kebijakan yang dilakukan PAM OBVIT terhadap petugas
Bandung ?
BATAN serta memiliki dampak yang baik dalam upaya peningkatan
komunikasi antara kedua belah pihak sehingga dalam rangka
menciptakan perlindungan sosial terhadap masyarakat sekitar
BATAN Bandung dapat berjalan dengan baik.
ANALISIS RM 3
Kebijakan lain dari BATAN yang berdampak terhadap peningkatan
perlindungan sosial masyarakat sekitar BATAN Bandung adalah
dengan melakukan simulasi bencana alam. BATAN juga memiliki
jaminan berupa Standarisasi Pengamanan bertaraf Internasional.
Sementara itu dari PAM OBVIT sendiri memberikan jaminan
pengamanan sesuai dengan peraturan perundangan yang 42
berlaku.
SIMPULAN DAN
SARAN
SIMPULAN
1. Komunikasi yang baik antara Dit PAM OBVIT dengan
BATAN dapat meningkatkan kinerja pengamanan
BATAN Bandung, tetapi terdapat faktor lain juga
yang dapat meningkatkan kinerja tersebut.
44
2. Komunikasi efektif antara DIT PAM OBVIT dengan
BATAN penting dilakukan untuk meningkatkan
kolaborasi seperti dengan melakukan latihan
gabungan.
3. Upaya peningkatan komunikasi antara DIT PAM
OBVIT dan BATAN dapat dilakukan dengan
mengadakan bantuan pengawalan oleh DIT PAM
OBVIT.
MODEL KOMUNIKASI

Komunikator Pesan Media

Pengamanan Simulasi bencana,


DIT PAM OBVIT MoU, verbal dan non
lokasi dan
barang-barang verbal
Fe

45
ed
ba
ck

Efek Komunikan

BATAN Bandung dan BATAN Bandung


Masyarakat terlindungi dan masyarakat
dari pencurian serta
ancaman ledakan
nuklir
SARAN
1. Tingkatkan komunikasi antar DIT PAM OBVIT dan
BATAN entah itu secara langsung atau tidak
langsung seperti menggunakan handphone.
2. Segera susun MoU untuk kerjasama pengamanan
BATAN, sehingga ada komitmen tertulis antara DIT 46

PAM OBVIT dengan BATAN.


3. Adakan pelatihan bersama antara DIT PAM OBVIT
dan BATAN, dengan isi pelatihan adalah pelatihan
keamanan secara umum untuk BATAN sesuai
dengan standar DIT PAM OBVIT dan pengamanan
pada kondisi darurat nuklir untuk DIT PAM OBVIT
oleh BATAN.
DAFTAR PUSTAKA
https://pakarkomunikasi.com/teori-connectionism

Harold D. Lasswell 2009 Structure an Function of Communication


in Societ dalam. Wilbur Schramm. (Ed)

Berlo, David K. 1960. The Process of Communication: An


Introduction ti Theory and Practice
47
THANKS!
Any questions?
48
EXTRA GRAPHICS

49

Anda mungkin juga menyukai