Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monitoring dan Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka
pengendalian suatu program. Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan
Evaluasi memiliki fokus yang berbeda satu sama lain.
Perencanaan, monitoring (dan pengendalian) dan evaluasi merupakan kegiatan yang
berkaitan. Berdasarkan perencanaan yang telah disusun,serta lokakarya mini Puskesmas,
pelaksanaan kegiatan perlu dimonitor dan dikendalikan agar selalu disiplin mengikuti
rencana yang telah ditetapkan serta keputusan-keputusan dalam lokakarya mini. Perlu pula
dilakukan monitoring terhadap perubahan lingkungan organisasi yang mungkin dapat
mendasari perlunya dilakukan koreksi atau penyesuaian terhadap kegiatan yang sedang
dilaksanakan (seperti misal pemotongan anggaran, adanya perubahan pola penyakit akibat
terjadinya wabah, adanya bencana alam, diberlakukanya aturan perundangan yang baru
dsb).Hasil monitoring dan pengendalian harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas,
lengkap dan mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai staf
pelaksana/ pendukung) sehingga dapat dipakai untuk melakukan koreksi (bila diperlukan)
atau penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning. Monitoring dan pengendalian
dilakukan terhadap kegiatan program atau pelayanan kesehatan yang sedang berjalan,
sehingga koreksi (bia ditemukan penyimpangan) dapat dilaksanakan segera saat itu untuk
lebih dapat menjamin pencapaian tujuan Puskesmas atau tujuan yang telah disesuaikan.
Evaluasi perlu dilakukan terhadap setiap fungsi manajemen yang dilakukan, mulai dari
perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian, serta pengawasan. Selain itu evaluasi juga
perlu dilakukan pada setiap tahap dalam proses manajemen, mulai dari input, proses, output,
outcome dan dampak. kegiatan/program, Tidak kalah pentingnya evaluasi juga harus
dilakukan pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan atau target suatu program
atau kegiatan pelayanan.

1
Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kegiatan atau program
pelayanan yang sedang berjalan, juga digunakan untuk melakukan perencanaan
pengembangan program dan kegiatan di waktu mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan monitoring?
2. Apa tujuan dilakukannya monitoring?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
4. Apa tujuan dilakukannya evaluasi?
5. Apa saja tipe-tipe evaluasi?
6. Bagaimana tahapan proses evaluasi?
7. Apa kegunaan dan pentingnya evaluasi?
8. Bagaimana langkah-langkah monitoring dan evaluasi?
9. Bagamana merancang proses evaluasi?
10. Apa saja Prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian monitoring.
2. Untuk mengetahui tujuan monitoring.
3. Untuk mengetahui pengertian evaluasi.
4. Untuk mengetahui tujuan evaluasi.
5. Untuk mengetahui tipe-tipe evaluasi.
6. Untuk mengetahui tahapan proses evaluasi.
7. Untuk mengetahui kegunaan dan pentingnya evaluasi.
8. Untuk mengetahui langkah-langkah monitoring dan evaluasi.
9. Untuk mengetahui bagaimana merancang proses evaluasi.
10. Untuk mengetahui prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Monitoring
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara
mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan
mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan
dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program
(UNESCO).
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu program yang
dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).
Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang mempunyai
tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-
kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta
pencapaian hasil yang diharapkan kepada manajer dan stakeholders.
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan
dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi
kegiatan pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program
atau kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Monitoring Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring sebenarnya lebih
ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan
lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan
dapat berjalan semestinya, ataukah terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan,
atau bahkan perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan
lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari
penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/ atau
penyesuaian.Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai pengendalian, sehingga sering
pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu

3
sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga
disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation.
Fungsi monitoring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang berkesinambungan
untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi kepada pimpinan
puskesmas dan stakeholders lainnya. Bila kemudian tindakan koreksi dilakukan maka fungsi
pengendalian akan terlaksana secara lengkap.
Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah dapat dijadikan
sebagai informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh manajer/stake holder (Pimpinan
Puskesmas) untuk dasar pengambilan keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan
yang sedang berjalan maupun kegiatan yang akan datang.
B. Tujuan monitoring
1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang
mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan dan
penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi pada
pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan maupun
pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya perubahan-
perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke
waktu.
5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian hasil/tujuan yang lebih
baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya. Adapun tujuan yang lain
dari pelaksanaan monitoring dan pengendalian adalah:

a) Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat terlaksana


dengan baik atau tidak baik,,apa penyebab yang mempengaruhinya serta bagaimana
koreksi dapat dilakukan.

4
b) Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program, untuk
mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan
replikasi.
c) Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
d) Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
e) Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program.
f) Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen
yang berkepentingan.

C. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara
sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang
berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab
pertanyaan spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau manajer,
serta untuk menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu
program adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi
biasanya bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan,
dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat
berkesinambungan (sustain), atau bahkan dikembangkan.

D. Tujuan Evaluasi
Tujuan utama evaluasi adalah:
1. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan
pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi program yang sedang
berjalan maupun intervensi di masa mendatang.

5
2. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak
yang berkepentingan.

E. Tipe-tipe Evaluasi
1. Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program:
a) Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan (feedforward
evaluation)
b) Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan kegiatan
(Concurrent Evaluation)
c) Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi
akhir kegiatan/ program (feedback evaluation)
2. Menurut criteria kegiatan/ program
a) Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/
program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi, procedure, dll
b) Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal ketaatan
waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan2 yang ditemukan
dll
c) Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program,
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll

6
d) Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output,
misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan
dan persalinan dll
e) Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome,
misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB dst.

F. Tahapan Proses Evaluasi


Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu:
1. Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan, biasanya sudah
dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan standar.Indikator
adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran yang dapat
digunakan sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada
umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan
proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan
sebagai standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target cakupan
sasaran, target penurunan AKI dan AKB, Pencapaian standar kualitas ANC dll. Tiga
bentuk standar yang sering dipakai adalah:
a) Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan
dll
b) Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan.
Standar biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll
c) Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan tertentu atau
untuk pencapaian tujuan tertentu.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan
kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai
penuntun tahap ini, yaitu:
a) Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal
sekali, bulanan, tahunan dll

7
b) Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan, menginpeksi
visual (pengamatan), menghitung, menimbang dll
c) Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ? manajer saja atau tim evaluasi
dsb
d) Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat diolah dan
dianalisa, dengan biaya yang “relative” murah
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel)
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk dapat
melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
a) Pengamatan (observasi)
b) Laporan baik lisan maupun tertulis
c) Mertode-metode otomatis
d) Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu
dll
e) Penelitian atau survai sampel
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran
(pealaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan
atau dengan standar yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi
kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya penyimpangan.Titik kritis
yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi,
yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi),
merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta
melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:
a) Mengubah standar: memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam pelaksanaan
kegiatan
b) Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
c) Menambah sarana dan prasarana kegiatan

8
d) Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll

G. Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi


Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiat an yang
dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncana kan atau ditetapkan. Selain itu
juga untuk mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu,
biaya.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:
a) Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak berhasil:
1. Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen program.
2. Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan
replikasi.
b) Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil.
c) Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
d) Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat menyebutkan
hasil dan kualitas program
e) Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang
berkepentingan.

H. Langkah-langkah monitoring dan Evaluasi


Langkah utama monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan program/ kegiatan.
Standar biasa mencakup semua input yang digunakan (dana, meteri/bahan, cara atau
metode, SDM, Prosedur, Tehnologi dll).
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan) dari pelaksanaan
kegiatan/ proses kegiatan yang dipilih untuk dibandingkan dengan standar/indikator (baik
kualitatif maupun kuantitatif) yang telah ditentukan.
3. Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk pengkajian pengaruh
lingkungan tersebut terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4. Pengolahan, analisis data dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan (termasuk perubahan
lingkungan) diolah dan dianalisis untuk membuat penilaian dan kesimpulan tentang

9
proses pelaksanaan kegiatan. Hasil analisis dan kesimpulan akan digunakan lebih lanjut
untuk perumusan rekomendasi tindak lanjut.
5. Pengambil keputusan melakukan tindakan (termasuk koreksi dn penyesesuai kegiatan,
maupun perencanaan ulang).
6. Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut kepada pihak
yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan proses pengambilan keputusan
lebih lanjut.

Pengendalian berbeda dengan monitoring hanya pada kewenangan dari manajer untuk
langsung melakukan intervensi ketika hasil monitoring tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Jadi pengendalian adalah kegiatan monitoring ditambah dengan tindakan
intervensi yang dilakukan oleh manajer (pengendali/ superisor/ pelaksana monitoring).

Monitoring, pengendalian dan evaluasi merupakan alat manajemen untuk memberikan


informasi kepada pengambil keputusan dan menunjukkan akuntabilatas program atau
kegiatan. Evaluasi bukan pengganti monitoring dan pengendalian, demikian sebaliknya
monitoring dan pengendalian tidak bisa menggantikan evaluasi. Data yang dihasilkan secara
sistematis pada waktu kegiatan monitoring sangat menentukan keberhasilan evaluasi.

10
I. Merancang Proses Evaluasi
Mengacu kepada William H Newman, prosedur perancangan evaluasi terdiri dari 5
langkah dasar, yaitu:
1) Merumuskan hasil yang diinginkan. menajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai
dengan sejelas mungkin. Misalnya meningkatkan kualitas ANC sesuai standar mutu
Depkes RI, Menurunkan angka kematian ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun,
Meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil risti hingga 100 % selama 3 tahun, Rujukan
kasus balita gizi buruk mencapai 100 % pada setiap tahunnya, SOP penangan kegawat
daruratan ibu bersalin yang ditetapkan secara rinci dan jelas dll. Agar dapat dengan
mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan tujuan/sasaran kegiatan dengan mengacu
kepada SMART, yaitu Spesifik, Measurable, Apropriate, Realistik dan Timebound.
Selain itu hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan individu yang bertanggung
jawab
2) Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat
mengatasi atau memperbaiki adanya penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir
berkaitan dengan perencanaan kegiatan dan pengembangannya di masa datang.Tugas
penting manajer adalah merancang program eva luasi untuk menemukan sejumlah
indicator yang terpercaya sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi sehingga perlu
tindakan koreksi. Beberapa hal yang dapat membantu manajer memperkirakan apakah
hasil yang diinginkan tercapai atau tidak adalah:
a. Pengukuran masukan/input
b. Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
c. Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab
d. Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan lingkungan)
e. Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program.
3) Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan suatu
kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan serta seberapa
besarkah penyimpangan terjadi, sehingga focus perhatian manajer terhadap kejadian
penyimpangan menjadi tepat

11
4) Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. Langkah berikutnya adalah
menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi penunjuk (indicator) dan
memandingkan nya dengan standar. Jejaring informasi dibangun mulai dari siapa
mengumpulkan data, mengukur kegiatan, siapa mengolah dan menganalisis data
menjadi informasi hasil evaluasi, bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan
dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejaring informasi dianggap baik bila
tidak hanya keatas tetapi juga kesamping dan kebawah, yaitu kepada siapa yang akan
melaksanakan tindakan koreksi. Pengambil keputusan tentang koreksi dilakukan oleh
manajer atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring informasi harus
cukup efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada
personalia/petugas kunci yang memerlukannya.
5) Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi Menilai informasi
dan mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau perbaikan.Setelah hasil evaluasi
diperoleh maka dibandingkan dengan standard dan penentuan apakah koreksi/
intervensi perlu dilakukan. Informasi tentang temuan penyimpangan dari standar harus
dievaluasi terlebih dahulu, sebelum tindakan koreksi alternative dikembangkan,
dievaluasi/dinilai dan diimplementasikan.
Perancangan proses evaluasi pada program pokok Puskesmas Kegiatan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas sering terlalu banyak sehingga dalam
kebutuhan tertentu, evaluasi dilakukan pada program pokok Puskesmas, yaitu upaya
kesehatan wajib seperti yang dimaksud oleh Permenkes RI No. 128 tahun 2004, seperti
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Pemberantasan Penyakit (P2),
Program Gizi, Kesehatan Lingkungan dll.

J. PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN


Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah
acuan kegiatan monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan,
selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas
sangat diperhatikan dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri.

12
Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:
a) Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus
b) Monitoring harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan program organisasi
c) Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap
pengguna produk atau layanan.
d) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi
e) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
f) Monitoring harus obyektif
g) Monitoring harus berorientasi pada tujuan program

Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996) mengemukakan ada 6


prinsip, yaitu:
a) Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.
b) Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus
dievaluasi
c) Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.
d) Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang
seharusnya diukur
e) Prinsip penggunaan kritis
f) Prinsip kegunaan atau manfaat
Prinsip dasar lainnya:
1. Sistem M&E dibuat sederhana; disesuaikan dengan kapasitas dan sumber daya
yang tersedia. Hal ini untuk menghindari kesulitan implementasi di lapangan.
2. Tujuan yang jelas. Kegiatan M&E difokuskan pada hal-hal yang relevan dengan
tujuan dari monitoring itu sendiri yang dikaitkan dengan aktivitas dan tujuan
program. Jangan mengumpulkan data yang tidak relevan dengan kebutuhan
program. Perlu dibuat logframe, intervention logic model, dan rencana kerja M&E
yang antara lain mencakup rincian indicator kinerja yang akan dipantau.
3. Dilakukan tepat waktu; ini merupakan esensi monitoring karena ketersediaan data
on-time diperlukan bagi pihak manajemen/pengguna data untuk penyelesaian
masalah secara tepat waktu. Selain itu ketepatan waktu monitoring juga penting

13
untuk mendapatkan data akurat dalam memantau obyek tertentu pada saat yang
tepat.
4. Informasi hasil M&E harus akurat dan objektif; informasi tidak akurat dan objektif
bisa menyebabkan false alarm. Perlu mekanisme untuk check konsistensi dan
akurasi data.
5. Sistem M&E bersifat partisipatif dan transparan; perlu pelibatan semua
stakeholders dalam penyusunan design dan implementasinya, serta hasilnya dapat
diakses oleh semua pihak.
6. Sistem M&E dibuat flexible; dalam artian tidak kaku tapi bisa disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi tapi masih dalam batas koridor SOP.
7. Bersifat action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam pengambilan
keputusan dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu dilakukan analisa
kebutuhan informasi untuk menjamin bahwa data monitoring akan digunakan untuk
melakukan tindakan.
8. Kegiatan M&E dilakukan secara cost-effective.
9. Unit M&E terdiri dari para specialists yang tidak hanya bertugas mengumpulkan
data tetapi juga melakukan analisa masalah dan memberikan rekomendasi
pemecahan masalah secara praktis.

K. PENYUSUNAN MONITORING PROGRAM PEMBERDAYAAN


Proses dalam monev sederhananya adalah “menelusuri” proses pekerjaan proyek
atau kegiatan sehingga dapat menemukan “apa yang sesungguhnya terjadi di antara
(proses) dengan tujuan yang dirumuskan. Apabila dalam penelusuran atau pemantauan
itu ditemukan adanya pesenjangan atau penyimpangan yang direkomendasikan
perubahan atau perbaikan sehingga kesenjangan segera teratasi. Atau setidaknya
meminimalisir kerugian yang timbul akibat penyimpangan.
Karena manfaat monitoring itu sangat besar dan penting dalam peranannya
sebagai “alat perencanaan” maka dilakukan dengan metode dan alat yang terstruktur dan
sistematis, misalnya dengan menggunakan angket, wawancara, FGD dan sebagainya.
Prosesnya secara skematik dapat dilihat seperti dibawah ini:

14
Nanang Fattah (1996) menyarankan langkah-langkah monitoring yagdapat bermanfaat
diikuti seperti dalam diagram berikut:

Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu:


a) Menetapkan standar pelaksanaan;
b) Pengukuran pelaksanaan;
c) Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan dengan mengikuti beberapa langkah sebagai
berikut.
a) Tahap Perencanaan
Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan dimonitor,
variabel apa yang akan dimonitor serta menggunakan indikator mana yang sesuai
dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang dimonitor harus jelas dulu,
serta pasti dulu batasannya dan definisinya. “Variabel adalah karakteristik dari

15
seseorang, suatu peristiwa atau obyek yang bisa dinyatakan dengan data numerik
yang berbeda-beda.” (William N Dunn: 2000)
b) Tahap Pelaksanaan:
Monitoring ini untuk mengukur ketepatan dan tingkat capaian dari pelaksaan
program/kegiatan/proyek yang sedang dilakukan dengan menggunakan standar
(variable) yang telah dipersiapkan di tahap perencanaan. Setelah memastikan definisi
yang tepat tentang variabel yang dimonitor serta indikatornya, maka laksanakan
monitoring tersebut. Adapun indikator umum.
yang diukur dalam melihat capaian pekerjaan antara lain adalah :
1) Kesuaian dengan tujuan proyek/kegiatan
2) Tingkat capaian pekerjaan sesuai target
3) Ketepatan belanja budget sesuai plafon anggaran;
4) Adanya tahapan evaluasi dan alat evaluasinya;
5) Kesesuaian metode kerja dengan alat evaluasi;
6) N Kesesuaian evaluasi dengan tujuan proyek;
7) Ketetapan dan pengelolaan waktu;
8) Adanya tindak lanjut dari program tersebut;
c) Tahap Pelaporan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu
memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan evaluasi,
yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus
dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi
laporan tentang program.

L. EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN


Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui
kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan
yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian
tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan

16
gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan
penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi dapat menjawab pertanyaan “Apa
pebedaan yang dibuat” (William N Dunn : 2000).
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai
(output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam
suatu periode (tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang
dibuat dalam perencanaan dan dilaksanakan.
Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam perbaikan dan
penyesuaian komponen-komponen yang tidak maksimal dalam pelaksanaan program.
Bila memungkinkan perubahan scenario dan konsolidasi sumberdaya (proses
manajemen) dapat dilakukan dalam pelaksanaan program sehingga lebih menjamin
keberhasilan program.
Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan tentang perencanaan program, keputusan tentang
komponen input pada program, implementasi program yang mengarah kepada kegiatan
dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan dampak dari program kegiatan,
dan terutama apa yang dapat diperbaiki pada program yang sama yang akan
dilaksanakan di waktu dan tempat lain.

M. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN


Indikator keberhasilan dari proses atau program pemberdayaan masyarakat yaitu :
a) Terbentuknya para motivator yang memahami, mempunyai afeksi, dan
terampil dalam pemberdayaan masyarakat lokal.
b) Tertransformasinya kesadaran, komitmen, kemauan, pengetahuan,
keterampilan dan afeksi motivator terhadap para pejabat di lingkungan
pemerintahan kecamatan/ dan desa/ dan kelurahan maupun para tokoh
pembangunan masyarakat sekitar.
c) Tergerakkan/ termobilisasinya komunitas lokal untuk berpartisipasi dalam
pembangunan masyarakat luas sesuai dengan data, fakta lapangan dan
analisis kebutuhan lokal di lapangan.

17
d) Berkurangnya jumlah penduduk miskin.
e) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
f) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.
g) Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya
permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta
makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam
masyarakat.
h) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang
ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan
dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program
(UNESCO) Fungsi monitoring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang
berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi
kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya. Tujuan monitoring adalah untuk
menjamin agar kegiatan program dapat dilaksanakan sesuai rencana dan dapat disesuaikan
dengan perubahan lingkungan organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan
objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program
yang telah selesai. Tujuan evaluasi adalah memberikan informasi kepada pengambil
keputusan tentang kebijakan, strategi dan pelaksanaan program berkait dengan intervensi
program yang sedang berjalan maupun di masa mendatang. Tipe-tipe evaluasi menurut
tahapan pelaksanaan kegiatan/ program yaitu pada perencanaan (feedforward evaluation),
kegiatan yang sedang berjalan/ proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation) dan
setelah kegiatan selesai dilaksanakan (feedback evaluation). Kegunaan dan pentingnya
evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan
yang telah direncanakan
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai monitoring dan evaluasi dalam program pemberdayaan.
Serta bermanfaat bagi institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.2009.Promosi Kesehatan Komitmen

Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat.FKM.UI.Jakarta

Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC


Cronk,Mary,dkk.1989. Community Midwifery.Jordan Hill,Oxford : Athenaeum press Ltd

Johnson, Louise C. (1989), Social Work Practice: A Generalist Approach, Massachusetts: Allyn
and Bacon;

Lee J dan Swenson C. (1986), “The Concept of Mutual Aid”, dalam A. Gitterman dan L.
Schulman (eds), Mutual Aid and the Life Cycle, Itasca: F. E. Peacock

Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen dan Santos H. Hernandez (1994), The Integration of Social
Work Practice, California: Brooks/Cole

Payne, Malcolm (1986), Social care in The Community, London: MacMillan

20

Anda mungkin juga menyukai