Ipi440578 PDF
Ipi440578 PDF
2016
KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT
PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI TAMBANG BATUBARA
PT. RIAN PRATAMA MANDIRI KABUPATEN TANAH LAUT
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Abstrak
PT. Rian Pratama Mandiri (RPM) adalah salah satu perusahaan kontraktor pertambangan yang bergerak dalam
penambangan batubara. PT. Rian Pratama Mandiri melaksanakan kegiatan penambangan di lokasi izin
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) site Asam-Asam Timur milik PT. Arutmin
Indonesia dengan luas area 2.498 Ha di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.
Sistem penambangan yang dipakai adalah open pit mining.
Pit RPM adalah salah satu pit yang ada di PT. Rian Pratama Mandiri. Kegiatan penambangan dimulai dengan
melakukan pengupasan overburden sebelum melakukan coal getting. Dalam melakukan pengupasan overburden
di pit RPM, peralatan yang digunakan adalah backhoe Doosan S500LC-V dengan kapasitas bucket 3,2 m3 yang
menggunakan metode pemuatan single back-up dan top loading. Alat angkut yang digunakan adalah truk jungkit
Hino 700ZS 4141 dengan kapasitas bak 18 m3. Pit RPM akan meningkatkan nilai stripping ratio sehingga target
produksi pengupasan overburden yang harus dicapai adalah 515 BCM/jam.
Perhitungan produksi pengupasan menggunakan simulasi teori antrian yang memasukkan parameter waktu
tunggu alat angkut pada waktu edar alat angkut. Setelah dilakukan perhitungan dengan simulasi teori antrian
diketahui produksi pengupasan saat ini yaitu 385,00 BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 1
0,64; fleet 2 0,81 dan fleet 3 0,68. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi adalah kondisi kerja, volume
penggalian serta pemuatan, efisiensi operasi dan keserasian kerja alat. Rekomendasi yang diberikan untuk
meningkatkan produksi yaitu perbaikan geometri jalan dan area pemuatan yang tidak sesuai standar,
penambahan jumlah curah bucket pada material claystone dari 4 curah menjadi 5 curah, mengurangi hambatan
kerja mekanis dan operasi, dan penambahan jumlah alat angkut masing-masing satu unit pada fleet 1 dan fleet 3.
Produksi pengupasan berdasarkan simulasi dengan teori antrian akan meningkat menjadi 520,38 BCM/jam
dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 1 1,01; fleet 2 0,97 dan fleet 3 0,91.
Kata kunci: Produksi Overburden, Alat Gali-Muat, Alat Angkut, Simulasi Antrian
87
Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut … Ardyan Febrianto
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah satu adalah selebar ±21 m, loading point dua selebar
mengetahui kemampuan produksi alat gali-muat dan ±15 m dan loading point tiga selebar ±17 m. Lebar
alat angkut saat ini, menganalisa faktor-faktor yang area pemuatan dibentuk oleh backhoe dan dibantu
mempengaruhi produksi alat gali-muat dan alat oleh bulldozer.
angkut., memberikan rekomendasi perubahan pada
parameter produktivitas alat untuk mencapai sasaran
produksi yang direncanakan.
Lokasi daerah penelitian PT. RPM secara LP
2
administratif terletak di Desa Pandansari, Kecamatan
Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan LP
1
Selatan. Secara astronomis terletak pada koordinat
3°48’44,48” – 3°54’39,53” LS, dan 115°05’43,91” –
115°15’51,52” BT. LP
3
2. HASIL PENELITIAN
Peralatan DP
3
Pekerjaan pengupasan overburden di Pit RPM
dilakukan dengan tiga fleet kombinasi backhoe
berupa backhoe Doosan S500LC-V Giant dengan DP
1
DP
2
kapasitas bucket 3,2 m3 dan dump truck berupa dump
truck Hino 700 ZS4141 dengan kapasitas bak 18 m3.
Unit yang bekerja setiap fleet terlihat pada tabel 1. Gambar 1. Skema Jalan Angkut Tambang Pit RPM
89
Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut … Ardyan Febrianto
3. PEMBAHASAN digunakan dengan beberapa pertimbangan.
Pertimbangannya adalah jenis bak dump truck, grade
Kemampuan Produksi Alat Gali-Muat dan Alat
jalan maksimal yang diijinkan dan kapasitas dump
Angkut
truck terlihat pada tabel 10.
Kemampuan produksi pengupasan berdasarkan
produktivitas alat gali-muat dan alat angkut secara Tabel 8. Perbandingan Lebar dan Grade Jalan
terpisah memiliki kekurangan maka produksi fleet Saat Ini dengan Standar
dengan simulasi antrian dapat menjadi parameter
Lebar Jalan Grade Jalan
produksi pengupasan yang lebih tepat dan lebih Seg (m) (%) Keterangan
mendekati keadaan asli di lapangan. Gambar 2 Skrg Stand Skrg Maks
menggambarkan produktivitas alat angkut dan C-C' 11 6 16 15 Grade perlu diperbaiki
produksi fleet belum mencapai sasaran produksi yang I'-I 11 6 -18 -15 Grade perlu diperbaiki
direncanakan. K-K' 12 10 17 15 Grade perlu diperbaiki
L-L' 11 10 15 15 Grade perlu diperhatikan
M-
Grade perlu diperbaiki
M' 20 15 19 15
P-P' 11 10 19 15 Grade perlu diperbaiki
Q-Q' 11 15 14 15 Lebar perlu diperbaiki
R-R' 11 10 16 15 Grade perlu diperbaiki
T-T' 6 6 19 15 Grade perlu diperbaiki
Grade perlu diperhatikan,
U-U' 6 15 15
7 lebar perlu diperbaiki
Grade dan lebar perlu
V'-V 6 -19 -15
7 diperbaiki
X'-X 6 6 -15 -15 Grade perlu diperhatikan
90
Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut … Ardyan Febrianto
Tabel 11. Efisiensi Operasi Alat Saat Ini dan Rencana tetapi belum mencapai sasaran produksi yang
diinginkan.
Eff Op (%) Eff Op rata2 (%)
Fleet Unit
Skrg Rencana Skrg Rencana Rekomendasi akhir yang diberikan adalah melakukan
BH 79,81 87,29 pilihan pertama hingga pilhan keempat dengan
1 84,79 88,75
DT 89,78 90,21 pertimbangan memasukkan pilihan pertama adalah
BH 79,55 87,20 kondisi kerja yang baik akan menjaga maksimalnya
2 81,06 87,27
DT 82,56 87,34 pekerjaan produksi. Rekomendasi akhir akan
BH 88,57 89,43 meningkatkan produksi sebesar 35,16 % dan telah
3 83,76 87,50
DT 78,95 85,57
mencapai sasaran produksi yang diinginkan.
Keserasian Kerja
Menggunakan grafik efisiensi kerja alat dengan
jumlah yang berbeda dapat menunjukkan faktor kerja
backhoe yang kurang dari 80 % dengan waktu tunggu
lebih dari satu menit yang berarti kurang baik. Perlu
dilakukan penambahan jumlah dump truck di fleet
pertama dan fleet ketiga agar faktor kerja backhoe
dapat meningkat menjadi lebih dari 80 %.
Tabel 12. Keserasian Kerja Alat Saat Ini dan Rencana
Fleet 1 2 3
Kond Skrg Renc Skrg Renc Skrg Renc
Jmlh Gambar 3. Grafik Peningkatan Produksi dengan
1 1 1 1 1 1
BH Rekomendasi Akhir
Jml
3 4 4 4 3 4 Tabel 13. Pengaruh Rekomendasi Akhir terhadap
DT
MF 0,64 0,85 0,81 0,81 0,68 0,91 Faktor Produksi
Fleet 1 2 3
Rekomendasi untuk Peningkatan Produksi Jumlah Backhoe 1 1 1
Setelah dilakukan analisa data yang ada maka untuk Jumlah Dump Truck 4 4 4
Jumlah Curah Bucket 5 5 4
meningkatkan kemampuan produksi pengupasan
Efisiensi Operasi, % 88,75 87,27 87,50%
yang ada di Pit RPM dapat dilakukan dengan cara
Produktivitas Backhoe,
sebagai berikut: BCM/jam 214,63 193,47 274,48
1) Memperbaiki kondisi area pemuatan dan jalan Produktivitas Dump
angkut yang belum mencapai standar agar 221,19 179,64 239,36
Truck, BCM/jam
mendukung kegiatan pemuatan dan Produksi Fleet,
pengangkutan. BCM/jam 175,33 149,15 195,89
2) Meningkatkan jumlah curah backhoe dari empat Match Factor 1,01 0,97 0,91
curah menjadi lima curah pada material clasytone
yaitu pada loading point satu dan loading point
4. KESIMPULAN DAN SARAN
dua sehingga meningkatkan material yang
diangkut tiap siklus kerja. Pilihan ini dapat Kesimpulan
meningkatkan produksi fleet sebesar 8,35 %, Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
tetapi belum mencapai sasaran produksi yang adalah sebagai berikut:
diinginkan. 1. Sasaran produksi Pit RPM dengan peningkatan nilai
3) Meningkatkan efisiensi operasi yang sebelumnya stripping ratio adalah 515 BCM/jam. Produksi total
berada di bawah standar 85 % dengan melakukan dengan tiga fleet saat ini yang terdiri atas satu unit
pengurangan hambatan kerja sebesar 50 % pada alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant
waktu perbaikan dan menerapkan aturan dan tiga unit alat angkut dump truck Hino 700ZS
pemanasan dan pendinginan masing-masing 4141 di fleet pertama, satu unit alat gali-muat
maksimal lima menit setiap shift, pilihan ini dapat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan empat unit
meningkatkan produksi sebesar 5,54 %, tetapi alat angkut dump truck Hino 700ZS 4141 di fleet
belum mencapai sasaran produksi yang kedua, satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S
diinginkan. 500LC-V Giant dan tiga unit alat angkut dump truck
4) Meningkatkan keserasian kerja untuk fleet yang Hino 700ZS 4141 di fleet ketiga pada saat ini adalah
memiliki faktor kerja backhoe di bawah 80 % sebesar 385,00 BCM/jam, sehingga produksi
dengan menambah masing-masing satu unit dump pengupasan pada saat ini belum mencapai sasaran
truck di fleet pertama dan fleet ketiga. Pilihan ini produksi sebesar 515 BCM/jam.
dapat meningkatkan produksi sebesar 19,28 %,
91
Kajian Teknis Produksi Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut … Ardyan Febrianto
2. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi fleet Produksi fleet total dengan tiga fleet rencana yang
adalah: terdiri atas satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S
a. Kondisi kerja yang mempengaruhi produksi 500LC-V Giant dan empat unit alat angkut dump truck
terdiri atas kondisi jalan angkut dan kondisi Hino 700ZS 4141 di fleet pertama, satu unit alat gali-
area pemuatan. Segmen jalan C, I, K, M, P, Q, muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan empat unit
R, T, U, V, W belum memenuhi standar alat angkut dump truck Hino 700ZS 4141 di fleet kedua,
minimum lebar jalan yaitu 15 meter pada satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V
tikungan dan 10 meter pada jalan lurus serta Giant dan empat unit alat angkut dump truck Hino
grade jalan maksimal yang diijinkan 15 %. 700ZS 4141 di fleet ketiga yang dihasilkan adalah
Lebar area pemuatan di loading point 2 dan sebesar 520,38 BCM/jam dan mencapai sasaran
loading point 3 kurang dari standar minimum produksi yang diinginkan sebesar 515 BCM/jam.
lebar area pemuatan standar yaitu 20 m.
Saran
b. Volume penggalian serta pemuatan yang Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
belum optimal dengan jumlah curah mangkuk pembahasan adalah:
backhoe saat ini berjumlah empat curah yang 1. Peningkatan pengawasan terhadap pekerjaan
dapat ditambah hingga lima curah pada penggalian, pemuatan, pengangkutan dan
loading point satu dan loading point dua dan penimbunan diperlukan agar produksi pengupasan
masih dapat diatasi baik volume ataupun overburden berjalan sesuai dengan rencana.
tonase oleh dump truck.
2. Pengadaan pelatihan untuk operator dan driver
c. Efisiensi operasi yang terdiri atas kesediaan yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan di
dan penggunaan alat. Efisiensi operasi unit lapangan.
backhoe pada fleet pertama dan kedua serta
3. Pengadaan standar prosedur untuk operasi
unit dump truck pada fleet kedua dan ketiga
pengupasan sehingga pekerjaan pengupasan
belum mencapai standar minimum operasi
memiliki acuan kerja.
yang baik yaitu sebesar 85 %. Hal tersebut
disebabkan oleh besarnya hambatan kerja
mekanis dan operasi.
5. DAFTAR PUSTAKA
d. Keserasian kerja alat di loading point satu dan
Abramson, W.L., Thomas S.L., Sharma S., dan
loading point tiga rendah dengan nilai masing-
Boyce G.M., 1996, Slope Stability and
masing 0,64 dan 0,68 yang menyebabkan
Stabilization Methods, Canada, John Wiley
faktor kerja alat di bawah 80 % dan waktu
& Sons Inc, Edisi I.
tunggu di atas 60 detik. Hal tersebut
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Perencanaan
disebabkan oleh kurangnya jumlah alat
Penanggulangan Longsoran, Yayasan
angkut.
Badan Penerbit PU, Jakarta.
3. Rekomendasi peningkatan produksi: Bieniawski, Z.T., 1973, Engineering rock mass
a. Perbaikan lebar dan grade jalan angkut yang classifications, Professor of Mineral
belum memenuhi standar minimum serta Engineering and Director Mining and
perbaikan lebar area pemuatan sesuai standar Resources Research Institute The Pennsylvia
minimum. State University.
Giani Paolo Gian, 1992, Rock Slope Stability
b. Penambahan jumlah curah pada material
Analysis, AA Balkema, Rotterdam.
claystone di loading point satu dan loading
Made Astawa Rai, 1993, Pit Design (Analisis
point dua dari empat curah menjadi lima
Kemantapan Lereng), Direktorat Jendral
curah.
Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan
c. Pengurangan hambatan kerja mekanis sebesar Tenaga Pertambangan, Bandung.
50 % pada hambatan yang memiliki hambatan Sitanala Arsyad, 2006, Konservasi Tanah dan Air,
mekanis lebih dari 300 menit, pengaturan IPB Press, Bogor.
waktu pemanasan dan pendinginan masing- _______, 2008, Diktat Kuliah Geoteknik, Universitas
masing maksimal lima menit per shift untuk Pembangunan Nasional “Veteran”
mengurangi hambatan operasi. Yogyakarta, Yogyakarta.
_______, 2014, Biro Perencanaan dan Pengawasan
d. Penambahan satu unit alat angkut masing-
Tambang, PT. Semen Indonesia (Persero).
masing pada fleet pertama dan fleet ketiga
untuk meningkatkan keserasian kerja.
92