Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi


normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.Penelitian di
bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap
kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal.
Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan
penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada
makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia
internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).

Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang


memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga
kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk
memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi
tersebut diuraiakan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan
dan kelembahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat
tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya
vitamin C tetapi kurang vitamin A.

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka


akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan
sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan
yang satu akan dilengkapi
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi
molekular, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi

1
untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu
penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari
banyak penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh
berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level
yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti
dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga membantu
pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan
komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit,
penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu
efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek
samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya
dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui zat gizi yang digunakan sebagai obat
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian zat gizi dan obat
2. Untuk mengetahui pengelompokkan zat gizi
3. Untuk mengetahui fungsi zat gizi
4. Untuk mengetahui berbagai zat-zat gizi yang digunakan sebagai
obat

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Zat Gizi dan Obat


Gizi/nutrisi mengandung nutrien/zat gizi. Zat gizi adalah zat yang
terkandung dalam suatu makanan dan diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan
serta mengatur proses – proses kehidupan.
Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah,
meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut undang-
undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk
dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk
memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

2.2 Pengelompokan Zat Gizi


Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan
mikronutrien.
 Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai
energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan
aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein,
makromineral dan air.

3
 Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari :
- Karbohidrat – Glukosa; serat.
- Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin;
fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensial.
- Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
- Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium;
zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom
fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
- Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E
(tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin;
folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat; vitamin C.
- Air

2.3 Fungsi Zat Gizi


Beberapa fungsi zat gizi bagi kehidupan ialah :
 Memberi energi (zat pembakar) – karbohidrat, lemak dan protein,
merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar
dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
 Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) –
Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,
memelihara, dan menganti sel yang rusak.
 Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan
vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam
sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat
infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam
tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu

4
tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain
proses tubuh.

2.4 Zat Gizi yang Digunakan Sebagai Obat


 Karbohidrat.
Dalam keadaan pasien lemah,hilang kesadaran dan tidak ada asupan
makanan sama sekali, pasien diberikan terapi cairan infus yang
didalamnya berisi Glukosa atau dextrosa. Ada yang kandungannya 5
persen dan 10 persen. glukosa diberikan karena secara cepat dapat
diserap tubuh dan digunakan sebagai energi buat pasien dan terutama
juga mencegah pasien agar tidak hipoglikemia yang bisa
membahayakan jiwa pasien.
Inulin merupakan salah satu jenis serat dan sumber karbohidrat
yang berasal dari tumbuhan. Inulin bersifat prebiotik yang artinya dapat
memberikan bakteri baik untuk proses pencernaan di usus.
Inulin sering digunakan dalam medis dan farmasi karena dapat
mengurangi resiko kanker usus besar dan menormalkan kadar gula
darah pada penderita diabetes. Inulin diketahui dapat membantu
metabolism lemak sehingga mempengaruhi penurunan kolesterol dan
trigliserida. (Kaur and Gupta, 2002)
Inulin digunakan untuk membantu mengatasi diabetes mellitus,
yaitu kondisi yang dikarakteristikkan oleh hiperglisemia dan atau
hiperinsulinemia. Hal ini disebabkan karena inulin tidak dapat dicerna
enzim manusia yaitu ptyalin dan amylase yang dirancang untuk
mencerna pati. Akibatnya inulin akan melewati sistem pencernaan.

 Protein.
Protein juga tersedia dalam bentuk infus juga untuk secara cepat
memperbaiki, mengganti dan merehabilitasi sel-sel/jaringan yang rusak
dalam tubuh pasien. Salah satu bahan nutrisi alami dari protein yang

5
merupakan unsur AAE yang dibutuhkan tubuh ialah formula Natural
Asam Amino yang terbukti dapat membantu pengobatan diabetes
melitus, stroke, jantung koroner, dan pencernaan. Dalam simposium
Peptida Polisakarida dan sistem imun, (10-11-2002) di jakarta,
diungkapkan penggunaan campuran nutrisi Asam Amino dapat
menyembuhkan pasien yang menderita myasteniagravis yang telah
difonis mati dalam waktu 3 bulan. Dengan menjalani terapi nutrisi
tersebut pasien dapat pulih kembali.
Ada beberapa jenis asam amino yang digunakan sebagai obat,
diantaranya :
- L-Lisin (L-Lysine)
L-lisin (L-lysine) adalah asam amino esensial yang tidak dapat
diproduksi oleh tubuh. Lisin merupakan komponen penting dari
semua protein yang ditemukan dalam tubuh.Terdapat berbagai
sumber makanan yang mengandung lisin seperti sereal, kacang
kedelai, dan bayam. Selain itu, daging, terutama daging merah,
daging babi dan unggas, telur, keju, serta beberapa ikan seperti cod
dan sarden adalah sumber yang kaya akan lisin.
L-lisin atau lisin penting untuk pertumbuhan serta memperbaiki
otot. Bersama dengan vitamin C, lisin memainkan peran penting
dalam pembentukan kolagen. Selain itu, asam amino esensial ini
memfasilitasi penyerapan kalsium dan produksi antibodi, enzim,
serta hormon. Lisin dapat menurunkan trigliserida dalam tubuh dan
terbukti efektif mengobati herpes genital.

- L-Arginin (L-Arginine)
Asam amino arginin penting untuk kesehatan jantung. Arginin
membantu detoksifikasi hati serta menjaga sistem kekebalan tubuh
agar tetap sehat.

6
Asam amino ini juga diperlukan untuk pelepasan hormon
pertumbuhan dan terbukti membantu pada kasus gangguan ginjal,
serta meningkatkan jumlah sperma dan motilitas sperma pada pria.

- L-Sistein (L-Cysteine)
Sistein dapat melawan radikal bebas yang menyebabkan
kerusakan sel. Asam amino ini membantu pula dalam proses
detoksifikasi tubuh, selain memberikan perlindungan terhadap
toksisitas tembaga.

- L-Glisin (L-Glycine)
Glisin mengambil bagian penting dalam produksi glikogen
yang kemudian disimpan di hati. Glikogen dipecah menjadi glukosa
ketika tubuh sangat membutuhkan energi. Glisin juga mendukung
dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

- Tirosin (Tyrosine)
Tirosin pada dasarnya diperlukan untuk sintesis katekolamin
seperti dopamin dan noradrenalin. Telah diamati bahwa individu
yang menderita depresi biasanya memiliki tingkat rendah tirosin. Ini
adalah alasan mengapa tirosin digunakan dalam pengobatan depresi.

- L-Histidin (L-Histidine)
Histidin merupakan prekursor histamin yang merupakan bahan
kimia yang dilepaskan oleh sistem imun selama reaksi alergi.
Histidin melebarkan pembuluh darah dan bermanfaat untuk
mengurangi gejala rheumatoid arthritis.

7
- Leusin (Leucine)
Leusin membantu mengurangi pemecahan protein otot. Asam
amino ini memfasilitasi penyembuhan patah tulang dan juga
penyerapan prekursor neurotransmitter oleh otak.

 Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi penting yang diperlukan oleh
tubuh selain karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Asam lemak
adalah asam karboksilat, bersama-sama dengan gliserol, merupakan
penyusun utama minyak atau lemak. Asam lemak dibedakan menjadi
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya
memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya,
sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan
ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Tubuh memiliki
keterbatasan dalam mensintesis asam lemak tak jenuh yang ikatan
gandanya dua atau lebih seperti asam lemak linolenat (omega-3) dan
asam lemak linoleat (omega-6). Oleh karena itu, kedua asam lemak ini
menjadi esensial bagi tubuh.
- Omega 3
Asam lemak omega-3 adalah asam lemak tidak jenuh jamak
yang mempunyai ikatan rangkap banyak, ikatan rangkap pertama
terletak pada atom karbon ketiga dari gugus metil omega. Contoh
asam lemak omega-3 adalah asam lemak linolenat (C18:3, n-3), asam
lemak eikosapentaenoat EPA (C20:5, n-3), dan asam lemak
dokosaheksaenoat (C22:6, n-3). Omega-3 menupakan asam lemak
essensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga butuh
asupan dari bahan makanan yang dikonsumsi.
Omega-3 dapat diperoleh dari makanan nabati ataupun hewani.
Sumber penting Omega-3 adalah ikan laut terutama pada minyak
ikan. Asam lemak omega-3 yang paling banyak pada ikan adalah

8
EPA dan DHA yang dapat menyembuhkan penyakit aterosklerosis
(penyempitan dan pengerasan pembuluh darah). trombosis, dan
penyakit tulang atau persendian, asma, dan mencegah proses penuaan
(Duthie dan Barlow,1992).
Adapun fungsi omega 3 yaitu, bagi bayi, omega-3 sangat penting
untuk perkembangan fungsi saraf dan penglihatan. Sedangkan untuk
anak-anak, otak anak-anak sendiri masih tumbuh sampai usia sekitar
lima tahun, sehingga usia balita disebut golden age yang harus
terhindar dari kondisi kekurangan gizi. Sedangkan untuk orang
dewasa omega-3 punya peran khusus terutama pada otak, susunan
saraf pusat, dan saraf tulang punggung dimana sebagian besarnya
terdiri atas asam lemak tidak jenuh (esensial). Bagi ibu hamil,
omega-3 berperan dalam perkembangan dan kebutuhan gizi bagi
janin. Konsumsi asam lemak essesial oleh ibu hamil akan berdampak
pada berat badan janin dan juga ukuran (panjang) badan janin yang
dikandungnya. Defisiensi asam lemak esensial pada awal kehamilan
dapat mengganggu kesehatan perkembangan plasenta dan akibat
selanjutnya mengganggu perkembangan janin dan syaraf (Crawford
et al 1988 yang dikutip oleh Nettleton, 1993).
Omega-3 juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) dan Meningkatkan Kadar Kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) dimana pangan yang kaya asam
lemak tidak jenuh jamak (PUFA) akan menurunkan kadar kolesterol,
terutama bila diadakan subtitusi asam lemak jenuh dengan asam
lemak tidak jenuh (Bruckner. 1986). Mekanisme penurunan
kolesterol dengan omega-3 diduga karena omega-3 dapat
meningkatkan ekskresi steroid pada feses, merubah komposisi asam
lemak yang terdapat pada lipoprotein, sehingga mengakibatkan
fluiditas lipoprotein akan meningkat, dan akan mempengaruhi
aktifitas enzim lipolitik, merubah kecepatan sintesis dan katabolisme

9
VLDL. diharapkan tingkat VLDL dan LDL dalam darah rendah,
sedang HDL tinggi dalam darah (Duthie danBarlow,1992).
Omega-3 juga membantu meningkatkan fungsi jantung dan
mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Sejumlah negara maju (Kanada, Swedia, Inggris, Australia, dan
Jepang) dan WHO telah menetapkan rekomendasi tentang asupan
omega-3 untuk setiap orang, yaitu 0,3 – 0,5 g/hari (EPA + DHA) dan
0,8 – 1,1 g/hari (asam linolenat). Sementara lembaga lain
menyarankan asupan linolenat 0,6 – 1,2% dari total energi atau 1,3 –
2,7 g/hari berdasarkan konsumsi energi 2.000 Kkal.

- Omega 6
Omega-6 memiliki sifat mirip Omega-3, tetapi kerjanya akan
terganggu bila orang mengalami kondisi stres, makan terlalu banyak
asam lemak tak jenuh tunggal dan lemak jenuh, alkohol dan obat-
obatan serta kekurangan vitamin B dan C. Perbandingan Omega-3
dengan Omega-6 yang optimal untuk tubuh adalah 1:4 sampai 1:8.
Dalam Kesehatan kardiovaskuler, omega-6 berperan dalam
menurunkan kolesterol dan trigliserida sehingga mencegah dan
menghilangkan penyumbatan pembuluh darah, mencegah dan
menghambat terjadinya adesi monocyte dan agregasi platelet
sehingga mencegah terjadinya penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah, Dengan adanya omega 6 sel-sel pembuluh darah
menjadi lebih elastis dan lentur, serta Omega 6 merupakan
vasodilator kuat (memperlebar pembuluh darah) sehingga bisa
menurunkan tekanan darah dengan efektif selain itu omega 6 juga
menghambat sintesa kolesterol.
Omega-6 juga berperan sebagai Anti peradangan, menurunkan
kolesterol dan trigliserida, menurunkan Sensitifitas insulin yang
menjadi pemicu utama terjadinya diabetes tipe II. Dengan

10
mengkonsumsi omega 6 dapat memulihkan sensitifitas insulin
dengan membentuk membran sel yang lebih cair sehingga
metabolisme glukosa menjadi lebih lancar. Selain itu dengan adanya
lemak sebagai sumber energi alternatif bagi tubuh, ketergantungan
terhadap glukosa sebagai sumber energi akan berkurang.
Dengan mengkonsumsi omega-6, pembakaran lemak dalam tubuh
menjadi meningkat, sehingga penggunaan lemak sebagai sumber
energy menjadi meningkat. Dengan demikian penimbunan lemak
dalam tubuh bisa dicegah. Dalam Sistem syaraf, Omega-6 berfungsi
dalam merangsang fungsi saraf simpatik, berperan sebagai penyusun
membran sel syaraf tertentu, dan komunikasi antar sel. Sedangkan
pada persendian, keberadaan omega-6 dalam tubuh dapat mencegaah
terjadinya radang sendi, menjadi pelumas bagi sendi, dan membantu
pembentukan membran sel yang elastis/lentur.
Pada Kulit, Omega 6 bekerja baik untuk penyembuhan penyakit
kulit maupun untuk menyempurnakan kulit (kulit lebih lentur, halus
dan sehat), hal tersebut diperoleh karena omega-6 membantu
peredaran darah pada kulit dan mencegah terjadinya radang. Selain
itu kandungan Vitamin E dalam minyak yang kaya akan omega-6
juga mencegah kerusakan sel-sel kulit dan membantu regenerasinya.
Namun, kekurangan Omega 6 dapat menyebabkan terjadinya
masalah kulit seperti dermatitis (eksim), kulit kering, pecah-pecah,
dan radang pada kulit.
Dosis yang dianjurkan untuk kesehatan yaitu Omega 6 akan
sangat bermanfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah
yang wajar, yaitu 6 hingga 19 gram/hari. 19 g omega 6 setara dengan
5 sendok makan minyak bunga matahari atau 27 g minyak bunga
matahari, namun jumlah konsumsi yang dianjurkan adalah 3-10
g/hari. Konsumsi omega 6 juga lebih bermanfaat jika diimbangi
dengan konsumsi omega 3 dari ikan laut, sayuran hijau gelap, atau

11
kedelai. Rasio Omega-6 dan Omega-3 adalah 5:1 sampai 10:1.
Peningkatan Omega-6 akan meningkatkan pembentukan
prostaglandin, thrombroan, leukotriene, hydroxy fatty acid, lipoxin
yang jauh lebih tinggi dibanding Omega-3 atau EPA.

 Vitamin.
Berbagai macam vitamin berfungsi sebagai obat untuk mencegah
dan mengobati penyakit penyakit tertentu, dibawah ini berbagai vitamin
yang bermanfaat untuk pengobatan yaitu
- Vitamin A
Vitamin A dapat menyembuhkan penyakit rabun senja. Rabun
senja (nightblindness) adalah gangguan akibat defisiensi nutrisi yang
pertama dikenal, dan pada buku pengobatan Mesir Kuno (Papyrus
Ebers ‐ 1300SM) disebutkan obatnya adalah ekstrak hati yang telah
dimasak. Pengobatan Yunani Kuno, yang menjadi cikal bakal
pengobatan modern pun mengikuti cara pengobatan Mesir tersebut.
Namun, baru tahun 1913 diketahui bahwa bahan aktif penyembuh
yang dikandung ekstrak hati tersebut adalah senyawa retinol, yang
selanjutnya lebih dikenal sebagai vitamin A.
Penggunaan nama retinol langsung menghubungkan efeknya
dengan sasaran kerja di retina mata. Pada retina mata memang
terdapat empat senyawa metabolis tubuh yang membutuhkan vitamin
A agar dapat berfungsidengan baik.
Pada tahun 1930, T. Moore mengungkapkan kemampuan
karoten, pigmen kuning pada wortel (Daucus carota), yang juga
dapat mencegah rabun senja. Rupanya karoten diubah oleh tubuh
menjadi vitamin A, sehingga disebut sebagai provitamin A. Jadi,
untuk menjaga kornea mata agar tetap sehat, asupan vitamin A (yang
berperan pada proses sistem visual) bisa didapatkan dari sumber
hewani (retinol) maupun nabati (karoten). Dari penelitian lebih lanjut

12
diketahui banyak fungsi penting lainnya dari vitamin A, selain untuk
kesehatan mata. Untuk kesehatan jaringan tubuh, vitamin A
mempercepat proses penyembuhan luka. Dalam kegiatan
pertumbuhan dan perkembangan jaringan epitelial, vitamin A
mempertahankan kesehatan dan struktur kulit, rambut, dan gigi.
Selanjutnya juga diketahui peranan vitamin A sebagai antioksidan,
yang membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh
dalam meningkatkan aktivitas sel pembunuh kuman (natural killer
cell), memproduksi limfosit, f agositis, dan antibodi. Bahkan
kegunaan vitamin A termasuk memperkuat kekebalan selular (sistem
sel) yang menghancurkan sel kanker. Selain itu vitamin A mencegah
dan memperbaiki penciutan kelenjar timus (kelenjar utama yang
berperan dalam system imun) yang terjadi sebagai akibat stress
kronis. Fungsi tubuh lain yang dibantu oleh vitamin A antara lain
adalah sistem reproduksi, pembuatan dan aktivitas hormon adrenalin,
pembuatan dan aktivitas hormon tiroid, mempertahankan struktur dan
fungsi sel‐sel saraf, menjaga kekebalan tubuh pada umumnya, serta
memperbarui sel jaringan tubuh. Banyak data dari riset menunjukkan
hubungan antara vitamin A (dan karoten) dengan pencegahan
insidensi terjadinya kanker jaringan epitelial C jaringan pelindung
yang menjadi lapisan terluar dari organ tubuh), yaitu kanker
paruparu, saluran pencernaan, saluran kemih, dan kulit.Vitamin A di
dalam tubuh yang menjadi pelindung bagi jaringan epitelial tersebut
akan dirusak oleh enzimjaringan itu sendiri apabila terpengaruh oleh
senyawa karsinogenik, atau terkena pemaparan sinar matahari yang
berlebihan, sehingga organ tersebut menjadi rentan terhadap kanker.
Suplementasi vitamin A dalam dosis tinggi dapat membantu
mencegah kerusakan dan mengembalikan fungsi lapisan pelindung
jaringantersebut dalam mencegah kanker.

13
Beberapa penyakit kulit seperti jerawat dan Potensi vitamin pada
jaringan Pencernaan Asam patotenat, Vit B6. Otak dan SSP Asam
folat, asam pantotenat, Vit B1 ; B6 ; B12 dan C. Mata Riboflavin,
dan Vit A. Pembuluh darah Vit E. Jantung Vit B2 ; dan C. Paru‐paru
Vit A, dan E. Hormon Adrenalin Asam pantotenat dan Vit B6.
Fertilitas (kesuburan) Asam folat dan Vit A. Kulit Niasin, Vit B2 ;
B6 ; A, dan E. Otot Vit B1 ; B6 ; dan E. Jaringan penghubung Vit C.
Tulang Vit A, C, dan D. Gigi dan gusi Vit A, C, dan D. Psoriasis
adalah sebagai akibat kekurangan vitamin A.
Namun, suplementasi Vitamin A dalam dosis tinggi tidak boleh
digunakan dalam waktu panjang (lebih dari satu atau dua bulan),
karena vitamin A yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan tubuh. Bila terjadi penumpukan vitamin A dalam jumlah
besar, maka vitamin A justru akan menjadi racun bagi tubuh, dengan
munculnya gejala‐gejala berupa nyeri kepala, mual, pening,
kulitkering, dan nyeri sendi. Sumber dari makanan: Pangan sumber
hewani (mengandung retinol), adalah hati (ayam/sapi), ikan, susu,
dan produk olahannya. Sedangkan dari pangan nabati (mengandung
karoten), adalah sayuran sayuran hijau gelap (bayam, katuk),
sayur‐sayuran kuning atau oranye (wortel, kentang, tomat, labu
kuning), serta buah‐buahan.
Penggunaan : Untuk membantu daya penglihatan (malam dan
warna), dan mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Dosis
RDA untuk pria 1.000 IU, dan wanita 800 IU sehari. Untuk
mengatasi gangguan penyakit tertentu, misalnya infeksi atau
peradangan, digunakan dalam dosis tinggi 5.000 IU sehari selama
infeksi, tetapi tidak lebih dari satu bulan pemakaian. Perhatian :
Wanita hamil harus terlebih dahulu konsultasi suplementasi vitamin
A dengan dokter, karena dari riset terungkap bahwa vitamin A

14
dengan dosis 10.000 IU sehari dapat meningkatkan risiko kelainan
pada janin.

- Vitamin B
Berguna untuk mencegah gangguan neurologis/persyarafan
seperti pegal, keram, kesemutan dan kebas. Jenis merk obatnya
seperti Neurobion, neuropyron, neuroboran, daneuron,dll yang
didalam terkandung vitamin B1, B6 dan B12. Vitamin B compleks :
untuk mengurangi defisit vitamin B compleks dan mencegah
kekurangan B compleks.
a. Vitamin B1 = Thiamine (Tiamin)
Vitamin B1 dapat membantu penyembuhan penyakit beri-
beri yang ditemukana oleh Eijkman tahun 1897 pada kulit beras
waktu ia bertugas sebagai dokter militer di Jawa (Indonesia).
Vitamin B1 berfungsi sebagai koenzim (membantu kerja enzim)
penting dalam sistem metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu, vitamin
B1 yang dikenal pula sebagai morale vitamine karena
mempunyai efek yang menguntungkan pada sistem saraf pusat
serta sikap mental, juga membantu fungsi normal saraf pinggir,
otot, dan jantung.
Kekurangan vitamin B1 sering terjadi pada usia lanjut,
dengan gejala munculnya gangguan sistem pencernaan yang
berupa penyerapan buruk, sembelit (konstipasi), peka atau tak
tahan bahan makanan tertentu, dan hilangnya nafsu makan. Juga
muncul sebagai gejala gangguan saraf berupa penurunan daya
ingat, gelisah, dan mati rasa pada tangan dan kaki. Selain itu,
menjadi sangat peka terhadap rasa nyeri, koordinasi tubuh
memburuk, dan lemah.

15
Sumber dari makanan paling banyak ditemukan pada beras
dan gandum utuh (terutama beras merah), kuning telur, ikan,
kacang‐kacangan, dan polongpolongan. Penggunaan : Untuk
memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktivitas kognitif dan
fungsi otak, membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak,
protein, dan mengatur sirkulasi serta fungsi darah. Dosis RDA
1‐13 mg sehari, terapi 30‐100 mg sehari.

b. Vitamin B2 = Riboflavin
Vitamin B2, yang terlibat dalam proses metabolisme tubuh
dan fungsi saraf, ditemukan oleh Kuhn dan kawankawannya
pada tahun 1933. Dalam fungsinya, vitamin B2 adalah
komponen penting dari dua enzim utama dalam produksi energi
pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Fungsinya
yang lain adalah membantu pertumbuhan dan reproduksi,
menjaga kesehatan mata, serta menjaga kesehatan kulit, kuku,
rambut, mulut, bibir, dan tenggorokan.
Kekurangan vitamin B2 sering terjadi pada usia lanjut,
mengakibatkan terjadinya gejala penurunan daya penglihatan,
katarak, depresi, gangguan kulit, pening, rambut rontok, radang
mata, lesi mulut, gelisah dan gejala neurologis (mati rasa, hilang
sensasi, seperti kena syok listrik). Gejala lainnya adalah kejang,
sensitif terhadap cahaya, mengantuk, dan lemah.
Sumber dari makanan pangan hewani adalah hati, ginjal, dan
jantung (ayam/sapi), sedangkan dari pangan nabati adalah
sayur‐sayuran hijau. Penggunaan: Untuk katarak, gangguan
pencernaan, kulit, dan depresi. Dosis RDA 1,7 mg sehari. Dosis
terapi 25 mg sehari. Perhatian: Konsumsi yang berlebihan dari
vitamin B2 akan dibuang kembali oleh tubuh melalui urin
dengan warna kuning‐hijau fluorecent (menyala).

16
c. Niasin = Niacine = Vitamin B3 = Asam Nikotinat =Nicotinic Acid
Niasin berhubungan dengan kinerja saraf, ditemukan oleh
C.A. Elvehjem dan rekan‐rekannya pada tahun 1937.
Kekurangan niasin akan menyebabkan gejala yang dikenal
sebagai pellagra, ditandai dengan terjadinya kulit pecah pecah
dan bersisik (dermatitis), otak berfungsi tidak sempurna sehingga
sering bingung (demensia), dan diare akibat melemahnya
produksi lender pada sistem pencernaan. Sebagai koenzim dari
NAD dan NADP, niasin berperan dalam reaksi metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Dengan enzim yang berbeda,
niasin terlibat dalam 50 reaksi kimia yang berbeda untuk
menghasilkan energi, metabolisme lemak, kolesterol, dan
karbohidrat, serta pembuatan beberapa senyawa tubuh penting,
seperti hormon seks dan adrenalin. Dalam fungsinya tersebut,
niasin adalah vitamin penurun lemak yang mencegah penyakit
jantung dengan menurunkan kadar kolesterol, dan memperbaiki
aliran darah pada kasus terjadinya penyumbatan pembuluh darah
perifer. Bentuk niasin yang efektif untuk pelindung jantung
adalah sebagai senyawa inositol‐hexa‐niacinate. Niasin
tergolong vitamin non esensial dan dapat dibuat oleh tubuh
dengan mengubah triptofan sebagai bahan bakunya.
Sumber dari makanan: Paling banyak terdapat pada hati,
daging (ayam/sapi),telur, ikan, kacang‐kacangan, susu, dan
avokad. Penggunaan : Untuk membantu melepaskan energi dari
makanan, mempertahankan kesehatan system susunan saraf dan
rambut. Dosis RDA , 20 mg sehari.

d. Asam Pantotenat (Pantothenic Acid) = Vitamin B5


Asam pantotenat berperan dalam sistem imun, ditemukan
oleh Roger William pada tahun 1933. Defisiensi asam pantotenat

17
menyebabkan gejala nyeri otot, depresi, eksema, kelelahan,
kerontokan rambut, insomnia (sulit tidur), tekanan darah rendah,
dan koordinasi buruk. Hal tersebut banyak terjadi pada usia
lanjut karena diet dan penyerapan yang buruk, sehingga asupan
asam pantetonat hanya mencapai tingkat 60% dari kebutuhan
yang dianjurkan (RDA). Dalam proses pencernaan, asam
pantotenat berperan sebagai koenzim A yang terlibat dalam
metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan khususnya produksi
energi. Berperan pula dalam produksi hormon adrenalin dan
sel‐sel darah merah. Karena penting untuk berfungsinya adrenal
yang optimum, asam pantotenat dianggap sebagai vitamin "anti
stress". Asam pantotenat sering digunakan untuk mendorong
berfungsinya adrenalin menjadi lebih efektif. Juga sebagai
sumber dari pantein, bentuk paling aktif dari asam pantotenat,
yang mampu menurunkan tingkat kolesterol dan trigliserida
darah. Kekurangan asam pantotenat dapat berakibat muntah,
gangguan saluran cerna, susah tidur, dan lelah. Walaupun banyak
terdapat pada makanan, asam pantotenat diperlukan untuk kasus
tertentu, untuk membantu memperkuat sistem imun dengan
meningkatkan produksi antibodi.
Sumber dari makanan hewani adalah ikan, telur, susu, hati,
ginjal (ayam/sapi), semua buah yang dibuat selai (kurma, kismis,
pisang selai), dan khamir (yeast). Sedangkan sumber nabatinya
adalah ubi jalar, brokoli, kembang kol, jeruk, stroberi,
kacang‐kacangan, dan gandum. Penggunaan: Untuk membantu
melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan
jaringan dan rambut. Dosis RDA 10 mg sehari.
e. Vitamin B6 = Piridoksin (Pyridoxine)
Vitamin B6, ditemukan P. Gyorgy pada tahun 1938,
berperan dalam pembentukan protein tubuh, sel‐sel darah merah,

18
prostaglandin, dan senyawa struktural yang berfungsi sebagai
transmiter kimia pada sistem saraf. Vitamin B6 juga penting
dalam mempertahankan keseimbangan hormon dan fungsi
kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin B6 berperan sebagai
koenzim dan terlibat dalam metabolisme asam amino.
Kekurangan vitamin B6 ini ditandai dengan gejala depresi,
kejang kejang (terutama pada anak‐anak), tak tahan gula
(glucose intolerance), melemahnya saraf yang berhubungan
dengan daya ingat, anemia, dan gangguan kulit (dermatitis).
Sumber dari makanan paling banyak ditemukan pada khamir
(ragi kering), daging, hati, ginjal, dan jantung (ayam/sapi), susu,
telur, unggas, ikan, kentang, ubi jalar, sayur‐sayuran, sereal,
gandum dan beras tumbuk, kacang‐kacangan, pisang, kubis, dan
kembang kol. Penggunaan : Berperan dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak, menguatkan kekebalan tubuh,
membantu transmisi impuls saraf, menjaga keseimbangan
elektrolit tubuh (natrium dan kalium), merangsang pertumbuhan
sel darah merah, dan membantu sintesa DNA dan RNA. Dosis
RDA 2 mg sehari, terapi 25‐ 100 mg sehari.

f. Biotin = Vitamin B8
Biotin yang berperan dalam produksi antibodi, disebut juga
sebagai vitamin H, ditemukan oleh M.A. Boas pada tahun 1927.
Defisiensi biotin dapat menimbulkan gangguan jantung, kurang
nafsu makan, anoreksia, mual, depresi, sakit otot, lemah, kulit
kering bersisik, dermatitis, dan rambut rontok. Pada wanita hamil
dengan usia kehamilan di bawah 6 bulan dapat muncul gejala
bisul, ketombe (seborrheic dermatitis), dan rambut rontok.
Dalam sistem pencernaan, biotin berperan sebagai koenzim
(bagian enzim) dari berbagai enzim metabolisme yang mengatur

19
penggunaan lemak dan asam amino. Tanpa biotin, metabolisme
lemak dan asam amino dapat menjadi terganggu. Biotin
termasuk vitamin nonesensial yang disintesis oleh tubuh di
saluran pencernaan.
Sumber dari makanan banyak terdapat pada keju, hati,
kedele, kembang kol, daging, susu, kacang tanah, sayuran,
pisang, tomat, jeroan, telur (terutama bagian kuningnya), jamur,
kacang‐kacangan, dan gandum lengkap. Namun, perlu
diperhatikan bahwa putih telur mentah mengandung avidin, yaitu
suatu protein yang mengikat biotin, sehingga akan mencegah
penyerapan biotin oleh tubuh. Penggunaan : Untuk
mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Dosis RDA 300
mcg sehari.

g. Asam Folat = Folic Acid = Vitamin B9, syn. Folacin


Asam folat yang berperan dalam banyak sistem enzim
penting, digunakan secara klinis pada tahun 1945 oleh T.D.
Spies untuk mengatasi anemia karena kehamilan. Salah satu
fungsi asam folat adalah sebagai bahan pembentuk senyawa THF
(tetrahidro‐folat), koenzim yang diperlukan dalam sintesa DNA,
dan pematangan sel darah merah. Asam folat berperan dalam
pencegahan penyakit jantung dan stroke dengan memecah
homo‐sistein, substansi dalam darah yang meningkatkan risiko
penyakit tersebut. Dengan mempertahankan kadar kolin
(choline) yang berperan meningkatkan daya ingat, asam folat
membantu mencegah penyakit Alzheimer (gangguan pada daya
ingat). Dari perannya dalam membantu sintesa DNA, asam folat
mencegah kanker dengan memperbaiki kerusakan pada DNA
yang menjadi awal dari perkembangan penyakit ini.

20
Defisiensi asam folat dapat berakibat anemia makrositik,
diare, mudah terkena infeksi, lidah merah dan licin, depresi,
gangguan mental, lelah, dan pingsan. Seharusnya defisiensi ini
tidak perlu terjadi, karena asam folat termasuk vitamin yang
non‐esensial yang disintesis di dalam saluran cerna, dan juga
terdapat dalam jumlah cukup pada bahan makanan sehari‐hari.
Sumber dari makanan banyak terdapat pada hati, daging,
ginjal, sayuran hijau, gandum, telur, ikan, kacang hijau, khamir.
Sumber lain adalah jeruk, stroberi, wheat germ, dan
kacang‐kacangan. Penggunaan : Untuk membantu pembentukan
sel darah merah, dan mempertahankan kesehatan sistem
pencernaan. Dosis RDA, untuk pria: 170 mcg, dan untuk
wanita150 mcg sehari. Ibu hamil disarankan untuk mendapatkan
tambahan 400 mcg asam folat sehari, karena dari penelitian
terungkap bahwa asam folat dapat mengurangi risiko cacat
bawaan pada bayi.

h. Vitamin B12 = Sianokobalamin (Cyanocobalamine)


Vitamin B12 adalah vitamin yang banyak berhubungan
dengan darah dan system susunan saraf pusat, ditemukan oleh
dua peneliti yang bekerja secara terpisah pada tahun 1948, yaitu
E.L Smith di Inggris dan L.F. Parker di Amerika Serikat.
VitaminB12 berperan dalam menjaga agar sel‐sel berfungsi
normal, terutama sel‐sel saluran pencernaan, sistem saraf, dan
sumsum tulang, serta memecah homo‐sistein (substansi dalam
darah yang meningkatkan risiko stroke dan penyakit Alzheimer).
Kekurangan vitamin B12 akan melemahkan fungsi saraf dengan
akibat gejala berupa kaki bergetar, dan perasaan terbakar. Pada
orang lanjut usia kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan
kepikunan, depresi atau gangguan mental, anemia, dan diare.

21
Vitamin B12 bekerja sama dengan asam folat untuk
proses‐proses tubuh, termasuk sintesa DNA. Karena vitamin B12
bekerja mengaktifkan kembali asam folat, maka kekurangan
vitamin B12 juga akan berakibat terjadinya kekurangan asam
folat. Sumber dari makanan : Hati (ayam/sapi), daging, susu dan
produk olahannya, telur, ikan, sayur, kedelai dan produk
olahannya (tahu, tempe, tauco, kecap), bekatul, dan rumput laut.
Penggunaan : Untuk mengatur pembentukan sel darah merah,
mencegah kerusakan dinding saraf, sintesa DNA, mengubah
karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi. Dosis RDA 6
mcg sehari, terapi 5‐50 mcg sehari.

- Vitamin C = Asam Askorbat (Ascorbic acid)


Vitamin C adalah vitamin penting yang paling banyak
digunakan, dan dikenal dari tingginya gejala sariawan (scurvy) yang
terjadi akibat kekurangan vitamin ini. Pada abad ke‐ 18, James Lind,
dokter Angkatan Laut Inggris menggunakan jus jeruk, yang kaya
Vitamin C, untuk mengatasi sariawan pada anak buah kapal yang
berlayar lama. Tahun 1928 Szent Gyeogyi mencoba mengisolasi
vitamin C dari berbagai bahan. Vitamin ini mempunyai rasa asam,
enak untuk dikonsumsi sehari‐hari, dan fungsinya banyak sekali
untuk kesehatan. Banyak bukti dari penelitian yang mendukung fakta
bahwa vitamin C memiliki peran penting dalam berbagai mekanisme
imunologis. Kadarnya yang tinggi di dalam sel darah putih (10
sampai 80 kali lebih tinggi dari kadar plasma), terutama limfosit,
dengan cepat habis selama infeksi. Kondisi tersebut mirip dengan
kasus gusi berdarah bila kekurangan vitamin C. Vitamin C sering
digunakan untuk melindungi sel darah putih dari enzim yang
dilepaskan saat mencerna bakteri yang telah ditelannya. Vitamin C
membantu mencegah infeksi yang diakibatkan beberapa jenis virus

22
dan bakteri, menambah masa hidup, serta mengurangi terjadinya
katarak. Selain itu, vitamin C berguna untuk pembentukan kolagen
interseluler, membantu proses penyembuhan luka, menjaga kesehatan
gusi, mencegah terjadinya memar, dan meningkatkan daya tahan
tubuh melawan infeksi dan stres. Fungsi lain dari vitamin C adalah
sebagai antioksidan, penghasil senyawa transmiter saraf dan hormon
tertentu, membantu memperbaiki sel tubuh dan meningkatkan kerja
enzim sebagai faktor penyerap dan pengguna zat gizi lainnya. Juga
mengurangi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol darah,
mengurangi risiko penyakit jantung dengan melindungi kerusakan
jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh makanan kaya
lemak.
Vitamin C juga mengurangi risiko kanker dengan mengurangi
kerusakan akibat radikal bebas pada DNA yang dapat memicu
kanker. Vitamin C adalah vitamin esensial, karena manusia tidak
dapat menghasilkan vitamin C sendiri, sehingga diperlukan asupan
dari makanan. Pada saat kita mengalami infeksi, dibutuhkan vitamin
C dalam jumlah sangat besar untuk membantu darah putih
menghancurkan kuman penyerang. Karena Vitamin C mudah rusak
oleh udara, untuk mendapatkannya secara maksimal sebaiknya
mengkonsumsi buah atau sayur dalam keadaan segar dan sesegera
mungkin (belum terlalu lama dalam kondisi terbuka atau terkupas
diudara bebas).
Sumber dari makanan paling banyak ditemukan pada
buah‐buahan, seperti jambu biji, nenas, jeruk, tomat, mangga, dan
sirsak. Sayuran ada juga yang mengandung banyak vitamin C, yaitu
bayam, brokoli, cabai, dan kentang. Penggunaan: Untuk membantu
penyembuhan luka, penyerapan zat besi' dan kalsium, dan
mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan. Dosis RDA untuk pria
60 mg, wanita: 60 mg sehari. Untuk terapi sebagai antioksidan

23
digunakan dalam dosis tinggi 500 ‐ 2.000 mg sehari. Perhatian :
Vitamin C dalam dosis tinggi dapat memberikan efek mengikis
sampai melukai lambung dengan akibat murus‐murus. Untuk
mengurangi pengaruh keasaman yang berlebihan dari penggunaan
dosis tinggi tersebut, kurangi atau bagilah dosisnya. Alternatif lain
adalah menggunakan Vitamin C dalam bentuk buffered (campuran
bentuk asam dan garamnya), atau teresterifikasi (Ester‐C). Ester-
CEster-C adalah vitamin C dalam bentuk garam organik (bentuk
teresterifikasi).Vitamin C yang biasa dalam kadar tinggi dapat
menyebabkan efek gangguan lambung (keasaman yang terlalu
tinggi), hanya diserap sebagian dan cepat dibuang tubuh. Ester‐C
memperbaiki semua kelemahan tersebut. Tidak mengganggu
lambung, diserap lebih cepat, serta lebih lama bertahan di dalam
tubuh.

- Vitamin D = Kalsiferol (Calciferol)


Pada tahun 1918, E. Mellanby menunjukkan hubungan antara
rakhitis (rickets) atau penyakit Inggris dengan cod‐liver oil. H.
Steenbock dan A.F. Hess pada tahun 1924 menemukan zat anti
rakhitis itu adalah vitamin D, vitamin yang dihubungkan dengan
kesehatan tulang.
Fungsi vitamin D adalah untuk perawatan tulang dan gigi,
dengan membantu penyerapan kalsium dan fosfor sebagai unsur
pembentuk struktur tulang tersebut. Seharusnya suplementasi
Vitamin D tidak diperlukan, karena selain diproduksi oleh tubuh dan
diaktifkan oleh sinar matahari, vitamin ini juga bisa didapatkan dari
makanan. Namun, gaya hidup yang kurang terpapar sinar matahari
dan diet lanjut usia dapat mengakibatkan defisiensi Vitamin D
dengan gejala gelisah, sulit tidur, dan risiko rapuh tulang
(osteoporosis). Untuk perawatan tulang umumnya, dalam banyak

24
kasus vitamin D diberikan bersama dengan kalsium. Sumber dari
makanan banyak ditemukan pada minyak ikan dan minyak nabati.
Penggunaan: Untuk membantu pembentukan gigi dan tulang dan
pembekuan darah. Dosis RDA 400 UI.

- Vitamin E = Tokoferol (Tocopherol)


Tahun 1923, Herbert Evant dan Katherine Bishop di California,
Amerika, menemukan faktor nutrisi (dietary factor) reproduksi pada
tikus percobaan, yang kemudian pada tahun 1924 diberi nama oleh
E.V. Shute sebagai vitamin E, suatu anti‐sterility factor. Selanjutnya,
vitamin E diasosiasikan dengan kesuburan dan awet muda. Sebagai
antioksidan intraselular yang kuat, vitamin E melindungi limfosit dan
monosit dari gangguan radikal bebas pada DNA, karena itu vitamin
ini bermanfaat dalam memperlambat proses penuaan. Juga dikenal
sebagai anti oksidan dengan efek protektif terhadap penyakit jantung
dan perawatan kulit. Sebenarnya peranan vitamin E jauh lebih
penting lagi, karena terlibat dalam total sistem imun, sehingga
defisiensi vitamin E dapat menurunkan kemampuan daya tahan tubuh
secara menyeluruh.
Vitamin E meningkatkan reaksi hiper‐sensitivitas lambat dari
sistem imun, suatu respons imunologis untuk melawan kanker,
parasit (cacing), dan infeksi kronis. Selain itu, sebagai anti oksidan
vitamin E memberikan efek perlindungan terhadap vitamin A dari
oksidasi di dalam saluran pencernaan. Dari penelitian para ahli
terungkap bahwa untuk mencegah kanker, vitamin E alami sebagai
senyawa d‐alfa tokoferol suks inat adalah yang terbaik dari pada
bentuk vitamin E lainnya. Penggunaan: Untuk mempertahankan
kesehatan umum, kulit, dan rambut. Dosis RDA 30 IU. Untuk terapi
digunakan dosis 400 IU per hari. Untuk mendapatkan efek yang lebih
baik, konsumsilah makanan berlemak yang membantu meningkatkan

25
penyerapan vitamin E oleh tubuh. Perhatian: Untuk mencegah
terjadinya efek antagonis jika Anda mengkonsumsi obat
antikoagulan, konsultasilah lebih dahulu dengan dokter Anda
sebelum mengkonsumsi vitamin E.

- Vitamin K = Quinone
Vitamin K ditemukan pada tahun 1935 oleh Dam,
dihubungkan dengan proses pembekuan darah untuk menghentikan
pendarahan pada waktu terjadi luka. Proses tersebut merupakan salah
satu pertahanan tubuh menghadapi infeksi, dengan membentuk
trombin yang akan menutup luka dengan pembekuan darah. Vitamin
K membantu terbentuknya senyawa‐senyawa pembeku darah yang
disebut sebagai protrombin untuk menjadi trombin. Vitamin K yg
diberikan secara oral dipakai untuk pengobatan dan pencegahan pada
sindroma malabsorpsi. sedangkan pada sediaan injeksi/suntik,vit K
ini digunakan untuk mempengaruhi koagulasi/pembekuan pada kasus
pendarahan/haemoragik. Vitamin C,B1,B6 dan B12 disamping
tersedia untuk diminum langsung,juga ada dalam bentuk injeksi
untuk mempercepat perbaikan. Fungsi lain dari vitamin K adalah
membantu mengaktifkan osteokalsin, protein pembangun tulang,
untuk menjaga tulang dari kerapuhan (osteoporosis) yang terjadi pada
usia tua.
Namun, penggunaan vitamin K sebagai suplemen hanya
digunakan dengan pengawasan dokter. Tubuh cukup mempunyai
persediaan vitamin K, misalnya vitamin K1 atau phylloquinone dari
makanan (misalnya Alfalfa), dan vitamin K2 atau menaquinone yang
diproduksi oleh bakteri usus. Ada pula vitamin K3 atau menadione,
vitamin K sintetis. Sumber dari makanan: Kuning telur, minyak
sayur, minyak hati ikan, sayuran berdaun hijau, brokoli, lettuce, teh

26
hijau, asparagus, havermut, gandum, hati, bayam, kubis, kembang
kol, dan kacang polong hijau segar.

 Mineral
Zat gizi yang termasuk kategori mineral adalah
Natrium,Kalium,Ferrum/Fe,Iodium,zinc,Magnesium,Kalsium,Phospor,S
elenium,cobalt,Clorida/Cl dan Cuprum/tembaga. Cairan infus yang
didalamnya mineral Na,K,Cl sangat umum digunakan dalam terapi
pengobatan. terutama pasien yang menderita dehidrasi akibat muntah
dan mencret. Disamping obat obatan,zat gizi pun banyak digunakan
sebagai pengobatan pada pasien. Sebagai terapi pokok,tambahan
maupun pencegahan. Berikut kegunaan beberapa mineral dalam
pengobatan :

- Besi (Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat
didalam tubuh manusia dan hewan. Besi memiliki fungsi essensisal
didalam tubuh :
a. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh
b. Sebagai alat angkut electron didalam sel
c. Sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan
Di negara maju maupun negara yang berkembang rentan
terjadinya kekurangan besi / defisiensi yang menyerang anak-anak,
remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja yang berpenghasilan
rendah. Terjadinya defisiensi besi disebut Anemia, dimana kadar
hemoglobin total turun dibawah nilai normal. Anemia yang berat
ditandai dengan sel darah merah yang kecil dan nilai hemoglobin
rendah. Zat gizi yang bersangkutan dalam penyembuhan anemia
yaitu besi,protein,Vit.B6, dan Vit.C.
- Seng (Zn)

27
Sebagian besar seng berada didalam hati, pancreas, ginjal, otot
dan tulang. Fungsi seng berperan dalam metabolisme tulang,
transport oksigen, pembentukan struktur dan fungsi membrane serta
proses penggumpalan darah dan pemusnahan radikal bebas karena
seng juga berfungsi dalam kekebalan, yaitu dalam fungsi sel-T dan
dalam pembentukan antibodi sel-B. Akibat kekurangan seng adalah
gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi pencernaan karena
gangguan fungsi pancreas, gangguan pembentukan kilomikron.
Kekurangan seng juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju
metabolisme serta memperlambat penyembuhan luka.

- Iodium
Iodium digunakan untuk mensintesis hormone tiroksin,
tetraiodotironin, dan triodotironin. Fungsi dari tetraiodotironin dan
triodotironin adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan,
sedangkan hormone tiroid mengontol kecepatan pelepasan energy
dari zat gizi yang menghasilkan energy. Iodium pun berperan dalam
perubahan karotin menjadi bentuk aktif vitamin A.
Akibat kekurangan iodium ialah kelenjar tiroid yang
membesar, pada ibu hamil mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin, dan bayi yang lahir dalam keadaan cacat mental
yang permanen , serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai
kreatinisme. Kekurangan iodium berupa gondok endemic lebih sering
terjadi di Indonesia.

- Tembaga (Cu)
Fungsi utama tembaga didalam tubuh adalah sebagai enzim.
Enzim-enzim yang mengandung tembaga mempunyai berbagai
macam peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen
dan radikal oksigen. Peranan tembaga ialah membantu absorpsi besi,

28
merangsang sintesis hemoglobin, dan melepas simpanan besi dan
feritill dalam hati.
Tembaga telah digunakan sebagai obat selama ribuan tahun
termasuk perawatan luka dada. Baru-baru ini, penelitian telah
menunjukkan bahwa tembaga membantu mencegah peradangan pada
arthritis dan penyakit serupa. Penelitian yang terjadi menjadi anti-
ulkus dan obat-obatan anti-inflamasi yang mengandung tembaga, dan
penggunaannya dalam radiologi dan untuk mengobati kejang-kejang
dan epilepsi. Meskipun tidak ada bukti epidemiologi bahwa tembaga
dapat mencegah arthritis, ada klaim bahwa pemakaian gelang
tembaga yang meringankan gejala.
Akibat kekurangan tembaga yaitu anemia kurang besi, pada
anak-anak yang mengalami diare, terganggunya pertumbuhan dan
metabolisme serta demirelasasi tulang.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Zat gizi adalah zat yang terkandung dalam suatu makanan dan
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, seperti menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses –
proses kehidupan.
 Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah,
meringankan, dan menyembuhkan penyakit
 Zat gizi makronutrien dan mikronutrien dapat digunakan sebagai
pengobatan, yaitu :
1. Karbohidrat dapat digunakan dalam keadaan pasien lemah,hilang
kesadaran dan tidak ada asupan makanan sama sekali, pasien diberikan
terapi cairan infus yang didalamnya berisi Glukosa atau dextrosa ;
Inulin digunakan untuk menormalkan kadar gula darah pada pasien
diabetes
2. Salah satu bahan nutrisi alami dari protein yang merupakan unsur
AAE yang dibutuhkan tubuh ialah formula Natural Asam Amino yang
terbukti dapat membantu pengobatan diabetes melitus, stroke, jantung
koroner, dan pencernaan
3. Omega 3 banyak terdapat pada ikan adalah EPA dan DHA yang dapat
menyembuhkan penyakit aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah). trombosis, dan penyakit tulang atau persendian,
asma, dan mencegah proses penuaan. Sedangkan Omega 6 berperan
dalam menurunkan kolesterol dan trigliserida, mencegah dan
menghambat terjadinya adesi monocyte dan agregasi platelet.
4. Vitamin A,B,C,D,E, dan K dapat berfungsi sebagai obat untuk
mencegah dan mengobati penyakit penyakit tertentu

30
5. Mineral Na,K,Cl sangat umum digunakan dalam terapi pengobatan.
terutama pasien yang menderita dehidrasi akibat muntah dan mencret ;
Besi digunakan dalam pengobatan Anemia ; Tembaga digunakan
sebagai obat perawatan luka dada serta membantu mencegah
peradangan pada arthritis dan penyakit serupa.

31
DAFTAR PUSTAKA

Amrinola, Wiwik. 2015. Asam Lemak Essensial dan Fungsinya bagi Kesehatan.
Binus University. Jakarta (http://foodtech.binus.ac.id/2015/10/12/asam-lemak-
essensial-dan-fungsinya-bagi-kesehatan/)

Anonim. Fungsi Tembaga dalam Kesehatan Manusia. (http://kartika.xyz/biologi-


kelas-xii/fungsi-tembaga-dalam-kesehatan-manusia/

Duthie, I.F. dan S.M. Barlow. 1992. Dietary lipid exemplified by fish oils and their n-
3 fatty acid. Food Sci. Technol. 6: 20-35.

Hermawan, Deni. 2014. Konsep Dasar Gizi Seimbang.


(http://gizigizian.blogspot.com/2014/06/konsep-dasar-gizi-seimbang.html).

Indriani. 2014. Zat Gizi. www.scribd.com

Rustam, Iyus. 2015. Zat-zat Gizi yang di gunakan Sebagai Terapi Pengobatan (2).
(http://papaicaikbal.blogspor.com/2015/01/zat-zat-gizi-yang-digunakan-
sebagai.html? m=1)

32

Anda mungkin juga menyukai