Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi perubahan sosial pada masyarakat di daerah komplek industri di

kabupaten Tuban
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Dalam beberapa umat manusia kebelakang, umat manusia mengalami
perkembangan yang signifikan. Setelah ditemukannya ilmu pengetahuan dan
teknologi pada abad sekitar ke-18, kehidupan manusia berubah secara drastis. Lalu,
diterapkanlah pada aspek kehidupan yang paling sederhana sampai kegiatan yang
komplek contohnya adalah industri. Kehidupan sehari-hari maupun industri menjadi
lebih mudah berkat adanya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan industri sendiri ditandai dengan revolusi industri di Inggris.
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya
perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan,
transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Wilayah-wilayah di Indonesia juga mendapat pengaruh dari adanya revolusi
industri yang mendunia. Sebagai negara berkembang, indonesia sedang gencar-
gencarnya melakukan kegiatan perindustrian guna mendongkrak perekonomian yang
ada di wilayahnya. Sehingga dapat mengimbangi perkembangan negara lainnya.
Tentunya hal tersebut memiliki pengaruh pada aspek kehidupan manusia, salah
satunya adalah kondisi sosial. Mulai dari urbanisasi sampai dengan kesejahteraan
tenaga kerja.
Hal yang menjadi sorotan kami adalah kawasan pabrik Semen Indonesia yang
berada di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban karena termasuk dalam kawasan
industri yang pastinya memiliki pengaruh pada kawasan sekitarnya. Dengan begitu,
makalah ini akan menjelaskan bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada
masyarakat sekitar kawasan industri dan bagaimana dampak dari itu.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaiman perubahan sosial yang ada?
b. Apa yang menjadi penyebab utama?
c.
1.3 Tujuan

Mazhab ekonomi
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Sosiologi


Pada awalnya istilah sosiologi terdiri dari kata socius dan logos yang berasal
dari bahasa latin. Kedua Bahasa tersebut memiliki arti antara lain socius yang berarti
kawan atau teman, sedangkan logos memiliki arti ilmu pengetahuan. Sosiologi
sendiri ditemukan pertama kalih oleh ahli filsafat, moralis, dan sekaligus sosiolog
yang berkebangsaan Perancis bernama Auguste Comte. Dalam buku karangan
August Comte (1798-1857) yang berjudul “Cours De Philosophie” sosiologi
didefinisikan sebagai kajian kehidupan sosial, perubahan sosial, sebab-sebab sosial,
dan akibat dari tingkah laku manusia hal ini merupakan ungkapan kata “sosiologi”
yang dipublikasikan untuk pertama kalinya.
Dalam bukunya Comte menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan dalam
perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari
tahap selanjutnya, tiga tahapan tersebut adalah :
1. Tahap teologis
Tahap teologis merupakan tingkat pemikiran manusia yang mengartikan
bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh
suatu kekuatan yang berada di atas tingkatan manusia.
2. Tahap metafisis
Pada tahap ini manusia dapat menganggap bahwa di dalam setiap gejala
atau kejadian terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada
akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan
bahwa setiap adanya cita-cita terkait dengan suatu realitas tertentu dan
tidak ada usaha untuk menemukan hokum alam yang seragam.
3. Tahap positif
Tahap ini merupakan tahap di mana manusia sudah dapat berfikir secara
ilmiah.
Sebagai sebuah ilmu, sosiologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang
masyarakat yang terdiri dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara
kritis oleh orang lain atau umum. Berikut beberapa definisi mengenai sosiologi
menurut beberapa ahli.
1. Paritim Sorokin
Menurut Paritim Sorokin, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang :
 Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial
seperti gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral.
 Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
non sosial seperti gejala geografis dan gejala biologis.
 Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala yang ditimbulkan oleh sosial
lain.
2. Max Webber
Menurut Max Webber sosiologi merupakan ilmu yang berupaya memahami
tindakan-tindakan sosial.
3. Selo Soemadjan dan Soelaeman Soemardi
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengartikan sosiologi sebagai
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial yang di dalamnya termasuk perubahan sosial.

Dari banyaknya definisi mengenai sosiologi, namun umumnya sosiologi


dikenal atau diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat
sendiri memiliki arti yaitu sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.

2.2 Perubahan Sosial


2.2.1 Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di
dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara
keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Untuk itu
terdapat tiga konsep dalam Perubahan Sosial, yang pertama, studi mengenai
perbedaan; kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda; dan yang
ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang sama.
Menurut Harper perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian
(perubahan) yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu
tertentu. Perubahan dalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan
struktur sosial. Kedua, perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial
berhubungan. Ketiga, perubahan dalam fungsi struktur berkaitan dengan apa
yang dilakukan masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut
melakukannya. Keempat, perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda.
Kelima, kemunculan struktur baru yang merupakan peristiwa munculnya
struktur baru untuk menggantikan struktur sebelumnya
Perubahan sosial adalah perubahan yang signifikan mengenai struktur
sosial yang terjadi dalam waktu yang berbeda. Perubahan dalam struktur
sosial terdapat tiga tipe perubahan yaitu: pertama, perubahan personal, artinya
perubahan peran terjadi pada individu dan berkaitan dengan keberadaan
struktur, perubahan dalam tipe ini bertahap, tidak terlalu banyak unsur-unsur
baru dann unsur-unsur yang hilang. Misalnya, perubahan dan fungsi peran
perempuan, kalau dulu perempuan hanya dipandang sebagai pengurus dapur
dan ibu rumah tangga saja, namun dengan berkembangnya zaman perempuan
mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki, karena sekarang
perempuan bisa ikut berperan dalam wilayah public. Kedua, perubahan dalam
cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan, maksudnya adalah perubahan
yang terjadi dalam struktur sosial, misalnya perubahan birokrasi alur kerja
birokrasi dalam lembaga pemerintahan. Kalau dulu cara pemerintah
menggunakan tenaga manusia tetapi berbeda dengan sekarang yang
menggunakan teknologi canggih. Ketiga perubahan dalm fungsi-fungsi
struktur, perubahan itu berkaitan dengan apa yang dilakukan masyakarat dan
bagaimana masyarakat melakukannya. Misalnya, pada masyarakat tradisional
keluarga memegang peran penting pendidikan, namun dengan
berkembangnya zaman, peran unuk memberikan pendidikan telah tergantikan
lembaga pendidikan, yaitu sekolah. Keempat, perubahan dalam struktur yang
berbeda. Lembaga dalam masyarakat industry memiliki fungsi untuk
menyiapkan tenaga kerja untuk kepentingan industri. Hal ini mrengakibatkan
adanya keterkaitan antara Lembaga pendidikan dengan dunia kerja, misalnya
seorang mahasiswa mendapat beasiswa untuk melanjutkan di Univeritas X
dan jika lulus akan langsung bekerja di Perusahaan Y, mahasiswa tersebut
tidak hanya mendapat beasiswa tetapi setelah lulus dia juga langsung
mendapat pekerjaan di Perusahaan Y karena perusahaan dan universitas
tersebut bekerjasama. Kelima, kemunculan struktur baru, struktur baru
muncul karena menggantikan struktur sebelumnya atau struktur tersebut
muncul karena beberapa alasan. Misalnya, munculnya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), KPK menggantikan peran kepolisian yang
sebelumnya juga bertugas menyelidiki masalah korupsi.

2.2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya,. Pada
umumnya, beberapa faktor berkontribusi dalam memunculkan perubahan sosial.
Faktor tersebut dapat digolongkan pada faktor dari dalam dan faktor dari luar
masyarakat. Faktor yang berasal dari dalam. Pertama, bertabmah dan
berkurangnya penduduk. Kedua, penemuan-penemuan baru. Ketiga, petentangan
atau konflik. Keempat, terjadinya pemberontakan atau revolusi.

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perubahan sosial. Pertama,


bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan jumlah penduduk
menyebabkan jumlah dan persebaran wilayah pemukiman. Misalnya dengan
bertambahya penduduk akan mengakibatkan kepadatan dan juga kemacetan yang
sering terjadi di kota-kota besar, selain itu lapangan pekerjaan juga semakin
berkurang. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial
budaya.

Kedua, penemuan-penemuan baru. Penemuan baru yang berupa teknologi dapat


mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain. Saat ini banyak media
sosial yang digunakan untuk berkomunikasi dengan kerabat, baik kerabat jauh
ataupun kerabat dekat, melalui media sosial sesorang juga bisa berteman dengan
orang-orang baru tanpa bertatap muka. Kalau dulu berkomunikasi hanya melalui
telepon atau sms, sekarang bisa mengirim gambar dan juga video.

Ketiga, pertentangan atau konflik. Perubahan sosial dapat terjadi akibat adanya
konflik sosial dalam masyarakat. Konflik sosial terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan, hal ini disebabkan setiap individu mempunyai kemampuan yang
tidak sama dalam mendapatkan sumberdaya yang ada, misalnya uang.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Untuk mendapat data pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode
penelitian Kualitatif Non Interaktif, ini ditujukan karena lokasi penelitian yang jauh dan
juga adanya keterbatasan waktu. Sesuai dengan namanya penelitian ini tidak
menghimpun data secara interaktif melalui interaksi dengan sumbert data manusia.
Melainkan, peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan
sintesis data untuk kemudian memberika interpretasi terhadap konsep, kebijakan,
peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Sumber datanya
adalah dokumen-dokumen. Terdapat tiga macam penelitian analitis atau studi non
interaktif, yaitu analisis : Konsep, Historis, dan Kebijakan. Pada kesempatan kali ini
penulis mencoba untuk memadukan ketiga sumber tersebut agar didapat data yang
beragam.

Berikut merupakan uraian penjelasan untuk setiap analisis :

1. Analisis Konsep
Merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang
diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam, sehingga
banyak menimbulkan kebingungan, contohnya: cara belajar aktif,
kurikulum berbasis kompetensi, wajib belajar dan lain-lain
2. Analisis Historis
Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang
telah dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan
kepada menganalisis peristiwa kegiatan, program, kebijakan, keterkaitan
dalam urutan waktu.
3. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan
dengan kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan,
dan sebagainya. Pengkajian diarahkan untuk menemukan kedudukan,
kekuatan, makna dan keterkaitan antar dokumen, dampak, dan
konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dari kebijakan tersebu.
Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu
atau yang berlalu sekarang, dan diarahkan untuk :
 Meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja
 Menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan suatu
kebijakan,
 Menguji keefektifan dan kefisienan kebijakan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian in adalah Desa Karanglo,


Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
3.3. Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif non interaktif. Yakni meurupakan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari berbagai sumber pusta yang dapat diamati
dan diproses melalui tiga analisis yang sudah dituliskan dihalaman sebelumnya.

1. Library Research, yaitu data yang berasal dari berbagai referensi, buku-buku
ilmiah, dokumen-dokumen, serta informasi lainnya (yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian) untuk dijadikan rujukan yang lebih
mendasar atau rasional serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
(Zed, 2004)

3.2. Instumen Penelitian

Instrumen penelitian ini merupakan alat ukur penelitian yang sangat penting
dalam menjaring berbagai data. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti dibantu
dengan beberapa alat pengumpulan data, antara lain :

 Sumber pustaka, yaitu berisi data atau dokumen yang diperlukan untuk
mengolah data
 Kamera, untuk mengambil foto pada saat di lokasi penelitian

3.2. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara
pengolahan data kualitatif dimana setelah data terkumpul, data kemudian diolah. Adapun
cara yang dipakai peneliti untuk mengolah data yang terkumpul adalah sebagai berikut :

1. Data dikelompokkan sesuai dengan masalah, yang nantinya akan dibahas


dalam penelitian,
2. Menggabungkan dan menyesuaikan antara data-data yang diperoleh dari
beberapa sumber literature yang menunjang guna menghasilkan
beberapa kesimpulan,
3. Menjelaskan dan mendiskripsikan hasil penelitian yang telah diproses
pengolahan datanya.

Anda mungkin juga menyukai