Anda di halaman 1dari 194

BUKU PANDUAN LABORATORIUM

ILMU BIOMEDIK DASAR

DISUSUN OLEH :

TIM

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
JL.Ganesha 1 Purwosari Kudus Telp.0291-437218/ 442993
Kudus 59316

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 1


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT


atas terselesaikannya buku panduan pembelajaran praktik laborat Keperawatan
khususnya mata ajaran Ilmu Biomedik. Buku pedoman praktik laborat
keperawatan ini merupakan salah satu metode pembelajaran praktik laborat Ilmu
Biomedik sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi hardskill lulusan D-3
keperawatan.
Buku panduan Ilmu Biomedik ini membahas konsep dasar anatomi
fisiologi tubuh manusia, yang meliputi sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan,
sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem pernafasan dan behaviour, sistem
endokrin, sistem reproduksi, sistem hematologi, sistem imunologi, sistem
sensoris, dan sistem muskuloskeletal.
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill,
namun demikian aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan yang unggul.
Studi di lapangan menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan
mahasiswa dalam dunia nyata.
Kami berharap panduan praktik Ilmu Biomedik ini dapat dijadikan
petunjuk dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Kami juga merasa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan buku panduan ini, sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk peningkatan kualitas buku panduan ini sangat
kami harapkan. Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat bagi proses
pembelajaran laboratorium mahasiswa Prodi D-3 Keperawatan.

Kudus, Oktober 2018

Tim Penyusun

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 2


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................1


KATA PENGANTAR ..............................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. VISI DAN MISI STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS .......................4
2. VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D3KEPERAWATAN ...........5
3. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN ...5
BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. DESKRIPSI MATA AJAR ....................................................................... 6
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN ................................................................. 6
C. ALOKASI WAKTU .................................................................................. 7
D. EVALUASI ................................................................................................ 7
BAB III MATERI PEMBELAJARAN
A. ANATOMI TUBUH .............................................................................8
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER ......12
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN.................17
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN ................22
E. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN.................40
F. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN .................50
G. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN ......................58
H. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI..................71
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN DAN
HEMATOLOGI .................................................................................93
J. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL ...128
K. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SENSORI .........................176
1. MATA .........................................................................................177
2. TELINGA ....................................................................................182
3. LIDAH.........................................................................................187
4. HIDUNG .....................................................................................191
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................194

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 3


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. VISI DAN MISI STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


a. VISI
Menjadi sekolah tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan
dengan penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Keterampilan dan
Seni (IPTEKS), di tingkat regional dan nasional berlandaskan nilai
nilai luhur bangsa dan keislaman pada tahun 2020.

b. MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan cara


mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan
secara berkesinambungan, terpadu, dan mampu memenuhi
kebutuhan serta tuntutan ketenagaan kesehatan pada tingkat
regional dan nasional.
2. Mengembangkan kegiatan yang mendorong terwujudnya
pendidikan berbasis research bagi pendidikan melalui pelatihan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
3. Merealisasikan pendidikan dengan menerapkan nilai-nilai
Keislaman untuk menghasilkan lulusan kesehatan yang islami
dengan keteladanan Kemuhammadiyahan dan berwawasan
kebangsaan
4. Mengembangkan organisasi sekolah tinggi yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan meningkatkan manajemen yang
transparan, berkualitas serta bertanggung jawab
5. Menjalin kerjasama secara sinergi dan berkelanjutan dengan
stakeholders, instansi pemerintah maupun swasta.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 4


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
B. PROFIL PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
a. VISI :
Menjadi program studi D-3 Keperawatan yang unggul dalam IPTEKS
serta ketrampilan keperawatan berlandaskan nilai-nilai islam untuk
kemanfaatan masyarakat dikawasan nasional dan regional pada tahun
2020.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di bidang keperawatan dengan kemampuan tambahan
perawatan kegawatdaruratan.
2. Mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan yang islami
dan mampu mengamalkan IPTEKS ketrampilan keperawatan di
masyarakat
3. Menerapkan etika keislaman dalam memberikan asuhan
keperawatan
4. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan IPTEKS dan
ketrampilan keperawatan dan lembaga dengan berbagai pihak.
C. PROFIL LULUSAN DIPLOMA III KEPERAWATAN
a. Care Provider (perawat pelaksana)
b. Middle manager
c. Enterpreuner
d. Communicator

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 5


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Mata Ajaran : Ilmu Biomedik Dasar


Penempatan : Semester I
SKS Praktik :1
Kode MK :-
Koordinator : Dewi Hartinah, S.Kep.,Ners,M.Si.Med
Tim Pengajar Lab : TIM

A. DESKRIPSI MATA AJAR


Mata kuliah ini dipelajari di semester 1 D-3 Keperawatan, beban
SKS yang harus dilampaui mehasiswa adalah 1 SKS praktek laborat.
Mata kuliah praktek ini membahas tentang anatomi tubuh manusia, yang
meliputi anatomi sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem perkemihan, sistem pernafasan dan behaviour, sistem
endokrin, sistem reproduksi, sistem hematologi, sistem imunologi, sistem
sensoris, dan sistem muskuloskeletal. Berdasarkan hal tersebut maka
akan membantu mahasiswa berfikir sistematis dan komprehensif dalam
mengaplikasikan konsep teori tersebut. Aktivitas belajar meliputi diskusi,
seminar, penugasan, role play di kelas dan praktikum di laboratorium
institusi.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Ketrampilan Umum
Memahami anatomi sistem tubuh manusia secara umum
2. Ketrampilan khusus
Memahami anatomi sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem perkemihan, sistem pernafasan dan behaviour,

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 6


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
sistem endokrin, sistem reproduksi, sistem hematologi, sistem
imunologi, sistem sensoris, dan sistem muskuloskeletal.

C. ALOKASI WAKTU
Lab : 1 SKS x 14 minggu x 170 menit x 2 Kelas = 4. 760 Menit

D. EVALUASI
Praktek (100%)
a. Kompetensi : 60%
b. Observasi : 30%
c. Kehadiran : 10%

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 7


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI TUBUH

IKP AT STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Tubuh
Revisi Tanggal

IK.AT.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi tubuh No. Dokumen:
......IK.AT.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Anatomi adalah: ilmu urai atau ilmu yang mempelajari tentang susuna tubuh dan
hubungan bagian yang satu dengan yang lain.
a. Anatomi regional adalah : Anatomi yang mempelajari letak bagian-bagian tubuh
tertentu, misalnya mempelajari letak kepala perut, dan lain-lain.
b. Anatomi makroskopis adalah : Ilmu yang mempelajari bagian tubuh dengan mata
telanjang tanpa alat, misalnya mengamati kerangka manusia
c. Anatomi mikroskopis adalah : Ilmu yang mempelajari bagian tubuh dengan
menggunakan alat mikroskop, misalnya mengamati sel tubuh.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 8


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi tubuh No. Dokumen:
.....IK.AT.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2. ANGGOTA GERAK / EKSTREMITAS


Anggota gerak / ekstremitas dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
a. Superior (atas) yang meliputi :Lengan atas (brachium) • Lengan bawah (ante
brachium)
b. Inferior (bawah) yang meliputi :Paha (femur) • Betis (cruris) • Kaki (pedis)
c. Axix (garis), terdiri dari :Axis longitudinal : Garis yang ditarik lurus memanjang
sesuai dengan panjang tubuh (vertikal)
d. Axis transversal : garis yang ditarik lurus dari kanan ke kiri tegak lurus pada aaxis
longitudinal c. Axis sagital : garis yang ditarik lurus dari arah depan ke belakang
3. BIDANG
Bidang, terdiri dari :
a. Bidang median : bidang yang melalui aksis longitudinal dan membagi tubuh
menjadi dua bagian yang sama besar
b. Bidang transversal : bidang yang melalui aksis transversal dan tegak lurus dengan
aksis sagital

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 9


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi tubuh No. Dokumen:
......IK.AT.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Bidang coronal/frontal : setiap bidang yang mengandung aksis transversal tegak
lurus dengan aksis sagital
d. Bidang sagital : bidang yang sejajar dengan bidang median Arah Dalam Ruang
1) Cranial : ke arah kepala. Contoh : mata cranial daripada hidung
2) Caudal : Ke arah bawah. Contoh : mulut lebih caudal daripada hidung
3) Proksimal : Ke arah pangkal. Contoh : bahu lebih proksimal darpada siku.
4) Distal : Menjauhi pangkal. Contoh : mata kaki lebih distal daripada lutut.
5) Superficial : Permukaan. Contoh : kulit lebih superficial daripada tulang.
6) Profunda : Dalam Contoh : tulang lebih profunda daripada kulit.
7) Eksternal : Luar. Contoh : tulang dada eksternal dari jantung.
8) Internal : Dalam. Contoh : jantung internal dari tulang dada.
9) Lateral : Arah menjauhi sumbu tubuh. Contoh : lengan lebih lateral daripada
puting susu.
10) Medial : Arah mendekati sumbu tubuh. Contoh : puting susu lebih medial
daripada lengan
11) Dekstra : Kanan
12) Sinestra : Kiri
13) Anterior : Depan
14) Posterior : Belakang
15) Simetri : Kanan kiri sama
16) Asimetri : Kanan kiri tidak sama
17) Palmar : Bidang tangan bagian depan
18) Dorsal : Bidang tangan bagian belakang ke arah belakang
19) Plantar : Bidang kaki bagian bawah
20) Ulner : Ke arah tulang ulna
21) Radial : Ke arah tulang radius

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 10


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi tubuh No. Dokumen:
......IK.AT.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

4. ARAH-ARAH GERAKAN DALAM ANATOMI


a. Abduksi : Gerakan menjauhi tubuh
b. Adduksi : Gerakan mendekati tubuh
c. Fleksi : Gerakan membengkokkan atau mengecilkan sudut
d. Ekstensi : Gerakan meluruskan atau membesarkan sudut
e. Endorotasi : Gerakan memutar ke dalam
f. Eksorotasi : Gerakan memutar ke luar
g. Rotasi : Gerakan mengelilingi sumbu
h. Laterofleksi : Gerakan mengecilkan sudut, menjauhi tubuh

i. Dorsofleksi : Gerakan dorsal untuk mengecilkan sudut

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 11


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

IKP ASK STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Dan Fisiologi Sistem
Revisi Tanggal Kardiovaskuler

IK.AFSK.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Kardiovaskuler .....IK.ASK.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan
darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu
katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.Pada dewasa, rata-rata
panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sampai 400 gram
(Setiadi, 2007: 164).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 12


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem No. Dokumen:
Kardiovaskuler .....IK.ASK.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

a. Katub-Katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-
bilik jantung (Aurum, 2007).

1. Katup pulmonari memisahkan ventrikel kanan dari arteri paru-paru arteri


pulmonalis untuk dibuka dan dibuka untuk dikumpulkan diventrikel
kanan ke paru-paru
2. Katup tricuspid terdidri dari tiga daun katup yang memisahkan antara
antrium kanan dan ventrikel kanan, berfungsi untuk membuka untuk
mengalirkan darah yang miskin oksigen yang dikumpulkan ke atrium

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 13


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem No. Dokumen:
Kardiovaskuler …..IK.ASK.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3. kanan mengalir ke ventrikel kanan dan apabila ventrikel berkontraksi
(SISTOLE)
4. Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri ke dari aorta
.ia akan membuka untuk mengalirkan darah beroksigen di ventrikel kiri
mengalir ke seluruh tubuh.
5. Katup mitral (bicuspid) adalah katup mitral memisahkan atrium kiri dari
ventrikel kiri katup ini membuka pada saat darah beroksigen yang
terkumpul di atrium kiri mengalir ke ventrikel kiri.
b. Lapisan Jantung

lapisan jantung adalah: Perikardium : kantong berdinding ganda yang dapat


membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar.
Kantong inimelekat pada diafragma, sternum dan pleura yang membungkus
paru-paru. Di dalam perikardium terdapat dua lapisan yakni lapisan fibrosa
luar dan lapisan serosa dalam. Pericardium dibagi menjadi 2 :
1. Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan
paru
2. Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 14


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem No. Dokumen:
Kardiovaskuler …..IK.ASK.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

 Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi


utnuk memompa darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar
ruang menuju arteri besar.
 Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi
pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262).
c. Ruang Jantung
Jantung mempunyai 4 ruang yaitu:
1. Atrium kanan
2. Ventrikel kanan
3. Atrium kiri
4. Ventrikel kiri

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 15


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem No. Dokumen:
Kardiovaskuler …...IK.AT.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Atrium ( serambi)
Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa
darah kembali ke jantung.
1) Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui
katub dan selanjutnya ke paru. Atrium kanan terletak dalam bagian
superior kanan jantung
2) Atrium kiri terletak di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil
dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal.Atrium kiri menerima
darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah Kedua atrium
dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
 Ventrikel (bilik)
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut
muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub
atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
1) Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks
jantung.Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan
dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis. Darah meninggalkan
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak
yang pendek ke paru-paru.
2) Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Ventrikel
kari menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh
melalui aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
ventrikel.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 16


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

IKP AFSP STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Dan Fisiologi Sistem
Revisi Tanggal Pernafasan

Ketua

IK.AFSP.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pernafasan ...IK.AFSP.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Pernapasan (respirasi) adalah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa
oksidasi (reaksi dengan oksigen) di dalam tubuh berupa karbon dioksida dan uap
air melalui alat pernapasan. Pernapasan meliputi dua proses, yaitu:
a. Inspirasi, yaitu pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat
pernapasan
b. Ekspirasi, yaitu pengeluaran udara pernapasan ke luar tubuh melalui alat
pernapasan.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 17


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Pernafasan No. Dokumen:
.....IK.AFSP.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Berdasarkan tempatnya, respirasi terbagi atas:

a. Repirasi eksternal, yaitu pertukaran gas (O2 dan CO2) dari udara luar
masuk ke aliran darah melalui alveolus (alat pernapasan)
b. Respirasi internal, yaitu pertukaran gas O2 dan CO2 yang terjadi di
dalam sel-sel tubuh.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 18


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Pernafasan No. Dokumen:
.....IK.AFSP.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Istilah –istilah dalam anatomi pernafasan


a. Saluran nafas bagian atas :
Berdasarkan anatomi dan tempat:
Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring

1. Faring
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut (orofaring)
dan dibelakang laring (faring-laringeal)
2. Laring
Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai
ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 19


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pernafasan .....IK.AFSP.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya


sampai alveoli
1. Trachea

Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea


berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima
dan ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea
tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang
melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat
beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas
epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke
arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya
yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 20


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Pernafasan No. Dokumen:
.....IK.AFSP.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2. Paru-paru

Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi


rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan
oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang
terletak didalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk
kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi
daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas
landai rongga toraks, diatas diafragma.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 21


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

IKP AFSC STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Sistem Pencernaan
Revisi Tanggal

Ketua
IK.AFSC.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 17


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ...IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 22


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ...IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
Menjalankan fungsi sistem pencernaan maka membutuhkan organ yang mampu
melaksanakan fungsinya, sehingga untuk menjalankan fungsi tersebut terdapat
beberapa organ pencernaan antara lain, mulut, faring, esofagus, lambung, usus kecil,
dan usus besar. Kemudian untuk mendukung fungsi tersebut juga terdapat organ
tambahan yaitu kelenjar saliva, gigi, hati (liver), kandung kemih (gall baldder),
pankreas, dan mesenteries. Dinding dalam saluran cerna terdiridari empat lapisan
yaitu, serosa, muskularis, submukosa, dan mukosa. Berikut organ yang termasuk
dalam sistem pencernaan :
a) Oral Cavity atau Mulut

1) Fungsi Mulut
a. Ingestion, makanan yang berupa padatan atau cairan dimasukkan ke
dalam tubuh, ke dalam saluran pencernaan melalui pintu pertama
dan utama yaitu mulut atau oral cavity (Mc Graw Hill, 2004).
b. Taste, sebagai perasa makanan yang berada pada papila lidah.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 23


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ...IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Mastication, pergerakan dari rahang bawah (mandibula) yang
dibantu oleh otot mastikasi menyebabkan gigi dapat menghancurkan
makanan menjadi bagian yang lebih kecil. Lidah dan pipi (cheeks)
membantu dalam menempatkan makanan diantara mulut.
d. Digestion, enzim amilase yang ada di dalam ludah memulai
pencernaan karbohidrat (starch).
e. Swallowing, lidah dapat membantu membentuk makanan menjadi
bolus dan mendorongnya bolus menuju faring.
f. Communication, bibir, pipi, gigi, dan lidah merupakan salah satu
organ yang membantu daam berkomunikasi atau berbicara.
g. Protection, Mucin dan air yang berada di dalam ludah memberikan
lubrikasi, dan ensim lysozyme dalam membunuh mikroorganisme
yang tidak baik bagi tubuh
2) Bagian-bagian mulut
a. Bibir dan Pipi
Bibir atau labia, merupakan strukutur yang banyak terbentuk dari
muskular oleh orbicularioris. Lapisan terluar bibir ditutupi oleh
kulit. Sedangkan pipi terbentuk di dinding bagian lateral di oral
cavity. Bagian dari pipi adalah termasuk otot buccinator, yang
meratakan pipi terhadap gigi, dan buccal fat pad yang berada
mengelilingi sisi wajah (Mc Graw Hill, 2004). bagian bibir dan pipi
sangatlah penting dalam proses mastikasi dan berbicara atau
berkomunikasi. Bagian ini dapat membantu menggerakkan makanan
di dalam mulut dan menahannya di dalam mulut selama makanan
dihancurkan menjadi bagian-bagian kecil.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 24


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Palate and Palatine Tonsils
Palate atau langit-langit mulut memiliki dua bagian yang terdiri dari
bagian anterior yang bertulang (hard palate) dan bagian posterior
yang tak bertulang (soft palate), yang terdiri dari otot dan jaringan
(connective tissue). Fungsi dari langit-langit mulut (palate)
sangatlah penting dalam proses menelan dan mencegah makanan
masuk ke dalam nasal cavity. Sedangkan palatin tonsil terletak di
dinding lateral dari fauces (Mc Graw Hill, 2004).
c. Lidah
Lidah terletah ditenga mulut yang dipenuhi dengan otot skeletal yang
ditutupi dengan mukosa membran. Lidah berfungsi menggerakkan
makanan di dalam mulut, membantu dalam mendorong makanan ke
dalam esofagus (menelan), sebagai peran utama artikulasi dalam
berbicara dan berkomunikasi, sebagai perasa. Dalam proses
menggerakkan makanan di dalam mulut, lidah bekerja bersama
dengan bibir dan gusi, sehingga mampu menahan makanan di dalam
mulut selama pengunyahan atau mastikasi.
d. Gigi
Secara normal, orang dewasa memiliki jumlah total gigi adalah 32
gigi secara kelesuruhan. Tiap gigi memiliki crown (di atas gusi),
neck dan root (di bawah gusi). Dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagaian rahang atas (maxillary) dan bagian rahang bawah
(mandibular). Selain pembagian gigi yaitu terdiri dari bagian atas
sebelah kanan dan kiri dan bagian bawah sebelah atas dan bawah.
Tiap empat kuadran memiliki gigi seri, gigi taring,
premolars,molars, dan wisdom teeth. Fungsinya hampir sama
dengan lidah, berperan dalam proses mastikasi dan berbicara.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 25


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ...IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
e. Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva ini diproduksi secara terus menerus oleh tubuh.


Aliran saliva (ludah) ini berasal dari kelenjar saliva dan tersebar di
mulut melalui pembuluh (duct). Sebagian besar saliva diproduksi
oleh kelnjar saliva yaitu, [1] Kelenjar parotid (bagian terbesar, saliva
banyak terdiri atas amilase, berada di dekat telinga), [2] Kelenjar
submandibular (memprodukasi saliva yang kental (sulit untuk
mengalir) dan berada di dekat mulut (floor)), [3] Kelenjar sublingual
(berukuran paling kecil, mensekresi mukus dan berada di bawah
mulut). Fungsi kelenjar saliva adalah membersihkan gigi dan
menghancurkan bahan kimia yang terkandung dalam makanan
sehinggan dapat dirasakan. Kelenjar saliva ini memiliki enzim yang
membantu dalam mencerna makanan dan mukus. Selain itu, kelenjar
saliva juga membantu dalam melubrikasi faring untuk membantu
dalam menelan makanan.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 26


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ...IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b) Faring
1. Fungsi Faring
 Swallowing, fase involutari dari menelan menggerakkan bolus
dari mulut ke esofagus. Makanan dicegah agar tidak masuk ke
dalam nasal cavity oleh soft palate dan mencegah masuk ke
dalam sistem pernafasan bagian bawah (Mc Graw Hill, 2004).
 Breathing, udara masuk melalui hidung atau mulut melewati
faring menuju ke saluran pernafasan bawah.
 Protection, mukus menyediakan lubrikasi.
2. Bagian-bagian Faring
Faring terdiri dari tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan
laringofaring. Secara normal, makanan dapat masuk melalui orofaring
dan laringofaring. Nasofaring berfungsi sebagai saluran dalam
masuknya udara selama bernafas dan berhubungan dengan fungsi
pendengaran. Orofaring berada dibagain posterior mulut, sebagai
saluran masuknya mulut dan menuju ke lambung dan juga berfungsi
sebagai saluran udara untuk pernafasan. Laringofaring berada di bawah
orofaring, memanjang dari epiglotis ke bagian bawah kartilago
kortikoid dari laring dan memiliki fungsi yang sama dengan orofaring.
c) Esofagus
1. Fungsi Esofagus
 Propulsion, kontraksi peristaltik menggerakkan bolus dari faring
menuju abdomen. Bagian bawah sfingter esofagus membatasi
refluks dari isi abdomen kembali ke esofagus (Mc Graw Hill,
2004).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 27


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Protection, kelenjar yang berada di dalam mukus membantu
dalam lubrikasi dan melindungi esofagus inerior dari asam
(stomach acid).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 28


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

d) Abdomen
1. Fungsi Lambung
 Storage, Rugae dapat membantu abdomen untuk meluaskan area
perut dan menahan (menyimpan) makanan hingga dapat dicerna.
 Digestion, terjadinya proses pencernaan dimana pencernaan protein
dimulai sebagai hasil dari proses asam hidroklorik dan pepsin.
Faktor intrinsik mencegah pecahnya vitamin B12 oleh asam
lambung. Proses pencernaan terdiri dari fisik dan kimia (protein).
 Absorption, kecuali untuk beberapa produk (air, alkohol, aspirin)
penyerapan kecil berada di dalam lambung.
1. Mixing and propulsion, terjadi gerakan peristaltik dan
membentuk cairan putih seperti susu yang disebut dengan
chyme.
2. Protection, mukus memberikan lubrikasi dan mencegah
pencernaan dari dinding lambung. Asam lambung dapat
membunuh kebanyakan mikroorganisme.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 29


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 9 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ...IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. Bagian-bagian Lambung
Terdapat empat bagian utama di dalam lambung yaitu :
a. Cardia, atau cardiac region merupakan poin dimana esofagus
menghubungkan dan melewati lambung, dimana makanan masuk ke
dalam lambung. Terdapt di bagian inferior dari diafragma.
b. Fundus, berada di atas sebelah kiri dari cardia. Berbentuk seperti
kubah.
c. Tubuh, berada di bawah fundus, yang merupakan bagian utama dari
lambung.

Pylorus, bagian lambung yang berbentuk corong,


menghubungkan lambung dengan duodenum. Bagian yang semakin
lebar dari corong, dinamakan pyloric antrum yang menghubungkan
tubuh (bagian lambung “body”) dengan lambung. Kemudian bagian
akhir yang paling dangkal dinamakan pyloric canal, yang
menghubungkan ke duodenum. Sedangkan otot halus yaitu phyloric

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 30


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 10 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan ......IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
sphincter yang berada di ujung saluran dan berfungsi mengkontrol
pengosongan lambung.
e) Usus Kecil
1. Fungsi Usus Kecil
 Neutralization, ion bikarbonat dari pankreas dan bili-bili dari hati
menormalkan asam lambung dari membentuk pH sesuai dengan
keadaan pankratik dan enzim usus.
 Digestion, enzim yang berada di pankreasdan berada di sepanjang
usus kecil menyempurnakan pecahnya molekul makanan.
 Absorption, kebanyakan nutrisi diserap baik secara aktif maupun
pasif, penyerapan paling banyak dilakukan pada air.
 Mixing and propulsion, kontraksi segmental mencampur chyme dan
gerakan peristaltik menggerakan makanan yang sudah dicerna ke
dalam usus besar.
 Excretion, bili-bili usus dari hati mengandung bilirubin, kolestrol,
lemak, dan hormon yang dapat larut dalam lemak.
 Protection, mukus membantu dalam lubrikasi, mencegah pencernaan
dari dinding usus, dan melindungi usus kecil dari asam lambung.
Peyer patches melindungi dari serangan mikroorganisme.
2. Bagian-bagian Usus Kecil

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 31


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. Duodenum
Merupakan bagian usus kecil yang paling pendek dan awal bagian usus
kecil, dimulai di bagian pyloric sphincter. Berbentuk huruf “C”.
Sebagian besar duodenum berbentuk retro peritoneal. Duodenum juga
merupakan tempat dimana empedu dan cairan pankreas memasuki
saluran usus. Berfungsi sebagai tempat pecernaan kimia dari makanan.
b. Jejunum
Merupakan bagian usus kecil yang berada diantara bagian akhir distal
dari duodenum dan bagian proksimal dari ileum. Jejunum memiliki
bagian dalam yang bernama membran mukosa yang telah ditutupi oleh
vili. Dimana vili tersebut dapat meningkatkan area permukaan dari
jaringan yang dapat mengabsorbsi nutrisi dari usus. Berfungsi sebagai
absorbsi dari makanan yang sudah dicerna.
c. Ileum
Memiliki fungsi dalam penyerapan vitamin B12 dan garam empedu.
Memiliki dinding yang terdiri dari vili di seluruh permukaannya. Sel
yang berada di ileum mengandung enzim protease dan karbohidrat yang
berguna dan tahap akhir dari pencernaan protein dan karbohidrat. Bagian
ileum secara terus menerus mengabsorbsi garam empedu, dan juga
menyerap vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Jika terjadi absorbsi pada vitamin yang larut dalam air, maka dibutuhkan
asam empedu untuk melakukan proses absorbsi. Berfungsi sebagai
absorbsi dari makanan yang sudah dicerna.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 32


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

f) Liver

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 33


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 12 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Merupakan organ yang paling besar diantara semua organ, berkisar sekitar
1,36 kg atau 3 ponds yang berada di bawah sebelah kanan bagian abdomen di
bawah diafragma. Memiliki dua bagian utama yaitu lobus sebelah kanan dan
kiri serta lobus minor yaitu caudate dan quadrate.
g) Kandung Empedu
Merupakan organ yang memiliki panjang sekitar 8 cm dan lebar 4 cm.
Empedu disekresikan oleh hati dan mengalir ke kandung kemih sekitar 40-70
ml emoedu dapat disimpan. Sementara empedu berada di kandung kemih, air
dan elektrolit diabsorbsi dan garam empedu serta pigmen menjadi 5-10 kali
lebih terkontrasi dibandingkan saat diskresi oleh hati.
h) Pankreas
Merupakan organ yang kompleks baik dari jaringan endokrin (hormon
sekresi) ataupun eksokrin (fungsi pencernaan) yang memiliki beberapa
fungsi. Sebagian besar pencernaan di dalam tubuh dilaksanakan oleh enzim
pankreatik.
i) Usus Besar
1. Fungsi Usus Besar

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 34


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 13 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. Absorption, bagian proksimal sebagian dari kolon mengabsorbsi garam
(sodium klorida), air, dan vitamin (K) yang diproduksi bakteria.
Mengabsorbsi air tambahan (additional) yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kemudian mengabsorbsi nutri tambahan dalam jumlah yang kecil,
seperti vitamin K dan B yang dibuat oleh bakteri di daluran pencernaan.
b. Storage, sebagian bagian distal dari usus menahan feses hingga feses
dikeluarkan. Mengumpulkan, mengkonsentrasi dan membuang sisa-sisa
makanan.
c. Mixing and propulsion, pergerakan massa mendorong feses menuju ke
anus dan terjadinya defekasi dari feses
d. Protection, mukus dan ion bikarbonat melindungi untu melawan asama
yang diroduksi oleh bakteria
2. Bagian-bagian Usus Besar
a. Cecum
Merupakan bagian pertama dari usus besar, berbentuk seperti sac.
Panjangnya sekitar 6 cm (2.4 inchi), dapat terhubung dari ileum
dan meneruskan absorbsi dari air dan garam.

Usus buntu dan apendik

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 35


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 14 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai
cacing. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10
cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda –
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap
terletak di peritoneum.
c. Kolon

Makanan yang masuk ke dalam kolon, makanan akan masuk ke


dalam kolon asending pada bagian sisi kanan dari abdomen. Pada
permukaan inferior dari hati, kolon memanjang dan berliku dan
membentuk hepatic flexure dan diteruskan menjadi kolon
transversal. Kemudian memasuki kolon desending yang berada
dibagian pelvis yang kemudian akan memasuki bagian kolon
sigmoid. Kolon sigmoid yang berbentuk “S” yang berada mulai dari
pelvis dan berakhir di rektum.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 36


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 15 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
d. Rektum
Sisa-sisa makanan meninggalkan kolon sigmoid yang kemudian
memasuki bagian rektum yang berad di pevis, berada di dekat
tulang sakral vetrebrata. Di dalam rektum terdapat katu rektal yang
dapat membantu memisahkan feses dari gas untuk mencegah
melintasnya bersamaan antara feses dan gas.
e. Anal Kanal
Pada tahap akhir, sisa-sisa makanan mencapai bagian akhir dari
usus besar, yang disebut dengan anal kanal. Berada di perineum,
yang berada di luar kavitas abdominopelvis. Memiliki panjang 3,8-
5 cm yang terbuka secara esksterior yang berada di anus. Anal
kanal memiliki dua sfingter yaitu sfingter internal, yang terdiri dari
otot halus dan berkontraksi secara involunter. Kemudian terdapat
sfingter eksternal yang terdiri dari otot skeletal yang berada dalam
kontrol volunter.
f. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 37


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 16 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
g. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan


manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan.
h. Kandung Empedu

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 38


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 17 dari 17
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Pencernaan .....IK.AFSC.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ
berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu
yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia,
panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna
hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 39


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

IKP AFSKH STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Sistem Perkemihan
Revisi Tanggal

Ketua
IK.AFSKH.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 8


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Perkemihan ...IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh
larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 40


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Sistem urinaria terdiri atas:


 Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
 Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
 Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
 Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing

1. GINJAL
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti
biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar
dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
ginjal wanita. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Satuan
struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap tiap
nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 41


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
A. Fungsi ginjal:
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau
racun.
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh.
4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam tubuh.
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.
B. Uji fungsi ginjal terdiri dari:
1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau
tubulus, maka protein dapat bocor dan masuk ke urine.
2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan
ureum maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam
untuk melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.
C. Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis
yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri
dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam
bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal
piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-
lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh
kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 42


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang


merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus
proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus
kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada setiap ginjal
diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah
170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-
lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk
simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh
aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang
membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
D. Bagian – Bagian Ginjal
1. Kulit Ginjal (korteks)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 43


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian
dalam ginjal.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,
berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan
ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks
minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari
Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke
ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula
urinaria).
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 44


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3. VESIKULA URINARIA ( Kantung Kemih )

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 45


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Bagian vesika urinaria terdiri dari :


1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan
bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale
yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan
prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
4. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu,
peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika
submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 46


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih


yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.Pada laki- laki uretra
bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa. Uretra mulai dari orifisium uretra interna
di dalam vesika urinaria sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya
17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 47


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan
hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke
apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
b. Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan
paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks
glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus
diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis
pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran
ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
c. Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan
terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm,
mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma
urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju
bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini
dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang.
Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa
navikularis uretra.
d. Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling
berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil
dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam
uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat
di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars
uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar
dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 48


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Perkemihan .....IK.AFSKH.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui
sepanjang saluran.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari
vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra
di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh
lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh
sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan
ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip
jaringan kavernosus.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 49


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM NEUROBEHAVIOUR
IKP AFSNB STIKES LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Dan Fisiologi Sistem
Revisi Tanggal Neurobehaviour

Ketua

IK.AFSNB.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 8


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai
bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 50


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.Sistem
saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Untuk
menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, yaitu:
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun
dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut
neuron.
c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
2. Sel Saraf (Neuron)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 51


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel
saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.

b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 52


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3macam, yaitu
sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

1. Sel saraf sensori


Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 53


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi
(intermediet).

2. Sel saraf motor


Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke
otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat
pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat
sangat panjang.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 54


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3. Sel saraf intermediet


Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat
ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf
motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya
yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls
dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk
ganglion atau simpul saraf.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 55


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. Impuls
adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja
atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
2. Gerak reflex
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari.
Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
sangat singkat dan tidak melewati otak. Contoh gerak refleks adalah
sebagai berikut.
a. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing
yang masuk ke mata.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 56


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Neurobehaviour ...IK.AFSNB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
b. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
c. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 57


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
IKP AFSE STIKES LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Dan Fisiologi Sistem
Revisi Tanggal Endokrin

Ketua
IK.AFSE.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 14


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin ..IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Endokrin adalah jaringan kelenjar yang tidak memiliki saluran dan struktur
lain yang mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah. Struktur Bundar,
terletak pada aspek inferior otak dan berhubungan dengan hipotalamus. Ini
dibagi menjadi anterior, lobus intermediated dan posterior.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 58


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2. FUNGSI KELENJAR ENDOKRIN


Berikut ini adalah beberapa fungsi yang dihasilkan dari kelenjar endokrin,
yaitu :
a. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh
b. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh
c. Merangsang pertumbuhan jaringan
d. Menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan oleh organ-organ
tertentu
e. Mengatur oksidasi, metabolisme, dan meningkatkan penyerapan
(absorpsi) glukosa pada usus halus
f. Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, protein,
karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 59


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3. KELENJAR KELENJAR ENDOKRIN PADA MANUSIA
Di dalam tubuh manusia, terdapat 6 kelenjar endokrin yang masing-masing
berperan dalam menghasilkan hormon-hormon tertentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Berikut adalah 6 kelenjar tersebut, yaitu :
a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena
menghasilkan bermacam-macam hormon untuk mengatur kegiatan
kelenjar endokrin lainnya) terletak di bagian otak besar. Kelenjar
hipofisis ini dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian
depan (anterior), bagian tengah (central), dan juga bagian belakang
(posterior). Kelenjar hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus
(suatu organ dalam otak) untuk mengendalikan organ-organ dalam tubuh.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 60


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise), yang menghasilkan
beberapa macam hormon, diantaranya :
a. Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang
metabolisme protein dan lemak serta merangsang pertumbuhan
tulang dan otot.
b. Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan dari kelenjar gondok (kelenjar
tiroid) dan juga untuk merangsang sekresi tiroksin.
c. Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk
mengontrol perkembangan dan pertumbuhan aktifitas kulit
ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi
hormon glukokortikoid (hormon untuk metabolisme
karbohidrat).
d. Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus
luteum (kelenjar endokrin sementara pada ovarium) sehingga
dapat menghasilkan progesteron (hormon perkembangan dan
pertumbuhan primer pada wanita) dan air susu ibu
e. Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang
pematangan folikel dalam ovarium (siklus mentruasi),
menghasilkan hormon estrogen (pertumbuhan dan
perkembangan sekunder pada wanita), dan menghasilkan
progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon
gonadotropin berfungsi untuk merangsang terjadinya
spermatogenesis (siklus pembentukan sperma pada pria) serta
merangsang sel-sel interstitial testis untuk menghasilkan hormon
androgen dan testosterone.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 61


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. Kelenjar Hipofise Tengah
Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi satu hormon
yang disebut dengan Melanosit Stimulating Hormon (MSH).
Hormon ini bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit
manusia. Semakin banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin
hitam kulit seseorang.
3. Kelenjar Hipofise Belakang (Neurohipofise), yang menghasilkan 2
macam hormon, yaitu :
a. Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang
berfungsi untuk mempengaruhi proses reabsorpsi urin pada
tubulus distal ginjal guna mencegah terlalu banyak urin yang
keluar.
b. Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot
polos yang terdapat di uterus (alat reproduksi dalam wanita).

b. Kelenjar tiroid
Organ berbentuk kupu-kupu yang terletak di anterior leher bagian bawah
ke trakea. itu terdiri dari dua lobus lateral dihubungkan oleh isthmus
suatu.
 Tiroksin T4,
 Triidothyronine T3.
 Calcitonin
 Kelenjar paratiroid: rahasia (PTH)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 62


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher atau bagian depan kerongkongan.
Kelenjar ini menghasilkan dua bentuk hormon, yaitu :
1. Hormon Tiroksin, yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangan tubuh manusia, mengatur aktivitas saraf, dan juga mengatur
metabolisme organik.
2. Hormon Triiodontironin, fungsinya sama dengan hormon tiroksin.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2. Mengatur penggunaan oksidasi.
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 63


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Hipofungsi dapat menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit
miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi
tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu
oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan
metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan
mengatur pengeluaran karbondioksida Hiposekresi hipotiroidisme. Bila
kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme berupa
hambatan pertumbuhan mental dan fisik, pada orang dewasa kekurangan
sekresi menyebabkan miksedema proses metabolik mundur dan terdapat
kecenderungan untuk, bertambah berat, geraknya lambat, cars berfikir dan
berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan keringat, rambut rontok, suhu-
badan di bawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi penambahan sekresi kelenjar tiroid disebut hipertiroid
dimana semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema yaitu:
kecepatan metabolisme meningkat suhu tubuh tinggi, berat badan turun,
gelisah, mudah marah, denyut nadi naik. Vaskuler mencakup fibrilasi
atrium kegagalan jantung pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit
trauma atau gondok eksoptalmus, mata menonjol keluar, efek ini dise-
babkan terlampau aktifnya hormon tiroid, ada kalanya tidak hilang dengan
pengobatan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 64


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 9 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

c. Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4
buah yang tersusun secara berpasangan. Kelenjar Paratiroid
menghasilkan hormon parahormon yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan kalsium dalam darah dan juga mengatur metabolisme
fosfor.

Hipoparatiroidisme. Terjadinya kekurangan kalsium di dalam


darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani,
dengan gejala khas kejang khususnya pada tangan dan kaki disebut
karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan
pemberian kalsium. Hiperparatiroidisme. Biasanya ada sangkut pautnya
dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium
terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan
kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-
tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika
karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam
ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 65
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 10 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
d. KELENJAR TIMUS
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus
hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus
terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat
kecil danberatnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai
berikut;
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

e. KELENJAR ANAK GINJAL (SUPRA RENALIS / ADRENAL)


Kelenjar ini terletak di atas ginjal kiri dan ginjal kanan yang berbentuk
seperti bola. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 66


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram, itu terdiri dari:
1. Medulla di pusat yang mensekresikan epinefrin (adrenalin).
2. Adrenal Cortex yang mengeluarkan tiga jenis hormon steroid,
Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan
kortisol
Bagian Korteks yang berfungsi untuk menghasilkan :
a. Hormon Kortison yang tersusun atas zat mineralokortikoid
yang berfungsi untuk metabolisme natrium dan kalium serta
menjaga keseimbangan hormon seks.
b. Hormon Glukokortikoid yang mengatur keseimbangan
karbohidrat/metabolisme karbohidrat.
Bagian Medulla yang berfungsi untuk menghasilkan :
a. Hormon Adrenalin, yang berperan dalam segala hal yang
berhubungan dengan peningkatan fisiologis manusia, seperti
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kecepatan
pernapasan, dan menyempitkan pembuluh darah manusia.
b. Hormon Noradrenalin, yang fungsinya adalah kebalikan dari
hormon Adrenalin.
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan
simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan
takut Berta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang
bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan shok.
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut
otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin
membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah
pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting yang

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 67


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 12 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison, aldosteron dan
kortikosteron. Semuanya bertalian eras dengan metabolisme,
pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan
nampak sakit paling lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini,
sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium dalam jumlah terlampau
banyak, penyakit ini diobati dengan kortison. Fungsi kelenjar supra
renalis bagian korteks terdiri dari ;
1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garamgaram.
2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan
protein.
3. Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi. Kelainan-
kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal
bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya
gangguan pertumbuhan seks sekunder. Fungsi kelenjar suprarenalis
bagian medula terdiri dari :
1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
2. Relaksasi bronkus.
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk
mengurangi perdarahan pada operasi kecil

f. KELENJAR PANKREAS
Kelenjar ini terletak di dalam rongga peritoneal (rongga perut)
manusia dan terdiri dari sel alpha dan sel betha. Masing-masing sel ini
menghasilkan hormon tersendiri, yaitu :

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 68


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 13 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

a. Sel Alpha, yang menghasilkan hormon Glukagon yang berperan dalam


produksi glukosa dalam darah.
b. Sel Betha, yang menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam
menurunkan kadar glukosa dalam darah

g. Kelenjar Gonad (Kelenjar Reproduksi)


Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar reproduksi karena produknya
yang berhubungan dengan alat reproduksi manusia. Kelenjar ini terletak
di bagian alat reproduksi pria dan wanita. Jika pada pria, terdapat di
testis, dan wanita terdapat di ovarium. Ada beberapa macam hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar ini, yaitu :

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 69


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 14 dari 14
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Endokrin .....IK.AFSE.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan


perkembangan alat reproduksi sekunder wanita seperti perkembangan
payudara, perkembangan pinggul, dan lain-lain.
2. Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan
pertumbuhan alat reproduksi primer wanita, seperti perkembangan uterus,
dan lain-lain.
3. Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan
perkembangan primer pada pria, seperti pembentukan sperma.
4. Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
sekunder pria, seperti perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 70


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPODUKSI
IKP AFSR STIKES LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Dan Fisiologi Sistem
Revisi Tanggal Reproduksi

Ketua

IK.AFSR.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 22


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk
mempertahankan kelestarian jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh
peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum)
yang menghasilkan zigot. Berdasarkan kepemilikan alat kelaminnya, manusia
dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris (satu individu
memiliki satu alat kelamin). Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki
maupun wanita, memiliki empat komponen utama dalam sistem
reproduksinya, yaitu:
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 71
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. Organ penghasil sel kelamin,
b. Saluran reproduksi,
c. Kelenjar tambahan, dan
d. Alat kopulasi (senggama)
2. STRUKTUR DAN KOMPONEN SISTEM REPRODUKSI
A. Struktur Dan Komponen Organ Reproduksi Wanita
1. Organ Reproduksi Luar (Genitalia Eksterna)

a. Vulva
Merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita yang
membentang dari mons pubis sampai tepi perineum. Vulva
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minor, klitoris,
vestibulum, introitus, vagina, dan perineum.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 72


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Klitoris
Merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis
pada pria. Meskipun klitoris secara structural tidak sama persis
dengan penis pada pria, namun klitoris juga mengandung korpus
kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa. Bentuknya pendek, silindris dengan
ukuran 6x6 mm. Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak
di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di
dalam dinding anterior vagina
c. Labium Minor
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai
folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan
ujung serabut saraf.
d. Labia mayora
Labium mayor merupakan bibir luar vagina atau lipatan kulit
melengkung yang tebal berlapiskan lemak dan jaringan ikat
yang menyatu dengan mons pubis serta berhubungan dengan
perineum pada bagain bawah banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian
bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura
posterior).
e. Vestibulum
Merupakan area tertutup oleh labia minora, terletak diantara
klitoris, labia minora dan fourchette. Vestibulum terdiri dari
saluran atau orificium yaitu lubang muara uretera (orificium

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 73


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
uretra), vagina, ductus glandula bartholini kanan dan kiri. Juag
di bawah vestibulum terdapat introitus vagina.
f. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo)
tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh
tanpa robekan.Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran
darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).
Bentuk himen postpartum disebut parous.Hymen yang
abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
g. Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi
cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian
kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi
dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan
dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis,
berubah mengikuti siklus haid.
h. Hymen
Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat hymen atau
selaput dara. Hymen merupakan selaput mukosa yang banyak
mengandung pembuluh darah.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 74


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas
otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan
diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina.Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
j. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa
pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

2. Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 75


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

a. Ovarium (indung telur)


Ovarium merupakan kelenjar yang berjumlah sepasang berbentuk seperti
almond, berwarna putih keruh. Memiliki panjang 4cm, lebar 0.4 cm dan
berat sekitar 3 gr. dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). Ovarium
terletak di rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan kanan.
Atau tepatnya berada dipermukaan posterior ligamentum latum disekat
infundibulum. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung dan
mengandung beberapa folikel. Setiap folikel mengandung satu sel telur.
Folikel merupakan struktur, seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi
oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan melindungi
perkembangan sel telur. Sel telur yang telah masak akan lepas dari
ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan 2
progesteron.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 76


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Ovarium terbagi dua bagian yaitu kortex dan bagian medulla.
Kortex merupakan kulit sebagai lapisan terluar, terdiri dari stroma dan
folikel ovarian yaitu unit fungsional pada ovarium yang sangat penting
dalam proses oogenesit. Sedangkan bagian medulla terdiri dari stroma,
pembuluh darah, limfatik, serabut saraf dan otot polos. Ovarium
berwarna keputihan dan berbentuk seperti kacang almond dan
permukaannya irreguler. Setelah pubertas ovarium memiliki ukuran
panjang sekitar 3cm, lebar 2 cm, dan tebal 1cm. Berat ovarium sekitar 5-
8 g.
Secara mikroskopis ovarium dilapisi oleh lapisan peritonium, epital
germinal, berupa membran jaringan fibrosa padat, tunika albuginea
padat. Ovarium terdii atas lapisan dalam medula dan bagian luarnya
adalah korteks. Medula berisi pembuluh darah dan pembuluh limfe yang
disokong oleh jaringan ikat. Korteks berisi volikel ovarium dalam
berbagai tahap perkembangan, yang dibungkus oleh jaringan fibrosa.
Pada janin perempuan, folikel primordinal (primitif) dibentuk pada
bulan ke 6 kehamilan. Pada saat ini, terdapat sekitar lima juta folikel
primitif. Kebanyak folikel ini ber degenerasi selama masa hamil,
menyisahkan sekitar 2 juta saat lahir. Kebanyakan folikel ini kemudian
juga bergenersi sebelum pubertas, dan hanya 400-500 yang akhirnya
berkembang menjadi ovulasi dan berpotensi dibuahi. Setiap kerusakan
folikel primordial akan mempengaruhi kesuburan wanita, karna folikel
ini sudah tidak diproduksi lagi sejak usian 6 bulan kehidupan janin.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 77


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Folikel ovarium menjalani beberapa tahap perkembangan selama
28 hari rata-rata siklus reproduksi. Dari hari ke 5 siklus reproduksi
beberapa folikel primordial mulai menjadi matur akibat
pengaruh follicle-stimulating hormone dari kelenjar hipofisis. Folikel ini
kini disebut folikel sekunder, yang tersusun atas lapisan sel di bagian luar
yang membungus cairan dan lapisan dalamnya merupakan lapisan sel
granulosa yang mengelilingi ovum. Pematangan berikutnya akan
membentuk folikel de graaf, yang bermigrasi ke korteks ovarium lalu
mencapai permukaan. Peningkatan jumlah esterogen juga akan
melepaskan folikel de graaf matur ini. Semakin banyak cairan yang
disekresikan ke dalam folikel de Graaf, meningkatkan tekanan dalam
folikel, membuat lapisan dan pembungkusnya semakin tipis dan akhirnya
pecah sehingga melepaskan ovum ke rongga peritonal yang dekat dengan
fimbria tuba uterina. Kejadian ini disebut ovulasi dan diperkirakan
terjadi akibat perubahan hormonal . kadang ovulasi disertai nyeri
panggul, yang disebut sebagai mittle-schmerzatau nyeri ovulasi.
Ovulasi terjadi sekitar sekali dalam sebulan dari ovarium secara
bergantian. Kadang dilepaskan lebih dari satu ovum, meningkatkan
kemungkinan terjadinya kehamilan multiple. Rupturnya folikel de Graaf
masuk ke dalam rongga melepaskan ovum. Sel granulose membelah
dengan cepat menghasilkan masa padat. Folikel de Graaf berubah
menjadi korpus luteum yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
memproduksi esterogen selama 14 hari, lalu berdegenerasi jika fertilisasi
tidak terjadi. Setelah degenerasi, korpus luteum meninggalkan daerah
parut putih dalam ovarium, dan disebut korpus albikans

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 78


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 9 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Suplai darah ovarium berasal dari arteri ovariaka dan aliran baliknya
dibawa oleh vena ovariaka. Aliran limfe dibawa ke nodus limfe
abdominal posterior. Ovarium dipertahankan posisinya dengan lemah
oleh ligamentum latum. Struktur penyokong lainnya yaitu ligament
ovarika, yang melekatkan ovarium ke kornu uterus. Sebela lateral
ovarium ditopang oleh ligament infundibulopelvik, yang melekatkan
uterus ke dinding lateral rongga panggul.
b. Oviduk (tuba Falopii)
Terbentang dari tiap kornu uterus ke arah lateral, di antara lipatan
ligamentum latum. Bagian distal tuba uterine melipat ke belakang dan
kearah bawah ke dinding posterior ligamentum latum menuju ovarium,
yang terletak di belakang ligamentum latum. Tuba uterine memiliki
panjang sekitar 10 cm dan terdiri atas :
1. Ismus
2. Ampula
3. Infundibulum
Fimbrae terletak diatas di atas ovarium dan mengarah ke arah
rongga panggul, dan makin dekat ke ovarium saat ovulasi tiba. Lumen
tuba uterine membuka ke rongga panggul dan fimbria. Ketika ovum
dilepaskan saat ovulasi, ovum akan tersapu masuk oleh fimbria ke dalam
tuba fallopi, dan ovum akan memulai perjalanannya menuju uterus.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 79


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 10 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Tuba fallopi sangat sempit dan dilapisi oleh epitel bersillia. Setelah
memasuki tuba fallopi ovum akan didorong oleh sillia di sepanjang
lumen, dan lipatan epitel bersillia akan memperlambat prosses ini
sehingga ovum selama mungkin tetap berada di dalam tuba fallopi.
Sehingga memperbesar kemungkinan terjadi fertilisasi di
ampula. Setelah dibuahi ovum akan didorong ke uterus. Perjalanan ini
juga berlangsung lambat untuk member waktu bagi ovum untuk
mencapai tingkat kematangan sebelum tertanam ke endometrium uterus,
jika fertilisasi tidak terjadi, perjalanan ini memerlukan waktu beberapa
hari. Ovum yang tidak dibuahi akan ikut meluruh dalam aliran
menstruasi.
Disekitar lapisan epitel terdapat lapisan otot, yaitu lapisan otot
sirkuler di bagian dalam dan lapisan longitudinal di bagian luar. Lapisan
otot ini membantu pendorongan ovum di sepanjang tuba uterine dengan
membuat gelombang peristaltis. Tuba uterine diselimuti oleh peritoneum,
yang kemudian membentuk ligamentum latum. Arteri dan vena uterine
dan ovarika menyplai darah tuba uterine. Persarafan tuba uterine berasal
dari pleksus ovariaka, dan aliran limfe dibawa ke nodus limfe lumbalis.
Tuba fallopi ditopang oleh ligament infundibulopelvis. Ligament ini
merupakan lipatan ligamentum latum, yang terbentang dari infundibulum
hingga dinding lateral panggul.

c. Rahim (uterus)
Uterus merupakan orga berotot, berongga, dan berbentuk buah pir, yang
terletak dalam rongga panggul di anatara kandung kemih dan rektum.
Posisi uterus adalah anteversi (menekuk ke depan) dan antefleksi
(membelok ke depan). Uterus matur memiliki panjang sekitar 7,5 cm,

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 80


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi No. Dokumen:
Sistem Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
lebar 5 cm (pada diameter terpanjangnya), tebal 2,5 m, dan beratnya
sekitar 60 g.
 Makrostruktur dari Uterus
Uterus terdiri atas dua bagian utama :
1. Korpus, atau badan
2. Serviks, atau leher
Korpus uteri berada di dalam rongga panggul dan bagian atasnya
berlanjut menjadi dua tuba uterina. Serviks tertanam ke arah vagina. Korpus
atau badan uterus merupakan dua pertiga uterus yang panjangnya sekitar 5
cm. Di dalam korpus terdapat rongga, berbentuk segitiga, dan aspeknya
menunjuk ke arah serviks. Dinding anterior dan posterior rongga uteri
biasanya saling berdempetan. Bagian atas korpus di sebut fundus bagian
uterus tempat masuknya tuba uterina di sebut kormu. Ismus adalah daerah
yang sedikit menyempit di perbatasan korpus uteri dan serviks, panjangnya
sekitar 7 mm.
Serviks berbentuk silinder, dan bagian bawahnya menyembul ke
dalam vagina. Pada bagian bawah serviks terdapat kanal servikal, yang pada
ujungnya terdapat bukaan-bukaan ke uterus –ostium interna dan di sisi
lainnya yaitu ke bukaan arah vagina-ostium eksterna.
 Mikrostruktur dari Uterus
Uterus dan serviks terdiri atas tiga lapisan jaringan :
1. Lapisan epitel didalam, endometrium
2. Lapisan otot ditengah, miometrium
3. Jaringan ikat diluar, perimetrium

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 81


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 12 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
A. Lapisan Endometrium
Pada uterus lapisan endometrium tersusun atas dua lapisan :
1. Lapisan Fungsional : jaringan epitel yang banyak mengandung kelenjar dan
setelah pubertas lapisan ini dibangun dan meluruh pada setiap siklus
menstruasi akibat pengaruh hormone. Mengandung banyak pembuluh darah
dan arteri spiral, yang member nutrisi bagi poliferasi sel selama siklus
reproduksi. Ketika ovum telah dibuahi maka ovum akan tertanam di
endometrium, lapisan tersebut menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio selama kehamilan.
2. Lapisan Basal : lapisan permanen yang membentuk lapisan fungsional setiap
kali setelah menstruasi. Lapisan basal juga mendapat suplai darah dari arteti.
Serviks dilapisi oleh epitel kolumnar, yang menyekresi mucus untuk
membentuk sumbat pelindung di kanal servikal untuk melindungi genetalia
internal dari infeksi. Beberapa sel epitel memiliki silia untuk membantu
jalannya spermatozoa. Perubahan pembentukan mucus selama siklus
menstruasi dapat berfungsi untuk mencegah penetrasi spermatozoa memasuki
genetalia internal. Endometrium serviks juga berlipat-lipat seperti di vagina,
yang disebut arbor vitae, yang memungkinkan dilatasi selama persalinan.
Lapisan endometrium serviks tidak ikut meluruh saat menstruasi.
B. Lapisan Miometrium
Lapisan miometrium tersusun atas tiga lapisan :
1. Lapisan otot sirkuler dibagian dalam
2. Lapisan otot oblik dibagian tengah
3. Lapisan otot longitudinal dibagian luar
Miometrium memiliki peran vital dalam proses kehamilan dan kelahiran.
Miometrium serviks mengandung beberapa otot polos longitudinal yang
merupakan kelanjutan dari uterus namun sebagian besar sel ototnya sirkuler.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 82


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 13 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
C. Lapisan Perimetrium
Merupakan lapisan peritoneum yng membungkus uterus dan tuba uterina.
Di permukaan lateral uterus, terdapat lipatan ganda perimetrium yang mencapai
dinding samping rongga panggul, membentuk ligament penyangga yang lebar.
Ada dua rongga dalam peritoneum yaitu kavum douglas yang terletak diantara
uterus dengan rectum, serta kavum vesikouterina yang terletak diantara uterus dan
kandung kemih.
Suplai darah pada uterus dan serviks berasal dari arteri ovariaka dan arteri
uterine, yang merupakan cabang arteri iliaka dan aorta. Cabang arteri uterine-
arteri radialis-menembus ke dalam miometrium, lalu bercabang menjadi arteriola
lurus yang mendarahi lapisan basal, dan arteri spiralis yang mendarahi lapisan
fungsional. Aliran vena dibawa ke vena bersama denga arterinya. Persarafan
uterus dan serviks berasal dari pleksus sacral. Aliran limfe dibawa ke kelenjar
limfe linguinal dan iliaka.
D. Struktur Penyokong
Uterus dan Serviks dipertahankan pada posisinya dalam panggul oleh ligament
yaitu :
1. Ligamen kardinal : terbentang dari permukaan lateral serviks dan vagina ke
dinding lateral rongga panggul
2. Ligamen Puboservikal : terbentang dari serviks, dibawah kandung kemih,
kea rah depan ke tulang pubis.
3. Ligamen Uterosakral : terbentang dari serviks ke arah atas dan belakang, ke
periosteum sacrum, dan mengitari rectum.
4. Ligament Lebar (Latum) : terikat ke dinding lateral uterus dan berfungsi
menopang uterus

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 83


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 14 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
5. Ligament Rotundum : terbentang dari kornu uterus ke bawah ke arah
labia mayor, dan berfungsi mempertahankan uterus dalam posisi
anteversi dan antefleksi.
E. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta
arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
1. Arteri uterine
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju
ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus
dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria
ovarica.
2. Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo
pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah
dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan
dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam
vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.

d. Serviks uteri (mulut rahim)


Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin)
dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri
(dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi
epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam,
arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/
multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 84


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 15 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan
lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)
dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas
lendir serviks dipengaruhi siklus haid. Aktivitas ovulasi dan menstruasi
memiliki empat tahapan:
1. Tahap menstruasi; tahap dikeluarkannya dinding rahim dari dalam tubuh
karena kurangnya kadar hormon progesteron.
2. Tahap praovulasi ; masa pembentukan dan pematangan ovum dalam
ovarium karena dipicu oleh hormon estrogen.
3. Tahap ovulasi; Keluarnya sel telur dari ovarium.
4. Tahap pascaovulasi ; masa kemunduran sel telur jika tidak terjadi
pembuahan. Tahap ini terjadi penambahan junlah hormon progesteron
sehingga dinding rahim menebal. Jika tidak terjadi pembuahan maka
dinding sel akan meluruh, disebabkan berkurangnya hormon progesteron.
e. Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah
serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus
bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.

f. Vagina
Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke atas
dan ke belakang dari vulva ke uterus, paralel dengan permukaan pintu atas

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 85


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 16 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
panggul. Dinding vagina saling berdempetan, kecuali pada bagian atasnya
tempat serviks menyembul ke vagina. Dinding posterior vagina panjangnya 9
cm, dan dinding anterior vagina panjangnya sekitar 7,5 cm karena posisi
serviks yang demikian. Tonjolan serviks ke vagina memiliki empat resesus
atau fornices (bentuk tunggalnya forniks), yaitu forniks anterior, posterior,
dan lateral.
Dinding vagina terdiri atas empat lapisan :
1. Lapisan dalam epitel skuamosa, membentuk lipatan atau rugae yang
memungkinkan vagina menggembang luas sehingga janin dapat lewat
2. Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
3. Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal di luar dan
lapisan otot sirkuler di sebelah dalam
4. Lapisan luar jaringan ikat, berhubungna dengan organ-organ lain
dalam panggul, termasuk pembuluh darah, pembuluh limfe, dan
serabut sara
Dinding vagina tidak memiliki kelenjar, namun kelembapannya di jaga
oleh sekret kelenjar servikal dan adanya rembesan cairan dari kapiler darah.
pH cairan ini asam yaitu 3,8-4,5, dan berfungsi untuk menjagakuman
komensal vagina yaitu basil Doderlein. Kuman komensal ini memakan
glikogen, yang terdapat di dinding vagina, dan mengubahnya menjadi asam
laktatsehingga melindungi vagina dan genitalia in ternal lainnya dari infeksi.
Kadar glikogen juga turut berubah mengikuti kadar hormon ovarium.
Keseimbangna asam ini dapat terganggu saat kehamilan, sebelum pubertas,
selama dan setelah menepous, sehingga menyebabkan mikroorganisme
patogen berkembang dengan mudah dan meningkatkan kemungkinan infeksi
vagina.
Di depan vagina, terdapat kandung kemih dan uretra. Di belakang
vagina setinggi serviks, terdapat ruang peritonium, di sebut kavum Douglas.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 86


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 17 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Di belakang dinding posterior vagina juga terdapat rektum. Korpus
perineal, yang menyangga organ panggul, terletak di bawah introitus vagina.
Suplai darah vagina berasal dari arterihemoroidales media, arteri uterina, dan
arteri vaginalis, yang semuanya ini merupakan cabang arteri iliaka internal.
Aliran vena berjalan menuju vena iliaka internal. Persarafan vagina berasal
dari pleksus sekral dan saraf pudendal. Aliran limfe berjalan menuju nodus
limfe ilaka dan nodus limfe inguinal.

B. Struktur Dan Komponen Organ Reproduksi Laki- Laki


Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis
dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ
reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 87


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 18 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. Organ Reproduksi Dalam


Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam
kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak).
Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri
dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan
ikat dan otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak
gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2
inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan
di Tubulus seminiferus.
2. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel
interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung
skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut
tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum
abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat
berkembangnya genitalia interna pria. Turnika albuginca adalah
kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah
dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus. Tubulus
seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam
lobulus. epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus
seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 88


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 19 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel
interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum
yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di
sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang
dan bergerak menuju vas deferens.
2. Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan
lanjutan dari epididimisdengan panjang sekitar 45 cm dan
dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang
aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen
melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah
menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 89


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 20 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini
berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di
dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang
berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin
dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan
berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan
kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat
dan kelenjar Cowper.
1. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang
kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan
sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria.
Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara
histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang
secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 90


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 21 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian
besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot
pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula
seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat
menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak
di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan
alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis
yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat.
3. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar
yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper
menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Organ Reproduksi Luar


Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang
membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik.
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga
yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 91


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 22 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Dan Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Reproduksi ....IK.AFSR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak
mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ.
Preposium ( kulup ) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang
merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui
sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2. Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris
dua korpus kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a. Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler
(vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh arteriol aferen dan
kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat
rapat yang disebut tunika albuginea
b. Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat
disebut tunika albugnea.
3. Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi
vaskular korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot
polos yang membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada
suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1. Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal,
dipisahkan oleh septum internal.
2. Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang
berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal
sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 92


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI

IK AFSHI STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Sistem Hematologi Dan Imunologi
Revisi Tanggal

IK.AFSHI.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 22


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi No. Dokumen:
Dan Imunologi ...IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
A. HEMATOLOGI
1. DEFINISI
Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat
transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani yaitu
haima artinya darah.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 93


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. ANATOMI HEMATOLOGI
Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di
produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah
organ khusus yang berada dengan organ lain karena berbentuk cairan.
Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume hematologi manusia
sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Hematologi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri
dariats air,elektrolit, dan protein hematologi.
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen
komponen berikut ini:
a. Eritrosit (sel hematologi merah)
1. Struktur Eritrosit
Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan
diameter sekitar 7 mikron. Bikon kavitas memungkinkan gerakan
oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang
pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah
merahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang di
sebut hemoglobin. Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel ,
mitokondria, dan ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel ini
tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau pembentukan
protein.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut:
a. Membrane eritrosit.
b. System enzim: enzim G6PD (glucose 6
phospatedehydrogenase).

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 94


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2
rantai beta. (eritosit normal dengan pembesaran mikroskop
electron 3000 kali).
2. Produksi Sel Hematologi Merah
Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa
terutama terjadi dalam sumsum tulang, dimana system eritrosit
menempati 20%-30% bagian jaringan sumsum tulang yang aktif
membentuk sel hematologi. Sel eritrosit berinti berasal dari sel
induk multipotensial menjadi sel hematologi system eritrosit,
myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang oleh
eritropoetin. Sel induk multipotensial akan berdeferensiasi
menjadi sel induk unipotensial.
Sel induk unipotensial tidak mampu berdiferensiasi lebih
lanjut, sehingga sel induk unipotensial seri eritrosit hanya akan
berdeferesiasi menjadi sel pronormoblas. Sel pronomorblas akan
membentuk DNA yang diperlukan untuk tiga sampai empat kali
fase mitosis. Melalu empat kali mitosis dari setiap kali
pronormoblas akan terbentuk 16 eritrosit . eritrosit matang
kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Pada produksi eritosit
normal sumsum tulang memerlukan besi, Vitamin B12, asam
folat, piridoksin (vit B6), kobal, asam amino, dan tembaga.
Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan
morpologi sel yang terjadi selama proses deferesiensi sel
pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan
kedalam tiga kelompok:
a. Ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 95


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada
tingkatan eritroblas asidosis.
c. Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan
hilangnya RNA dalam sitoplsma sel.
3. Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim
mereka gagal, membrane sel berhenti berfungsi dengan adekuat,
dan sel ini di hancurkan oleh sel system retikulo endothelial.
4. Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam
100 cc hematologi. Normal HB wanita 11,5 mg% dan HB laki-
laki 13,0 mg%.
5. Sifat-sifat Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran
dan jumlah hemoglobin yang terdapat didalam sel seperti
berikut:
a. Normositik : sel yang ukurannya normal
b. Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
c. Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
d. Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
e. Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit
f. Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak
6. Antigen Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen
spesifik yang terdapat di membrane selnya dan tidak ditemukan
di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A,B,O, dan Rh.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 96


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Sel Hematologi Putih
1. Struktur Leokosit
Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunya
bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat di bedakan menurut
inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel
hematologi putih dibentuk disumsum tulang dari sel-sel bakal.
Jenis –jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak
bergranula, yaitu limposit T dan B, monosit dan makrofag, serta
golongan yang bergranula yaiu : eosinofil, basofil, dan neutrofil.
2. Fungsi Sel Hematologi Putih
a. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit/ bakteri yang masuk kedalam tubuh jaringan RES
(system retikulo endotel).
b. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak
dari dinding usus melalu limpa terus kepembuluh
hematologi.
3. Jenis-jenis Sel Drah Putih
a. Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan
Basofil.
b. Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan
Limposit B) dan monosit.
4. Jumlah Sel Hematologi Putih
Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x
109/l yang terbagi sebagai berikut:
a. Granulosit

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 97


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Neutopil 2,5-7,5 x 109
 Eosinfil 0.04-0,44 x 109
 Basofil 0-0,10 x 109
b. Limposit 1,5-3,5 x 109
c. Bsofil 0,2-0,8 x 109
c. Keping Hematologi ( Trombosit )
1. Struktur Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum
tulang yang berbentuk cakram bulat, oval,bikonveks, tidak
berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
2. Jumlah Trombosi
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-
400.000/milliliter), sekitar 30-40% terkosentrasi didalam limpa
dan sisanya bersirkulasi dalam hematologi.
3. Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan
hematologi. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke
seluruh tubuh melalui aliran hematologi.
4. Plasma Hematologi
Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel
hematologi, warnanya bening kekuning-kuningan. Hamper 90%
dari plasma hematologi terdiri atas air. Zat-zat yang terdapat
dalam plasma hematologi adala sebagai berikut:
a. Fibrinogen yang beguna dalam peristiwa pembekuan
hematologi.
b. Garam-garam mineral, yang berguna dalam metabolism dan
juga mengadakan osmotic.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 98


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
d) STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Protein hematologi (albumin, globulin) meningkatan
viskositas hematologi juga menimbulkan tekanan osmotik
untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
d. Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, dan
vitamin).
e. Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
f. Antibody.
d. Limpa
1. Struktur Limpa
Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu
kepalan tangan. Limpa terletak pada sebelah kiri atas abdomen
dibawah kostae. Limpa memiliki permukaan luar konveks yang
berhadapan dengan diafragma dan permukaan medial yang
konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura linealis
kolon, dan ginjal kiri. Limpa terdiri atas kapsula jaringan
fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa), dan pulpa
merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit).
2. Fungsi Limpa
a. Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
b. Destruksi sel eritrosit tua.
c. Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang di hancurkan.
d. Produksi bilirubin dari eritrosit.
e. Pembentukan limposit dalam folikel limpa.
f. Pembentukan imunoglobin.
g. Pembuangan partikel asing dari hematologi.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 99


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
e. Hematopoiesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan hematologi.
Tempat hematopoiesis pada manusia berpindah-pindah, sesuai
dengan usianya.
1. Yolk sac : usia 0-3 bulan intrauteri
2. Hati dan lien : usia 3-6 bulan intrauteri
3. Sumsum tulang : usia 4 bulan intrauterine sampai dewasa
f. Hemostasis
Adapun prinsif dari hemostasis adalah Mengurangi aliran hematologi
yang menuju daerah trauma. Cara mengurangi hematologi menuju
daerah trauma yaitu:
1. Vasokontriksi
2. Penekanan oleh edema
3. Mengadakan sumbatan/menutup lubang perhematologian
5. Pembekuan Hematologi
Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan
hematologi ditransformasi menjadi material semisolid yang
dinamakan bekuan hematologi. Menurut howell proses pembekuan
hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
a. Stadium I : pembentukan tromboplastin.
b. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
c. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.
6. Fungsi Hematologi
Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh
hematologi, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
a. Sebagai alat pengangkut.
b. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 100


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 9 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Mengatur panas tubuh.
d. Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh
e. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi
f. Mencegah perhematologian.

 PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat
(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada
dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam
penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang
terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 101


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 10 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3
dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara
memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana
ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari
para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan
B,
dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak
memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua
macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B,
atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O. Kemudian Alfred
Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB,
kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah
sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. Penyebaran golongan darah
A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu
pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
Rhesus Faktor Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor)
pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner.
Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca
mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan
Cina. Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A
dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen
Rh (dikenal juga sebagai antigen D). Jika hasil tes darah di laboratorium
seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah
dengan Rh negatif (Rh), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 102


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+) Penting Untuk
Transfusi (Fairus Chalid, 2008)
 JENIS PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
1. Pemeriksaan Cell Typing
Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah pendonor yang
didasarkan pada antigen yang terdapat di sel darah merah.
Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan
(aglutinasi)
a. Metode Slide Test dengan Menggunakan Darah Kapiler
Tujuan : Sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui
golongan darah pendonor
1. Alat dan Bahan
a. Handscound (sarung tangan)
b. Object Glas
c. Lancet
d. Pengaduk
e. Darah Kapiler
f. Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
g. Serum anti-B biasanya berwarna kuning
h. Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak
berwarna
2. Cara Kerja
a. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik dan menyapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaiakan tujuan
4. Menyampaiakan prosedur tindakan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 103


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 12 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi .. IK.AFSHI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Cuci tangan
b. Fase Kerja
1. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
2. Mendekatkan alat
3. Memakai sarung tangan
4. Menyiapkan reagen disuhu kamar
5. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan
kemudian melakukan desinfeksi dengan alkohol
70%
6. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi
vertical, mengggunakan blood lancet
7. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari
jari donor dengan kapas kering
8. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek
glass
9. Meneteskan 1 tetes (±50 µ) anti-A, anti-B, anti-
AB, pada objek glass
10. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-
masing campuran darah donor dengan antiserum
dan menggoyang-goyangkan
11. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara
makroskopis
c. Fase Terminasi
1. Merapikan alat
2. Mencuci tangan
3. Melepaskan sarung tangan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 104


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 13 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
4. Pendokumentasian
b. Metode Slide Test dengan Menggunakan Suspensi Sel 10%
Tujuan : Untuk konfirmasi ulang pemeriksaan golongan
darah pendonor sebelum ditransfusikan kepada pasien
1. ALAT DAN BAHAN
a. Handscound (sarung tangan)
b. Object Glas
c. Lancet
d. Pengaduk
e. Suspensi sel eritrosit 10% donor
f. Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
g. Serum anti-B biasanya berwarna kuning
h. Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak
berwarna
2. CARA KERJA
a. Meneteskan 1 tetes (±50 µl) anti-A, anti-B, anti-
AB, pada objek glass
b. Memipet 50 µl suspensi sel 10% donor pada
objek glass yang sudah diberi antisera
c. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-
masing campuran darah donor dengan antisera
dan menggoyang-goyangkan
d. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara
makroskopis

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 105


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 14 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Metode Tube Tes
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi golongan darah pasien
sebelum dilakukan transfuse darah
1. Alat dan Bahan :
a. Tabung reaksi dan rak
b. Mikropipet
c. Centrifuge
d. Suspensi sel eritrosit 5% donor
e. Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
f. Serum anti-B biasanya berwarna kuning
g. Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak
berwarna
h. Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
2. Cara Kerja :
a. Memipet 50 µl anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada
masing-masing tabung
b. Memipet 50 µl suspensi sel eritrosit 5% donor ke tabung
yang telah berisi antisera dan menghomogenkan
c. Mencentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 60
detik
d. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
2. Pemeriksaan Serum Typing
Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasakan
antibodi yang terdapat di dalam serum
Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan
(aglutinasi)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 106


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 15 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. Metode Slide Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah
pendonor sebelum ditransfusikan kepada pasien yang didasarkan
pada antibodi pendonor
1. Alat dan Bahan:
a. Object Glass
b. Pengaduk
c. Serum donor
d. Suspensi sel A 10%
e. Suspensi sel B 10%
f. Suspensi sel O 10%
2. Cara Kerja
a. Memipet 50 µl suspensi sel A 10%, suspensi sel B 10%,
dan suspensi sel O 10% pada objek glass
b. Memipet 50 µl serum donor ke objek glass yang telah
diberi suspensi sel
c. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing
campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-
goyangkan
d. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
b. Metode Tube Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor
sebelum ditransfusikan kepada pasien yang didasarkan pada antibodi
pendonor
1. Alat dan Bahan: – Tabung reaksi dan rak
a. Mikropipet
b. Centrifuge

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 107


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 16 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Serum donor
d. Suspensi sel A 5%
e. Suspensi sel B 5%
f. Suspensi sel O 5%
2. Cara Kerja
a. Memipet 50 µl suspensi sel A 5%, suspensi sel B 5%,dan
suspensi sel O 5% pada masing-masing tabung
b. Memipet 50 µl serum donor ke tabung yang telah berisi
suspensi sel dan menghomogenkan
c. Mencentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 60 detik
d. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopi
3. Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing
a. Golongan Darah A : darah di anti serum A mengumpal, anti serum
AB mengumpal sedangkan di anti serum B tidak. Aglutinasi pada
anti-A karena golongan darah A mempunyai antigen A dan antibodi
B
b. Golongan Darah B : darah di anti serum A tidak mengumpal, anti
serum AB mengumpal sedangkan di anti serum B mengumpal.
Aglutinasi pada anti-B karena golongan darah B mempunyai antigen
B dan antibodi A
c. Golongan Darah AB : darah di anti serum A dan B mengumpal, anti
serum AB mengumpal. Aglutinasi pada anti-A dan anti-B karena
golongan darah AB mempunyai antigen A dan B tetapi tidak
mempunyai antibody
d. Golongan Darah O : darah di anti serum A, B, dan AB tidak
mengumpal. Tidak terjadi aglutinasi karena golongan darah O tidak
mempunyai antigen A dan B tetapi mempunyai antibodi A dan B

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 108


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 17 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

B. IMUNOLOGI
1. DEFINISI
Sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga
tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem
ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika
sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam
dan flu,dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan
pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme
kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
2. FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH
a. Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 109


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 18 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk
perbaikan jaringan.
c. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
d. Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.
3. PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
a. Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit
1. Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan
tubuh yang tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan yang
lainnya. Ciri-cirinya :
a. Tidak selektif
b. Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
c. Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
d. Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk
masuk ke dalam tubuh
Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :
1. Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a. Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan
terluar tubuh, yaitu kulit dan membran mukosa, yang
berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam
tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang
tersusun rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen.
Lapisan terluar kulit mengandung keratin dan sedikit air
sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia.
Sedangkan membran mukosa yang terdapat pada saluran
pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 110


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 19 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi …..IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
berfungsi menghalangi masuknya patogen ke
dalam tubuh.
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut
hidung dan silia pada trakea. Rambut hidung berfungsi
menyaring udara yang dihirup dari berbagai partikel
berbahaya dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi
menyapu partikel berbahaya yang terperangkap dalam
lendir untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
c. Pertahanan Kimiawi
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret
yang dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa. Sekret
tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret
tersebut adalah minyak dan keringat. Minyak dan
keringat memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga
dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit.
Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa
(mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat
membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis dinding
sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.
d. Pertahanan Biologis
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi
bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran
mukosa. Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara
berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh
nutrisi.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 111


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 20 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. Respons Peradangan (Inflamasi)
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan
jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses
inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala sekaligus,
yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor(panas),
dan tumor (bengkak). Inflamasi berfungsi mencegah
penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
Reaksi inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan
sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit)
melakukan fagositosis
terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh. Mekanisme
inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari
luka,sehingga mengakibatkan patogen mampu melewati
pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.
b. Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk
mengekskresikan histamin dan prostaglandin.
c. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan
kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh
darah meningkat.
d. Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan
monosit) menuju jaringan yang terinfeksi.
e. Sel-sel fagosit memakan patogen.
3. Fagositosis
Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan
oleh sel-sel fagosit dengan cara mencerna mikrobia/partikel
asing. Sel fagosit terdiri dari dua jenis, yaitu fagosit

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 112


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 21 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh fagosit
mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika
bermigrasi ke jaringan akan berperan sebagai makrofag. Contoh
fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil, dan cell mast(mastosit). Sel-sel fagosit akan
bekerja sama setelah memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan
yang terinfeksi patogen.
Berikut ini adalah proses fagositosis :
a. Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing
terdeteksi oleh sel-sel fagosit.
b. Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju
patogen yang telah terdeteksi. Pergerakan sel fagosit
dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh patogen.
c. Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor
pada membran sel fagosit.
d. Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi
seluruh permukaan patogen dan menelannya ke dalam
sitoplasma yang terletak dalam fagosom.
e. Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim
bergabung dengan fagosom membentuk fagolisosom dan
mencerna seluruh permukaan patogen hingga hancur.
Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati bersama
dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan
terbentuknya nanah.
f. Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak
dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 113


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 22 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ..IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
4. Protein Antimikrobia
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non
spesifik adalah protein komplemen dan interferon. Protein
komplemen membunuh patogen dengan cara membentuk
lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut.
Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan
dan garam-garam dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya
dan menyebabkan hancurnya sel bakteri tersebut. Interferon
dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan
saat virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir.
Selanjutnya, interferon akan berikatan dengan sel yang tidak
terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian membentuk zat
yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus
dapat dicegah.
2. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan
tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh.
Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem
pertahanan tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :
a. Bersifat selektif
b. Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda
asing
c. Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
d. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia
(antibodi)
e. Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 114


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 23 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen,
yaitu:
a. Limfosit
1. Limfosit B (Sel B)
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di
sumsum tulang. Sel B berperan dalam pembentukan
kekebalan humoral dengan membentuk antibodi. Sel B
dapat dibedakan menjadi :
 Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
 Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen
yang pernah masuk ke dalam tubuh serta
menstimulasi pembentukan sel B plasma jika
terjadi infeksi kedua.
 Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B
plasma dan sel B pengingat.
2. Limfosit T (Sel T)
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang,
sedangkan proses pematangannya terjadi di kelenjar
timus. Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan
seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil
antigen secara langsung. Sel T juga membantu produksi
antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan
menjadi :
a. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen
yang masuk dalam tubuh, sel tubuh yang
terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 115


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 24 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ....IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi
pembentukan sel B plasma dan sel T lainya serta
mengaktivasi makrofag untuk melakukan
fagositosis.
c. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan
menghentikan respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibodi dan mengurangi
aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan
bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
3. Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang
masuk ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein
yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker.
Antibodi disebut juga immunoglobulin atau serum
protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi
tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi
merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan
antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya
ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu
antibodi bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu.
Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat
spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk
jenis kuman yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan
berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari
berbagai kuman penyakit.
Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang
identik, yaitu dua rantai ringan dan dua rantai berat.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 116


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 25 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama
lain oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti
huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut memiliki
tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi
dalam menginaktivasi antigen yaitu :
1. Netralisasi (menghalangi tempat pengikatan virus,
membungkus bakteri dan atau opsonisasi)
2. Aglutinasi partikel yang mengandung antigen,
seperti mikrobia
3. Presipitasi (pengendapan) antigen yang dapat larut
4. Fiksasi komplemen (aktivasi komplemen)
Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di
bawah ini.
Tabel Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karakteristiknya
Tipe
No. Karakteristik
Antibodi
Pertama kali dilepaskan ke aliran darah
1. IgM pada saat terjadi infeksi yang pertama kali
(respons kekebalan primer)
Paling banyak terdapat dalam darah dan
diproduksi saat terjadi infeksi kedua
2. IgG (respons kekebalan sekunder). Mengalir
melalui plasenta dan memberi kekebalan
pasif dari ibu kepada janin.
Ditemukan dalam air mata, air ludah,
keringat, dan membran mukosa. Berfungsi
3. IgA mencegah infeksi pada permukaan
epitelium. Terdapat dalam kolostrum yang
berfungsi untuk mencegah kematian bayi
akibat infeksi saluran pencernaan
4. IgD Ditemukan pada permukaan limfosit B

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 117


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
sebagai reseptor dan berfungsi merangsang
pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
Ditemukan terikat pada basofil dalam
sirkulasi darah dan cell mast (mastosit) di
5. IgE dalam jaringan yang berfungsi
memengaruhi sel untuk melepaskan
histamin dan terlibat dalam reaksi alergi.

Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem


kekebalan tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari
penyakit terdiri atas beberapa lapis seperti terlihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel Beberapa Lapis Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit
Pertahanan
Pertahanan Tubuh Non Spesifik Tubuh
Spesifik
Pertahanan Pertahanan
Pertahanan Pertama
Kedua Ketiga
§ Kulit § Inflamasi § Limfosit
§ Membran mukosa § Sel-sel fagosit § Antibodi
§ Rambut hidung dan silia
§ Protein antimikrobia
pada trakea
§ Cairan sekresi dari kulit
dan membran mukosa

3. Berdasarkan Mekanisme Kerja


a. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan
antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika
antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B
pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma.
Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat
antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap dan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 118


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 27 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ....IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B
pengingat akan tetap hidup dalam
waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan
primer. Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam
tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya dan menstimulasi
pembentukan sel Bplasma yang akan memproduksi antibodi.
Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.
Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan
konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih besar daripada
respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan adanya memori
imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali
antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
b. Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas
menyerang sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi secara
langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada
permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel
asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan
mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat
aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

4. Berdasarkan Cara Memperolehnya


a. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh
tubuh itu sendiri. Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami
maupun buatan.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 119


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 27 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. Kekebalan Aktif Alami
Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami
sakit akibat infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh,
orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit itu.
Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak tidak akan
terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.
2. Kekebalan Aktif Buatan
Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau
imunisasi. Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam
tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang dierikan secara
oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang
mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen. Vaksin dapat
berupa suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau
dimatikan. Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak
antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin yang
dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi pembentukan
antibodi untuk melawan antigen sehingga tubuh menjadi kebal
terhadap penyakit yang menyerangnya.
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka
waktu tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi
setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi
dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga
menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan
vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B,
pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning.
Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala
besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 120


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 28 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ....IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis
yaitu:
1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin,
dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang
telah dilemahkan
2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal
dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari
toksin (racun) mikrooganisme yang telah
dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein
mikroorganisme.
b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif.
Kekebalan pasif diperoleh setelah menerima antibodi dari luar
tubuh, baik secara alami maupun buatan.
1. Kekebalan Pasif Alami
Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah
menerima antibodi dari ibunya melalui plasenta saat masih
berada di dalam kandungan. Kekebalan ini juga dapat
diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang
mengandung banyak antibodi.
2. Kekebalan Pasif Buatan
Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara
menyuntikkan antibodi yang diekstrak dari suatu individu
ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan ini
berlangsung singkat, tetapi mampu menyembuhkan dengan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 121


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 28 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ....IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
cepat. Contohnya adalah pemberian serum antibisa ular
kepada orang yang dipatuk ular berbisa.

5. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh


a. Alergi
Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang
berlebihan terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa
debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis
makanan tertentu, misalnya udang.
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen
ke dalam tubuh yang kemudian merangsang sel B plasma untuk
menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk
ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE
yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya,
ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya,
alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan
mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang
berperan dalam proses inflamasi. Respons inflamasi ini
mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti bersin, kulit
terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan
bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian
antihistamin.
b. Autoimunitas
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan
tubuh saat antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel
tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 122


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 29 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh
gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus.
Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu :
1. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang
sel-sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan
hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan
hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang
menyerang otot lurik sehingga otot lurik mengalami
kerusakan.
3. Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang
menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat
badan menurun, kadargula darah menurun, mudah lelah,
dan pigmentasi kulit meningkat.
4. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh
sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang tubuh
dengan dua cara, yaitu :
a. Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung.
Misalnya, antibodi yang menyerang sel darah merah
sehingga menyebabkan anemia.
b. Antibodi bergabung dengan antigen sehingga
membentuk ikatan yang dianamakan kompleks imun.
Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya telah

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 123


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 30 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan
dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada penderita
lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-
sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan
semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang
menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika
terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan
terganggu.
c. Radang sendi (artritis reumatoid)
Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang
menyebabkan peradangan dalam waktu lama pada
sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan
ditandai dengan radang pada membransinovial dan
struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.
d. AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
merupakan kumpulan berbagai penyakit yang
disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T
pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan
sel B plasma dan jenis sel T lainnya. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam
melawan berbagai kuman penyakit.
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena
pada permukaan sel tersebut terdapat molekul CD4

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 124


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 31 dari 22
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ...IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul
glikoprotein pada permukaan HIV menempel ke
reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu
secara endositosis dan mulai memperbanyak diri.
Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang
terinfeksi secara eksositosis atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000
sel/mm3 darah, sedangkan pada penderita AIDS, jumlah
sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Kondisi ini
menyebabkan penderita AIDS mudah terserang
berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker
darah, dan melemahnya ingatan.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup
dengan normal dan tampak sehat,tetapi dapat
menularkan virus HIV.Penderita AIDS adalah
penderitaHIV positif yang telah menunjukkan gejala
penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang
penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS
relatif lama,yaitu antara 5-10 tahun.Bahkan ada
penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak
menjadi penderita AIDS.Hal tersebut dikarenakan virus
HIV didalam tubuh membutuhkan waktu untuk
menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita.
Ketika sistem kekebalan tubuh sudah hancur, penderita
HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS.
Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 125


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 32 dari 33
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ….IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan
hidup selama dua tahun. Gejala-gejala penyakit AIDS
yaitu :
1. Gangguan pada sistem saraf
2. Penurunan libido
3. Sakit kepala
4. Demam
5. Berkeringat pada malam hari selama berbulan-
bulan
6. Diare
7. Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau
keunguan pada sekujur tubuh
8. Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh
total
9. Terjadi penurunan berat badan secara drastic

Cara penularan virus HIV/AIDS :


1. Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS
2. Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan
penderita
3. Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS
4. Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau
dilahirkan dari seorang ibu penderita HIV/AIDS

Cara mencegah penularan HIV/AIDS :


1. Menghindari hubungan seks di luar nikah
2. Memakai jarum suntik yang steril

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 126


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 33 dari 33
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Fisiologi Sistem No. Dokumen:
Hematologi Dan Imunologi ....IK.SHDI.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3. Menghindari kontak langsung dengan penderita
HIV/AIDS yang terluka
4. Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi
HIV/AIDS

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 127


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL
IKP ASM STIKES LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Sistem Muskuloskeletal
Revisi Tanggal

Ketua
IK.ASM.STIKESM.LAB

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 45


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Muskuloskeletal terdiri dari kata “Muskulo” yang berarti otot
sedangkan Skeletal berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-
otot tubuh (ilmu = Myologi). Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh
(ilmu = Osteologi ). Muskuloskeletal disebut juga “Lokomotor”. Jadi Sistem
Muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan
ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, rangka, tendon, ligamen, bursa,
dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 128


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
a. OTOT
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi;
dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabut silindris yang
mempunyai sifat sama dengan sel jaringan lain. Semua ini diikat menjadi
berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur
kontraktil. Selain membantu pergerakan, otot juga berfungsi membantu
hipotalamus untuk mengatur panas dalam tubuh. Ada 3 jenis otot :
1. Otot Lurik (Otot Sadar, Otot Kerangka, Otot Bergaris)
Setiap serabut otot bergaris melintang karena adanya gambaran
selang –seling antara warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh
sejumlah miofibril dan diselubungi membran-membran halus
sarkolema (selaput otot). Sejumlah serabut berkumpul membentuk berkas.
Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk
membentuk otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi, akan menjadi
pendek, dan setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot
jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 129


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2. Otot Polos (otot tak sadar, otot tidak bergaris)


Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf. Otot tak sadar
ditemukan pada dinding pembulu darah dan pembulu limfe, pada dinding
saluran pencernaan dan visera (alat dalam) yang berongga, trakea, dan
bronki, pada iris dan muskulus siliaris mata, serta otot tak sadar dalam
kulit.

3. Otot Jantung
Ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot
sadar. Perbedaannya terdapat pada serabutnya yang bercabang dan
mengadakan anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun
memanjang seperti pada otot bergaris, berciri merah khas, dan tak dapat
dikendalikan kemauan). Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk
mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 130


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut miogenik yang
membedakan dengan neurogenik.
4. Otot Sfingter
Terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang masuk atau
lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat
bila berkontraksi. Contoh sfingter jantung dan sfingter pilori pada mulu
lambung, sfingter bagian dalam dan luar anus dan uretra, sfingter atau
katub antara ileus dan kolon.
Perbedaan antara Otot Polos, Otot Lurik dan Otot Jantung :
Pembeda Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung
Tempat Organ dalam Melekat pada Jantung
pembulu darah rangka
Bentuk Memanjang, Memanjang, Memanjang,
Serabut berbentuk spindel, silindris, ujung silindris, bercabang
ujung lancip tumpul dan menyatu
Jumlah 1 >1 1
Nukleus
Letak Nukleus Tengah Tepi Tengah
Garis Tidak ada Ada Ada
Melintang
Kecepatan Paling lambat Paling cepat Sedang
Kontraksi
Kemampuan Kuat kuat Kuat
Berkontraksi
Tipe Kontrol Involunter Volunter Involunter

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 131


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Ada hal terpenting dalam kontraktilitas otot, yaitu :


1. Kontraktilitas : Kemampuan untuk berkontraksi (mengembang dan
meregang)
2. Eksitabilitas : Kemampuan otot untuk merespon stimulus
3. Elastisitas : Kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah
berkontraksi/dilatasi
4. Ekstensibilitas : Kemampuan untuk streeching/meregang, otot akan
merespon dengan kuat
Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot.
Kontraksi otot akan lebih kuat bila sedang meregang dan bila suhunya cukup
panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan otot. Sedangkan untuk
karakteristik kontraksi otot dibagi menjadi 2 yakni :
1. Kontraksi Isometrik : Panjang otot tetap sedangkan tonus otot meningkat
2. Kontraksi Isotonik : Otot memendek dan tonus otot tetap
Bagian otot sendiri dibagi menjadi 3 bagian yakni Kepala otot (Musculus Caput) ,
Empal otot (Musculus Venter), Ekor otot (Musculus Caudal)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 132


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. STRUKTUR DARI OTOT

1. Tendon : Jaringan ikat yang menghubungkan antara otot dengan


tulang
2. Epimysium : Jaringan ikat fibrosa di sekitar perut otot rangka
3. Fasiculi : Bundel serat otot
4. Perimysium : Jaringan ikat sekitarnya fasiculi
5. Endomysium : Jaringan ikat yang mengelilingi serabut otot (sel otot)
6. Serat otot : Sel otot tunggal (dalam bentuk benang)
7. Sarcolemma : Membran sel yang mengelilingi serabut otot
8. Sarcoplasm : Serat otot sitoplasma yang berisi beberapa inti dan
mitokondria
9. Myofibrils : "seperti batang" struktur berjalan melalui serat otot yang
mengandung protein kontraktil aktin myosin yang memberikan otot
rangka penampilan lurik

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 133


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
10. Panjang dan diameter

11. Myofilaments aktin - mengandung aktin dengan pengikat ditutupi oleh


tropomiosin yang strategis terletak protein troponin ke mana ion kalsium
memiliki afinitas tinggi
12. Myofilaments myosin - berisi kepala bulat

Istilah Khusus pada Jaringan Otot


1. Sitoplasma disebut sarkoplasma
2. Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma
3. Membran plasma disebut sarkolema
a. Tubulus T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan
jantung yang terbentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk
seperti jari
b. Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi
tubulus T retikulum endoplasma
c. Invaginasi tubulus T dan sisterna terminal yang berdekatan terminal
yang berdekatan di kedua sisinya membentuk suatu triad.
4. Origo : Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
5. Insersi : Tempat melekatnya ekor otot
6. Fasia : Selaput pembungkus otot yang berupa jaringan
7. Tendon : Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 134
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
8. Ligamen : Jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang
c. TONUS OTOT
Otot tidak bisa istirahat benar meskipun kelihatannya demikian. Pada
hakikatnya otot selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap bereaksi
terhadap rangsangan. Misalnya kejutan lutut yang disebabkan ketukan keras pada
tendo patela mengakibatkan kontraksi ekstensor kuadrisep femoris dan sedikit
rangsangan sendi lutut. Ini refleks yang terjadi akibat rangsangan pada saraf.
Sikap tubuhpun ditentukan tingkat tonus otot. Tonus otot disebabkan oleh impuls
(potensial listrik) yang terus dialirkan oleh serabut otot untuk mempertahankan
kontraksi, yang terus menerus dikirimkan dari medula spinalis
Mekanisme Molekular Kontraksi Otot

Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua


lempeng salng tumpang tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan
menjadi lebih dekat pada filament myosin, tumpang tindih satu sama lainnya
secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filament sampai ke ujung miosin. Selama
kontraksi kuat , filament aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya
sehingga ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena
mekanisme pergeseran filament.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 135


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Kekuatan mekanisme dibentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari
filament miosin dengan filament aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan seluruh
membran serat otot akan menyebabkan reticulum sakromplasmik melepaskan ion
kalsium dalam jumlah besar yang dengan cepat dapat menembus miofribril.
Energi pada kontraksi otot

Didapat dari perubahan adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenosin difosfat


(ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang
tersedia dari pemecahan glikogen. Selanjutnya semakin hebat kerja yang
dilakukan semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan. Proses ini akan
berlangsung terus menerus sampai filamen aktin menarik membran menyentuh
ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar
untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 136


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 9 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Kelelahan Otot
1. Apabila sumber-sumber ATP diotot habis maka terjadi kelelahan pada
otot.
2. Apabila otot kekurangan oksigen maka kelelahan lebih cepat terjadi
3. Apabila tejadi kelelahan otot maka otot bergantung pada glikolisis anaerob
dan energi cadangan (simpanan glikogen)
4. Glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat yang mempengaruhi
keasaman darah yang dapat mencetuskan terjadinya asidosis metabolisme
Remodeling Otot
Dilakukan terus-menerus untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Remodeling
otot dilakukan dalam beberapa minggu.
Hipertrofi otot
1. Karena peningkatan filamen aktin dan myosin
2. Peningkatan sistem enzim, replacement dan penghancuran
Atrofi otot
1. Terjadi pada otot yang tidak digunakan
2. Karena penurunan filamen aktin dan myosin
3. Penurunan sistem enzim, replacement dan penghancuran
Klasifikasi Otot
1. Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
a. Otot sinergis, yaitu otot yang saling menduung. Contoh: otot bisep
dan otot lengan bawah (pronator) yang terdiri otot pronator
kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama
berkontraksi ke satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan
memutar.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 137


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 10 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan. Contoh:
mekanisme kerja otot bisep dan trisep dapat membengkokkan dan
meluruskan siku
2. Berdasarkan bentuk dan serabutnya :
a. Otot serabut sejajar atau bentuk kumparan
b. Otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
3. Berdasarkan jumlah kepalanya :
a. Otot berkepala dua (Bisep)
b. Otot berkepala tiga/triseps
c. Otot berkepala empat/quadriseps
4. Berdasarkan pekerjaannya :
a. Otot sinergis : otot bekerja bersama-sama
b. Otot antagonis : otot yang bekerjanya berlawanan
c. Otot abductor : otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
d. Otot abductor : otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
e. Otot fleksor : otot yang membengkokkan sendi tulang atau
melipat sendi
f. Otot ekstensor : otot yang meluruskan kembali sendi tulang
kedudukan semula
g. Otot pronator : ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
h. Otot suponator : ulna dan radial dalam keadaan menyilang
i. Endorotasi : memutar ke dalam
j. Eksorotasi : memutar ke luar
k. Dilatasi : memanjangkan otot
l. Kontraksi : memendekkan otot

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 138


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
5. Berdasarkan letaknya :
 Bagian kepala

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 139


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 12 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian :
1. Otot puncak kepala
fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga
muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 baigan :
a. M. Frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. M. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke
belakang
c. M. Parietalis
d. M. Temporalis, terletak dibagian samping kanan dan kiri
2. Otot wajah
a. M. Orbicularis Okuli : lingkar mata terdapat di sekliling mata,
fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
b. M. Levator Palpebra superior : mengangkat kelopak mata
c. M. Rectus Okuli
d. M. Oblingus Okuli : fungsinya untuk memutar mata
3. Otot mulut bibir dan pipi
a. M. triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot : sudut mulut,
fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
b. M. quadratus labii superior : otot bibir atas mempunyai origo penggir
lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
c. M. quadratus labii inferior : terdapat pada dagu merupakan kelanjutan
pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk
mimik muka ke bawah
d. M. buksinator : membentuk dinding samping rongga mulut. Origo
pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya
untuk menahan makanan waktu mengunyah.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 140


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 13 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
e. M. zigomatikus/otot pipi : untuk mengangkat dagu mulut ke atas
waktu senyum.
4. Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah
a. M. maseter : fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut
terbuka
b. M. temporalis : fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke
belakang
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang
bawah ke depan
5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk menunyah
a. M. genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
b. M. stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang

 Bagian Leher

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 141


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 14 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. M. platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada.
Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan
mengerutkan kulit bibir.
2. M. sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo
sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke
kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan
fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan.
3. M. longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.
Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang
kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala
belakang dan menggelengkan kepala.
 Bagian Bahu

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 142


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 15 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang
pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
1. M. deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan
berpangkal di bagian sisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang
belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju
besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya
mengangkat lengan sampai mendatar.
2. M. subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari
bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal
lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya
menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam.
3. M. supraspinatus (otot atas balung tualang belikat). Otot ini
berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal
lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
4. M. infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat). Otot ini
berpangkal di lekuk sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju
ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke
luar.
5. M. teres mayor (ototo lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di
siku bawah tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal
lengan. Di antara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar
terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya
bisa memutar lengan ke dalam.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 143


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 16 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
6. M. teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangakal di
siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang ke
pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.

 Bagian Dada

1. M. pektoralis mayor, Otot dada besar. Pangkalnya terdapat di ujung


tengah selangka, tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar
lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui
dada, merapatkan lengan ke dalam.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 144


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 17 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. M. pektoralis minor, Otot dada kecil. Terdapat di bawah otot dada
besar, berpangkal di iga III, IV dan V menuju ke prosesus korakoid.
Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu
3. M. Subklavikula, Otot bawah selangka. Terdapat di antara tulang
selangka dan ujung iga I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula.
Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah tulang dada
dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
4. M. seratus anterior, Otot gergaji depan. Berpangkal di iga I sampai IX
dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju
ke bawah.
5. Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot-otot sela iga
dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas.
Otot dada bagian dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu otot dada
yang membantu pernapasan terdiri dari :
a. M. interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-
tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang iga ke
atas dan ke bawah pada waktu bernapas
b. M. diaragmatikus, merupakan alat istimewa yang di tengahnya
mempunayi aponeurosis yang disebut sentrum tendineum.
Bentuknya melengkung ke atas mengahadap ke rongga toraks,
mempunyai lobang tempat lalu aorta vena kava dan esofagus.
Fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut.
Kontraksi dan relaksinya memperkecil serta memperbesar rongga
dada waktu bernapas.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 145


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 18 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Bagian Perut

1. M. abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut


dinamakan linea alba,
2. M. abdominis eksternal, otot sebelah luar. Otot yang tebal dinamakan
aponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri
dan kanan linea itu.
3. M. obliqus eskternus abdominis, lapisan sebelah luar sekali dibentuk
otot miring luar. Berpangkal pada iga V sampai iga yang bawah sekali.
Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul
(kristailiaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut
yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior
superior ke simfisis.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 146


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 19 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
4. M. obliqus internus abdominis, lapisan kedua di bawah otot dibentuk
oleh otot perut dalam. Serabut miring menuju ke atas dan ke tengah.
Aponeurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus
sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut
lurus mulai dari pedang rawan iga III di bawah dan menuju ke simfisi.
Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang.
5. M. transversus abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta
III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya
melintang dibungkus oleh muskulus rektus abdominis dan otot vagina.
6. M. apponeurosis
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau
dinding abdominal posterior :
a. M. psoas, terletak di belakang diafragma bagain bawah
mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di
dalamnya terdapt arteri, vena dan kelenjar limfe
b. M. iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang
berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon
desendens

 Punggung Bagian

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 147


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 19 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Otot yang ikut menggerakkan lengan

1. M. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang


punggung. Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya:
mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik skapula
ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
2. M. latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal pada ruas
tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang
punggung dan iga III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian
belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke
dalam.
3. M. rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari
tulang leher V, ruas tulang punggung V, di sisni menuju ke pinggir
tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke
atas dan ke tengah.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 148


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 20 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Otot antara ruas tulang belakang dan iga

1. M. seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah).


Terletak di bawah otot pungung lebar, berpangkal di fasia
lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya menarik
tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
2. M. seratus posterior superior, terletak di bawah otot belah ketupat
dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas
tulang punggung yang kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas
waktu inspirasi.
Otot punggung sejati
a. M. interspinalis transversi dan muskulus semispinalis,
terdapat di antara kiri-kanan prosesus transversus dan
prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan
tulang belakang.
b. M. sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di
samping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya
memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan
pergerakan dari ruas tulang belakang
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 149
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 21 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. M. quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os
kosta, terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan
di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang
rongga perut

 Bagian Lengan

1. Pangkal Lengan Atas


a. Muskulus biseps (Fleksor)
Otot ini meliputi 2 buah sendi : mempunyai 2 buah kepala (kaput),
Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang
pendek melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di sebelah
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 150
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 22 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah
uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya membengkokkan
lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
b. Muskulus brakialis (otot lengan dalam).
Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal
lengan. otot menuju taju di pangkal tulang hasta. Fungsinya
membengkokkan lengan bawah siku.
c. Muskulus korakobrakialis
Otot ni berpangkal di prosesus korakoid. otot menuju ke tulang
pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
d. Muskulus triseps (Ekstensor)
Mempunyai 3 buah kepala (kaput). Kepala luar berpangkal di
sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah
kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dalam dimulai di
sebelah dalam tulang pangkal lengan. Kepala panjang dimulai pada
tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang
melekat di olekrani berperan berlawanan dengan otot bisep yaitu
untuk meluruskan siku
 Pangkal Lengan Bawah

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 151


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 23 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari:
1. M. pronator teres equadratus : fungsinya pronasi tangan
2. M. spinator brevis, fungsinya supinasi tangan
3. M. Palmaris longus
4. M. Fleksor karpi radialis
5. M. Fleksor digitor sublimis
6. M. Fleksor digitorum profundus
7. M. Ekst karpi radialis longus
8. M. Ekst karpi radialis brevis
 Otot-otot sekitar panggul

Otot-otot sekitar panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal


paha. Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
1. M. psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis
menuju trokanter minor dan iliakus
2. M. iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
3. Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor.
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 152
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 24 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan
memutar tungkai ke bagian luar. Sebelah belakang bagian luar terdapat.
1. M. gluteus maksmius merupakan otot yang terbesar yang
terdapat di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya,
antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur
2. M. Glueteus medius minimus
 Otot Tungkai Atas

Otot tungkai atas (otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang
sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 153


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 25 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. Otot abduktor terdiri dari
a. M. abduktor maldanus sebelah dalam
b. M. abduktor brevis sebelah tengah
c. M. abduktor longus sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor
femoralis. Fungsinya menyelenggarkan gerakan abduksi dari
femur.
2. M. ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala empat. Otot ini
merupakan otot yang terbesar terdiri dari:
a. M. rektus femoris
b. M. vastus lateralis eksternal
c. M. vastus medialis internal
d. M. vastus intermedial
 Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang
paha terdiri dari : Biseps femoris, otot berkepala dua.
Fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan
tungkai bawah
 M. semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya
membengkokkan tungkai bawah.
 M. semi tendinosus, otot seprti urat. Fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke
dalam.
 M. sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti
pita, terdapat di bagain paha.Fungsi: eksorotasi femur
memutar ke luar pada waktu lutut mengetul, serta
membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan ke
luar.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 154


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 26 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem No. Dokumen:
Muskulosketal .....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Otot tungkai bawah
Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya
mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
1. M. ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari
telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki
2. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.
Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang
sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas
3. Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh
ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki
sebelah luar.
4. Urat akiles (tendo achlilles).
Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan
tungkai bawah lutut (muskulus popliteus).
d. TULANG

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 155


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 27 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan
tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang
ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang membentuk
berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan
dan mengatur kalsium dan fosfat.
Komponen-komponen nonselular utama dari jaringan tulang adalah
mineral-mineral dan matriks organik (kolagen dan proteolikan). Kalsium dan
fosfat membentuk suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada
matriks kolagen dan proteolikan. Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan
tulang. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70%
dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan daya rentang
tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa
proteoglikan seperti asam hialuronat.
Susunan dari beberapa tulang inipun memiliki suatu fungsi. Menurut
Syaifuddin 1994, fungsi dari sistem rangka yaitu :
1. Membantu tubuh untuk berdiri tegap/tidak rubuh
2. Melindungi organ tubuh yang lunak seperti otak, paru-paru dan jantung.
3. Tempat melekatnya otot-otot dan merupakan alat gerak pasif
4. Memberi bentuk pada bangunan tubuh
Selain itu rangka juga berfungsi menyimpanan mineral dan jaringan lemak
(adiposa), pembentukan sel darah di cavum medulla.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 156


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 28 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. Klasifikasi Rangka

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 157


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 29 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Berdasarkan letaknya
a. Axial Skeleton (membentuk sumbu tubuh) yang berfungsi
penting dalam peran proteksi dan supportif. Axial skeleton
dibagi menjadi empat pembagian, yaitu : Cranium, Sternum,
Collumna, Verteberalis
b. Tulang Tengkorak
1. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari :
a. Bagian Parietal terletak di dahi. Membentuk sisi dan
langit-langit kranium
b. Sutura sagital : yang menyatukan tulang tengkorak kiri
dan kanan
c. Sutura koronal : yang menyambungkan tulang parietal
dan tulang frontal
d. Sutura lamboideal : yang menyambungkan tulang
parietal dan tulang oksipital
2. Bagian temporal terletak di tulang samping kanan kepala
dekat dengan telinga
a. Skuamosa : merupakan bagian terbesar, merupakan
lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis.
Prosessus zigomatikum menonjol dari bagian skuamosa
pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu
dengan zigomatikus untuk membentuk arkus
zigomatiku
b. Petrous : bagian ini berisi struktur telinga tengah
dan telinga dalam

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 158


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 30 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
c. Mastoid : terletak dibelakang dan dibawah liang
telinga. Prosessus mastoid adalah tonjolan membulat
yang muda teraba dibelakag telinga
d. Timpani : struktur penyangga penting dari rongga
nasal dan berperan dalam pembentukan orbita mata
3. Bagian occipital terletak pada daerah belakang dari
tengkorak
a. Foramen magnum : pintu oval besar yang dikelilingi
tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga
kranial dan rongga spinal
b. Protuberans oksipital eksternal : suatu proyeksi yang
mencuat diatas foramen magnum
c. Kondilus oksipital : dua prosessus oval pada tulang
oksipital yang dengan berartikulasi vertebra serviks
pertama, atlas
4. Bagian spenoid letaknya berdekatan dengan tulang rongga
mata seperti tulang baji
5. Bagian ethmoid yaitu tulang yang menyusun rongga hidung
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun
kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang
yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun
bagian wajah, tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai
pelindung dari otak. Sendi yang tedapat diantara tulang-tulang
tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 159


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 31 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari :


1. Rahang bawah (mandibularis) letaknya yaitu menempel
pada tulang tengkorak bagian temporal. Hal tersebut
merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan
gerakan yang lebih bebas
2. Rahang atas (axilaris) adalah tulang yang menyusun
sebagian dari hidung dan langit-langit
3. Palatinum (tulang langit-langit) tulang yang menyusun
sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap
rongga mulut
4. Zigomatikum yaitu tulang yanga ada pada daerah pipi
5. Nasalis (tulang hidung)
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 160
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 32 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
....IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
6. Tulang lakrimal yaitu sekat tulang hidung
7. Foramen magnum, penyambung antara tulang kepala dan
leher
Sinus paranasal (frontal, ethmoidal, sfenoidal dan maksilaris)
terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak yang
berhubungan dengan rongga nasal. Sinus tersebut berfungsi
sebagai:
a. Untuk memperingan tulang-tulang kepala
b. Untuk memberikan resonansi pada suara dan membantu
dalam proses bicara
c. Untuk memproduksi mukus yang mengalir ke rongga nasal
dan membantu menghangatkan serta melembabkan udara
yang masuk Hyoid (jakun)
c. Tulang Dada

Tulang Dada Tulang dada termasak tulang pipih, terletak di


bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada
terdapat tempat lekat dari rusuk. Bersama-sama dengan rusuk,
tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 161


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 33 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
dan pembuluh darah besar dari kerusakan. Tulang dada
tersusun atas 3 tulang yaitu :
1. Tulang hulu/manubrium yaitu tulang yang terletak di bagian
atas dari tulang dada. tempat melekatknya tulang rusuk
yang pertama dan kedua.
2. Tulang Badan (corpus sterni), terletak dibagian tengah,
tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh,
gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
3. Tulang taju pedang (processusxipoideus), terletak di bagian
bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang
rawan
d. Tulang Rusuk

Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan


melengkung. Bersama-sama dengan tulang dada membentuk
rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang
rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu :
a. Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-ulang
rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-
ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 162


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 34 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
berhubungan dengan tulang dada dengan taraan tulang
rawan
b. Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini
memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk
sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-
ruans tulang belakang, sedangkan ketiga ujung tulang
bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
c. Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini
pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang. sedangkan ujung depannya bebas. Tulang rusuk
memiliki beberapa fungsi diantaranya : melindungi jantung
dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa,
dan ginjal serta membantu pemapasan
e. Ruas-Ruas Tulang Belakang

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 163


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 35 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan
bentuk tidak beraturan. Ke-33 tulang tersebut terbagi menjadi 5
bagian , yaitu :
1. Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari
tulang leher disebut tulang atlas dan ruas kedua berupa
tulang pemutar atau poros. Bentuk dari tulang atlas
memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
2. Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung.
Ruas ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya
merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
3. Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran
tulang pinggang lebilh besar dibandingkan tulang
punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian
besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
4. Lima ruas tulang selangkangan (sacrum) yang
menberbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang
pinggang.
Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang
ekor (corcyx), tersusuan atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang
belakang yang menyatu. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi
untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan
menyokong kepala dan tangan dan tempat melekatnya otot,
rusuk dan beberapa organ.
1. Appendicular Skeleton
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari
skeleton aksial. Apendikular skeleton ini terdiri dari :
a. Anggota gerak atas

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 164


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 36 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Anggota gorak bawah
c. Gelang bahu
d. Gelang panggung
Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum
dan tulang coccyx.
f. Tulang anggota gerak atas (ekstremitas superior)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 165


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 37 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas
1. Humerus/tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang
panjang/pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi
oleh tulang belikat pada bagian bawah memiliki dua
lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan
ulna.
2. Radius dan ulna/pengumpil dan hasta. Tulang ulna
berukuran lebih besar dibandingkan radius dan melekat
dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi
yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
3. Karpal/pergelangan tangan. Tersusun atas 8 buah tulang
yang saling dihubungkan oleh ligament.
4. Metakarpal/telapak tangan. Tersusun atas lima buah
tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang
pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan tulang-tulang jari (palanges).
5. Palanges (tulang jari-jari) tersusan atas 14 buah tulang
Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang. kecuali ibu jari
yang hanya tersusun atas 2 buah tulang
g. Tulang anggota gerak bawah (ekstrenatas inferior)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 166


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 38 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh :
1. Femur/tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang,
terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
2. Tibia dan fibula/tulang kering dan tulang betis. Bagian
pangkal berhubungan dengan lutut dan bagian ujung
berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang
kering lebih besar dibandingkan tulang betis karena
berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang
betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.
3. Patela tempurung lutut, terletak antara fernur dengan tibia,
bentuk segitiga. Patela berfungsi melindungi sendi lutut,
dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk
lutut.
4. Tarsal/Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek
dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah
tulang tumit.
5. Metatarsal/Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang
yang tersusun mendatar.
6. Palanges/tulang jari-jari kaki. Setiap jari tersusun atas 3
tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.
h. Tulang Gelang Bahu

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 167


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 39 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

Tulang gelang bahu ( klavikula dan scapula/belikat dan


selangka). Tulang selangka berbenluk seperti huruf “S”
berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk
membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih
hebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada
sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar. bentuk
segitiga dan pipih. terletak pada bagian belakang dari tulang
rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat
melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan tejadinya
gerakan pada sendi.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 168


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 40 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
i. Tulang Gelang Panggul

Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul.


Pada anak-anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah
tulang yaitu illiurn (bagian atas), tulang ischiun (bagian
bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dihagian belakang
dari gelang panggul terdapta tulang sakrum yang merupakan
bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan
tendapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang
menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung
terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan
ruas tulang belakang. Melindungi dan mendukung organ-organ
bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi dan sebagai
tempat tumbuh kembangnya janin.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 169


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 40 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
...IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. Berdasarkan strukturnya

a. Pars Cartilago ( tulang rawan )

Tulang rawan dibentuk oleh kondrosit (sel tulang rawan) dan


matriks tulang rawan yang tersusun dari kondrin, kolagen, dan
kalsium. Tulang rawan menjadi menjadi 3, yaitu :
1) Tulang rawan hialin : mempunyai matriks yang transparan.
Merupakan jenis tulang rawan yang paling banyak terdapa

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 170


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 41 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem No. Dokumen:
Muskulosketal ….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2) didalam tubuh manusia. Banyak terdapat di hidung, sendi
gerak dan ujung tulang rusuk.
3) Tulang rawan fibrosa : mempunyai matriks yang berisi
kolagen yang kaku. Merupakan tulang rawan yang dapat
dijumpai dibagian tubuh yang memerlukan kekuatan besar,
misalnya pada ruas tulang belakang dan lutut.
4) Tulang rawan elastik : tulang rawan elastik terbentuk dari
serabut elastik yang lentur. Tulang rawan tidak akan
mengalami perubahan menjadi tulang keras, meskipun orang
tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai didalam telinga,
cuping hidung dan epiglotis.
b. Pars ossea ( tulang sejati )

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 171


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 42 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Tulang ini berasal dari tulang rawan yang mengalami asifikasi
(pengerasan), dibentuk oleh osteosit yang banyak mengeluarkan
matriks. Matriks tulang keras mengandung sedikit kolagen dan
mengandung banyak kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor yang
terkandung dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras dan
tidak lentur. Sel-sel tulang terdiri dari 3 jenis , yakni : osteoblast,
osteosit dan osteoklast
1. Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan
mensekresi matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen
dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida
dan proteoglikan). Matriks merupakan tempat dimana garam-
garam mineral ditimbun
2. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan
fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang)
3. Osteoklast adalah sel multinuclear (berinti banyak) yang
berperan dalam penghancuran, reabsorbsi dan remodeling
tulang.
3. Berdasarkan bentuknya

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 172


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 43 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
….IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Tulang panjang (os. Longum) : tulang yang ukurannya panjangnya
terbesar. Contohnya pada tulang humerus, femur, radius, dan
ulna Tulang panjang terdiri dari 3 bagian , yakni :
a. Epifisis (epiphysis) : ujung dari bagian tulang panjang yang
mana terdapat disetiap sisi pinggir dari tulang, yang terdiri dari
jaringan kompak (compact bone) dan spongiosa (spongy bone).
Sebagai tempat pembentukan sel darah merah, sel darah putih
dan platelet.
b. Diafisis (Diaphysis) : badan atau poros dari tulang yang
membuat bagian tersebut memiliki ukuran panjang. Terdapat
pembulu darah dan serabut saraf yang juga dilapisi oleh lapisan
yellow marrow (jaringan lemak) yang berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan.
c. Metafisis (Metaphysis) : perbatasan antara epifisis dan diafisis.
Sebagai tempat pembentukan tulang baru.
d. Tulang pendek (os. Brave)/ kuboid : tulang yang ukurannya
pendek. Contohnya : tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki, exterior (sub compacta), inferior (spongiosa)
e. Tulang pipih (os. Planum) : tulang yang ukurannya lebar,
contohnya : tulang tengkorak kepala, tulang rusuk, dan sternum
f. Tulang tidak beraturan (os. Irreguler) : contohnya seperti
vertebra, tulang wajah, dan pelvis

KOMPOSISI TULANG
1. 50% terdiri dari air
2. 50% padatan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 173


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 44 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
 Organik 31% (1/3) : Terdiri dari serabut kolagen dan meteri
organik lain yang disekresi oleh osteoblast, Fleksibilitas terhadap
stretching dan twisting
 Inorganik 69% (2/3) : Terutama terdiri dari calcium phosphate
dan calsium hydroxide, Menghasilkan tulang yang keras dan
tahan terhadap tekanan.
Organik Inorganik

Anak 1 1

Dewasa 3 7

Lanjut Usia 1 4

1. Faktor Pertumbuhan Tulang


a. Nutrisi : Kecukupan vitamin dan mineral harus
terpenuhi.
b. Kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang
c. Vitamin C untuk pembentukan kolagen
d. Vitamin K dan B12 untuk sintesis protein
2. Hormon : Hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
tulang , antara lain :
a. Pituitari ( Human Growth Hormone / hGH ) : mitosis
kondrosit dan osteoblast, sintesa protein (kolagen,
kartilago, enzim)
b. Tiroid : Thyrosin ( sintesa protein menjadi energi ),
Calcitonin ( mengurangi reabsorbsi Ca dari tulang )
c. Pankreas (insulin) : membentuk energi dari glukosa
d. Paratiroid : meningkatkan reabsorbsi Ca dari tulang

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 174


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 45 dari 45
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Muskulosketal No. Dokumen:
…..IK.ASM.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
e. Ovarium/Testis (Esterogen/Testosteron) : membantu
penutupan epifisis dan membantu mempertahankan Ca
dalam tulang
3. Proses Penuaan
Demineralisasi (kehilangan mineral) atau biasa disebut juga
osteoporosis
a. Pada wanita biasa terjadi di usia 40-45 tahun dikarenakan
penurunan kadar esterogen yang sangat cepat
b. Pada laki-laki , dimulai pada usia 60 tahun dan
berlangsung secara bertahap
c. Turunnya sintesa protein yang disebabkan produksi
kolagen menurun sehingga tulang lebih keras dan mudah
fraktur, selain itu juga karena penurunan produksi hormon

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 175


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
INSTRUKSIONAL KERJA
ANATOMI SISTEM SENSORI
IKP ASS STIKES LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved
STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Anatomi Sistem Sensori
Revisi Tanggal

IK.ASS.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 18


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
...IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang
berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir
yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan
tersebut dihantarkan olehsensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ
indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang
dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon
oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan
menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 176


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
…..IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI INDRA PADA MANUSIA
Indra merupakan reseptor yang dapat menerima rangsangan atau impuls
dari luar tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor. Ada lima macam indera
yang ada pada manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap,
indra peraba dan perasa, dan indra pencium.
A. INDRA PENGLIHATAN (MATA)

Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari
bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap
rangsangan cahaya karena adaphotoreceptor di dalamnya. Di dalam
lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa
pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf.
Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 177


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
…IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem
persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat
terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik (
nervosa optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak
pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi
presepsi. Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang
berbeda setiap detik.

1. Struktur Anatomi Mata


Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang
disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang
frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid dan
palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi
mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan
saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang
berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian
mata terdiri dari.
a. Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih
buram dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang
transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola
mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.
b. Kornea
Kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya
transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan dengan
skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan
memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 178


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
....IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
epithelium, membrane , buwman, stroma, membrane descemet dan
endothelim.
c. Lapisan Koroid
Lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan
lapisan yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan darah
untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada
koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar.
Pada bagian depan koroid membentuk korpus silialis yang berlanjut
membentuk iris.
d. Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior,
bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus
pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya
cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran
pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat
otot silkuler yang mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal
yang menyebabkan kelebaran pupil.
e. Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai
pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa
merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan
diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh
ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan
ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu bagian
depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa
berisi cairan yang disebut aqueous humor , cairan ini diproduksi
oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian belakang lensa berisi
cairan vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 179


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
alensa pada tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta
memberikan makanan pada korne dan lensa . lensa tersusun dari
65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama
kalium. Lensa berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk
kedalam retina melalui mekanisme akomudasi yaitu proses
penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek
secara jelas yang beragam.
f. Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi
2/3 bola pada bagian belakang. Pada bagian depan berhubungan
dengan korpus silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian mata
yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina
terdapat lapisan berpigmen dan berhubungan dengan koroid dan
pada bagian belakng terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel
saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel
horizontar dan sel akmagrin.
Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel
kerucut dan sel rod atau sel batang. Sel kerucut berisi pigmen
lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen
tersebut akan terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen ungu
yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu pigmen pada sel
batang berfungsi untuk situasi yang kurang terang atau matahari
sedangkan pada pigmen sel kerucut berfungsi lebih pada suasana
terang dan berperan dalam pengliatan disiang hari .
Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan
rodoksin yang merupakan senyawa protein dan vitamin A apabila
terpapar sianr, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A pembentukan
kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan kelap yang disebut

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 180


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 6 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
adaptasi gelap sedangkan pigmen lembayung dari sel kerucut
merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara
retinin dan oksin. Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang
peka terhadap merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat
menagkap sprektum warna. Kerusakan pada salah satu sel kerucut
akan meyebabkan buta warna.
g. Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut
dalam retina, untuk menuju ke otak.
2. Fisiologi Penglihatan
Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi
implus saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar
fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat dan diinginkan
terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang
sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk
kemata melalui konjungtiva, korne, okueus humor, lensa dan fitreurus
humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan
(refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang
masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau
mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun
silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk
pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina
harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan).
Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan
mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk
menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ketitik retina disebut okumudasi
.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 181


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 7 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
…..IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina. Retina
merupakan bagian mata veterbrata yang peka terhadap cahaya dan
mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk dihantarkan keotak
melalui nervuesorticus (nervous cranial 2). Pada retina terdapat
lapisan saraf atau neuron yaitu neuron fotoreseptor, neuran difolar dan
neuron ganglion. Neuron merupakan reseptor yang peka terhadap
cahaya karena mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones) sel
batang mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam
putih dalam cahaya redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen
lembayung yang merupakan senyawa iodoksin yang peka terhapad
warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat sprektum
berwana dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah
dalam bayangan pertama kemudian akan diubah kembali jadi
bayangan kedua disel bifolar dan diselanjutnya menjadi bayangan
ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks penglihatan
primer untuk dihasilkan visual penglihatan.
B. INDRA PENDENGAR (TELINGA)

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 182


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 8 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus
melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa
mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu
bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah
penjelasan tentang struktur anatomi telinga.
1. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar
Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki
Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri
dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3
bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar
serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,
kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah
mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu
kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan
zat lemak setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang
dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi
menangkap dan mencegah infeksi.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan
kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas
membran tympani
Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi
dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius
berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma
langsung dari luar.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 183


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 9 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)


Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-
tulang pendengaran) dan eustachius.
a. Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang
telinga dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat
setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang
fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan
suara meuju tulang-tulang pendengaran (osikula). Cavum
timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang
berhubungan dengan antrum dengan aditus adantrum
2. Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah
3. Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah
yang berhubungan dengan tuba eustachius

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 184


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 10 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Pembagian secara fisiologi:
1. Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani, tuba
auditiva
2. (Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan
selula)
b. Osikula
Merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga
tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai
dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga telinga
dalam tulang-tulang tersebut adalah:
1. Malleus (martil)
2. Incus (landasan)
3. Stapes (sanggurdi)
Yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke
rongga telinga dalam. Yang letaknya melekat pada bagian
dalam membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga
tidak teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping
dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa,
merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani.
Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang
disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah
antrum, di dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki.
Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring
ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.
c. Saluran eustacius
Merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang
menjorok menghubungkan telinga dengan faring saluran
eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan akan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 185


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 11 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di
dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang.
Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara dapat dihindari.
Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani
berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk dalam liang telinga
dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran
berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk
meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang menggetarkan
membran timpani.
3. Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang
menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah
lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput)).
a. Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang
berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-bagian
telinga
b. Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu
saluran superior, posterior dan lateral.ketiga saluran ini saling
membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu
ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula.
Saluran semi serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam
mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan
kedudukan tubuh kita.
c. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit
dirinya seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut
melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki
bagian tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 186


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 12 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
d. koklea terdapat jendela oval (vanestra vestibuli) yang
menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan
jendela melingardan (fanestra kokhlea) yang berfungsi
sebagai reseptor suara.
Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan
tersebut bergetar jika ada bunyi, getaran tersebut merangsang
ujung-ujung saraf pendengaran (nervus auditori) oleh ujung-
ujung saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan
sebagai suara.
C. INDRA PENGECAP ( LIDAH)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki
struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering
disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 187
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 13 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup
pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap
yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup
pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-
tonjolan lidah yang disebut papilla.
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu
manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung
lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang.
Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat
dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan
dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya.
Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut
menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut
masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian
meneruskannya ke otak.
1. Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak
Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran
impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3
anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior
lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari
taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan
dari 1/3 posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari
daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di
ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk
ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa
sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 188


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 14 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex
serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang
akan memberi persepsi pengecapan yang dirasa.
2. Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat
pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus
styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu
otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar
karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila
yaitu:
a. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
b. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun
seperti huruf V di belakang lidah
c. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 189


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 15 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia,
yakni papila folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah
bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai
reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Pada
mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor
untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia,
sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-
kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil
atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas
lidah.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel
pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut
gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari
makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui
lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap
dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit.
Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :
1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3. Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
4. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang
Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah manusia
dapat digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama
kesehatan tubuh manusia.

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 190


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 16 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan
defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin
pucat semakin parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah tidak normal
menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku, menandakan masuk
angin panjang, adanya akivitas panas pada jantung Retak, adanya
ganguan pada lambung limpa dan jantung.
D. INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG)

Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena


memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut
ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle).
Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama
dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 191


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 17 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh
reseptor. Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang
berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan
Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia
sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia yang
dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang
dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang
menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal
tersebut menunjukkan bahw amakin banyak molekul yang dapat larut
dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-
benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya
adalah sebagai berikut:
1. Concha Superior
2. ConchaMedialis
3. Concha Inferior
4. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian
tengkorak yang permiable (cribriform plate) dan masuk ke olfactory
bulbs (saraf cranial yang pertama). Pada olfactory bulbs, terjadi
sinapsis dengan neuron yang menyampaikan pesan secara menyebar
ke olfactory paleocortex di lobus temporal bagian medial melalui
lateral olfactory tract. Dari olfactory paleocortex, ada jejak saraf yang
menuju medial dorsal nucleus di thalamus dan kemudian menuju
olfactory neocortex dibagian depan frontal lobes, tepatnya pada
permukaan inferior. Neuron-neuron olfactory paleocortex yang lain
akan menuju ke sistem lymbic. Bila proyeksi neuron ke thalamic-

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 192


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
STIKES Instruksional Kerja Halaman 18 dari 18
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Anatomi Sistem Sensori No. Dokumen:
….IK.ASS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
neocortical bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap
aroma, maka proyeksi neuron ke sistem lymbic bertugas sebagai
perantara respon emosional terhadap aroma

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 193


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC, 2003.

C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama,1992.

Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat . Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC, 2003

Ganong (1999), Buku Ajar Fisiologi, Edisi ke-17, EGC, Jakarta

Guyton, Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi ke-9, EGC, Jakarta

Masjoer (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Media Auscelapius, Jakarta

Price, Watson (1995), Patofisiologi, EGC, Jakarta

Pearce, EC.(1999).Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia: Jakarta

Hart DL. 1983, Human Genetics, Newyork Harper and Row Publishing

Lepreato,J. 1984, Human Nature and Biocultural Evolution, London, allen and
Unwin

Eugene Ackerman, Lunda B.M Ellis, 1988, Ilmu Biofisika, Surabaya, Airlangga
University Press.

J.F Gabriel, Fisika Kedokteran, Jakarta, EGC.

http://www.scribd.com/archive/plans?doc=79428717&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%
22%2C%22action%22%3A%22missing_page_signup%22%2C%22platform
%22%3A%22web%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%7D

Iyan daharmawan, 1987, BIOKIMIA HARPER, Jakarta , EGC

Buku Panduan Praktik Klinik Laboratorium Ilmu Biomedik D3 Keperawatan 194


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS . TA. 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai