Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Bakti tunas Husada

Volume 9 Nomor 1 Februari 2013

AKTIVITAS KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) TERHADAP


JAMUR Pityrosporum ovale HASIL ISOLASI SECARA IN VITRO

Anna Yuliana , Albert


Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian Aktivitas kangkung Air (Ipomoea aquatica) dengan menggunakan
jamur Pityrosporum ovale yang diperoleh dari hasil isolasi Ketombe. Ketokonazol sebagai
pembanding. Metode yang digunakan adalah difusi agar dengan perforasi. Bahan pemeriksaan
berupa kerokan skuama kulit kepala penderita ketombe. Dilanjutkan dengan pembiakan pada
Sabouraud Dekstrose Agar (SDA) olive oil pada suhu 37,0o C selama 3 hari. Hasil biakan (+)
diencerkan dalam larutan NaCl Fisiologis steril dan dibuat sama kekeruhannya dengan larutan Mc
Farland 0,5 kemudian diambil 0,2 cc dan ditanamkan pada media SDA olive oil dan dibuat lubang
dengan diameter 6mm yang masing-masing lubang mengandung air rendaman kangkung dan
ketokonazol 2%. Selanjutnya di inkubasi pada suhu 37,0 o C selama 3 hari. Hasil menunjukan
adanya aktivitas antijamur dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) 40% v/v terhadap
Pityrosporum ovale. Konsentrasi 40% v/v infusum setara dengan konsentrasi 0,013%v/v
Ketokonazol.

Kata kunci : Kangkung Air, Pityrosporum ovale, Ketokonazol, KHM.

ABSTRACT

Has been done research activity water spinach (Ipomoea aquatca) with using fungi Pityrosporum
ovale wich be found from result dandruff isolation. Ketokonazole as consideration, method which
using agar diffusion with perforasi. Material inspection from of scrapings skuama scalp dandruff
suffers. Continued with the breeding in Sabouraud Dekstrose Agar (SDA) olive oil at temperature
37,0oC for three days, result dluted cultur in solution NaCl Fisiologis steril and made the same
turbidity with solution Mc Farland 0,5 than taken 0,2 cc and implanted in the media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) olive oil and made holes with diameter 6mm witch each hole containing
infusum water spinach and Ketokonazole 2% next incubation at temperature 37,0oC for three
days, results showed that three was activity antifungal concentrate minimum inhibitory (MIC)
40% v/v against Pityrosporum ovale. 40% v/v infusum concentrate equivalent 0,013% v/v
Ketokonazole concentration.

Keyword : Water spinach, Pityrosporum ovale, Ketokonazole, MIC.

PENDAHULUAN merupakan gejala seborrhoeic


dermatitis, psoriasis, infeksi jamur, atau
Ketombe dihubungkan dengan infeksi kutu rambut. Menggaruk kulit kepala
jamur Pityrosporum ovale dan jamur secara berlebih harus dihindari karena
Mallassezia sebagai faktor pencetus dapat menyebabkan kerusakan kulit
terjadinya kelainan pada kulit kepala. yang selanjutnya dapat meningkatkan
Ketombe adalah suatu keadaan anomali resiko infeksi, terutama dari bakteri
pada kulit kepala, yang dikarakterisasi Staphyllococcus aureus dan
dengan terjadinya pengelupasan lapisan Streptococcus. Infeksi yang disebabkan
tanduk secara berlebihan dari kulit oleh jamur Malassezia sp atau
kepala membentun sisik-sisik yang halus Pityrosporum ovale adalah pitiriasis
(Yulieta N, 2010). versikolor atau panu. Pitiriasis
Seseorang berketombe mengalami versikolor adalah infeksi jamur
pelepasan sel kulit kepala lebih cepat superfisial yang ditandai dengan adanya
dibanding orang yang memiliki kulit makula di kulit, skuama halus dan
kepala normal. Ketombe dapat juga disertai rasa gatal (Siregar, 2004).
1
2

Kangkung air (Ipomoea aquatica) mulai suhu mencapai 90oC sambil


memiliki banyak manfaat. Kandungan sekali – sekali diaduk, serkai selagi
mineral dan gizinya cukup tinggi, panas melalui kain flanel, tambahkan air
Sayuran memiliki manfaat yang efektif panas secukupnya melalui ampas hingga
pada tubuh apabila teknik diperoleh volume infusum yang
pengolahannya tepat. Kandungan dikehendaki.
terbesar dalam kangkung adalah air,
kangkung juga kaya akan vitamin A, B, Penapisan Fitokimia
C, mineral, karoten, asam amino, fosfor Alkaloid
dan zat besi, karena berbagai kandungan Serbuk simplisia ditambahkan asam
tersebut kangkung memiliki sifat klorida 2 N dan air, panaskan di atas
sebagai anti racun, anti radang, sedatif, tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
menghilangkan ketombe dan wasir saring. Pindahkan masing – masing 3
berdarah (Santoso, 2008). tetes filtrat pada dua kaca arloji.
Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca
METODE PENELITIAN arloji pertama dan 2 tetes Bouchardat LP
pada kaca arloji kedua. Jika dengan
Alat Mayer LP terbentuk endapan
Alat yang digunakan dalam penelitian menggumpal berwarna putih atau
adalah Cawan petri, ose steril, autoklaf, kuning yang larut dalam metanol P dan
inkubator, mikropipet, Oven, Bunsen, dengan Bouchardat LP terbentuk
Infundansi, Mikroskop, batang endapan berwarna coklat sampai hitam,
pengaduk, kain panel, spatula. maka ada kemungkinan terdapat
alkaloid (DepKes RI, 1995).
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian Senyawa Polifenolat
ini meliputi : Sabouraund Dextrose Agar Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam
(SDA), SDB, alkohol, NaCl fisiologis, tabung reaksi dipanaskan di atas tangas
kangkung air, Tinta cina, Mc farland air, kemudian disaring. Kepada filtrat
0,5, ketokonazol. ditambahkan larutan pereaksi besi (III)
klroida. Adanya senyawa fenolat
Sampel Penelitian : Sampel yang ditandai dengan terjadinya warna hijau
digunakan adalah Kangkung air yang – biru hitam hingga hitam (Agustina,
diperoleh dari Sindangrasa, Ciamis 2008).

Mikroorganisme : Pityrosporum ovale. Tannin


Bahan Kimia : HCL 2N, Mayer, Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam
Bouchardat, FeCl3, amil alkohol, tabung reaksi dicampur dengan asam
magnesium, vanillin, KOH, NaOH, klorida 2 N dipanaskan di atas tangas
NH4(SO)2, dinatrium hydrogen fosfat, air, kemudian disaring. Kepada filtrat
ammonium karbonat, H2SO4. dalam tabung reaksi ditambahkan amil
alkohol, Adanya senyawa tannin yang
Determinasi ditandai dengan terbentuknya warna
Determinasi tanaman dilakukan untuk merah yang dapat ditarik oleh amil
memastikan identitas dari tanaman uji alkohol (DepKes RI, 1995).
yang dilakukan di Herbarium Sekolah
Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Flavonoid
Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam
Ekstraksi tabung reaksi dicampur dengan serbuk
Metode ekstraksi yang digunakan adalah magnesium dan asam klorida 2 N.
metode infundasi menggunakan pelarut Campuran dipanaskan di atas tangas air,
air. Masukkan 250g simplisia ke dalam lalu disaring. Kepada filtrat dalam
panci tambahkan 100ml air. Panaskan di tabung reaksi ditambahkan amil alkohol,
atas tangas air selama 15 menit terhitung lalu dikocok kuat – kuat. Adanya
3

flavonoid ditandai dengan terbentuknya Zink + larutan ammonium sulfida →


warna kuning hingga merah yang dapat endapan putih
ditarik oleh amil alkohol (Agustina, Zink + larutan dinatrium hidrogen fosfat
2008). → endapan putih
Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid
Serbuk simplisia ditambahkan eter
kemudian digerus, disaring. Filtrat Identifikasi Magnesium
ditempatkan dalam cawan penguap, Magnesium + larutan natrium
kemudian dibiarkan menguap hingga hidroksida→ endapan putih
kering. Kepada hasil pengeringan filtrat Magnesium + larutan ammonium
ditambahkan larutan vanillin 10 % karbonat → endapan putih
dalam asam sulfat pekat. Terjadinya Magnesium + larutan dinatrium
warna – warna menunjukkan adanya hidrogen fosfat → endapan kristalin
senyawa mono dan seskuiterpenoid putih
(Agustina, 2008).
Identifikasi Kalsium
Steroid dan Triterpenoid Kalsium + larutan ammonia → tidak
Serbuk simplisia ditambahkan eter terbentuk endapan
kemudian digerus, disaring. Filtrat Kalsium + larutan ammonium karbonat
ditempatkan dalam cawan penguap, → endapan amorf putih
kemudian dibiarkan menguap hingga Kalsium + asam sulfat encer →
kering. Kepada hasil pengeringan filtrat endapan putih
ditambahkan pereaksi Lieberman
Burchard. Terjadinya warna ungu Isolasi Jamur
menunjukkan adanya senyawa Sampel kerokan skuama kulit kepala
triterpenoid sedangkan adanya warna yang diambil secara aseptik
hijau biru menunjukkan adanya senyawa menggunakan skalpel steril dan
steroid (Agustina, 2008). ditampung di kaca gelas steril untuk
pemeriksaan mikroskopis dengan KOH
Senyawa Kuinon + Tinta cina. Hasil dinyatakan positif (+)
Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam bila ditemukan elemen jamur yaitu hifa
tabung reaksi dipanaskan di atas tangas dan spora dengan perbesaran 400X.
air, kemudian disaring. Kepada filtrat Kerokan skuama kulit kepala yang
ditambahkan larutan KOH 5 %. Adanya dinyatakan (+) dibiakkan pada
senyawa kuinon ditandai dengan Sabouraud Dekstrose Agar olive oil +
terjadinya warna kuning hingga merah Cloramfenicol 250 mg pada suhu 37°C
(Agustina, 2008). selama 3 sampai 5 hari.

Senyawa Saponin Pengujian Aktivitas Antijamur


Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam Agar Sabouraund Dextrose Agar (SDA)
tabung reaksi dipanaskan di atas tangas olive oil yang telah disterilkan
air, kemudian disaring. Filtrat dimasukkan ke dalam cawan petri
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan masing – masing sebanyak 20 ml dan
dikocok kuat secara vertikal selama 5 dibiarkan memadat pada suhu kamar.
menit. Terbentuknya busa yang mantap Media Sabouraund Dextrose Agar
dan tidak hilang selama 30 menit dengan tersebut ditetesi dengan 2 – 3 ml
tinggi busa minimal 1 cm menunjukkan suspensi jamur Pityrosporum ovale dan
adanya saponin (Agustina, 2008). diratakan dengan memutar cawan petri,
kemudian diamkan hingga memadat
Identifikasi Mineral selama 15 menit pada suhu kamar.
Identifikasi Zink Cawan petri terlebih dahulu diberitanda
Zink + larutan natrium hidroksida → menjadi dua bagian masing-masing
endapan putih gelatin bagian dibuat satu lubang kecil yang
menyerupai sumur dan masing - masing
4

lubang diisi oleh antibiotik dan bahan uji Zink +


dengan berbagai konsentrasi, kemudian Magnesium +
diinkubasi pada suhu 25oC selama 24-48 Kalsium +
jam. Keterangan : (+) terdeteksi, (-) tidak
terdeteksi
Dari tabel di atas infusum kangkung air
mengandung zink, magnesium dan
Penetapan Kesetaraan Dengan kalsium.
Antimikroba Pembanding
Penetapan kesetaraan aktivitas infusum Kangkung air akan dilakukan uji
kangkung air untuk aktivitas aktivitas terhadap Pityrosporum ovale
antijamurnya dengan baku pembanding hasil isolasi dari ketombe.
yang sesuai diperoleh dengan
membandingkan respon berupa
hambatan pertumbuhan jamur dari zat
uji terhadap respon dari baku
pembanding pada kondisi sama.Hasil
dari pengamatan dibuat kurva baku
dengan data konsentrasi pada sumbu x
dan diameter hambat (mm) pada sumbu Gambar 1. Pityrosporum ovale Hasil
y. Kurva digunakan untuk menghitung Isolasi
konsentrasi zat uji yang memiliki
aktivitas antijamur dengan cara menarik Tabel 3. Uji Aktivitas Infusum
garis lurus yang memotong kurva baku Kangkung Air
dari diameter hasil pengamatan sehingga
dapat dihitung konsentrasi sebenarnya Diameter hambat
Pengujian Konsentrasi
zat uji. terhadap (mm)
(50 µl) (%) v/v
HASIL DAN PEMBAHASAN Pityrosporum
Sampel penelitian yang digunakan ovale
dalam penelitian ini adalah kangkung 100
air. 90 11,6 ± 0,17
Tabel 1 Hasil Penapisan Fitokimia 80 11,3 ± 0,15
Kandungan senyawa Hasil penapisan 70 11,1 ± 0,06
kimia fitokimia Infusum 60 11,0 ± 0,15
Alkaloid - Kangkung 50 10,4 ± 0,23
Polifenolat + Air 40 10,0 ± 0,23
Tanin - 30 6,0
Flavonoid + 20 6,0
Monoterpenoid dan 10 6,0
-
Seskiuterpenoid 0 6,0
Steroid dan Triterpenoid -
Kuinon +
Keterangan : diameter lubang 6 mm
Saponin -
Keterangan : (+) terdeteksi, (-) tidak Tabel 4. Kadar Hambat Minimal
terdeteksi Infusum Kangkung Air
Konsentrasi Diameter Hambat
Berdasarkan tabel 1, infusum kangkung
(% v/v) Pytirosporum ovale
air mengandung senyawa kimia
polifenol, flavonoid dan kunon. 40 10,0 mm ± 0,23
Senyawa kimia tersebut bersifat sebagai 39 -
antimikroba. 38 -
37 -
Tabel 2 Hasil Identifikasi Mineral 36 -
Kandungan Senyawa Hasil Pengujian 35 -
Kimia 34 -
5

33 - konsentrasinya adalah 0,013 %


32 - Ketokonazol.
31 -
30 - SIMPULAN DAN SARAN
Keterangan : diameter lubang 6 mm
Simpulan : Berdasarkan hasil penelitian
Tabel 4. menunjukkan hasil dari uji didapatkan bahwa infusum Kangkung
kadar hambat minimal infusum Air (Ipomoea aquatica) dapat
kangkung air, infusum dapat menghambat pertumbuhan Jamur
menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale pada kadar minimal
Pityrosporum ovale pada konsentrasi 40 40 % v/v.
% v/v dengan membentuk zona bening Konsentrasi infusum Kangkung Air
10,0 mm ± 0,23. (Ipomoea aquatica) 40% v/v terhadap
Jamur Pityrosporum ovale
menghasilkan diameter hambat 10mm
±0,23. Nilai KHM infusum Kangkung
Air (Ipomoea aquatica) 40% v/v setara
dengan 0,013% v/v ketokonazol terhadap
Jamur Pityrosporum ovale
Gambar 2. Hasil Kadar Hambat Saran : Setelah diketahui bahwa
Minimal Infusum Kangkung Air Kangkung air (Ipomoea aquatica)
mempunyai aktivitas terhadap jamur
Tabel 5. Uji Aktivitas Antijamur Pityrosporum ovale, maka perlu
Ketokonazol diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai senyawa apakah yang
Diameter hambat terkandung dialam kangkung air yang
Pengujian Konsentrasi (mm)
berperan terhadap jamur Pityrosporum
(50 µl) (% v/v) Pityrosporum
ovale. Untuk masyarakat lebih luas
ovale
diharapkan dapat memanfaatkan
2 16,3± 0,06
4 19,7± 0,06
tanaman obat, khususnya Kangkung air
Ketokonazol 6 22,3± 0,11 (Ipomoea aquatica) yang banyak
8 25,4± 0,10 ditemukan di Indonesia pada umumnya
10 29,5± 0,15 untuk digunakan sebagai antiketombe.
Keterangan : diameter lubang 6 mm
PUSTAKA
Anonim. Kangkung .2011. http/:
www.wikipedia.com [Diakses
tanggal 10 Mei 2010].
Ansel, Howard C.2005. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta :
Universitas Indonesia ; hal 616 -
617.
Aprilia.F. 2010. Efektifitas Ekstrak
Jahe (Zingiber officinale Rosc)
Grafik1 Konsentrasi Ketokonazol 3,13% Dibandingkan Dengan
terhadap Pityrosporum ovale Ketokonazol 2% Terhadap
Pertumbuhan Malassezia sp Pada
Berdasarkan kurva baku Ketokonazol Ketombe [Artikel Penelitian].
terhadap Pityrosporum ovale, Fakultas Kedokteran : Semarang :
konsentrasi minimal ifusum kangkung Universitas Dipenogoro ; Hal 6 - 7.
air sebesar 40 % (v/v) diperoleh nilai x = .Departemen Kesehatan Republik
-1,87 sehingga aktivitas kesetaraan Indonesia. 1995. Farmakope
Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
6

Departemen Kesehatan Republik Nugroho.S.S. 2008. Uji Banding


Indonesia ; hal 9. Efektifitas Air Rendaman
Departemen Kesehatan Republik Kangkung (Ipomoea reptans)
Indonesia. 1980. Materia Medika Dengan Ketokonazol 1% Secara
Indonesia. Edisi IV. Jakarta : InVitro Terhadap Pertumbuhan
Departemen Kesehatan Republik Pityrosporum ovale Pada Ketombe.
Indonesia ; hal 166 - 167. [Karya Tulis Ilmiah] Fakultas
Departemen Kesehatan Republik Kedokteran : Semarang :
Indonesia. 2000. Parameter Universitas Dipenogoro ; Hal 6 - 8.
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Santoso. 2008. Ragam dan Khasiat
Obat. Jakarta : Departemen Tanaman Obat. Jakarta : PT. Agro
Kesehatan Republik Indonesia ; hal Media Pustaka ; Hal 44 - 50.
9 - 11. Siregar, R.S. 2004. Penyakit Jamur
Gunawan Dikdik, Mulyani Sri. 2004. Kulit. Jakarta : EGC
Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Tjay Tan Hoan, Rahardja Kirana. 2007.
jilid 1. Jakarta : Penebar Swadaya ; Obat - Obat Penting Edisi ke
hal 10 - 11. Enam. Jakarta : Elax media
Gunawan. 2007. Farmakologi dan Komputindo ; hal 95 - 98.
Terapi. Edisi V. Jakarta : Gaya baru
; hal 574.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit
Kulit. Jakarta : Hipokrates ; hal 14 -
15.
Harborne.J.B. 1987. Metode Fitokimia.
Bandung : ITB ; hal 49 - 147.
Jawetz. 2005. Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta : Salemba Medika ; Hal
234 - 235.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di
Laboratorium. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada ; hal 72 - 73.
Nitihapsari, Galuh Yulieta. 2010.
Efektivitas Ekstrak Seledri (Apium
Graveolens) 50% Dibandingkan
Ketokonazol 2% Terhadap
Pertumbuhan Malassezia sp Pada
Ketombe [Karya Tulis Ilmiah].
Semarang : Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas
Dipenogoro.

Anda mungkin juga menyukai