Askep Ny.L (Evalia)
Askep Ny.L (Evalia)
L dengan SOL
Diagnosa Medis : SOL Intrakranial Multiple ec metastase
Di Ruang Kemuning 3A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1. Pengkajian
A. Identitas Pasien dan Keluarga
Nama : Ny. L
Tanggal Lahir : 7 September 1948
Usia : 69 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl purbasari 7b no 17 rt/rw 02/09 arcamanik
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Status : kawin
No. RM : 0000028695
Diagnosa Medis : SOL Intrakranial Multiple ec Metastase
Tanggal Masuk RS : 6 maret 2018
Tanggal Pengkajian : 9 maret 2018
B. Identitas Keluarga
Nama : Tn. A
Alamat : Arcamanik
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Hubungan dengan Pasien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :
Klien mengeluh nyeri kepala, berputar
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pusing berputar hilang timbul sejak 6 bulan SMRS disertai nyeri kepala yang
hilang timbul, keluarga pasien mengatakan awalnya hanya vertigo, namun beberapa saat
kemudian pasien jatuh lalu di rujuk kerumah sakit dijakarta karena jatuh mencurigain
stroke, setelah dirawat di rs jakarta dan ternyata jatuh karena terjadi gangguan
keseimbangan tubuh, lalu pasien di rujuk ke rshs, muntah (-), kejang (-) mulut mencong
(-) saat dikaji klien mengerti pembicaraan namun sulit menjawab pertanyaan yang rumit,
keluhan lemas anggota gerak (+), dan nyeri punggung menjalar ke tungkai kiri akhir-
akhir ini.
P: rasa nyeri dirasakan hilang timbul
Q: rasa nyeri dikatakan berputar-putar
R: nyeri dirasakan di kepala, dan menjalar ke punggung
S: skala nyeri tidak terkaji namun ibu bilang aduh-aduh pada score face scale skor 4
T: nyeri dirasakan tidak menentu
Klien terpasang kateter, IV cath dengan terapi cairan NaCl 0,9% dan
mendapatkan terapi obat dexametasone 3 x 1tab 0,5mg, ranitidine 2x1 tab 150g,
betahystine 3 x 1 tab 6mg, vit b complex 3 x 1 tab \, paracetamol 3 x 2 tab 500g.
Riwayat Kesehatan Dahulu :
Keluarga pasien mengatakan dahulu ibu belum pernah mengalami kanker atau
tumor, dan sehat-sehat saja sebelum sakit sering pulang pergi jakarta sendiri
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menpunyai penyakit serupa.
Riwayat Psikososial
Psikologis : Klien terlihat tenang namun pandangan mata kosong.
a. Citra Tubuh / Gambaran Diri
Tidak terkaji karena ketika ditanya klien sulit menjawab dan berpikir, klien hanya
bisa menjawab pertanyaan yang mudah saja.
b. Identitas diri
Klien adalah seorang lansia perempuan yang mempunyai anak dan cucu.
c. Peran
Klien merupakan seorang ibu, nenek. Klien seorang lansia dan mengatakan bahwa
sudah tidak lagi bekerja dan sudah tidak mengurus anak, namun sering pergi ke
tempat anak dan cucunya
d. Ideal diri
Tidak terkaji karena ketika ditanya klien sulit menjawab dan berpikir, klien hanya
bisa menjawab pertanyaan yang mudah saja.
e. Harga diri
Tidak terkaji karena ketika ditanya klien sulit menjawab dan berpikir, klien hanya
bisa menjawab pertanyaan yang mudah saja.
Riwayat Spiritual :
Selama di rawat di RS klien berhenti melaksanakan ibadah atau solat namun oleh
suami klien sering di dengarkan solawat, bacaan alquran.
Riwayat ADL :
Ket: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat, 4 =
tergantung total
3. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
Nyeri : 4 (Skala 0-10)
- TTV
TD 120/70mHg, Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,6°C.
- Antropometri
BB setelah sakit 45 Kg. TB 155 cm
IMT = 18,75 (Normal)
LLA = 23,5cm
BB sebelum sakit 50kg purunan bb 5 kg selama 3 bulan
- Head To Toe
a. Kepala:
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut rontok, lepek
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, rambut lengket
Mata: Inspeksi : Bentuk simetris, Konjungtiva tampak anemis, ikterik, ada nyeri
tekan sekitar mata, terdapat arcus sinilis.
Hidung : Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada Pernapasan cuping hidung, Jalan
masuk udara paten, tidak ada polip atau sekret. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
terpasang NGT.
Mulut : Inspeksi : Bentuk simetris, mukosa mulut lembab, reflek menelan dapat
namun lidah kadang tidak mengikut perintah, bibir berwarna merah pucat, lidah
berwarna merah muda, gigi terdapat karies.
Telinga: Inspeksi: Telinga kanan-kiri simetris, lesi (-), bersih, keluaran (-).
Palpasi: benjolan (-), nyeri tekan (-).
b. Leher :
Inspeksi : bentuk simetris.
Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun kelenjar tiroid, JVP
tidak terkaji
Auskultasi : tidak ada suara tambahan bruit
c. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk.
Paru – paru :
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, RR 20x/mnit, tidak ada batuk, tidak ada alat
bantu nafas
Perkusi : Saat diperkusi terdengar resonan di semua lapang paru
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Saat di aukultasi terdengar vesikuler di semua lapang paru, tidak ada
ronkhi maupun whezing.
Jantung :
Perkusi : terdengar dullnes
Auskultasi : Terdengar suara S1 (lub) dan S2 (dub), HR : 80 x /menit murni
reguler
d. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut cembung, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, teraba hepar
namun samar-samar.
Auskultasi : Bising usus terdengar di kuadran kiri atas, frekuensi : 12 x/menit,
tidak ada suara bruit.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hepar, tidak ada
pembesaran limpa, tidak ada distensi kandung kencing.
Perkusi : Saat diperkusi terdengar timpani di semua kuadran.
e. Genital : bersih, tidak ada kemerah, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
f. Ekstermitas
Ekstermitas atas :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan, akral dingin, pergerakan bebas tidak
ada oedema maupun lesi, crt <2detik, turgor baik namun kulit kering, kuku kotor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot
Perkusi : Reflek brahialis (+), reflek radialis (+)
Ekstremitas bawah :
Inspeksi : terdapat amputasi jempol kaki kanan, penebalan kuku, dikaki kanan
terlihat warna kulit berbeda lebih menggelap, terdapat lesi
Kekuatan otot
4 4
3 2
Pengkajian Neurovaskular
Pasien sadar namun disorientasi tempat, waktu, masih dapat menjawab
pertanyaan yang mudah saja seperti pertanyaan ya tidak, pasien dapat mlihat dan dapat
mnyebutkan warna, namun ketika ditanya tulisan pasien bingung tetapi pasien tau disitu
ada bacaan tapi tidak bisa membaca, pasien tidak bisa mengitung angka mudah seperti
5+2, 2+2. Dengan suaminya pun pasien sulit bicara bukan karena tidak mengerti namun
sulit berfikir.
Saraf VII Fasialis Parase kanan sentral, raca kecap masih baik, masih dapat
menyegir/ tertawa dan mengangkat alis.
Saraf VIII Tidak ada gangguan pendengaran, namun jika berbicara
Vestibulokoklearis harus lebih keras, saat diperiksa “past pointing test” pasien
tangan kanan sama sekali tidak berespon namun tangan
kiri dapat dilakukan tapi jika mata terbuka dan masih sulit
menandakan keseimbangan pasien belum normal.
Saraf IX, X Pasien mampu menelan, dan mengunyah.
Glosofaringeal dan
Vagus
Saraf XI Asesorius Sulit dikaji, karena pasien ekstremitas lemah namun jari
masih dapat digerakan sebelah kiri.
Saraf XII Hipoglosus Lidah deviasi ke kiri
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Terapi
a. Terapi cairan NaCl 0,9% = 1500 cc/24jam
b. Dexametason tab 3 x 1 0,5mg NGT
Dexamethasone merupakan kelompok obat kortikosteroid. Obat ini bekerja
dengan cara mencegah pelepasan zat-zat di dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.
Obat ini digunakan untuk mengurangi gejala pembengkakan dan alergi. Beberapa efek
samping dexamethasone yang umum adalah: badan terasa lelah atau lemas, gangguan
pola tidur, sakit kepala, vertigo, keringat berlebihan, jerawat, kulit kering dan menipis
serta gampang memar, Pertumbuhan rambut yang tidak biasa, perubahan suasana hati
seperti depresi dan mudah tersinggung, mudah haus, sering buang air kecil, nyeri otot,
nyeri pada sendi atau/dan tulang, sakit perut atau perut terasa kembung, rentan terhadap
infeksi. Laporkan bila : masalah dengan penglihatan, pembengkakan, kenaikan berat
badan yang cepat, merasa sesak napas, depresi berat, pikiran atau perilaku yang tidak
biasa, kejang, tinja berdarah atau hitam seperti aspal, batuk darah, pankreatitis (sakit
parah di perut bagian atas menyebar ke punggung, mual dan muntah, detak jantung
cepat), kalium rendah (kebingungan, denyut jantung tidak reguler, rasa haus yang
ekstrim, peningkatan buang air kecil, rasa tidak nyaman pada kaki, kelemahan otot atau
perasaan lemas) atau tekanan darah tinggi yang berbahaya (sakit kepala parah,
penglihatan kabur, telinga berdengung, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, sesak
napas, detak jantung yang tidak reguler, kejang.
c. Ranitidin tab 2 x 1 150mg NGT
Ranitidin adalah obat maag yang termasuk dalam golongan antihistamin, lebih
tepatnya disebut H2-antagonis. Ranitidin digunakan untuk mengurangi produksi asam
lambung sehingga dapat mengurangi rasa nyeri uluhati akibat ulkus atau tukak lambung,
dan masalah asam lambung tinggi lainnya. Efek samping diare atau sembeli, mual, sakit
kepala dan pusing.
d. Betahistin tab 3 x 1 6mg NGT
Betahistine adalah obat untuk mengatasi gejala penyakit meniere berupa vertigo
atau pusing, telinga berdenging (tinnitus), dan pendengaran menurun. Obat ini bekerja
dengan cara mempengaruhi reseptor histamin di telinga bagian dalam, yakni sebagai
antagonis reseptor histamin H3 sekaligus agonis reseptor histamin H1. Beberapa efek
samping yang bisa terjadi akibat mengonsumsi obat betahistine adalah, merasa mual,
gangguan pencernaan, sakit kepala, perut kembung.
e. B complex tab 3x1 NGT
Vitamin B Kompleks sangat penting untuk menjaga pencernaan yang benar. Yaitu
yang membantu produksi HCl (asam klorida ), untuk membantu pemecahan lemak,
protein dan karbohidrat. Terutama yang digunakan untuk membantu fungsi pencernaan
adalah vitamin B1, vitamin B2, Vitamin B3 dan Vitamin B6.
f. Paracetamol 3x2 500mg NGT
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer
dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta
demam. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen,
parasetamol tak memiliki sifat antiradang, jarang menimbulkan efek samping namun bila
mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan, urin berwarna gelap,
feses berwarna pucat, kuning pada kulit dan mata.
6. Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: SOL Gangguan proses
- Keluarga mengatakan ↓ fikir
kadang sering marah-marah Menekan jaringan sekitar
- Keluarga mengatakan ↓
pasien sulit berfikir Inflamasi
DO: ↓
- Klien tidak mampu Gangguan suplai darah
mengatakan klien sedang ↓
dimana, ketika ditanyai Gangguan fungsi otak yang
waktu klien tidak tahu terkena
tanggal dan jam namun tau ↓
pada siang hari karena Kebingungan, disorientasi,
terang akalkulia, agrafia, afasia
- Klien mengalami penurunan ↓
kemampuan proses pikir Gangguan proses fikit
karena sulit berfikit
pertanyaan yang rumit
- Klien dapat melihat warna
dan bacaan namun tidak
dapat membaca
- Klien tidak dapat
menghitung 2+2 atau 5+2
perhitungan yang mudah
sekalipun
- Rentang perhatian menurun
2. DS: SOL Hambatan mobilitas
- keluarga dan klien ↓ fisik
mengatakan merasa lemah Menekan jaringan sekitar
anggota badan dan aktivitas ↓
terganggu. Inflamasi
- Keluarga mengatakan tangan ↓
kanan leboh lemas daripada Terganggunya saraf motoric
kiri ↓
DO: Kelemahan pada otot
- kekuatan otot klien klien ↓
4 4 Hambatan mobilitas fisik
3 2
3. DS: SOL↓ Nyeri akut
- keluarga mengatakan klien ↓
sering kesakitan dan Bertambah masa
berbicara aduh-aduh hilang ↓
timbul Penyerapan cairan ke otak
DO: ↓
- HR : 80 x/menit Obstruksi vena di otak
TD : 120/80 mmHg ↓
RR :20 x/menit oedema
T : 36,6 oC ↓
- Abses cerebri Peningkatan TIK
↓
Traksi atau pergeseran struktur
peka vena nyeri
↓
Nyeri akut
4. DS : SOL Defisit perawatan
- Klien mengatakan bahwa ↓ diri
klien membutuhkan bantuan Menekan jaringan sekitar
oranglain untuk melakukan ↓
kegiatan sehari-hari seperti Inflamasi
mandi, berpakaian dan ↓
toileting Terganggunya saraf motoric
- Klien mengatakan belum ↓
potong kuku, sikat gigi dan Kelemahan pada otot
keramas semenjak masuk ↓
rumah sakit Gangguan mobilitas
DO : ↓
- Klien menggunakan popok Kelemahan pada otot
- Klien masih bedrest anggota ↓
tubuh lemas Perlu bantuan untuk memenuhi
- Kuku panjang dan terdapat ADL
kotoran hitam ↓
- Rambut lepek Defisit perawatan diri
- Gigi karies
- Kekuatan otot
4 4
3 2
5. DS : SOL Ketidakseimbangan
- Keluarga mengatakan ↓ nutri kurang dari
pasien ada keinginan makan Menekan jaringan sekitar kebutuhan
tapi saat masuk mulut susah ↓
lidahnya makanan kembali Inflamasi
- Kadang tidak mau makan ↓
pasien menolak Menekan batang otak
DO: ↓
- N XII deviasi ke kiri, lidah Menekan saraf kranial
susah mengikuti perintah ↓
- Bising usus 12x/menit Kerusakan pada nervus XII
- Klien terlihat lemas hypoglossus
- Konjungtiva pucat ↓
- Klien selama di rs Lidah deviasi ke kiri
makan/minum, mandi, ↓
berpakaian, mobilitas di Makanan sulit dicerna
tempat tidur ↓
Tidak nafsu makan
↓
Ketidakseimbangan nutri
kurang dari kebutuhan
6. DS: SOL Resiko injury
- Keluarga mengatakan ↓
pasien pernah membuka Menekan jaringan sekitar
infus sendiri pada malam ↓
hari Inflamasi
- Keluarga mengatakan sehari ↓
sebelumnya diikat Menekan batang otak
tangannya karena ngigau ↓
dan mencabut alat yang Kebingungan dan disorientasi,
dipasang seperti NGT, infus perubahan status emosional
secara tidak sadar ↓
DO: Terpasang alat infus, NGT
- Pasien kebingungan dan ↓
disorientasi Resiko injuri
- Perubahan emosional pasien
dengan ara yang terganggu
di otak
1,2,4,5,6 10 maret - Kaji ulang dan stimulasi - Pasien masih sulit diajak
2018 proses pikir pasien mengobrol, namun untuk terus
Pkl 07.00 - Melakukan ROM menstimulasi pasien
s/d - Kaji ulang nyeri - Keluarga sudah mulai melakukan
selesai - Bed making mika miki dan ROM dan
- Oral hygine, personal memandikan pasien
hygiene, potong kuku - Makanan masuk lewat diat lunak
ajarkan keluarga - Dengan di motivasi dan ditemani
- Memberi makan melalui pasien mau makan
NGT, stimulasi
mngunyah dan lidah
- Motivasi pasien untuk
mau makan
- Berikan lingkungan
aman, pasang side rail
- Anjurkan keluarga untuk
selalu menemani pasien
1, 2, 4,5 11 maret - Kaji ulang dan stimulasi - Pasien sedikit demi sedikit bisa
2018 proses pikir pasien berbicara agak panjang, pa jangan
Pkl 14.00 - Melakukan ROM lama-lama ya namun masih sulit
s/d - Kaji ulang nyeri menjawab pertanyaan sulit
selesai - Bed making - Ketika ditanyakan kepalanya
- Oral hygine sakit menjawab tidak , sudah
- Memberi makan NGT mandi menjawab gatau ya lupa
- Motivasi pasien untuk - Namun pasien masih terlihat
mau makan lemas tangannya masih sulit
digerakan kecuali yang kanan
- Kaki dapat digerakan telapaknya.
10. Catatan Perkembangan : SOAP
Nama Pasien : Ny. L Ruangan : Ruang Azalea
No Medrek : Nama Mahasiswa : Evalia
1,2,3,4, 2 maret S : Pasien mengatakan sudah bisa makan sudah tidak mual,
5 2018 ti ketidaknyamanan (nyeri) sudah jarang muncul, pasien
Pkl 08.00 mngatakan antusia dan telah mengerti dan bisa
s/d menyebutkan kembali apa yang tlah dianjarkan, pasien
selesai mngatakan semangat untuk sembuh
O : TD 110/70 mmHg, RR : 19 x/menit, HR : 80 x/menit
T : 36,5oC, nyeri sudah jarang timbul walaupun timbul
tidak terlalu nyeri, badan bersih, rambut brsih, kuku
kotor dan dibersihlan, makan sudah ½ porsi, gerak rom
mandiri, shareing tentag kluarga anak cucu dan harapan
untuk segra sembuh
A : pasien sudah tenang, bicara sangat trbuka, bercerita
tanpa diminta, masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Berikut informasi verbal dan tertulis kepada pasien dan orang terdekat tentang hal
berikut ini :
a. Tindakan keamanan khusus terhadap deficit sensori, deficit motoric, inkoordinasi,
deficit kognitif, dan kejang
b. Tindakan untuk meningkatkan komunikasi pada kasus afasia
c. Latihan yang meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas, tindakan untuk mencegah
kontraktur dan kerusakan kulit, teknik pemindahan dan mekanik tubuh yang tepat,
penggunaan alat bantu, dan tindakan lain yang meningkatkan kemandirian dalam AKS
d. Tindakan untuk menghilangkan nyeri, mualm atau ketidaknyamanan lain
e. Indikasi konstipasi, retensi urine, atau infeksi saluran kemih; implentesi gram kandung
kemih dan usus; dan jika tepat, perawatan kateter indwelling
f. Tindakan pertolongan pertama untuk kejang
g. Penyebab PTIK dan tindakan untuk mencegahnya
h. Tindakan yang membantu reorientasi dan menghadapi masalah perilaku atau kognitif,
serta berkomunikasi dengan pasien dengan mempertimbangkan deficit kognitif
i. Jika pasien tirah baring jangan lupa miring kanan dan kiri serta ROM pasif untuk
mncegah dekubitus dan meningkatkan kekuatan otot
j. Jika pasien sudah bisa berjalan perthatikan resiko jatuh karena pasien tumor otak
biasanya ataksia, gangguan keseimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC.
Nanda Internasional. 2015. Diagnosa Kep[erawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta:EGC.
Satyanegara. 2014. Ilmu Bedah Syaraf Edisi 5. Jakarta Percetakan PT Gramedia.
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
220112170507
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018