Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi
mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air.
Energi mekanik pompa yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa
mengangkat fluida untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa,
ditunjukkan oleh besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi
fluida di sisi tekan. Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan, energi
kinetik dan energi karena elevasi.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu (debit atau kapasitas pompa) dan head (tinggi energi angkat). Pada
umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, untuk
menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk mengalirkan fluida dalam proses
industry, untuk pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam praktikum ini digunakan pompa sentrifugal, karena banyak
digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada bidang industri.
Secara umum pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida
dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada industri minyak bumi, sebagian besar
pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul
fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe
sentrifugal. Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memperlancar proses kerja di kapal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara
tunggal, seri, dan paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan penggunaan instalasi pompa. Karakteristik pompa harus terlebih
dahulu diketahui agar didapatkan sistem yang optimal.

1.2 Tujuan Pengujian


1. Untuk mengetahui perstasi kerja pompa yang dipasang secara tunggal maupun
ganda (seri dan parallel).
2. Untuk mengetahui hubuungan parameter- parameter pompa:
a. Pada variabel kapasitas (putaran konstan):
 Head terhadap kapasitas (H vs Q)
 Daya terhadap kapastas (N vs Q)
 Efisiensi terhadap kapasitas (𝜂 vs Q)
b. Pada variabel utaran (kapasitas konstan):
 Head terhadap putaran (H vs n)
 Daya terhadap putaran (N vs n)
 Efisiensi terhadap putaran (𝜂 vs n)
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Umum Pompa


Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya
tersebut, pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu
pompa mejadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.

2.2 Klasifiasi Pompa dan Jenis Pompa


Pompa berdasarkan prinsip kerjanya di bedakan menjadi dua yaitu Positive
Displacement Pump dan Dynamic Pump.

2.2.1 Positive Displacement Pump


Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena
fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika
fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran
(aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih
berbanding lurus dengan jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-balik pada tiap
satuan waktu dari poros atau engkol yang menggerakkan. Pompa jenis ini
menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi
menjadi:

a. Reciprocating Pump (pompa torak)


Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari
elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-lainnya.
Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang mengatur
aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja secara otomatis
dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan yang
dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250
sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini
banyak dipakai pada pabrik minyak dan industri kimia untuk memompa cairan
kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan
pada gambar

Gambar 2.1 skema Reciprocating Pump (pompa torak)


b. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa jenis
ini adalah :
 rumah pompa yang stasioner
 rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam rumah
pompa.
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen
yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena
tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik, sebagai pompa
maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang tinggi sampai dengan
5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa ini banyak dipakai untuk
pompa pelumas dan pada hydraulic power transmission. Yang termasuk jenis
pompa ini adalah Gear Pump (Pompa Roda Gigi).
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan menekan
fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi
buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka pompa ini dapat beroperasi.
Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem pelumasan, karena pompa ini
menghasilkan head yang tinggi dan debit yang rendah.

Gambar 2.2 Skema Rotary Pump


2.2.2 Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran
fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi tekanan. Pompa ini memiliki elemen
utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa
sentrifugal.

a. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa
ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi,
seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial terdapat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Pompa aksial
b. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui
volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head
medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa
sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan pompa
rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling box, packing,
shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, casing wear ring dan
discharge nozzle.

Gambar 2.4 Penampang memanjang pompa sentrifugal


Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair
yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa. Konstruksi
dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Bagian-bagian pompa sentrifugal


Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah
bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus
poros, untuk mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.

1. Impeler

Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada air,
sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan tekanan. Di
dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah menjadi tekanan
statis. Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.8. Jenis-jenis impeler yaitu:
 Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler tetutupi oleh
mantel di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada pompa air dengan
tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi pengiriman ke sisi
penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada kesulitan yang akan
didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
 Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan adanya
sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya pemeriksaan impeler
dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur secara manual untuk
mendapatkan setelan terbaik.
Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat ataupun
berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang baik. Pompa
jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.

Gambar 2.6 Jenis impeler


2. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.9. Rumah pompa memiliki
beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat gaya
sentrifugal yang menuju sisi tekan, sebagian energi kinetik fluida diubah menjadi
tekanan.
2. Menutup impeler pada sisi penghisapan dan pengiriman pada ujung pompa
sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan
impeler.
Gambar 2.7 Desain rumah pompa
3. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros
pompa dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Poros pompa datar atau horizontal
 Poros pompa tegak atau vertikal
4. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan yang
bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring ring)
yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
5. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti
gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat
berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa
berukuran besar. Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.10.
(a) (c)

(b) (d)

Gambar 2.8 Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan
(d) kingsbury
6. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila beroperasi
dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan perapat secara
merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan permukaan
selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat atau cincin
lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar 2.11.

Gambar 2.9 Selongsong poros pompa


Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau
sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai
medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat dipakai
(pompa air kotor).
7. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan
di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
8. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros
ini juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara
maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya
terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan
menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan yang
dipompa berpasir dan tidak diinginka adanya kebocoran pada peti gasket. Jenis
dalam digunakan untuk cairan yang mudah menguap. Skema perapat mekanis dapat
dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.10 Perapat Mekanis


Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik
dari poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik
dan tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja
pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler
menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida terhisap masuk
ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian
rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler
dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang
dan berubah menjadi energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan
yang timbul tergantung pada besarnya kecepatan fluida.

2.3 Teori Dasar Hidrodinamika.


2.3.1 Persamaan Bernoulli
Syarat – syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:
 Aliran steady
 Aliran incompressible
 Aliran tanpa gesekan (inviscid flow)
 Aliran menurut garis arus (sepanjang streamline)
Suatu aliran fluida incompresible yang memiliki tekanan (P), kecepatan
(v), dan beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :
 Persamaan energi :
𝑚𝑣 2
𝑚. 𝑔. 𝑧 + 𝑃. ∀ + =𝑐
2

𝑚 𝑚𝑣 2
𝑚. 𝑔. 𝑧 + 𝑃. + =𝑐
𝜌 2

 Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:


𝑃 𝑣2 Nm
𝑔. 𝑧 + 𝜌 + = 𝑐 ( kg )
2

 Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):


𝑃 𝑣2
𝑧 + 𝜌𝑔 + = 𝑐 (m)
2𝑔

 Persamaan bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :


2 2
P1 v P v
z1   1  z2  2  2
  g 2g   g 2g

dengan : z adalah head elevasi


P
adalah head tekanan
g
v2
adalah head kecepatan
2g

Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air
mempunyai tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk
energi akan terjadi bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian,
kecepatan air akan naik menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat
terlihat jelas apabila letak pipa dalam keadaan horizontal (z1=z2).
Jadi, persamaan bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:“pada tiap saat
dan tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang
tidak bergerak akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan, dan
kecepatan yang sama besarnya”.

2.3.2 Persamaan Kontinuitas


Disebut juga hukum kekekalan massa, menyatakan bahwa laju perubahan
massa fluida yang terdapat dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu t harus
sama dengan perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang
keluar ke dan dari elemen fluida yang ditinjau.

Gambar 2.11 Aliran Fluida Dalam Tabung


Terdapat aliran fluida pada satu saluran dengan perubahan luas penampang
seperti terlihat pada gambar 2.13. Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida
selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa
dengan luas penampang A1 selama selang waktu tertentu:
𝑚
𝜌= 𝑉

𝑚 = 𝜌𝑉
𝑚1 = 𝜌𝑉1
𝑉1 = 𝐴1 𝐿1 = 𝐴1 𝑣1 ∆𝑡
𝑚̇1 = 𝜌 𝐴1 𝑣1
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama
dengan massa fluida yang keluar, maka:
𝑚̇1 = 𝑚̇2
𝜌 𝐴1 𝑣1 = 𝜌 𝐴2 𝑣2
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
Keterangan:
𝐴1 =Luas penampang 1
𝐴2 =Luas penampang 2
𝑣1 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
𝑣2 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
𝐴𝑣 = Laju aliran volume V/t atau debit
2.3.3 Segitiga Kecepatan
Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang
berputar. Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi,
dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan
masuk dan keluar untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu mengarah ke
belakang ditunjukkan pada gambar 2.12. u adalah kecepatan keliling suatu titik
pada impeler, w adalah kecepatan partikel fluida relatif terhadap impeler, dan c
adalah kecepatan absolut fluida (kecepatan relatif suatu titik pada impeler relatif
terhadap frame yang diam / tanah). c merupakan hasil penjumlahan secara vektor
dari u dan w. Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar impeler dapat dilihat
pada gambar 2.12.

Gambar 2.13 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar


Sudut antara c dan u disebut α, sudut antara w dan perpanjangan u disebut
β. Sudut β juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap sudu
impeler dan suatu garis dalam arah gerakan sudu. Umumnya diagram kecepatan
fluida pada impeler seperti pada gambar diatas disederhanakan menjadi bentuk
segitiga kecepatan. Kecepatan relatif w dan kecepatan absolut c dapat diuraikan
menjadi komponen kecepatan tangensial diberi subscript u (searah u) dan
komponen kecepatan meridional dengan subscript m yang dapat dilihat pada
gambar 2.14.

Gambar 2.12 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar.


2.4 Pengertian Parameter Pompa
2.4.1 Head tekanan
Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head
tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
Dimana:
Ps = Tekanan pada sisi hisap (mka)
Pd = tekanan pada sisi tekan (mka)
Q = kapasitas pompa (m3/s)

2.4.2 Kapasitas (Q)


Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini adalah
m3/s.

𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
Dimana:
Ce = 0,5765
He = Kh + h
Kh = 0,00085
H = ketinggian ukur air pada V noch
2.4.3 Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya
dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah
Watt.

𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
Diaman:
𝜌 = masa jenis air (kg/m3)
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )

Diman:
F = beban timbangan (kg)
L = lengan torsi (m)
N = putaran mesin (rpm)
𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷
Dimana:
FHP = Friction House Power (0,1)

2.5 Karakteristik Pompa Seri dan Paralel


2.5.1 Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan nilai head tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang rendah.
Grafik pada gambar 2.13 menunjukkan bahwa head total yang tinggi pada pompa
yang tersusun seri diperoleh dengan menjumlahkan head pompa 1 dengan head
pompa 2:
Htotal = H1 + H2

Gambar 2.13 Operasi seri dari pompa dengan karakteristik berbeda


2.5.2 Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada
gambar 2.14 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara
menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas aliran pompa 2 (Q2).

Qtotal= Q 1 + Q2

Gambar 2.14 Operasi paralel dari pompa dengan karakteristik berbeda


BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1 Data Teknis Percobaan


 Tipe Pompa : Open Impeller Centrifugal
 Diameter Impeller : 120 mm
 Tipe Motor : Variabel Speed 0 s/d 2900 rpm
 Motor Ratting : 2.2 KW/ 1 Phase/50 Hz
 Lengan Torsi : 0,25
 Notch Weir : ’V’ 900

3.2 Skema Instalsi


Skema instalasi dapat diihat pada gambar dibawah.

Gambar 3.1 Skema Instalasi Alat Percobaan


Keterangan gambar:
1. Motor Listrik 8. Manometer tekan Isap 1
2. Pompa 1 9. Manometer Tekan Buang 1
3. Pompa 2 10. Manometer Tekan Buang 2
4. Katup Kerja Paralel 11. Manometer Tekan Isap 2
5. Katup Kerja Seri 12. Katup Saluran Buang
6. Katup Isap Pumpa 13. Kecepatan Putaran Pompa
7. Katup Isap Pompa
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan sebagai berikut:

3.3.1 Prosedur Secara Umum


1. Memastikan installasi pengujuian dalam keadaan siap.
2. Membuka katup instalasi pompa (6) dan (7), sedangkan katup buang (12) tetap
tertutup sampai kondisi normal.
3. Hidupkan motor penggerak (1) pada putaran rendah, tunggu sampai kondisi
aliran normal.
4. Pembukaan katup – katup disesuaikan dengan percobaan yang dilakukan:
a. Percobaan pompa tunggal 1,buka katup (4), (7), dan (12) sedangkan katup
yang lain tertutup.
b. Perconaan pompa tunggal II, Buka katup (6) dan (12) sedangkan katup yang
lain ttertutup.
c. Percobaan pompa ganda seri,buka katup (5), (7), dan (12) sedangkan katup
yang lain tertutup.
d. Percobaan pompa ganda parallel,buka katup (4), (6), (7), dan (12)
sedangkan katup (5) tertutup.
5. Melakukan Percobaan sesuai yang diminta pembimbing, yaitu:
a. Percobaan putaran pompa tetap dan kapasitas bervariasi (Sub Bab 3.3.2).
b. Percobaan kapasitas tetap dan kecepatan bervariasi (Sub bab 3.3.3).
6. Mencatat data percobaan meliputi:
 Putaran Pompa (n).
 Tekanan Pada Isap (Ps) dan sisi tekan (Pd).
 Ketinggian air pada bak V notch weir (h).
 Beban Penyeimbang.

3.3.2 Percobaan Varibel Beban dan Putaran Konstan


1. Menentukan putaran pompa yang telah ditentukan.
2. Mentukan perubahan kapsitas dengan menggunakna mengatur variasi bukaan
katu (12) sesuai ketentuan.
3. Kemudian mengatur kesetimbangan motor dengan mengatur beban pada lengan
torsi sampai kondisi lengan setimbang.
4. Mengaulangi langkah – langkah tersebut mulai dari beban yang paling kecil.

3.3.3 Percobaan Variabel Putaran dan Beban Konstan


1. Mengatur putaran pompa sesuai yang telah ditentukan dengan katup (12)
terbuka penuh.
2. Mengatur kesetimbangna motor dengan mengatur beban pada lengan torsi
sampai kondisi lengan setimbang.
3. Mengulani prosedur percobaan dengan putaran pompa berikutnya.
BAB IV
ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Pengujian


4.1.1 Variabel Load
a. Pengujian Pompa Tunggal I
Tabel 4.1. Tabel Hasil Pengujian Pompa Tunggal I
Pengujian Pompa Tunggal 1
Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (cm) l/menit
1 850 2100 0.8 4 7.3 340
2 900 2100 1 3 7.7 320
3 900 2100 1.3 2.5 7.9 295
4 900 2100 1.5 2 8.1 280
5 900 2100 1.8 2 8.1 278

b. Pengujian Pompa Tunggal II


Tabel 4.2 Tabel Hasil Penggujian Pompa Tunggal II
Pengujian Pompa Tunggal II
Beban Torsi Putaran Ps2 Pd2 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (cm) l/menit
1 850 2100 1.8 3,7 7.5 375
2 900 2100 2.0 3,3 7,8 368
3 900 2100 2.1 2.5 8.2 350
4 900 2100 2.2 2.2 8.4 344
5 900 2100 2.4 1,8 8.7 335
c. Pengujian Pompa Ganda Seri
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Pompa Ganda Seri
Pengujian Pompa Ganda Seri
Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (mka) (mka) (cm) (l/menit)
1 850 2100 0,7 2,5 2 6 8,3 180
2 900 2100 1 2,2 8 3,5 8,5 200
3 900 2100 1,3 1,8 10 3 8,7 210
4 900 2100 1,5 1,5 16 2,5 9 220
5 900 2100 1,8 1,3 19 2 0,3 220

d. Pengujian Pompa Ganda Paralel


Tabel 4.4 Hasil Pengujian Pompa Ganda Paralel
Pengujian Pompa Ganda Seri
Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (mka) (mka) (cm) (l/menit)
1 990 2100 0,7 6 3 4,2 8,5 180
2 1000 2100 1 5.5 2,7 4 8.7 225
3 1100 2100 1,3 5 2,3 3,9 9 145
4 1100 2100 1,7 5 18 3,5 9.1 255
5 1100 2100 2 4,5 1,3 3 9.2 255
4.1.2 Variabel Speed
a. Pengujian Pompa Tunggal I
Tabel 4.5 Tabel Hasil Pengujian Pompa Tunggal I
Pengujian Pompa Tunggal I
Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (cm) l/menit
1 700 2100 0.5 4 7.5 130
2 750 2200 0.7 3,5 7.8 140
3 850 2300 0.8 3,1 8 150
4 900 2400 0.9 22,5 8.4 160
5 1000 2500 1.2 2 8.6 165

b. Pengujian Pompa Tunggal II


Tabel 4.6 Tabel Hasil Penggujian Pompa Tunggal II
Pengujian Pompa Tunggal II
Beban Torsi Putaran Ps2 Pd2 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (cm) l/menit
1 800 2100 2.0 4 8,3 100
2 850 2200 2.3 3,2 8,7 100
3 900 2300 2.4 2,4 9 110
4 1000 2400 2.6 1,8 9.2 119
5 1050 2500 3 1 9,5 120
c. Pengujian Pompa Ganda Seri
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Pompa Ganda Seri
Pengujian Pompa Ganda Seri
Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (mka) (mka) (cm) (l/menit)
1 700 2100 0,4 5,3 2 4,2 8.7 130
2 750 2200 0,8 4,7 2 4 8.9 140
3 850 2300 1,2 4,1 2,2 3,6 9.1 150
4 900 2400 2 3,2 2,2 3.2 9.3 160
5 1000 2500 2,2 2,6 2,3 3 9.5 165

d. Pengujian Pompa Ganda Paralel


Tabel 4.8 Hasil Pengujian Pompa Ganda Paralel
Pengujian Pompa Ganda Paralel
Beban Torsi Putaran Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 h Ventury
No
(g) (rpm) (mka) (mka) (mka) (mka) (cm) (l/menit)
1 800 2100 2,5 1,8 3,4 ,33 9.8 190
2 850 2200 2 1,5 3 2.2 10 200
3 950 2300 1.7 1,7 2.7 2 10.1 220
4 1050 2400 1.3 1,3 2.4 1,9 10.2 230
5 1150 2500 1 0,1 2.1 1,7 10.4 240

4.2 Perhitungan Data


4.2.1 Variabel Beban
a. Pompa Tunggal I
 Perhituna Kapasitas Pompa Tunggal I
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 . 9,81)2 × (0,07385)2 = 0,002018
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 . 9,81)2 × (0,07785)2 = 0,002303
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 . 9,81) × (0,07985) = 0,002454
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 . 9,81)2 × (0,08185)2 = 0,002610
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = . 0.5765 . (2 . 9,81)2 . (0.08185)2 = 0.002610
15 𝑠

 Perhitungan Head Pompa Tunggal 1


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 0,8 + 3,4 + (1,17 × 105 × 0,0014822 ) = 4.6767 mka
 𝐻2 = 1 + 3 + (1,17 × 105 × 0,0023032 ) = 4,6205 mka
 𝐻3 = 1.3 + 2,6 + (1,17 × 105 × 0,0024542 ) = 4,6045 mka
 𝐻4 = 1,5 + 2,3 + (1,17 × 105 × 0,0026102 ) = 4,5972 mka
 𝐻5 = 1,8 + 2 + (1,17 × 105 × 0,0026102 ) = 4,5972 mka
 Perhitungan Daya Pompa Tunggal I
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,001482×4,6767
 WHP 1 = = 0,0925 KW
102
1000×0,002303×4,6205
 WHP 2 = = 0,1043 KW
102
1000×0,002454×4,7045
 WHP 3 = = 0,1108 KW
102
1000×0,002610 ×3,7972
 WHP 4 = = 0,1176 KW
102
1000×0,002610×3,7972
 WHP 5 = = 0,1176 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,85×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4579 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,5478 − 0,1 = 0,3479 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 KW
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Tunggal I
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0,0925
 𝜂= × 100% = 25,86%
0,3478
0,1043
 𝜂= × 100% = 27,1%
0,3848
0,1108
 𝜂= × 100% = 28,78%
0,3848
0,1176
 𝜂= × 100% = 30,57%
0,3848
0,1176
 𝜂= × 100% = 30,57%
0,3848

b. Pompa Tunggal II
 Perhituna Kapasitas Pompa Tunggal II
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,07585)2 = 0,002158
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,7885)2 = 0,002378
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,08285) = 0,002691
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08485)2 = 0,002856
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = . 0.5765 × (2 × 9,81) × (0.08785) = 0.003115
2 2
15 𝑠

 Perhitungan Head Pompa Tunggal II


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 1.8 + 4 + (1,17 × 105 × 0,0021582 ) = 6,0448 mka
 𝐻2 = 2 + 3 + (1,17 × 105 × 0,0023782 ) = 5,9614 mka
 𝐻3 = 2,1 + 2,5 + (1,17 × 105 × 0,0026912 ) = 5,4471 mka
 𝐻4 = 2,2 + 2,3 + (1,17 × 105 × 0,0028562 ) = 5,3544 mka
 𝐻5 = 2,2 + 2 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 5,3355 mka
 Perhitungan Daya Pompa Tunggal II
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,002097×6,0448
 WHP 1 = = 0.1279 KW
102
1000×0,002465×5,9642
 WHP 2 = = 0.1390 KW
102
1000×0,002621×5,4471
 WHP 3 = = 0.1437 KW
102
1000×0,002703×5,3544
 WHP 4 = = 0,1499 KW
102
1000× 0.002868×5,3355
 WHP 5 = = 0,1630 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,85×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4578 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4848 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,5478 − 0,1 = 0,3478 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 KW
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4848 − 0,1 = 0,3848 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Tunggal II
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0.1279
 𝜂= × 100% = 35,73%
0,3478
0.1390
 𝜂= × 100% = 36,10%
0,3848
0.1437
 𝜂= × 100% = 37,34%
0,3848
0,1499
 𝜂= × 100% = 38,96%
0,3848
0,1630
 𝜂= × 100% = 42,34%
0,3848

c. Pomp Ganda Seri


 Perhituna Kapasitas Pompa Ganda Seri
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08385)2 = 0,002773
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,08585) = 0,002941
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08785)2 = 0,003115
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,09085) = 0,003388
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = × 0.5765 × (2 × 9,81)2 × (0.09385)2 = 0,003675
15 𝑠

 Perhitungan Head Pompa Ganda Seri


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 0.7 + 2,5 + (1,17 × 105 × 0,0029412 ) = 4,0995 mka
𝐻2 = 2.5 + 5 + (1,17 × 105 × 0,0029412 ) = 8,3995 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,0995 + 8,9995 = 12,4989
 𝐻1 = 1 + 2,2 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 4,2119 mka
𝐻2 = 2,4 + 4,7 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 8,1119 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,2119 + 8,1119 = 12,3239
 𝐻1 = 1,3 + 1,8 + (1,17 × 105 × 0,0033882 ) = 4,2355 mka
𝐻2 = 2,2 + 4,4 + (1,17 × 105 × 0,0033882 ) = 7,7355 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,2355 + 7,7355 = 11,9709
 𝐻1 = 1,5 + 1,5 + (1,17 × 105 × 0,003482 ) = 4,3431 mka
𝐻2 = 1,8 + 4 (1,17 × 105 × 0,003482 ) = 7,1431
mka𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,3431 + 7,1431 = 11,4862
𝐻1 = 1,8 + 1,3 + (1,17 × 105 × 0,003582 ) = 4,6799 mka
𝐻2 = 1,5 + 3,6 + (1,17 × 105 × 0,003582 ) = 6,6799 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,6799 + 6,6799 = 11,3599
 Perhitungan Daya Pompa Ganda Seri
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,002773×4,90995
 WHP 1 = = 0.1114 KW
102
1000×0,002773×8,3995
WHP 2 = = 0,2283 KW
102
1000×0,02941×4,0995
 WHP 1 = = 0,1214 KW
102
1000×0,002941×8,1119
WHP 2 = = 0,2339 KW
102
1000×0,003115×4,2355
 WHP 1 = = 0,1294 KW
102
1000×0,003115×7,7355
WHP 2 = = 0,2363 KW
102
1000×0,003388×4,3431
 WHP 1 = = 4,3431 KW
102
1000×0,003388×8,1431
WHP 2 = = 7,1431 KW
102
1000×0,003675×4,6799
 WHP 1 = = 0,6186 KW
102
1000×0,0035675×6,6799
WHP 2 = = 0,2407 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,85×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4579 KW
102 60
0,9×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4849 KW
102 60
0,9×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4849 KW
102 60
0,9×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4849 KW
102 60
0,9×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4849 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,4579 − 0,1 = 0,3579 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4849 − 0,1 = 0,3849 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4849 − 0,1 = 0,3849 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4849 − 0,1 = 0,3849 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4849 − 0,1 = 0,3849 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Ganda Seri
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0.11145
 𝜂1 = × 100% = 24,34%
0,3579
0.2283
𝜂2 = × 100% = 49,86%
0,3579

0.1214
 𝜂1 = × 100% = 25,05%
0,3849
0.2339
𝜂2 = × 100% = 48,24%
0,3849
0,1294
 𝜂1 = × 100% = 26,68%
0,3849

0,2363
𝜂2 = × 100% = 48,753
0,3849
0,1443
 𝜂1 = × 100% + 29,7%
0,3849

0,2373
𝜂2 = × 100% = 48,94%
0,3849
0,1686
 𝜂1 = × 100% = 34,77%
0,3849

0,2407
𝜂2 = × 100% = 49,64%
0,3849
 Perhitungan Efisiensi Total
𝑯𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
𝜼𝒕𝒐𝒕 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝟏 𝑯𝟐
( 𝜼 )+( 𝜼 )
𝟏𝟐,𝟒𝟗𝟗𝟎
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟏 = 𝟏𝟔,𝟖𝟒𝟓𝟓+𝟏𝟔,𝟖𝟓 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟕, 𝟎𝟗%
𝟏𝟐,𝟑𝟐𝟒𝟎
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟐 = 𝟏𝟔,𝟖𝟏𝟓𝟕+𝟏𝟔,𝟖𝟐 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟔, 𝟔𝟒%
𝟏𝟏,𝟗𝟕𝟏𝟎
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟑 = 𝟏𝟓,𝟖𝟕𝟒𝟖+𝟏𝟓,𝟖𝟕 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟕, 𝟕%
𝟏𝟏,𝟒𝟖𝟔𝟐
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟒 = 𝟏𝟒,𝟓𝟗𝟔𝟔+𝟏𝟒,𝟔 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟗, 𝟑𝟒%
𝟏𝟏,𝟑𝟓𝟗𝟗
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟓 = 𝟏𝟑,𝟒𝟓𝟖𝟎+𝟏𝟑,𝟒𝟔 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟐, 𝟐%

d. Pomp Ganda Paralel


 Perhituna Kapasitas Pompa Ganda Seri
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08585)2 = 0,002941
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,08785) = 0,003115
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,09185) = 0,003388
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,09285) = 0,003482
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = × 0.5765 × (2 × 9,81) × (0.0909) = 0,003578
2 2
15 𝑠
 Perhitungan Head Pompa Ganda Seri
𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 0.7 + 6 + (1,17 × 105 × 0,0029412 ) = 7,7119 mka
𝐻2 = 3 + 4,3 + (1,17 × 105 × 0,0029412 ) = 8,2119 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7,7119 + 8,2119 = 15,9239
 𝐻1 = 1 + 5,5 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 7,6355 mka
𝐻2 = 2,7 + 4 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 7,8355 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7,6355 + 7,8355 = 15,4709
 𝐻1 = 1,3 + 5 + (1,17 × 105 × 0,0033882 ) = 7,6431 mka
𝐻2 = 2,3 + 3,9 + (1,17 × 105 × 0,0033882 ) = 7,5430 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7,6431 + 7,5430 = 15,1862
 𝐻1 = 1,7 + 5 + (1,17 × 105 × 0,003482 ) = 8,1186 mka
𝐻2 = 1,8 + 3.5 + (1,17 × 105 × 0,003482 ) = 6,7186 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 8,1186 + 6,7186 = 14,8373
 𝐻1 = 2 + 4,5 + (1,17 × 105 × 0,003582 ) = 7,9975 mka
𝐻2 = 1,3 + 3 + (1,17 × 105 × 0,003582 ) = 5,7976 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7,9975 + 5,7976 = 13,7951
 Perhitungan Daya Pompa Ganda Seri
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,00294×7,7119
 WHP 1 = = 0.2224 KW
102
1000×0,00294×8,2119
WHP 2 = = 0,2368 KW
102
1000×0,00312×7,6355
 WHP 1 = = 0,2332 KW
102
1000×0,00213×7,8355
WHP 2 = = 0,2393 KW
102
1000×0,00339×7,6431
 WHP 1 = = 0,2539 KW
102
1000×0,00339×7,5431
WHP 2 = = 0,2506 KW
102
1000×0,00384×8,1186
 WHP 1 = = 0,2772 KW
102
1000×0,00384×6,7185
WHP 2 = = 0,2294 KW
102
1000×0,00358×7,9976
 WHP 1 = 102
= 0,2805 KW
1000×0,00358×6,7976
WHP 2 = = 0,2034 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,99×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,5333 KW
102 60
1×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,5387 KW
102 60
1,1×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,5926 KW
102 60
1,1×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,5926 KW
102 60
1,1×0,25 1×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,5926 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,5333 − 0,1 = 0,4333 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5387 − 0,1 = 0,438 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5926 − 0,1 = 0,4929 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5926 − 0,1 = 0,4929 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5925 − 0,1 = 0,4929 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Ganda Seri
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0.2224
 𝜂1 = × 100% = 41,69%
0,4333
0.2368
𝜂2 = × 100% = 43,39%
0,3838

0.2332
 𝜂1 = × 100% = 43,29%
0,4387
0.2393
𝜂2 = × 100% = 44,42%
0,4387
0,2539
 𝜂1 = × 100% = 42,84%
0,429

0,2506
𝜂2 = × 100% = 42,28%
0,429
0,2772
 𝜂1 = × 100% + 46,77%
0,429

0,2394
𝜂2 = × 100% = 38,70%
0,429
0,2805
 𝜂1 = 0,429
× 100% = 47,34%
0,2034
𝜂2 = × 100% = 34,31%
0,429
 Perhitungan Efisiensi Total
𝑯𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
𝜼𝒕𝒐𝒕 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝟏 𝑯𝟐
( 𝜼 )+( 𝜼 )
𝟎,𝟎𝟎𝟓𝟗
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟏 = 𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟏+𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟔 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟑%
𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟐
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟐 = 𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟐+𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟎 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟑, 𝟖𝟓%
𝟎,𝟎𝟎𝟔𝟖
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟑 = 𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟗+𝟎,𝟎𝟎𝟖𝟎 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟐, 𝟓𝟔%
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟎
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟒 = 𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟒+𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟎 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟐,35%
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟐
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟓 = 𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟔+𝟎,𝟎𝟏𝟎𝟒 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟗, 𝟕𝟖%

4.2.2 Variabel Kecepatan


a. Pompa Tunggal I
 Perhituna Kapasitas Pompa Tunggal I
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 . 9,81)2 × (0,07585)2 = 0,002158
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 . 9,81) × (0,08085) = 0,002378
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = 15
× 0,5765 × (2 . 9,81) × (0,08485) = 0,002531
2 2
𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 . 9,81) × (0,08685) = 0,002856
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = . 0.5765 . (2 . 9,81) . (0.08185) = 0.003027
2 2
15 𝑠

 Perhitungan Head Pompa Tunggal 1


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 0,5 + 4 + (1,17 × 105 × 0,0021582 ) = 5,0448 mka
 𝐻2 = 0,7 + 3,5 + (1,17 × 105 × 0,0023782 ) = 4,8614 mka
 𝐻3 = 0,8 + 3,1 + (1,17 × 105 × 0,0025312 ) = 4,6497 mka
 𝐻4 = 0,9 + 2,5 + (1,17 × 105 × 0,0028562 ) = 4,3544 mka
 𝐻5 = 1,2 + 2 + (1,17 × 105 × 0,0030272 ) = 4,2723 mka
 Perhitungan Daya Pompa Tunggal I
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,002158×5,0448
 WHP 1 = = 0,1067KW
102
1000×0,002378×4,8614
 WHP 2 = = 0,1133 KW
102
1000×0,002531×4,6497
 WHP 3 = = 0,1154 KW
102
1000×0,002856 ×4,3544
 WHP 4 = = 0,1219 KW
102
1000×0,003027×4,2723
 WHP 5 = = 0,1268 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,7×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,3771 KW
102 60
0,75×0,25 2×3,14×2200
 MHP = 102
( 60
) = 0,4232 KW
0,85×0,25 2×3,14×2300
 MHP = ( ) = 0,5015 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2400
 MHP = ( ) = 0,5541 KW
102 60
1×0,25 2×3,14×2500
 MHP = ( ) = 0,6413 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,3771 − 0,1 = 0,2771𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4232 − 0,1 = 0,3232 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5015 − 0,1 = 0,4015 KW
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5541 − 0,1 = 0,4541 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,6413 − 0,1 = 0,5413 𝐾𝑊

b. Pompa Tunggal II
 Perhituna Kapasitas Pompa Tunggal II
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08385)2 = 0,002773
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,08785) = 0,003115
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,09085) = 0,003388
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,09285)2 = 0,003578
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = . 0.5765 × (2 × 9,81)2 × (0.09585)2 = 0.003874
15 𝑠

 Perhitungan Head Pompa Tunggal II


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 2 + 4 + (1,17 × 105 × 0,0027732 ) = 6,8995 mka
 𝐻2 = 2,3 + 3,2 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 6,6355 mka
 𝐻3 = 2,4 + 2,4 + (1,17 × 105 × 0,0033882 ) = 6,1431 mka
 𝐻4 = 2,6 + 1,8 + (1,17 × 105 × 0,0035782 ) = 5,8976 mka
 𝐻5 = 3 + 1 + (1,17 × 105 × 0,0038742 ) = 5,7556 mka
 Perhitungan Daya Pompa Tunggal II
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,002773×6,8995
 WHP 1 = = 0.1875 KW
102
1000×0,003115×6,6355
 WHP 2 = = 0.2027 KW
102
1000×0,003388×6,1431
 WHP 3 = = 0.2041KW
102
1000×0,003578×5,8976
 WHP 4 = = 0,2069 KW
102
1000× 0.003874×5,7556
 WHP 5 = = 0,2186 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,8×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4310 KW
102 60
0,85×0,25 2×3,14×2200
 MHP = ( ) = 0,4797 KW
102 60
0,9×0,25 2×3,14×2300
 MHP = ( ) = 0,5310 KW
102 60
1,×0,25 2×3,14×2400
 MHP = ( ) = 0,6157 KW
102 60
1,05×0,25 2×3,14×2500
 MHP = ( ) = 0,6734 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,4310 − 0,1 = 0,3310 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4797 − 0,1 = 0,3797 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5310 − 0,1 = 0,4310 KW
 𝐵𝐻𝑃 = 0,6157 − 0,1 = 0,5157 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,6734 − 0,1 = 0,5734 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Tunggal II
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0.1875
 𝜂= × 100% = 56,67%
0,3310
0.2027
 𝜂= × 100% = 53,37%
0,3797
0.2041
 𝜂= × 100% = 47,34%
0,4310
0,2069
 𝜂= × 100% = 40,11%
0,5157
0,2186
 𝜂= × 100% = 38,12%
0,5734

c. Pomp Ganda Seri


 Perhituna Kapasitas Pompa Ganda Seri
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08785)2 = 0,003115
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,08985)2 = 0,003296
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,09185) = 0,003482
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,9385)2 = 0,003675
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = × 0.5765 × (2 × 9,81) × (0.09585) = 0,003874
2 2
15 𝑠

 Perhitungan Head Pompa Ganda Seri


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 0.4 + 5,3 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 6,8355 mka
𝐻2 = 2 + 4,2 + (1,17 × 105 × 0,0031152 ) = 7,3355 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6,8355 + 7,3355 = 14,17
 𝐻1 = 0,8 + 4,7 + (1,17 × 105 × 0,0032962 ) = 6,7708 mka
𝐻2 = 2 + 4 + (1,17 × 105 × 0,0032962 ) = 7,2708 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6,7708 + 7,2708 = 14,0415
 𝐻1 = 1,2 + 4,1 + (1,17 × 105 × 0,0034822 ) = 6,7186 mka
𝐻2 = 2,2 + 3,6 + (1,17 × 105 × 0,0034822 ) = 7,2186 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6,7186 + 7,2186 = 13,9373
 𝐻1 = 2 + 3,2 + (1,17 × 105 × 0,0036752 ) = 6,7799 mka
𝐻2 = 2,2 + 3.2 + (1,17 × 105 × 0,0036752 ) = 6,9799 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6,7799 + 6,9799 = 13,7599
 𝐻1 = 2,2 + 2,6 + (1,17 × 105 × 0,0038742 ) = 6,5556 mka
𝐻2 = 2,3 + 3 + (1,17 × 105 × 0,0038742 ) = 7,0556 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6,5556 + 7,0556 = 13,6113
 Perhitungan Daya Pompa Ganda Seri
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,003115×6,8355
 WHP 1 = = 0.2088 KW
102
1000×0,003115 ×7,3355
WHP 2 = = 0,224 KW
102
1000×0,003296×6,7708
 WHP 1 = = 0,2188 KW
102
1000×0,003296×7,2708
WHP 2 = = 0,2349KW
102
1000×0,003482×6,7186
 WHP 1 = = 0,2994 KW
102
1000×0,003482×7,2186
WHP 2 = = 0,2464 KW
102
1000×0,003675×6,7799
 WHP 1 = = 0,2443 KW
102
1000×0,003675×6,9799
WHP 2 = = 0,2515 KW
102
1000×0,003874×6,5556
 WHP 1 = = 0,2489 KW
102
1000×0,003874×7,0556
WHP 2 = = 0,2679 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,7×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,3771 KW
102 60
0,75×0,25 1×3,14×2200
 MHP = ( ) = 0,4233 KW
102 60
0,85×0,25 1×3,14×2300
 MHP = ( ) = 0,5015 KW
102 60
0,9×0,25 1×3,14×2400
 MHP = ( ) = 0,5541 KW
102 60
1×0,25 1×3,14×2500
 MHP = 102
( 60
) = 0,6413 KW
𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷
 𝐵𝐻𝑃 = 0,3771 − 0,1 = 0,2771 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,4233 − 0,1 = 0,3233 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5015 − 0,1 = 0,4015 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5541 − 0,1 = 0,4541 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,6413 − 0,1 = 0,4413 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Ganda Seri
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0,2088
 𝜂1 = × 100% = 55,36%
0,2771
0.0,224
𝜂2 = × 100% = 59,41%
0,2271
0.2188
 𝜂1 = × 100% = 51,62%
0,3233
0.2349
𝜂2 = × 100% = 55,49%
0,3233
0,2294
 𝜂1 = × 100% = 45,73%
0,4015

0,2464
𝜂2 = × 100% = 49,14%
0,4015
0,2443
 𝜂1 = × 100% = 44,08%
0,4541

0,2515
𝜂2 = × 100% = 45,38%
0,4541
0,2489
 𝜂1 = × 100% = 38,82%
0,4413

10,2679
𝜂2 = × 100% = 41,78%
0,4413
 Perhitungan Efisiensi Total
𝑯𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
𝜼𝒕𝒐𝒕 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝟏 𝑯𝟐
( 𝜼 )+( 𝜼 )
𝟏𝟒,𝟏𝟕𝟏𝟎
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟏 = 𝟏𝟐,𝟑𝟒𝟕𝟏+𝟏𝟐,𝟑𝟒𝟕𝟏 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟓𝟕, 𝟑𝟗%
𝟏𝟒,𝟎𝟒𝟏𝟓
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟐 = 𝟏𝟑,𝟏𝟎𝟎𝟔+𝟏𝟑,𝟏𝟎𝟎𝟔 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟓𝟑, 𝟓𝟗%
𝟏𝟑,𝟗𝟑𝟕𝟑
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟑 = 𝟏𝟒,𝟔𝟗𝟏𝟎+𝟏𝟒,𝟔𝟗𝟏𝟎 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟕, 𝟒𝟑%
𝟏𝟑,𝟕𝟓𝟗𝟗
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟒 = 𝟏𝟓,𝟑𝟖𝟎𝟓+𝟏𝟓,𝟑𝟖𝟎𝟓 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟒, 𝟕𝟑%
𝟏𝟑,𝟔𝟏𝟏𝟑
 𝜼𝒕𝒐𝒕 𝟓 = 𝟏𝟔,𝟖𝟖𝟕𝟒+𝟏𝟔,𝟖𝟖𝟕𝟒 × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟎, 𝟑%

d. Pomp Ganda Paralel


 Perhituna Kapasitas Pompa Ganda Paralel
𝟖 𝟏 𝟓
𝑸= . 𝑪𝒆 . (𝟐𝒈)𝟐 . (𝒉𝒆)𝟐
𝟏𝟓
1 5
8 𝑚3
 𝑄1 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,09885)2 = 0,004184
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄2 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,10085)2 = 0,004399
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄3 = × 0,5765 × (2 × 9,81) × (0,10185) = 0,003509
2 2
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄4 = × 0,5765 × (2 × 9,81)2 × (0,10285)2 = 0,00462
15 𝑠
1 5
8 𝑚3
 𝑄5 = 15
× 0.5765 × (2 × 9,81) × (0.10485) = 0,004848
2 2
𝑠

 Perhitungan Head Pompa Ganda Paralel


𝑯𝒑𝒖𝒎𝒑 = 𝑷𝒔 + 𝑷𝒅 + (𝟏. 𝟏𝟕 × 𝟏𝟎𝟓 × 𝑸𝟐 )
 𝐻1 = 2,5 + 1,8 + (1,17 × 105 × 0,0041842 ) = 6,3481 mka
𝐻2 = 3,4 + 2,3 + (1,17 × 105 × 0,0041842 ) = 7,7481 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6,3481 + 7,7481 = 14,0963
 𝐻1 = 2 + 1,5 + (1,17 × 105 × 0,0043992 ) = 5,7639 mka
𝐻2 = 3 + 2,2 + (1,17 × 105 × 0,0043992 ) = 7,4639 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 5,7639 + 7,4639 = 12,2278
 𝐻1 = 1,7 + 1,1 + (1,17 × 105 × 0,0045092 ) = 5,1784 mka
𝐻2 = 2,7 + 2 + (1,17 × 105 × 0,0045092 ) = 7,0784 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 5,1784 + 7,0748 = 12,2568
 𝐻1 = 1,3 + 0,8 + (1,17 × 105 × 0,004622 ) = 4,5975 mka
𝐻2 = 2,4 + 1,9 + (1,17 × 105 × 0,004622 ) = 6,7975 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,5975 + 6,7975 = 11,3949
 𝐻1 = 1 + 0,1 + (1,17 × 105 × 0,0048482 ) = 3,8499 mka
𝐻2 = 2,1 + 1,7 + (1,17 × 105 × 0,0048482 ) = 6,5499 mka
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3,8499 + 6,5499 = 10,3998
 Perhitungan Daya Pompa Ganda parallel
𝝆𝑸𝑯
Water Horse Power (WHP) =
𝟏𝟎𝟐
1000×0,004184×6,3481
 WHP 1 = = 0,2604 KW
102
1000×0,004184×7,7481
WHP 2 = = 0,3178 KW
102
1000×0,004399×5,7689
 WHP 1 = = 0,2486 KW
102
1000×0,004399×7,4638
WHP 2 = = 0,3219W
102
1000×0,004509×5,1784
 WHP 1 = = 0,2289 KW
102
1000×0,004509×7,0784
WHP 2 = = 0,3129 KW
102
1000×0,00462×4,5975
 WHP 1 = = 0,2082 KW
102
1000×0,00462×6,7975
WHP 2 = = 0,3079 KW
102
1000×0,004848×3,8499
 WHP 1 = = 0,1830 KW
102
1000×0,004848×6,5499
WHP 2 = = 0,3113 KW
102
𝑭.𝑳 𝟐𝝅𝒏
Motor House Power (MHP) = 𝟏𝟎𝟐 ( 𝟔𝟎 )
0,8×0,25 2×3,14×2100
 MHP = ( ) = 0,4310 KW
102 60
0,85×0,25 1×3,14×2200
 MHP = ( ) = 0,4797 KW
102 60
0,95×0,25 1×3,14×2300
 MHP = ( ) = 0,5605 KW
102 60
10,5×0,25 1×3,14×2400
 MHP = ( ) = 0,6465 KW
102 60
1,15×0,25 1×3,14×2500
 MHP = ( ) = 0,7375 KW
102 60

𝑩𝑯𝑷 = 𝑴𝑯𝑷 − 𝑭𝑯𝑷


 𝐵𝐻𝑃 = 0,4310 − 0,1 = 0,3310 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5797 − 0,1 = 0,4797 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,5605 − 0,1 = 0,4605 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,6465 − 0,1 = 0,5465 𝐾𝑊
 𝐵𝐻𝑃 = 0,7375 − 0,1 = 0,6375 𝐾𝑊
 Perhitungan Efisiensi Pompa Ganda parallel
𝑾𝑯𝑷
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝑯𝑷
0.2604
 𝜂1 = × 100% = 60,42%
0,3310
0.3178
𝜂2 = × 100% = 73,74%
0,3310
0.2586
 𝜂1 = × 100% = 51,82%
0,4979
0.3219
𝜂2 = × 100% = 67,09%
0,4979
0,2289
 𝜂1 = × 100% = 40,84%
0,4605

0,3129
𝜂2 = × 100% = 55,82%
0,4605
0,2082
 𝜂1 = × 100% = 32,21
0,5465

0,3079
𝜂2 = × 100% = 47,63%
0,5465
0,183
 𝜂1 = × 100% = 24,81
0,6375

10,3113
𝜂2 = × 100% = 42,21%
0,6375
 Perhitungan Efisiensi Total
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜂𝑡𝑜𝑡 = × 100%
𝐻1 𝐻2
( 𝜂 )+( 𝜂 )
0,0084
 𝜂𝑡𝑜𝑡 1 = 0,0068+0,0057 × 100% = 66,42%
0,0088
 𝜂𝑡𝑜𝑡 2 = 0,0085+0,0066 × 100% = 58,47%
0,0090
 𝜂𝑡𝑜𝑡 3 = 0,0110+0,0081 × 100% = 47,17%
0,0092
 𝜂𝑡𝑜𝑡 4 = 0,0143+0,0097 × 100% = 38,43%
0,0097
 𝜂𝑡𝑜𝑡 5 = 0,0195+0,0115 × 100% = 51,25%

4.3 Pembahasan Grafik dan Hubungan Parameter


4.3.1 Data Perhitungan
a. Pompa Varibel Beban
1. Pompa Tunggal 1
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Pompa Tunggal I Variabel Load
Kapasitas Head WHP BHP Effisiensi
No
(m3/s) (mka) (KW) (KW) (%)
1 0.002018 4.6767 0.0925 0.457917 25.86
2 0.002303 4.6205 0.1043 0.484853 27.11
3 0.002454 4.6045 0.1108 0.484853 28.782
4 0.002610 4.5972 0.1176 0.484853 30.57
5 0.002610 4.5972 0.1176 0.484853 30.57

2. Pompa Tunggal II
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Pompa Tunggal II Variabel Load
Kapasitas Head WHP BHP Effisiensi
No 3/
(m s) (mka) (KW) (KW) (%)
1 0.002158 6.0448 0.1279 0.357917 35.73
2 0.002378 5.9614 0.1390 0.384853 36.11
3 0.002691 5.4471 0.1437 0.384853 37.34
4 0.002856 5.3544 0.1499 0.384853 38.96
5 0.003115 5.3355 0.1630 0.384853 42.34

3. Pompa Ganda Seri


Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Pompa Ganda Seri Varibel Load
Kapasitas Head Total WHP 1 WHP 2 BHP Effisiensi
No
(m3/s) (mka) (KW) (KW) (KW) (%)
1 0.00294 15.924 0.22236 0.23678 0.4333 44.39
2 0.00312 15.471 0.2332 0.23931 0.4387 44.42
3 0.00339 15.1862 0.25388 0.25056 0.4926 42.28
4 0.00348 14.8373 0.27716 0.22936 0.4926 38.71
5 0.00358 13.7951 0.28052 0.20335 0.4926 34.31

4. Pompa Ganda Paralel


Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Pompa Ganda Paralel Variabel Load
Kapasitas Head Total WHP 1 WHP 2 BHP Effisiensi
No
(m3/s) (mka) (KW) (KW) (KW) (%)
1 0.002773 12.49896 0.111438 0.228326 0.3579 37,10
2 0.002941 12.32399 0.121446 0.233896 0.3849 36,64
3 0.003115 11.97099 0.129361 0.236259 0.3849 37,70
4 0.003388 11.48615 0.144263 0.23727 0.3849 39,34
5 0.003675 11.35993 0.168606 0.240661 0.3849 42,20

b. Pompa Variabel Speed


1. Pompa Tunggal I
Tabel 4.13 Tabel hasil Perhitungan Pompa Tunggal I Varibel Speed
Kapasitas Head WHP BHP Effisiensi
No
(m3/s) mka KW KW (%)
1 0.00216 5.0448 0.1067 0.27711 38.51
2 0.00238 4.8614 0.1133 0.32328 35.05
3 0.00253 4.6497 0.1154 0.40153 28.74
4 0.00286 4.3544 0.1219 0.45412 26.85
5 0.00303 4.2723 0.1268 0.54134 23.42
2. Pompa Tunggal II
Tabel 4.14 Tabel Hasil Perhitungan Pompa Tunggal II Variabel Speed
Kapasitas Head WHP BHP Effisiensi
No
(m3/s) (mka) (KW) (KW) (%)
1 0.002773 6.89948 0.187551 0.3310 56.66
2 0.003115 6.635495 0.202662 0.3797 53.37
3 0.003388 6.143077 0.204053 0.4310 47.34
4 0.003578 5.897566 0.206858 0.5157 40.11
5 0.003874 5.755646 0.218585 0.5734 38.12

3. Pompa Ganda Seri


Tabel 4.15 Tabel Hasil Perhitungan Pompa Ganda Seri Variabel Speed
Kapasitas Head Total WHP 1 WHP 2 BHP Effisiensi
No 3/
(m s) (mka) (KW) (KW) (KW) (%)
1 0.003115 14.17099 6.835495 7.335495 0.2771 57.39
2 0.003296 14.04154 6.770769 7.270769 0.3233 53.59
3 0.003482 13.93728 6.71864 7.21864 0.4015 47.43
4 0.003675 13.75993 6.779966 6.979966 0.4541 44.73
5 0.003874 13.61129 6.555646 7.055646 0.5413 40.30

4. Pompa Ganda Paralel


Tabel 4.16 Tabel hasil Perhiyungan Pompa Ganda Paralel Variabel Speed
Kapasitas Head Total WHP 1 BHP
No 3/ WHP 2 Effisiensi
(m s) mka KW KW
1 0.004184 14.09628 0.260395 0.317822 0.3310 66.42
2 0.004399 13.22779 0.248571 0.321885 0.3797 58.47
3 0.004509 12.25676 0.228898 0.312883 0.4605 47.17
4 0.00462 11.39491 0.208244 0.307895 0.5465 38.43
5 0.004848 10.39982 0.182986 0.311316 0.6375 31.25

4.3.2 Grafik Hubungan Parameter


a. Pompa Variabel Bebean
1. Pompa Tunggal I

Grafik Hubunagn Q dan H


0.003
0.002
Q

0.001
y = -0.0072x + 0.0354
0 R² = 0.9323
4.5800 4.6000 4.6200 4.6400 4.6600 4.6800 4.7000
H

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Q dan H pada Pompa Ganda 1


Grafik hubungan Q dan WHP
0.003
y = 0.0235x - 0.0002
0.002 R² = 0.9998

Q
0.001
0
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400
WHP

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Q dan WHP pada Pompa Tunggal 1

Grafik Hubungan Q dan Effisiensi


0.003
0.0025
0.002
y = 0.0001x - 0.0009
0.0015
Q

R² = 0.9529
0.001
0.0005
0
25 26 27 28 29 30 31
Effisiensi

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Q dan Effisiensi pada Pompa Tunggal 1


2. Pompa Tunggal II

Grafik Hubungan Q dan H


0.004
0.003
0.002
Q

y = -0.001x + 0.0085
0.001
R² = 0.892
0
5.2000 5.4000 5.6000 5.8000 6.0000 6.2000
H

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Q dan H pada Pompa Tunggal II

Grafik Hubungan Q dan WHP


0.004
0.003 y = 0.0286x - 0.0015
R² = 0.9608
0.002
Q

0.001
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000
WHP

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Q dan WHP pada Pompa Tunggal 1


Grafik Hubungan Q dan Effisiensi
0.004
0.003
0.002

Q
y = 0.0001x - 0.0024
0.001 R² = 0.8795
0
34 36 38 40 42 44
Effisiensi

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Q dan Effisiensi Pada Pompa Tunggal II


3. Pompa Ganda Seri

Grafik Hubungan Q dan H


0.004
0.003
0.002
Q

y = -0.0007x + 0.0115
0.001 R² = 0.9564
0
11.2 11.4 11.6 11.8 12 12.2 12.4 12.6
H

Grambar 4.7 Grafik Hubungan Q dan H pada Pompa Ganda Seri

Grafik Hubungan Q dan WHP


0.004
y = 0.016x + 0.001
0.003 R² = 0.9856

0.002
q

0.001

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
WHP

Gambar 4.8 Grafik Hubungan Q dan WHP Pada Pompa Ganda Seri
Grafik Hubungan Q dan Effisiensi
0.004

0.003 y = 0.0002x - 0.0026


R² = 0.8988
0.002

Q 0.001

0
36 37 38 39 40 41 42 43
Effisiensi

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Q dan Effisiensi Pada Pompa Ganda Seri
4. Pompa Ganda Paralel

Grafik Hubungan Q dan H


0.004

0.003

0.002 y = -0.0003x + 0.0073


Q

R² = 0.746
0.001

0
13.5 14 14.5 15 15.5 16 16.5
H

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Q dan H pada Pompa Ganda Paralel

Grafik Hubungan Q dan WHP


0.004
y = 0.0085x + 0.0012
0.003 R² = 0.8081
0.002
Q

0.001
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
WGP

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Q Dan WHP Pada Pompa Ganda Paralel
Grafik Hubungan Q dan Effisiensi
45
44

Effisiensi
43
42 y = -3741.8x + 54.827
41 R² = 0.3449
40
39
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004
Q

Gambar 4.12 Grafik Hubungan Q dan Effisiensi pada Pompa Ganda Paralel
b. Pompa Variabel Speed
1. Pompa Tungga I

Grafik Hubungan H dan n


2600
2500
2400 y = -477.55x + 4514.2
2300 R² = 0.9799
n

2200
2100
2000
4.2000 4.4000 4.6000 4.8000 5.0000 5.2000
H

Gambar 4.13 Grafik Hubungan H dan Pada Pompa Tunggal I

Grafik Hubungan WHP dan n


2600
2500
2400
2300
n

y = 20156x - 54.948
2200
R² = 0.9828
2100
2000
0.1050 0.1100 0.1150 0.1200 0.1250 0.1300
WHP

Gambar 4.14 Grafik Hubungan WHP dan n Pada Pompa Tunggal 1


Grafik Hubungan n dan Effisiensi
2600
2500
2400
2300
n 2200
y = -25.342x + 3073.3
2100
R² = 0.9728
2000
0 10 20 30 40 50
effisiensi

Gambar 4.15 Grafik Hubungan n dan Effisiensi Pada Pompa Tunggal 1


2. Pompa Tunggal II

Grafik Hubungan H dan n


2600 y = -318.77x + 4297.5
R² = 0.9645
2400
n

2200

2000
5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7
H

Gambar 4.16 Grafik Hubungan n dan H Pada pompa Tunggal II

Grafok Hubungan WHP dan n


2600
2500
2400
2300
n

2200
2100
2000
0.185 0.19 0.195 0.2 0.205 0.21 0.215 0.22 0.225
WHP

Gambar 4.17 Grafok Hubungan WHP dan n Pada Pompa Tunggal II


Grafik Hubungan Efisiensi dan n
2600
2500 y = -19.34x + 3211.4
2400 R² = 0.9737
2300
n 2200
2100
2000
0 10 20 30 40 50 60
effisiensi

Gabar 4.18 Grafik Hubungan n dan Effiiensi Pada Pompa Tunggal II


3. Pompa Ganda Seri

Grafik Hubungan n dan H


2600 y = -708.5x + 12151
R² = 0.9926
2400
n

2200
2000
13.5 13.6 13.7 13.8 13.9 14 14.1 14.2
H

Gambar 4.19 Grafik Hubungan n dan H pada pompa Ganda Seri

Grafik Hubunag n dan WHP


2600
y = 9284.7x + 164.28
2500
R² = 0.9832
2400
2300
n

2200
2100
2000
0.2 0.21 0.22 0.23 0.24 0.25 0.26
WHP

Gambar 4.20Grafik Hubungan n dan WHP pada Pompa Ganda Paralel


Grafik Hubungan n dan Effisiensi
2600 y = -22.978x + 3418.8
2500 R² = 0.9887
2400
2300
n 2200
2100
2000
0 10 20 30 40 50 60 70
Effisiensi

Gambar 4.21 Grafik Hubungan n dan Effisiensi Pada Pompa Ganda Seri
4. Pompa Ganda Paralel

Grafik Hubungan n dan H


2600 y = -108.33x + 3629.8
R² = 0.9995
2400
n

2200

2000
0 4 8 12 16
H

Gambar 4.22 Grafik Hubungan n dan H pada Pompa Ganda Paralel

Grafik Hubungan n dan WHP


0.3

0.2
WHP

y = 0.0002x - 0.2234
0.1 R² = 0.9852

0
2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600
n

Gambar 4.23 Grafik Hubungan n dan WHP pada Pompa Ganda Paralel
Grafik Hubungan n dan Effisiensi
2600

Axis Title
2400

2200 y = -11.006x + 2832.1


R² = 0.9947
2000
0 10 20 30 40 50 60 70
Axis Title

Gambar 4.24 Grafik Hubungan n dan Effisiensi Pada Pompa Ganda Paralel
4.3.3 Analisa Grafik Hubungan Paramer
Dari grafik diatas dapat diamati bawasanya semakin meningkat putaran
pompa , nilai kapasitas pada pompa akan ikut naik, hal itu menyebabkan nilai Head
pada pompa turun karena Head merupakan fungsi terbalik dari kapasitas. Hal
tersebut terjadi pada semua percobaan. Pada pompa seri terjadi peningkatan Head
dibandingkan dengan pompa parallel, tetapi kapsitas kecil, sedangkan pada pompa
parallel nilai kapasitas lebih besar, dan nilai Head kecil dibandingkan pompa
parallel, hal itu sesuai dengan grafik operasi pada pompa susun ganda.
BAB V
KEDIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat diambil kesimbulan:
1. Apabila kapasitas pompa besar maka diperoleh nilai Head yang kecil
2. Semakin cepat putan poros maka kapasitas pompa akan mengalami
peningkatan, hal tersebut sesuai, karena kecepatan berbanding urus dengan
debit atau kapsitas pompa. Tetapi nilai hHead akan menurun
3. Pompa dengan susunan parallel akan memiliki kapasitas yang nesar
dibandingkan dengan pompa seri, akan tetapi Head akan kecil, dan sebaliknya
pada pompa parallel
4. Efisiensi pada pompa dengan variable load akan mengalami kenaikan
sedangkan sebaliknya pada variable kecepatan
5. Efisiensi pompa susuna parallel ternyata lebih kecil dari dibandingkan dengan
pompa seri.

5.2 Saran
Seharusnya perawatan peralatan praktikum lebih diperhatikan lagi supaya kita bisa
melaksanakan praktikum yang sebenarnya tidak hanya mendapat data, sehingga kta
bisa memahami langsyung fenomena fenomena pompa sentrifugal.

Anda mungkin juga menyukai