Anda di halaman 1dari 41

PEMBELAJARANDAN PENILAIAN MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

Jenjang Pendidikan:
SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH
MENENGAHKEJURUAN/MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH
KEJURUAN(SMA/SMK/MA/MAK)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2016

1|Page
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………. 1


Daftar Isi ………………………………………………………………………. 2

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………………………………. 3
B. Tujuan …………………………………………………………………. 5
C. Ruang Lingkup ………………………………………………………. 5
D. Sasaran ………………………………………………………………... 5

Bab II Karakteristik Mata Pelajaran PJOK SMA/MA, SMK/MAK


A. Rasional ……………………………………………………………….. 6
B. Tujuan PJOK …………………………………………………………. 7
C. Ruang Lingkup ………………………………………………………. 8

Bab III Desain Pembelajaran PJOK


A. Kerangka Pembelajaran PJOK …………………………………… 9
B. Pendekatan Pembelajaran PJOK ………………………………… 10
C. Strategi dan Metode Pembelajaran PJOK …………………….. 12
D. Metode Pembelajaran PJOK ……………………………………… 13
E. Gaya Mengajar PJOK ………………………………………………. 15
F. Model Pembelajaran PJOK ……………………………………….. 16
G. Rancangan Pembelajaran ………………………………………… 18

Bab IV Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan dalam


PJOK
A. Pengertian dan Teknik Penilaian ……………………………….. 20
B. Pelaksanaan Penilaian …………………………………………….. 34
C. Pengolahan Hasil Penilaian ………………………………………. 34
D. Pemanfaatan dan Tindak lanjut Hasil Penilaian
(Pembelajaran Remedial dan Pengayaan) …………………….. 36

Bab V Guru Mata Pelajaran PJOK dalam Pembelajaran Abad 21 38

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupanbangsa masakinidanmasamendatang.Pandanganini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan dimasa yang akan datang. Mempersiapkan
siswa untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum. Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi
muda bangsa. Dengan demikian,tugas mempersiapkan generasi muda
bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan siswa,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupandi masa kini dan masa
depan.Pada waktu yang bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna
mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan
kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-
aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill.
Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan akan
memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalahseperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum2013bertujuanuntukmempersiapkanmanusiaIndonesia
agarmemilikikemampuanhidupsebagaipribadidanwarga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritualdansosial, rasaingintahu,kreativitas,kerjasamadengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana siswamenerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
3|Page
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensidinyatakandalambentukkompetensiintikelasyangdirinci
lebih lanjut dalamkompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizingelements)kompetensidasar,dimana
semuakompetensidasar dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalamkompetensi
inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan mata


pelajaran kelompok B di dalam struktur kurikulum SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK. Mata pelajaran PJOK di dalam kerangka
Kurikulum 2013 diintegrasikan dengan pengembangan budaya lokal,
hal ini berarti budaya lokal yang berkaitan dengan konteks gerak
dapat dimasukkan ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang sudah ada. Namun apabila tidak dapat diintegrasikan ke dalam
kompetensi dasar yang ada, maka daerah/sekolah dapat
merumuskan kompetensi dasar tersendiri.
PJOK pada penjelasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 37 UU dituliskan, bahwa bahan kajian pendidikan jasmani, dan
olahraga dimaksudkan untuk membentuk karakter siswa agar sehat
jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. PJOK
ditekankan untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual,
dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan
psikis yang seimbang. Selain tujuan utama tersebut dimungkinkan
adanya tujuan pengiring, tetapi porsinya tidak dominan.
Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007:27-28)
menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktivitas
jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh
terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional siswa.
Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa PJOK merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir
kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih
melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Mengingat tantangan yang berat bagi guru PJOK untuk menjalankan
profesinya dalam Implementasi Kurikulum 2013 perlu disusun
panduan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran ini.

4|Page
B. Tujuan

Buku pedoman ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi guru


dalam melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan pembelajaran
PJOKdalam:
1. Memahami konsep Kurikulum 2013.
2. Menyusun perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik berbasis aktivitas.
3. Mengelola kegiatan belajar mengajar yang memuat pengembangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Mengintegrasikan muatan lokal ke mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
6. Memahami lingkup materi pembelajaran di setiap jenjang
pendidikan.

C. Ruang Lingkup

Buku ini memuat 6 (enam) bab yang saling berkaitan, yakni:

Bab I :Pendahuluan.
Bab II : Karakteristik Mata PelajaranPJOK.
BabIII : DesainPembelajaran Mata PelajaranPJOK.
BabIV : Penilaian Mata PelajaranPJOK.
Bab V : Sumber dan Media Pembelajaran.
Bab VI : Guru Mata Pelajaran PJOK dalam Pembelajaran Abad 21.

D. Sasaran
Sasaran dari penulisan buku pedoman ini adalah:
1. Guru mata pelajaran PJOK pada setiap satuan pendidikan SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
2. Kepala Sekolah.
3. Pengawas Sekolah dan Mata Pelajaran.
4. Dinas Pendidikan/Instansi terkait lainnya.

5|Page
BAB II
KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,
OLAHRAGA,DAN KESEHATAN SMA/MA, DAN SMK/MAK

A. Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik (menyeluruh) dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. PJOK
memperlakukan anak sebagai satu kesatuan yang utuh, daripada
hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik
dan mentalnya.
PJOK merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap spiritual-sosial-mental-
emosional), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan
psikis yang seimbang.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogik, dan
tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani,
karena gerak sebagai aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk
mengenal dunia dan dirinya sendiri yang berkembang secara alamiah,
berkembang searah dengan kemajuan zaman. Melalui pendidikan
jasmani anak didik akan memperoleh pengalaman untuk
mengembangkan kreatifitas, inovasi, keterampilan, dan kebugaran
jasmani, kebiasaan hidup sehat, memiliki pengetahuan dan
pemahaman terhadap gerak manusia.
PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman tentang apa
yang mereka perlukan untuk membuat komitmen seumur hidup
tentang arti penting hidup sehat, aktif dan mengembangkan kapasitas
untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif.
Penelitian telah menunjukkan keterkaitan antara peningkatan
aktivitas fisik dan prestasi akademik yang lebih baik, kualitas
konsentrasi, serta kualitas perilaku kelas dalam proses belajar.
Manfaat lain termasuk perbaikan dalam kesejahteraan psikologis,
kemampuan fisik, konsep-diri, dan kemampuan untuk mengatasi
stres.
Harapannya kurikulum PJOK ini juga memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kesejahteraan
emosional. Demikian juga pengaruh dari pendidikanjasmani dari sisi
kesehatan,di mana siswa akan belajar keterampilan yang dibutuhkan
untuk sukses dalam hidup aktif dan warga yang bertanggung jawab
secara sosial.
PJOK yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting,
yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung
dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola
hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

6|Page
Aktivitas jasmani dan olahraga yang dimaksud adalah seluruh gerak
tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot rangka yang secara
nyata meningkatkan pengeluaran energi (energy expendicture) di atas
level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Atau secara
sederhana dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang
melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi.
Artinya, ketika anak diinstruksikan bergerak, gerak yang dilakukan
seharusnya melibatkan kelompok otot besar dan menyebabkan
mereka mengolah energi melalui metabolisme otot yang terlibat.
Bermainadalah bentuk aktivitas jasmani lainnya yang memiliki makna
aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain
sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun
bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain
dapat ditemukan di dalam keduanya.
Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang dengan tetap
mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal,
permainan diartikan sebagai “aktivitas fisik yang di dalamnya sudah
mengandung unsur-unsur yang menyenangkan.” Unsur ini dapat
berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi
aturan.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir
dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Olahraga adalah aktivitas
jasmani yang sudah benar-benar terorganisir dan tingkat
kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang mengaturnya.
Peraturan menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi
sehingga individu atlet dapat bertanding scara fair dan mencapai
sasaran yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan untuk
mendemostrasikan kompetensi seseorang dan menantang batas-batas
kemampuan maksimal.
Bermain, olahraga dan aktivitas jasmani lainnya melibatkan bentuk-
bentuk gerakan untuk tujuan pendidikan. Olahraga dan bermain
dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan,
pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan
pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif, keduanya dapat
dan harus beriringan bersama.

B. Tujuan PJOK
Tujuan mata pelajaran PJOK untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah sebagai berikut:
1. Mendidik anak untuk mencapai kedewasaan yang memadai
menjadi warga negara yang baik, produktif, memiliki karakter
positif, serta bertaqwa atas dasar keimanan yang kuat kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai disiplin,percaya diri, sportif, jujur,
bertanggungjawab, kerjasama dalam melakukan aktivitas jasmani.
3. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani,
kesehatandan kesejahteraan.
4. Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam berbagai
aktivitas jasmani.
5. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan untuk

7|Page
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, suasana kompetitif, dan
rekreasional.
6. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta
gaya hidup aktif sepanjang hayat.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK SMA/MA dan SMK/MAK
adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas Permainan Bola Besar misalnya: keterampilan gerak
permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket, bolatangan dan/atau
permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
2. Aktivitas Permainan Bola Kecil misalnya: keterampilan gerak
permainan rounders, kasti, softball, dan/atau permainan
tradisonal dan sederhana lainnya.
3. Aktivitas Atletik misalnya: keterampilan gerak jalan, lari, lompat,
dan lempar, dan/atau permainan tradisonal dan sederhana
lainnya.
4. Aktivitas Beladiri misalnya: olahraga dan seni beladiri pencak
silat, karate, taekwondo, dan/atau olahraga dan seni beladiri
lainnya.
5. Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani, meliputi
pengembangan komponen kebugaran berkaitan dengan kesehatan
dan keterampilan, serta pengukuran dengan instrumen
terstandar.
6. Aktivitas Senam Lantai meliputi: aktivitas keterampilan gerak.
7. Aktivitas Gerak Berirama meliputi: keterampilan gerak langkah,
gerak dan ayunan lengan, musikalitas serta apresiasi terhadap
kualitas estetika gerakan, tarian kreatif dan rakyat.
8. Aktivitas Air, meliputi: keterampilan gerak salah satu gaya renang,
keselamatan dan pertolongan di air dengan dan tanpa alat serta
kegawatdarutan.
9. Kesehatan, meliputi; prinsip pergaulan sehat, NAPZA, aktivitas
fisik secara teratur, HIV/AIDS, dan PMS.

8|Page
BAB III
DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI,
OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

A. Kerangka Pembelajaran PJOK


Dimensi kompetensi dasar mata pelajaran PJOK diklasifikasi dalam
empat jenis, yaitu:
1. kompetensi dasar pengembangan sikap religius
2. kompetensi dasar pengembangan sikap sosial
3. kompetensi dasar pengetahuan
4. kompetensi dasar keterampilan/psikomotor

Kerangka pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas yang


dirancang oleh guru untuk mencapai keempat jenis kompetensi dasar
tersebut, meliputi: pendahuluan, inti dan penutup.
1. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dapat dilakukan oleh guru antara lain
sebagai berikut.
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa.
b. Memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
c. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
akan dinilai.
e. Menjelaskan skenario pembelajaran.
f. Melakukan pemanasan yang terkait dengan materi
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan penerapan secara operasional
model/pendekatan/metode/gaya yang dipilih sesuai dengan
kompetensi dasar dan karakteristik siswa. Contoh menggunakan
gaya mengajar resiprokal sebagai berikut:
a. Siswa mencari pasangan sesuai dengan petunjuk guru.
b. Siswa bersama pasangannya menerima dan mempelajari
lembar kerja yang dibagikan guru (berisi langkah kerja dan
tugas gerak yang harus dilakukan).
c. Siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi
pelaku dan siapa yang menjadi pengamat.
d. Siswa yang berperan sebagai pelaku melakukan tugas gerak,
dan pengamat mengamati. Jika pelaku melakukan kesalahan,
pengamat memberi koreksi sesuai dengan kriteria yang
terdapat dalam lembar tugas.
e. Pergantian peran sebagai pelaku dan pengamat atau
sebaliknya dilakukan sesuai kesepakatan masing-masing
pasangan.
f. Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan
dan penilaian, tanpa melakukan intervensi terhadap pelaku.
Pada setiap kesempatan guru dapat menghentikan aktivitas
pembelajaran untuk melakukan koreksi umum dan

9|Page
mengundang dialog terkait masalah teknik dan mekanika
gerak dari gerak yang dipelajari.
g. Di akhir pembelajaran guru mengundang beberapa pasangan
siswa menampilkan hasil belajar di hadapan siswa lainnya.

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru sebagai
berikut:
a. Melakukan pendinginansekaligus menjelaskan fungsinya.
b. Melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan
dengan materi pembelajaran yang telah diberikan.
c. Guru membuka dialog atau mengingatkan kembali tentang
nikmat dan karunia Tuhan atas kemampuan gerak yang
dimiliki oleh siswa yang senantiasa harus disyukuri setiap
waktu.
d. Bersama siswaguru membuat simpulan materi, melakukan
refleksi dan tindak lanjut dari materi pembelajaran yang telah
diberikan.
e. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
Dari proses pembelajaran sebagaimana uraian tersebut dapat
digambarkan bahwa kompetensi dasar yang meliputi kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu, dan
diharapkan dapat dicapai melalui satu kegiatan pembelajaran secara
bersamaan.

B. Pendekatan Pembelajaran

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau


scientific approach padaproses pembelajaran. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) meliputi aktivitas; mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, mengomunikasikan
yang dilakukan oleh siswa untuk sampai kepada kompetensi dasar
yang diharapkan.
Melalui aktivitas tersebut, pelajaran yang diikuti siswa mampu
mengembangkan tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Arti dari masing-masing aktivitas dalam pendekatan saintifik dalam
pembelajaran dapat disajikan seperti berikut ini:
1. Mengamati
Mengamati adalah proses mengenal objek melalui penggunaan
indra yang dimiliki, misalnya dengan melihat/menonton,
mendengarkan, dan membaca. Sehingga siswa akan memperoleh
konsep awal dan menemukan permasalahan-permasalahan dalam
materi yang akan dipelajari. Proses ini akan berdampak pada
siswa memahami obyek secara nyata, senang, tertantang, dan
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya.
2. Menanya

10 | P a g e
Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
saling bertanya untuk mengungkapkan berbagai masalah yang
ditemukan pada saat proses pengamatan dengan berbagai bentuk
pertanyaan baik yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan kompetensi yang akan diraihnya.
3. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi ini merupakan bagian dari
kegiatan eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan terkait dengan pengembangan kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
4. Menalar/Mengasosiasi
Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. Istilah menalar dalam pembelajaran merujuk
pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan beragam
peristiwa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan
keputusan.
5. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk penyampaian
informasi, peragaan keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran
atau kehidupan.
Khusus dalam pelajaran PJOK, kegiatan-kegiatan di atas tentu
tidak dapat dan tidak selalu harus dilaksanakan secara hirarkis.
Hal itu tergantung pada materi ajar dan penggalan kegiatan
pembelajaran yang sedang dilakukan. Jika pendekatan ilmiah ini
dilaksanakan secara kaku sesuai urutannya, dikhawatirkan
pelajaran PJOK akan kehilangan ciri uniknya, yaitu kekayaan
aktivitas gerak yang bermanfaat langsung pada pengembangan
keterampilan motorik dan kebugaran jasmani.
Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa scientific approach bukanlah
sebuah model pembelajaran yang harus diikuti sesuai
tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah menunjuk pada orientasi
pembelajaran yang harus dicapai. Pendekatan ilmiah bukan
merupakan sebuah urutan kegiatan belajar, tetapi lebih bermakna
sebagai “sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran apapun)
harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Dengan demikian siswamampu
mengembangkan kemampuan untuk memproses dan
memecahkan masalahmelalui tahapan tadi.
Penerapan pendekatan ilmiah dapat dipadukan dengan berbagai
model, diantaranya adalah model pembelajaran berbasis
masalah(problem-based learning), pembelajaran berbasis projek
(project-based learning), pembelajaran kontekstual(contextual
learning),pembelajaran penemuan terbimbing(guided discovery
learning), sampai pada pembelajaran individual (individual
learning).
Dalam pembelajaran PJOK sendiri terdapat beberapa model
pembelajaran yang sudah dikembangkan. Beberapa di antaranya
adalah model pendidikan gerak(movement education), model
pengembangan tanggung jawab (teaching personal and social
11 | P a g e
responsbility/Hellison’s model), model pendidikan petualangan
(adventure education model), model kebugaran (fitness education
model), model perkembangan (developmental model), bahkan
termasuk model Teaching Games for Understanding (TGfU model)
serta model pembelajaran kooperatif (cooperative learning model).

C. Strategi dan Metode Pembelajaran PJOK


Strategi pembelajaran dalam PJOK meliputi:
1. Pengajaran Interaktif(Interactive Teaching)
Pengajaran interaktifmempunyai makna guru memberitahukan,
menunjukkan, atau mengarahkan sekelompok anak tentang apa
yang harus dilakukan; lalu siswa melakukannya; dan guru
mengevaluasi seberapa baik hal itu dilakukan dan
mengembangkan isi pelajaran lebih jauh, guru mengontrol proses
pengajaran.Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang sama
atau dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini
dengan gaya komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang
sama.

2. Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching)


Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau
lebih tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan.
Biasanya, setiap tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang
berbeda dengan tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki
pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari satu pangkalan
ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran berpangkalan ini
disebut juga pengajaran tugas. Strategi ini dalam tataran gaya
mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style).

3. Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching)


Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang
mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya
kepada siswa. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan
strategi lain tetapi berharga untuk dieksplorasi secara terpisah.
Strategi ini tidak jauh berbeda dengan gaya berbalasan (reciprocal
style), dalam halsiswa sendiri memberikan pengarahan kepada
siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa
yang bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan
satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa.

4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa diberi tugas
pembelajaran atau proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya.
Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang
berbeda seperti kemampuan atau kebutuhan sosialnya.
Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai sesuai dengan
seberapa baik mereka mampu menyelesaikan tugasnya, di
samping dari cara mereka bekerja sama dengan yang lain.

5. Strategi Pembelajaran Sendiri (Self-instructional Strategies)

12 | P a g e
Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan
oleh siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai
informasi. Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri
sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi
yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk
memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi
pengajaran.

6. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)


Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang
untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui
penyajian tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan
masalah, penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan
fungsi kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan (inquiry
learning). Semua model ini menggambarkan pendekatan yang
melibatkan siswa dalam merumuskan respons sendiri tanpa
meniru apa yang sudah diperlihatkan guru sebelumnya.
Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat
respons kognitifnya. Ketika guru mengetengahkan masalah yang
memerlukan jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu
biasanya disebut convergent problem solving. Ketika masalah
tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu jawaban
terbaik, maka pemecahan masalah tersebut disebut divergent
problem solving.

7. PengajaranBeregu (Team teaching)


Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk
menyajikan pelajaran kepada sekelompok siswa. Ketika pelajaran
pendidikan jasmani bersifat co-educational (melibatkan siswa
putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team teaching
sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra maupun
putri yang terkelompokan secara heterogen dengan mendapat
guru pria dan wanita di saat bersamaan.

D. Metode Pembelajaran PJOK


Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan cara atau
teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta
bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh
karena itu, secara umum, pembahasan tentang metode mengajar
bukan hanya bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu diberikan
secara keseluruhan (whole method) ataukah sebagian-sebagian (part
method), tetapi juga tentang cara memperlakukan siswa dan
pengaturan waktu.
1. Latihan Terbimbing
Metode latihan terbimbing adalah teknik yang paling umum dalam
proses pembelajaran PJOK, di mana siswa dituntun dengan
berbagai cara melalui pemberian variasi gerak. Dalam
penggunaannya latihan ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang
paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta
memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan.

13 | P a g e
Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama dalam
cabang olahraga yang berbahaya seperti senam dan renang. Di sini
siswa perlu dibantu, baik secara langsung oleh guru atau dengan
pemakaian alat.

2. LatihanPadat dan Terdistribusi


Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan dengan berapa
lama waktu latihan yang digunakan dalam satu episode
pembelajaran, dan bagaimana waktu yang tersedia ini
dimanfaatkan, apakah langsung dihabiskan sekaligus atau
diselingi istirahat.
Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu
latihan hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari
pertama pasing bawah pada permainanbola voli, kemudian di hari
berikutnya berganti menjadi pasing atas. Jika ini yang dilakukan,
guru mempunyai pilihan apakah keterampilan akan dilatih oleh
anak secara terus menerus sampai waktu habis atau
menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat.
Pilihan yang pertama disebut latihan padat (massed practice),
sedangkan pilihan kedua disebut latihan terdistribusi (distributed
practice). Contoh lain dari metode ini adalah latihan dengan
interval (interval training).

3. Latihan Terpusat dan Acak


Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga keterampilan yang
dilatih dilaksanakan satu persatu hingga jumlah ulangan atau
waktu yang ditentukan terselesaikan sebelum dilanjutkan ke
keterampilan lain. Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis
yang berisi servis, smes, dan dropshot. Guru akan meminta siswa
melatih dulu servis, misalnya 20 kali kemudian dilanjutkansmes
20 kali dan dropshot 20 kali. Intinya, latihan terpusat
dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga selesai
sebelum berpindah ke tugas lain.
Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan beberapa
keterampilan secara berselang-seling. Dengan latihan acak, siswa
diminta melakukan gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes1 kali,
dan dropshot1 kali kemudian kembali ke servis lagi, smes, dan ke
dropshot lagi, dan seterusnya hingga jatah waktu atau jumlah
ulangan yang ditetapkan diselesaikan.
Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih banyak
kemungkinan variasi gerak. Latihan dapat divariasikan
berdasarkan pada perubahan kecepatan, jarak, tingkatan gerak,
dan tujuan latihan. Jika dalam satu pertemuan latihan kondisi-
kondisi tersebut divariasikan sedemikian rupa, siswa akan
mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan kemampuan
penyesuaianketerampilan, maupun proses kognitifnya.

4. Keseluruhan dan Bagian per Bagian


Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat
kompleks (keterampilan serial)sehingga guru harus mampu
menyesuaikan prosedur dan pendekatan yang tepat.

14 | P a g e
Untukmenghadapi gerakan tersebutguru akan membagi tugas
menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap
bagian tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk
kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi
satu keterampilan yang utuh. Jika ini yang ditempuh guru, maka
ia sedang menerapkan metode bagian (part method).
Jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang
utuh (keterampilan diskrit) dimana hubungan antara satu bagian
dengan bagian yang lain demikian erat maka lebih baik diajarkan
secara utuh. Irama dan timing dari keterampilan itu akan terjaga
dengan lebih baik jika guru memilih metode keseluruhan atau
whole method.
Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika tidak
mengganggu keselamatan.Siswaharus diberi kesempatan untuk
merasakan keterampilan secara keseluruhan sebelum
keterampilan itu dipeach menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan
gurumaka ia sedang menggunakan metode campuran yang
disebut metode keseluruhan-bagian (whole-part method).
Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan, dan
keseluruhan-bagian juga dikenal satu metode mengajar yang lain
yang disebut metode progresif (progressive method). Metode ini
dikenal sebagai metode yang berada dalam satu gugus dengan
metode bagian, tetapi diciptakan dengan maksud menutupi
kekurangan dari metode tersebut.
Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai
berikut. Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu
bagian keterampilan yang dianggap penting (inti) yang selalu
ditekankan dan diulang-ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama
digabung dengan bagian kedua sehingga menampilkan pola gerak
yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua
digabung lagi dengan bagian tiga, yang menunjukkan pola
keterampilan yang semakin lengkap. Demikian seterusnya
sehingga keseluruhan bagian yang tersisa akhirnya tergabung
secara keseluruhan.

E. Gaya Mengajar PJOK


Mosston membedakan gaya mengajar sesuai dengan besarnya peran
siswa di dalam proses pembelajaran (pra pertemuan, pertemuan, dan
pasca pertemuan). Berikut adalah beberapa gaya mengajar tersebut:
1. Gaya A : Komando (Command Style)
Semua keputusan dikendalikan oleh guru dan siswa hanya
melakukan apa yang diperintahkannya. Satu aba-aba satu respons
siswa.
2. Gaya B : Latihan (Practice Style)
Guru memberikan beberapa tugas dan siswa menentukan di mana,
kapan, bagaimana, dan tugas mana yang akan dilakukan pertama
kali. Guru memberi umpan balik.
3. Gaya C : Berbalasan (Reciprocal Style)

15 | P a g e
Satu siswa menjadi pelaku, satu siswa lain menjadi pengamat dan
bertugas memberikan umpan balik, dan dilakukan secara
bergantian.
4. Gaya D : Menilai diri sendiri (Self Check Style)
Siswa diberi petunjuk untuk menilai penampilannya sendiri.Pada
saat latihan siswa berusaha mengetahui kekurangannya dan
mencoba memperbaiki.
5. Gaya E : Partisipatif atau Inklusif (Inclusion Style)
Guru menentukan tugas pembelajaran yang memiliki target atau
kriteria yang berbeda tingkat kesulitan antara satu siswa dengan
lainnya. Siswa diberi keleluasaan untuk menentukan tingkat
kesulitan yang sesuai dengan kemampuannya,dengan demikian
setiap anak akanmerasa berhasil.
6. Gaya F : Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Guru membimbing siswa ke arah jawaban yang benar melalui
serangkaian tugas untuk menjawab permasalahan yang dirancang.
Setiap anak melaksanakan tugas sesuai bimbingan guru sehingga
akan mendapatkan jawaban yang sama terhadap permasalahan
yang diberikan tersebut.
7. Gaya G : Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Guru menyediakan satu permasalahan yang harus diselesaikan.
Siswa diberi kebebasan sesuai dengan cara yang dipilihnya sendiri,
sehingga jawaban yang dihasilkan akan beragam.
8. Gaya H, I, J : Learner Designed Program/Learner Initiated/Self-
Teaching
Siswa mulai mengambil tanggung jawab untuk apa pun yang akan
dipelajari serta bagaimana hal itu akan dipelajari.

F. Model-model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning)


Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan dengan model ini adalah:
a. Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin
doa sebelum dimulai pembelajaran.
b. Inti
1) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan
instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai.
2) Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran senam
irama bagi kesehatan dan kebugaran jasmani.
3) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan
penjelasan guru secara individu maupun kelompok, dan
menyampaikan arti penting kerjasama dalam gerak senam
berirama.
4) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan
koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.
5) Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan

16 | P a g e
gerakan senam irama dengan menunjukkan sikap
kerjasama sesuai dengan koreksi oleh guru.
6) Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam melakukan
gerakan senam irama secara seksama.
c. Penutup
1) Guru menyampaikan tingkat pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa,
menyampaikan siswa yang mendapatkan hasil yang
terbaik, dan memberikan motivasi pada yang belum.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang
telah digunakan.
3) Berdoa bersama.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning/PBL)
Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan dengan model ini adalah:
a. Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin
doa sebelumdimulai pembelajaran.

3) Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan gerakan-
gerakan yang tidak mampu.
b. Inti
1) Siswa melakukan gerakan senam irama yang tidak mampu
dilakukan pada saat gerakan.
2) Guru mengamati seluruh gerakan senam irama siswa
secara individu maupun kelompok.
3) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan
koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.
4) Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan
gerakan senam irama sesuai dengan koreksi oleh guru.
5) Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan balik
diamati oleh guru secara individu maupun kelompok.
6) Siswa melakukan gerakan senam irama secara individu
secara bergantian.
c. Penutup
1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi
berdasarkan hasil penilaian.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang
telah digunakan
3) Berdoa bersama.

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan dengan model ini adalah:
a. Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin
doa sebelum dimulai pembelajaran.

3) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan

17 | P a g e
teknik gerakan, misalnya: teknik bermain sepakbola maka
siswa dibagi menjadi kelompok mengoper, menggiring,
menendang, menangkap bola, melempar ke dalam.
b. Inti
1) Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan
pembagian kelompok instruksi guru sebelum pembelajaran
dimulai.

2) Guru menjelaskan keterkaitannya teknik sepakbola bagi
kebugaran jasmani.

3) Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik dapat
dijadikan sebagai mediator bagi siswa lain dalam kelompok
tersebut. 

4) Secara kelompok siswa berganti tempat untuk mempelajari
gerakan teknik yang berbeda dari kelompok asal. 

5) Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi dan diberikan
koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.

6) Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan
gerakan teknik sepakbola sesuai dengan koreksi oleh guru.
c. Penutup
1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi
berdasarkan hasil penilaian.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang
telah digunakan.
3) Berdoa bersama.

G. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran secara operasional berbentuk dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPPdisusunberdasarkan
silabus yang telah disediakan oleh pemerintah yang memuat
kompetensi yang akan dicapai, materi pokok, dan kegiatan
pembelajaran. RPP dikembangkan oleh guru yang bersangkutan
sesuai dengan karakter siswa dan sekolah.

1. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Setiap pendidik (guru) pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematik agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis siswa. Komponen RPP terdiri dari:
a. Identitas,
b. Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar (Sikap Spritual, Sikap
Sosial, Pengetahuan, dan 
Keterampilan),
c. Indikator Pencapaian Kompetensi,
d. Materi Pembelajaran;
e. Kegiatan Pembelajaran,
f. Penilaian (Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan).

18 | P a g e
g. Media, Alat,dan Sumber Belajar;

2. Langkah-Langkah Pengembangan RPP


a. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi
pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian
pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar;
b. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan
KI-4;
c. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran
dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan
lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan
sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk
pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
d. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus
dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan
saintifik disesuaikan dengan kondisi siswa dan satuan
pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan
sumber belajar;
e. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan
alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;
f. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara
menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta
membuat pedoman penskoran;
g. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah
dilakukan penilaian; dan
h. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah
penjabaran proses pembelajaran.

19 | P a g e
BAB IV
PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN
KETERAMPILAN DALAM PJOK

A. Pengertian dan Teknik Penilaian


1. Pengertian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh
informasi atau data mengenai proses dan hasil belajar siswa.
Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan
data hasil pengukuran capaian kompetensi siswa yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan
memfasilitasi siswa memperoleh sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama
proses (formatif) maupun pada akhir periode pembeajaran
(sumatif).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan penilaian:
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Dasar (KD) pada Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4).
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang
dilakukan dengan membandingkan capaian siswa dengan
kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian baik yang
formatif maupun sumatif seorang siswa tidak dibandingkan
dengan skor siswa lainnya namun dibandingkan dengan
penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan.
c. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Artinya
semua indikator diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar (KD) yang telah dikuasai dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa .
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut,
berupa program peningkatan kualitas pembelajaran, program
remedial bagi siswa yang pencapaian kompetensinya di bawah
KBM/KKM, dan program pengayaan bagi siswa yang telah
memenuhi KBM/KKM. Hasil penilaian juga digunakan sebagai
umpan balik bagi orang tua/wali siswa dalam rangka
meningkatkan kompetensi siswa.
Berikut uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

2. Teknik Penilaian
a. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling
(BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang
20 | P a g e
ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut
jurnal).Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman.
1) Observasi
Berikut adalah contoh penilaian dengan teknik observasi yang
berbentuk jurnal sesuai dengan Permendikbud Nomor 53 Tahun
2015, sikap spirituan dan sosial.

Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2015/2016

Nama Butir
No Waktu Siswa Catatan Perilaku Sikap
Spiritual
1 21/07/15 Bahtiar  Tidak mengikuti Ketaqwaan
sholat Jumat
yang
diselenggarakan
di sekolah.
Rumonang  Mengganggu Ketaqwaan
teman yang
sedang
beribadah
 berdoasebelum makan siang di
kantin.
2 22/09/15 Burhan  Mengajak Ketaqwaan
temannya untuk
berdoa sebelum
pertandingan
sepakbola di
lapangan
olahraga sekolah.
Andreas  Mengingatkan Toleransi
temannya untuk beragama
melaksanakan
sholat Dzuhur di
sekolah.
3 18/11/15 Dinda  Ikut membantu Toleransi
temannya untuk beragama
mempersiapkan
perayaan
keagamaan yang
berbeda dengan
agamanya di
sekolah.
4 13/12/15 Rumonang  Menjadi anggota Ketaqwaan
panitia perayaan
keagamaan di
sekolah.
5 23/12/15 Ani  Mengajak
temannya untuk Ketaqwaan
berdoa sebelum

21 | P a g e
praktik memasak
di ruang
keterampilan.

Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2015/2016

Nama Butir
T
No Waktu Siswa Catatan Perilaku Sikap
a Sosial
h
1 12/07/15 Andreas Menolong orang Kepedulian
u
lanjut usia untuk
n menyeberang
jalan di depan
C sekolah.
o 26/08/15 Rumon Berbohong ketika Kejujuran
n ang ditanya alasan
t tidak masuk
o sekolah di ruang
h guru.
2 25/09/15 Bahtiar Menyerahkan Kejujuran
f dompet yang
o ditemukannya di
r halaman sekolah
m kepada Satpam
a sekolah.
t 07/09/15 Dadang Tidak Tanggung
menyerahkan jawab
t “surat ijin tidak
e masuk sekolah”dari
r orangtuanya
s kepada guru.
e3 25/10/15 Ani Terlambat Kedisiplinan
b mengikuti
u upacara di
t sekolah.
4 08/12/15 Burhan Mempengaruhi Kedisiplinan
d teman untuk
a tidak masuk
p sekolah.
a5 15/12/15 Dinda Memungut Kebersihan
t sampah yang
berserakan di
d halaman sekolah.
i
gunakan untuk guru mata pelajaran dan guru BK. Apabila
catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial
dijadikan satu, perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN
di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku
tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap SOSIAL.
2) Penilaian diri

22 | P a g e
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri
yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan
dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan skala Likert (Likert
Scale).Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk
penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.

Nama : ............................................
Kelas : ............................................
Semester : ............................................
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2 Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuai agamanya.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat
waktu.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan
yang saya lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya
pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan
kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan
langkah yang ditetapkan.
10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
Jumlah
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai
dengan butir-butir sikap yang dinilai.
Pernyataan “ya dan tidak” dapat dikembangkan dengan
menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) dengan memberi
petunjuk “Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak
pernah), 2 (kadangkadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai
dengan keadaan kalian yang sebenarnya.”
Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan
melakukan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan
sikap yang diharapkan.
3) Penilaian Antarteman
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri
yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang
diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan skala
Likert (Likert Scale).Satu lembar penilaian diri dapat digunakan
untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.

23 | P a g e
Nama teman yang dinilai :
Nama penilai :
Kelas :
Semester :
Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya selalu berdoa sebelum
melakukan aktivitas.
2 Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Teman saya tidak mengganggu teman saya
yang beragama lain berdoa sesuai
agamanya.
4 Teman saya tidak menyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan.
5 Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/ menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan
setiap tugas.
6 Teman saya mengemukakan perasaan
terhadap sesuatu apa adanya.
7 Teman saya melaporkan data atau informasi
apa adanya.
8 .
Jumlah
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan
butir-butir sikap yang dinilai.
Pernyataan “ya dan tidak” dapat dikembangkan dengan
menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) dengan memberi
petunjuk “Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak
pernah), 2 (kadangkadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai
dengan keadaan kalian yang sebenarnya.”
Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan
melakukan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan
sikap yang diharapkan.

b. Teknik Penilaian Pengetahuan


Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai
dengan karakteristik masing-masing KD.Teknik yang biasa
digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan
portofolio.Teknik-teknik penilaian pengetahuan yang biasa
digunakan disajikan dalam tabel berikut.

Bentuk
Teknik Tujuan
Instrumen
Tes Benar-Salah, Mengetahui penguasaan
Tertulis Menjodohkan, pengetahuan siswa untuk
Pilihan Ganda, perbaikan proses
pembelajaran dan/atau

24 | P a g e
pengambilan nilai
Isian/Melengkapi,
Uraian
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman
siswa untuk perbaikan
proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang Memfasilitasi
dilakukan secara penguasaan
individu maupun pengetahuan (bila
kelompok diberikan selama proses
pembelajaran) atau
mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila
diberikan pada akhir
pembelajaran)
Portofolio Sampel pekerjaan Sebagai (sebagian) bahan
siswa terbaik yang guru mendeskripsikan
diperoleh dari capaian pengetahuan di
penugasan dan tes akhir semester
tertulis
Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan
mengikuti langkah-langkah:
a) Menetapkan tujuan tes.
b) Menyusun kisi-kisi.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
d) Menyusun pedoman penskoran.

Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (PJOK)
No Kompetensi Materi Indikator Bentuk Jml Pen-skoran
Dasar Soal Soal Soal
Sepakbola:
1. Menganalisis a. Menjelaska Uraian 1 Skor 3, jika jenis
keterampilan  Mengu n analisis disebut secara
gerak salah mpan teknik lengkap
satu bola dasar
 Menem Skor 2, jika jenis
permainan sepakbola
bak disebut secara
bola besar untuk
bola kurang lengkap
untuk menghasilk
menghasilka  Mengon an Skor 1, jika jenis
n koordinasi trol koordinasi disebut tidak
gerak bola gerak yang lengkap
yangbaik*)  Menggir baik
ing bola
b. menerapka Uraian 1 Skor 4, jika
 Menyu
nanalisis penjelasan benar
ndul
teknik dan lengkap
bola
dasar
 Lempar Skor 3, jika
sepakbola
an penjelasan benar
untuk
kedala tetapi kurang
merancang
m lengkap
latihan

25 | P a g e
 Gerak menendang
Nilai2, jika
tanpa dan
sebagian
bola mengontrol
penjelasan tidak
bola
benar dan
kurang lengkap
Skor 1, jika
hanya sebagian
penjelasan yang
benar dan tidak
lengkap
c. menerapka Uraian 2 Skor 4, jika
n analisis urutan benar
teknik dan lengkap
dasar
Skor 3, jika
sepakbola
urutan benar
untuk
tetapi kurang
merancang
lengkap
latihan
lemparan Nilai2, jika
kedalam sebagian urutan
dan gerak tidak benar dan
tanpa bola kurang lengkap
Skor 1, jika
hanya sebagian
urutan yang
benar dan tidak
lengkap

Dari kisi-kisi tersebut dapat disusun contoh instrument penilaian


dalam bentuk soal uji tulis, sebagai berikut:
1) Jelaskan perbedaan menendang bola untuk mengumpan dan
menendang bola untuk menembak?
2) Berikan contoh penerapan analisis gerak dasar menendang dan
mengontrol boladalam latihan (contoh sepakbola)!
3) Buatlah rancangan latihan gerak dasar lemparan kedalam dan
gerak tanpa bola melalui permainan!

1) Tes Lisan
Contoh pertanyaan pada tes lisan berdasarkan kisi-kisi tersebut:
a) Bagaimana posisi kaki tumpu ketika melakukan tendangan?
b) Jelaskan efektivitas tendangan dengan punggung kaki untuk
ketepatan?
c) Bagaimana cara melakukan tendangan jauh dalam
permainnan sepakbola?

26 | P a g e
2) Penugasan
Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku
Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : PJOK

Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
Konsep Menjelaskankonsep
1 Memahami konsep Penugasan
pergaulan pergaulan sehat
dan prinsip
sehat
pergaulan yang
sehat.
Contoh Tugas:
Jelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat diterapkan dalam
lingkungan sekolahmu! Lengkapi dengan contohnya!

Contoh Pedoman Penskoran Tugas


No. Aspek yang Dinilai Skor
1 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat 4
diterapkan dalam lingkungan sekolah secara
lengkap dan jelas dengan contohnya
2 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat 3
diterapkan dalam lingkungan sekolah secara
lengkap tetapi kurang jelas dalam menuliskan
contohnya
3 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat 2
diterapkan dalam lingkungan sekolah secara
lengkap tetapi tidak menuliskan contohnya
4 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat 1
diterapkan dalam lingkungan sekolah secara
lengkap dan tidak disertai contohnya
Skor Maksimum 4
Contoh tugas ini dapat dimodifikasi menjadi tugas untuk
memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan, misalnya menjadi:
Carilah informasi di internet, buku siswa, dan buku referensi yang
relevan di perpustakaan mengenai makanan pergaulan sehat dan
contoh-contohnya.Tulis hasil pencarian Kalian tersebut dengan
singkat dan sajikan pada pertemuan selanjutnya.Kalian dapat
bekerja dalam kelompok yang beranggotakan 3 (tiga) sampai 4
(empat) orang siswa.

3) Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai portofolio siswa yang merupakan penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpulan informasi perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.Portofolio bukan
merupakan sebuah metode penilaian, melainkan alat pengumpul
dan alat komunikasi tentang pembelajaran siswa.Penilaian
portofolio memerlukan tanggung jawab siswa dalam mengelola
diri, penilaian diri sendiri, dan evaluasi berpasangan. Jenis-jenis

27 | P a g e
portofolio dapat berupa: (a) portofolio personal jika dipegang dan
dikelola oleh siswa. Biasanya berguna untuk menuliskan cabang
olahraga yang disenangi, harapan, refleksi diri, serta berbagi
gagasan dari pengalaman yang diperoleh, sepanjang periode
pembelajaran, (b) portofolio terekam dan tersimpan (record-keeping
portofolios), portofolio ini dapat diisi dan disimpan oleh siswa,
namun sebagian dari informasi yang direkam juga di simpan oleh
guru, (c) portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini
menggambarkan kegiatan pembelajaran pada satu pokok bahasan
(tema) yang berdurasi antara dua hingga enam minggu.
Contohnya, untuk topik menganalisis gerak dasar sepakbola
permainan, siswa dapat mencatatkan refleksi mengenai pola
penyerangan dan bertahan (kognitif), menerapkan keterampilan
gerak pada strategi penyerangan dan bertahan (psikomotor), dan
upaya mencapai hasil (kognitif), (d) portofolio terintegrasi
(integrated portofolios), portofolio ini dapat digunakan untuk
menggambarkan “potret” siswa secara keseluruhan, dan berbagai
subyek pembelajaran,(e) portofolio selebrasi (celebration portofolios)
untuk mencatat prestasi cabang olahraga,(f) portofolio tahun
jamak (multiyears potofolios), yaitu portofolio yang digunakan
dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh siswa dari
satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan
diberi tanggal pengumpulan oleh guru.Portofolio dapat disimpan
dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik.Pada akhir suatu
semester kumpulan sampel pekerjaan tersebut digunakan sebagai
sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian pengetahuan
secara deskriptif.Portofolio pengetahuan tidak diskor lagi dengan
angka.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio
untuk pengetahuan:
1) Pekerjaan asli siswa;
2) Pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh
siswa dan guru;
3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen
portofolio;
5) Pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap
pembelajaran KD dari KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD
tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.

c. Teknik Penilaian Keterampilan


Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan
untuk melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian kinerja, dan penilaian proyek.

28 | P a g e
1) Penilaian Kinerja
Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku
Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : PJOK
No Kompetensi Materi Indikator Teknik
Dasar Penilaian
Latihan
1 Mempraktikk  ....... Kinerja
an hasil kebugaran
analisis jasmani yang  Berlari sejauh 2,4
konsep terkait KM/ tes Cooper
latihan dan dengan  Melakukan
pengukuran kesehatan: pengukuran daya
komponen tahan jantung dan
 komposisi
kebugaran paru berdasarkan
tubuh
jasmani tabel tes
 daya tahan
terkait
jantung  Memiliki derajat daya
kesehatan
dan paru- tahan jantung baru
(daya tahan,
paru/ dengan status “baik”
kekuatan,
cardivascul *)
komposisi
ar
tubuh, dan  ........
kelenturan)  daya tahan
menggunaka otot
n instrumen  kelentukan
terstandar  kekuatan
 Pengukura
n
kebugaran
jasmani

Contoh tugas penilaian kinerja


1. Lakukan pengukuran daya tahan jantung paru dengan cara
berlari sejauh 2,4 KM!
2. Tentukanlah derajat daya tahan jantung paru yang Kalian
miliki!

*Rubrik penskoran daya tahan jantung paru dapat dilihat dalam


tabel norma tes daya tahan menurut Cooper
Pada contoh penilaian kinerja dengan di atas, penilaian
diberikan dengan memperhatikan baik aspek proses maupun
produk. Sebagaimana terlihat pada rubrik penilaian ada 2
(dua) butir aspek yang dinilai, yaitu keterampilan siswa dalam
melakukan praktik berlari 2,4 KM dan menentukan derajat
daya tahan jantung paru (proses), serta kualitas daya tahan
jantung paru sesuai norma dalam tes Cooper (hasil).
Guru dapat menetapkan bobot penskoran yang berbeda-beda
antara aspek satu dan lainnya yang dinilai dengan
memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan yang dinilai.
Pada contoh di atas, keterampilan proses (berlari dan
menentukan derajat daya tahan) diberi bobot lebih rendah
dibandingkan produknya (kualitas daya tahan jantung paru).

29 | P a g e
Contoh Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
1 Berlari sejauh 2,4 3 = Melakukan start dengan baik, berlari
KM/ tes Cooper secara konsisten, dan melalui garis
finish dengan baik
2 = Hanya melakukan dua unsur berlari
dengan baik
1 = Hanya melakukan satu unsur berlari
dengan baik
2 Melakukan 4 = Mempersipkan peserta, mengawasi
pengukuran daya peserta, mengoperasikan stopwatch,
tahan jantung dan membandingkan data dengan
dan paru norma dengan baik
berdasarkan
3 = Hanya melakukan tiga langkah kerja
tabel tes
dengan baik
2 = Hanya melakukan dua langkah kerja
dengan baik
1 = Hanya melakukan satu langkah kerja
dengan baik
3 Memiliki derajat 3 = Memiliki daya tahan paru jantung
daya tahan dengan status “baik”
jantung baru
2 = Memiliki daya tahan paru jantung
dengan status
dengan status “sedang”
“baik”
1 = Memiliki daya tahan paru jantung
dengan status “kurang”

2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya
melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu
tertentu.Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur
satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata
pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data,
pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
a) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi,
dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan
laporan.
b) Relevansi
Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.
c) Keaslian
Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa
merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek siswa.

30 | P a g e
d) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan
menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Contoh Kisi-Kisi Penilaian Proyek

Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : XII/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : PJOK
No Kompetensi Materi Indikator Teknik
Dasar Penilaian
Pencaksilat:
1 Menganalisis  ...... Proyek
keterampilan  Kuda-kuda
gerak seni dan  Pola  Menyusun
olahraga langkah rangkaian
 Pukulan jurus seni
beladiri untuk
menghasilkan  Tendangan beladiri
gerak yang  Tangkisan  .....
efektif **)  Elakan
 Hindaran

Proyek:
Buatlah rangkaian jurus sederhana dengan cara memvariasikan dan
mengkombinasikan berbagai gerak (sikap dan kuda-kuda, serangan
dengan tangan dan kaki, elakan, dan belaan)
1. Tentukan gerak spesifik yang akan divariasikan dan
dikombinasikan
2. Susunlah rancangan jurus yang berisi berbagai gerak (sikap dan
kuda-kuda, serangan dengan tangan dan kaki, elakan, dan belaan)
secara harmonis
3. Cobalah lakukan rangkaian gerak tersebut secara berulang
4. Mintalah pendapat dari temanmu, kemudian lakukan perbaikan
sesuai dengan umpan balik dari temanmu

Contoh Rubrik Penskoran Proyek


Skor
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Kemampuan memilih gerak spesifik yang
akan divariasi dan dikombinasikan
2 Kemampuan merancang rangkaian gerak
(jurus)
3 Kemampuan mempresentasikan hasil
rancangan jurus
4 Kemampuan melakukan rangkaian gerak
(jurus)
5 Kualitas rangkaian gerak/jurus (keindahan)
Jumlah

31 | P a g e
Catatan:
Guru dapat menetapkan bobot yang berbeda-beda antara
aspek satu dan lainnya pada penskoran (sebagaimana contoh
rubrik penskoran di atas) dengan memperhatikan karakteristik
KD atau keterampilan yang dinilai.

3) Penilaian Portofolio
Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian
keterampilan merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari
KD pada KI-4.Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu
folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh
guru.Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan
dan/atau elektronik.Pada akhir suatu semester kumpulan
sampel karya tersebut digunakan sebagai sebagian bahan
untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara
deskriptif.Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan
angka.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian keterampilan
dengan portofolio:
a) Karya asli siswa;
b) Karya yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh
siswa dan guru;
c) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
d) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap
dokumen portofolio;
e) Karya yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap
pembelajaran KD dari KI-4 berakhir, karya terbaik dari KD
tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.

d. Teknik Penilaian Kebugaran Jasmani


1) Mengukur indeks massa tubuh (IMB) atau body mass indeks
(BMI)
IMT dihitung dari massa badan (M) dan kuadrat tinggi atau
height (H), atau IMT= M/HxH, di mana M adalah massa badan
dalam kg, dan H adalah tinggi badan dalam meter. BMI sebagai
alat bantu untuk menyatakan seseorang terlalu kurus, ideal, di
atas ideal, gemuk, dan obesitas. Berdasarkan BMI assessment
oleh NHS Direct (2011); http: //www.nhs.uk/ livewell/
loseweight/ pages/ bodymassindex.aspx, tabel tersebut adalah
sebagai berikut:

BMI Status
Kurang dari 18.5 Kurus

18.5 - 24.9 Ideal


25 - 29.9 Melebihi berat ideal
30 - 39.9 Kegemukan
Lebih dari 39.9 Obesitas

32 | P a g e
Berikut adalah contoh penghitungan indeks ini; jika tinggi
badan seseorang adalah 1,82 meter, maka bilangan pembaginya
akan menjadi 1,82X1,82 = 3,3124. Jika berat badan seseorang
70,5 kg, (70,5/ 3,3124) maka IMT nya adalah 21,3 sehingga
siswa dapat dikatakan memiliki indeks massa tubuh ideal.
2) Mengukur derajat kebugaran jasmani secara umum dari McCloy
Tes kebugaran jasmani dengan McCloy ini mempersyaratkan
testee untuk melakukan serangkaian kegiatan berupa pull ups,
press ups, squat thrusts, squat jumps, dan sit ups.Instrument ini
digunakan untuk melihat perkembangan kebugaran jasmani
siswa dari waktu ke waktu secara personal, sehingga untuk
menentukan norma atau derajat kebugaran jasmani siswa perlu
dilakukan penetapan norma oleh guru sesuai dengan rata-rata
kemampuan siswanya.
Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani ini dilakukan
secara berangkai dan terus menerus dengan tahap-tahap yang
telah ditentukan.Pada setiap pergantian kegiatan diberikan jeda
waktu selama tiga menit untuk memberi kesempatan testee
melakukan pemulihan.Perlu dipastikan, seluruh siswa dapat
melakukan secara benar setiap gerakan agar pelaksanaan
pengukuran tidak terganggu masalah teknis, dan data yang
diperoleh valid.Berikut adalah prosedur dan langkah
pelaksanaan tes tersebut:
a) Testee melakukan pemanasan kurang lebih selam 10 menit
b) Testee melakukan Pull Ups (dagu melewati palang) sebanyak
yang mampu ia lakukan
c) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan
yang bisa dilakukan testee
d) Testee istirahat selama tiga (3) menit
e) Testee melakukan Press Ups sebanyak yang mampu ia
lakukan
f) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan
yang bisa dilakukan testee
g) Testee istirahat selama tiga (3) menit
h) Asisten tes memberikan aba-aba “GO” dan memencet
stopwatch tanda dimulai Squat Thrusts
i) Testee melakukan Squat Thrustssebanyak-banyaknya
selama 1 menit
j) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan
yang bisa dilakukan testee
k) Testee istirahat selama tiga (3) menit
l) Asisten tes memberikan aba-aba “GO” dan memencet
stopwatch tanda dimulai Squat Jumps
m) Testee melakukan Squat Jumpssebanyak-banyaknya selama
1 menit
n) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan
yang bisa dilakukan testee
o) Testee istirahat selama tiga (3) menit
p) Asisten tes memberikan aba-aba “GO” dan memencet
stopwatch tanda dimulai Sit Ups
q) Testee melakukan Sit Ups sebanyak-banyaknya selama 2
menit
Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan yang
bisa dilakukan testee. Peralatan yang diperlukan oleh tester dan
33 | P a g e
asisten tes adalah matras rata yang tidak licin, papan gantung
untuk melakukan pull ups, stopwatch, dan berbagai alat
tulis.Skor derajat kebugaran jasmani atau The Physical Fitness
Index (P.F.I.) adalah hasil penjumlahan seluruh pengulangan
dari lima item tes dibagi lima (5).
B. Pelaksanaan Penilaian
Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan
indikator pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD).Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur sesuai dengan keluasan dan kedalaman
kompetensi dasar tersebut.Indikator tersebut digunakan sebagai
rambu-rambu dalam penyusunan butir-butir soal atau tugas.
Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan
ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu dan menjadi acuan
dalam penilaian.Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi
satu atau lebih indikator pencapaian.Untuk menilai pencapaian
kompetensi sikap, dan keterampilan digunakan indikator yang dapat
diamati.
Seperti pelaksanaan penilaian sikap spiritual, penilaian sikap sosial
dilakukan secara terus-menerus selama satu semester.Penilaian sikap
sosial di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Perkembangan sikap siswa di luar jam pelajaran diikuti dan dicatat
wali kelas dan guru BK.
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa. Penilaian tersebut dilakukan selama kegiatan belajar
mengajar (KBM) sedang berlangsung, penilaian harian (PH), penilaian
tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS).Penilaian
tengah semester (PTS) dan PAS pada umumnya dilakukan melalui tes
tertulis.
Penilaian keterampilan dilakukan melalui teknik penilaian kinerja,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang dilaksanakan setelah
pembelajaran satu atau beberapa KD dari KI-4.Teknik penilaian yang
dipakai untuk setiap KD bergantung pada isi KD.

C. Pengolahan Hasil Penilaian


1. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan
sikap selama satu semester:
a. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK masing-masing
mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap jurnal yang
dibuatnya ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada
jurnal belum ada kolom butir nilai).
b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK masing-masing
membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap
sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap siswa.
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat
sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan

34 | P a g e
wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan
(merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap
siswa.
Berikut adalah contoh rumusan deskripsi capaian sikap spiritual
dan sosial.
Sikap spiritual: Selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum
melakukan kegiatan,dan toleran pada pemeluk agama yang
berbeda, ketaatan beribadah mulai berkembang.
Sikap sosial: Sangat santun, peduli, dan percaya diri; kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggungjawab meningkat.

2. Nilai Pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian, penilaian
tengah semester, dan penilaian akhir semester yang dilakukan
dengan beberapa teknik penilaian.Penulisan capaian pengetahuan
pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
a. Hasil Penilaian Harian
Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh
dari hasil penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau
penugasan untuk setiap KD.Dalam perhitungan nilai rata-rata
DAPAT diberikan pembobotan untuk nilai tes tertulis dan
penugasan MISALNYA 60% untuk bobot tes tertulis dan 40%
untuk penugasan.
Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD
yang gemuk (cakupan materi yang luas) sehingga penilaian
harian tidak perlu menunggu selesainya pembelajaran KD
tersebut.Materi dalam suatu penilaian harian untuk KD gemuk
mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup oleh
KD tersebut.Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, penilaian
harian dapat dilakukan setelah pembelajaran lebih dari satu KD.
b. Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang
diperoleh dari penilaian tengah semester yang terdiri atas
beberapa kompetensi dasar.
c. Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang
diperoleh dari penilaian akhir semester yang mencakup semua
kompetensi dasar dalam satu semester.
d. Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari
HPH, HPTS, HPAS dengan memperhitungkan bobot masing-
masing yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Pengolahan nilai pengetahuan dilakukan melalui pembobotan
sebagaimana contoh HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1.
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor
dituliskan deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata
pelajaran, dengan rambu-rambu seperti pada penilaian sikap.

3. Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan
produk), proyek, dan portofolio.Hasil penilaian dengan teknik
kinerja dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir
35 | P a g e
keterampilan pada setiap mata pelajaran.Seperti pada pengetahuan,
penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka
pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Penilaian dalam satu semester yang dilakukan oleh guru dapat
menghasilkan skor seperti contoh dalam tabel berikut.
Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan
Kinerja Kinerja Skor Akhir
KD (Proses) (Produk) Proyek Portofolio KD*

4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 87
4.4 75 87 78,50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester 82,916
Pembulatan 83

Catatan:
1. Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik
yang sama, yaitu kinerja. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2
adalah skor optimum. Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua)
kali tetapi dengan teknik yang berbeda, yaitu produk dan proyek.
Oleh karenanya skor akhir KD 4.4 adalah rata-rata dari skor yang
diperoleh melalui teknik yang berbeda tersebut.
2. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui penilaian proyek – 2 (dua) KD
dinilai bersama-sama dengan proyek. Nilai yang diperoleh untuk
kedua KD tersebut sama (dalam contoh di atas 87).
3. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir
keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat
terdekat.
4. Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan:
Sangat Baik (A) : 86 – 100
Baik (B) : 71 – 85
Cukup (C) : 56 – 70
Kurang (D) : ≤ 55
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor
dituliskan deskripsi capaian keterampilan untuk setiap mata
pelajaran dengan rambu-rambu seperti pada penilaian sikap.dengan
rambu-rambu seperti pada penilaian sikap.

D. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian (Pembelajaran


Remedial dan Pengayaan)
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk
kompetensi pengetahuan dan keterampilan.Pembelajaran remedial
diberikan kepada siswa yang belum mencapai KBM/KKM, sementara

36 | P a g e
pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau
melampaui KBM/KKM. Pembelajaran remedial dapat dilakukan
dengan cara:
1. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda, menyesuaikan dengan gaya belajar siswa;
2. pemberian bimbingan secara perorangan;
3. pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai
dengan tugas-tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya;
4. pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas
yang telah mencapai KBM/KKM.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah siswa diketahui
belum mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PH, PTS, atau
PAS.Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang
belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai
KBM/KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.Apabila
hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa membantu
siswa mencapai KBM/KKM, pembelajaran remedial bagi siswa
tersebut dapat dihentikan. Nilai KD yang dimasukkan ke dalam
pengolahan penilaian akhir semester adalah penilaian setinggi-
tingginya sama dengan KBM/KKM yang ditetapkan oleh sekolah
untuk mata pelajaran tersebut. Apabila belum/tidak mencapai
KBM/KKM, nilai yang dimasukkan adalah nilai tertinggi yang
dicapai setelah mengikuti pembelajaran remedial. Guru tidak
dianjurkan untuk memaksakan untuk memberi nilai tuntas kepada
siswa yang belum mencapai KBM/KKM.
Selanjutnya pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan
untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran;
2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan sendiri/individual;
3. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten
pada tema tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan
antara berbagai disiplin ilmu.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah
mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PH. Mereka yang telah
mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya
tidak diberi pengayaan.Pembelajaran pengayaan biasanya hanya
diberikan sekali, tidak berulang-kali sebagaimana pembelajaran
remedial.Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan
penilaian.

37 | P a g e
BAB V
GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013yang saat ini sedang
dikembangkan untuk memenuhi kedua dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan untuk menghadapi tantangan pada era
global, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.Tantangan
internal antara lain terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari
usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya
mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusiausia produktif
yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
Dalam melaksanakan tugas mempersiapkan peserta didik menghadapi
tantangan abad 21 guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kualitas guru merupakan
komponen penting bagi pendidikan yang sukses.Peran guru sangat
penting dalam pembentukan karakter dan sikap siswa, karena siswa
membutuhkan contoh, selain pengetahuan tentang nilai baik-buruk,
benar-salah, dan indah-tidak indah.Dibutuhkan guru yang bermutu
karena perannya dalam pengembangan intelektual, emosional, dan
spiritual siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Killen (1998: v),
“Pengetahuan, kemampuan, dan keyakinan guru memiliki pengaruh
penting terhadap apa yang dipelajari siswa”. Dengan berbagai
kenyataan yang digambarkan dari berbagai penjelasan ini, guru PJOK
dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak mudah untuk
dihadapi.
Mengingat tantangan yang berat bagi seorang guru PJOK untuk
menjalankan profesinya,Interstate New Teacher Assessment and
Support Consortium (INTASC) sebagaimana yang dikutip oleh Vincent J.
Melograno (2006: 16) merilis sepuluh standar pengetahuan dan
keterampilan bagi guru PJOK yang meliputi:
1) Pengetahuan akan isi pendidikan; seorang guru PJOK diharapkan
memahami isi dari PJOK, dan kajian konsep yang terkait dengan
pengembangan “insan pendidikan jasmani”
2) Pertumbuhan dan perkembangan; pemahaman akan setiap individu
belajar dan berkembang, serta memberi kesempatan yang

38 | P a g e
memungkinkan dan mendukung setiap individu untuk berkembang
secara fisik, pengetahuan, sosial, dan emosional merupakan
standar yang harus dipenuhi oleh guru PJOK,
3) Perbedaan antar siswa; pemahaman ini akan membawa guru PJOK
untuk melakukan pendekatan dalam pembelajaran, serta
mengkreasikan pembelajaran yang sesuai dengan dan untuk
menghadapi berbagai perbedaan setiap individu siswa tersebut,
4) Manajemen dan motivasi; hal ini diperlukan dan digunakan untuk
memotivasi individu maupun kelompok serta perilaku untuk
mengkreasikan lingkungan pembelajaran yang aman,
meningkatkan interaksi sosial, komitmen pembelajaran yang tinggi,
dan membangun motivasi diri siswa untuk belajar,
5) Komunikasi; kemampuan ini adalah kemampuan guru PJOK untuk
menggunakan pengetahuan mengenai bahasa verbal dan non-verbal
yang efektif, serta media komunikasi untuk meningkatkan
pembelajaran, dan seting pembelajaran yang baik,
6) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; memahami pentingnya
pengembangan perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran
PJOK dan mewujudkan insan yang terdidik secara fisik (physically
educated person),
7) Penilaian terhadap siswa; memahami dan mampu menggunakan
berbagai jenis penilaian dan kontribusinya secara keseluruhan
untuk melanjutkan pengembangan fisik, pengetahuan, sosial, dan
emosional siswa,
8) Refleksi;kemampuan guru PJOK untuk merefleksikan kemampuan
diri sebagai praktisi dan berkontribusi bagi pengembangan dan
pertumbuhan profesionalismenya,
9) Teknologi; guru PJOK harus mampu menggunakan teknologi
informasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas diri,
dan produktivitas keprofesionalannya,
10) Kolaborasi; merupakan kemampuan guru PJOK untuk memahami
pentingnya hubungan kerja sama dengan kolega, orangtua siswa
dan pengasuh, masyarakat untuk mendukung pengembangan
“insan PJOK”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
melaksanakan pembelajaran dengan baik, guru PJOK harus memiliki
kompetensi paripurna, disamping juga dukungan sistem pendidikan
guru yang memadai.
Telah dipahami bahwa guru PJOK dalam format sistem dan aplikasi
pendidikan merupakan unsur yang berkontribusi signifikan bagi
terwujudnya proses pembelajaran dalam konsepsi pendidikan yang
bermutu. Di sisi lain, mutu dalam konteks pendidikan merupakan
akumulasi dari mutu masukan, mutu proses, mutu keluaran dan mutu
dampak pendidikan dalam kehidupan masyarakat. Mutu masukan
dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kualitas sumber daya
manusia dalam hal ini guru PJOK dalam melayani pembelajaran pada
satuan pendidikan; Kedua, mutu masukan material berupa kurikulum,
buku, alat peraga, sarana dan prasarana sekolah; Ketiga, mutu
perangkat lunak berupa peraturan, deskripsi kerja, struktur organisasi
sekolah; Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan
kebutuhan, tercermin dalam visi-misi, semangat, kinerja, dan cita-cita
dalam penyelenggaraan pendidikan.
39 | P a g e
Hasil kajian terhadap beberapa literatur menunjukkan adanya
beberapa elemen kapasitas untuk meningkatkan mutu pembelajaran
PJOK di satuan-satuan pendidikan, yaitu: (1) Guru PJOK yang
profesional, dilihat dari aspek pengetahuan dan ketrampilan, (2)
motivasi siswa, (3) Materi kurikulum, (4) kualitas dan tipe SDM yang
mendukung proses pembelajaran di kelas yang dalam hal ini adalah
guru PJOK, (5) kuantitas dan kualitas interaksi pihak terkait pada
tingkat organisasi sekolah, (6) sumber-sumber belajar, dan (7)
organisasi dan alokasi sumberdaya sekolah ditingkat lembaga.
Kapasitas guru PJOK sebagai salah satu elemen pengampu
penyelenggaraan pendidikan bermutu terkait dengan bentuk tugas dan
tanggungjawab kerjanya, yang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2007 adalah merencanakan, melaksanakan dan melakukan
penilaian pada penyelenggaraan pembelajaran di satuan pendidikan.
Karena itu guru PJOK dengan peran profesionalnya menjadi unsur
penting di antara unsur penting lainnya dalam menciptakan dan
mengembangkan kegiatan dan proses pembelajaran di dalam
dan/atau di luar kelas. Peran tersebut berkembang dan semakin
penting dalam era global ini yang semakin sarat dengan penguasan
informasi dan teknologi maju. Kebutuhan guru PJOK dengan berbagai
peran profesional seperti tersebut di atas, mengalir sepanjang zaman
seiring dengan tumbuh dan bertambahnya generasi baru yang harus
dipersiapkan melalui pendidikan yang memadai sebagai generasi
penerus bangsa.
Kenyataan nilai pentingnya peran guru PJOK dalam mewujudkan
pelaksanaan pendidikan yang bermutu sebagaimana diuraikan di atas,
mengisyaratkan bahwa guru PJOK perlu diposisikan sebagai tenaga
kerja dalam kualifikasi profesi yang sarat dengan: kompetensi,
profesionalitas, komitmen kinerja, dan akuntabilitas dalam
menjalankan tugasnya.
Sebagai perimbangan dari itu, untuk dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, guru PJOK perlu memperoleh jaminan atas pemenuhan
kebutuhan dasarnya sebagai pekerja profesi berupa kesempatan
pengembangan karier dan mutu profesionalitas, perlindungan dalam
pengabdian profesi, penghargaan dan perlindungan atas prestasi
kinerja, dan kelayakan kesejahteraannya. Konsekuensi dari kondisi
tersebut, pemerintah berkewajiban melaksanakan pengembangan
kebijakan dan program peningkatan mutu profesionalitas guru PJOK
secara terencana dan sistematis.
Mencermati posisi dan peranan penting guru PJOK dalam upaya
membangun pendidikan bermutu, kiranya perlu diajukan pertanyaan-
pertanyaan pokok berkaitan dengan kondisi guru PJOK di Indonesia
saat ini sebagai gambaran persoalan yang layak di ditindaklanjuti
melalui kebijakan dan peraturan pemerintah tentang pembinaan dan
pengelolaan guru PJOK yang sedang disiapkan, antara lain: (1)
Sejauhmana guru PJOK diposisikan sebagai tenaga profesi setara
profesi guru lain yang secara terpadu bertanggungjawab melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan lingkup tugasnya guna
merealisasikan pendidikan bermutu?; (2) Sejauh mana guru PJOK
telah memenuhi kualifikasi sebagai tenaga profesional yang siap
menangani tugas-tugas sesuai dengan bidang dan latar keilmuannya?;
(3) Sejauhmana guru PJOK telah menunjukkan mutu profesionalitas
yang dibutuhkan sebagai tenaga pendidik dalam proses pembelajaran
di sekolah?; (4) Sejauhmana guru PJOK telah menunjukkan kinerja

40 | P a g e
sesuai peran pentingnya secara aktif agar kegiatan belajar mengajar
bisa berjalan dengan efektif dan efisien; (5) Sejauhmana guru PJOK
telah diberi kesempatan dan fasilitasi untuk pengembangan karier,
ilmu pengetahuan, dan keterampilan pendukung keprofesiannya?; (6)
sejauhmana guru PJOK telah diberikan kepercayaan dan kesempatan
untuk memberikan andil pendapat dalam penentuan kebijakan
kependidikan?; (7) Sejauh mana guru PJOK telah diberikan
perlindungan dalam pengabdian profesinya di dunia pendidikan; (8)
Sejauhmana guru PJOK telah diberikan kelayakan kesejahteraan
dalam pengabdiannya; (9) Sejauhmana guru PJOK telah memenuhi
kebutuhan dan dikelola secara baik dalam penyelenggaraan pendidikan
lingkup nasional menyangkut aspek pemerataan, perluasan akses,
mutu, relevansi, daya saing (kemampuan berkinerja prima), tata kelola
tenaga kependidikan, akuntabilitas, dan pencitraan?
Inti persoalan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah bahwa elemen
guru PJOK harus dikelola mutu kehidupan profesi dan penataan
aksesibilitasnya secara terencana dan sistematis melalui acuan yang
jelas, tegas, dan rinci. Jika berbagai kebutuhan dan kesempatan guru
PJOK tersebut dapat dipenuhi, maka peran guru PJOK dalam
mempersiapkan siswa untuk menghadapi abad 21 akan berhasil
dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

41 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai