Anda di halaman 1dari 5

SOAL DAN JAWABAN UTS

1. Apakah yang dimaksud dengan Etika dan apa perbedaannya


dengan moral dan etiket?
Jawaban:
Etika adalah
aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk, ETIKA berasal dari kata
Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-
ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik
perbedaannya adalah:
Etika
1. Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata.
2. Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak.
3. Memandang manusia dari segi dalam.
4. Memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Etiket
1. Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang
lain atau saksi mata yang melihat.
2. Bersifat relatif.
3. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
4. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
Moral mempunyai pengertian, yaitu :
1. (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila
2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana
terungkap dalam perbuatan
3. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita

sedangkan etika yaitu :


1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat

2. Apakah Tujuan dan fungsi kode etik?


Jawaban:
Tujuan Kode Etik:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri

Fungsi kode etik

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip


profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang


bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang


hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

3. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan nilai etika antara suatu


tempat/Negara dengan tempat/Negara lain!
nilai etika antara suatu tempat/Negara dengan tempat/Negara lain, hal ini
dipengaruhi oleh berbagai factor yang menjadikan pandangan atau pola pikir
masyarakat di suatu tempat/Negara itu berbeda dengan tempat/Negara lain.
Factor-faktor yang membedakannya itu yaitu factor Ajaran Agama, Adat
Kebiasaan, Kebahagiaan, Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham
Eudaemonisme, Aliran Pragmatisme, Aliran Positivisme, Aliran Naturalisme, Aliran
Vitalisme, Aliran Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran
Komunism, Aliran Pancasila.
Ad. 1. factor Ajaran Agama
Factor ini sangat mendominasi nilai etika dari suatu tempat/Negara. Perbedaan
aliran agama membuat nilai etika di suatu tempat/Negara itu berbeda dengan
tempat/Negara lain. Agama mayoritas yang dianut oleh suatu Negara menjadi
pedoman bagi nilai etika di Negara tersebut. Negara-negara timur tengah yang
mayoritas menganut agama Islam memiliki nilai etika yang berbeda dengan
misalnya Negara Thailand, Burma atau Myanmar yang mayoritas masyarakatnya
menganut agama Budha. Agama Islam mengajarkan tentang keesaan Tuhan,
sementara agama Budha mengajarkan tentang penghargaan terhadap para
dewa, Agama Hindu mengajarkan tentang kasta sementara agama Islam tidak
mengenal adanya kasta. Agama Islam mengajarkan bahwa manusia tidak
reinkarnasi, sementara agama Hindu dan Budha mengajarkan Reinkarnasi.
Begitu pula ketika dahulu tempat/Negara tersebut tidak mengenal agama, masih
menganut faham animism, penyembahan kepada batu atau pohon besar maka
nilai etikanya berbeda dengan yang sudah mengenal agama. Dahulu ketika
masih menganut faham animism maka dikenal adanya persembahan korban baik
hewan maupun yang ekstrem mengorbankan nyawa manusia, akan tetapi
semenjak datangnya agama maka pengorbanan tersebut tidak lagi
berjalan/sudah hilang.
Ad. 2. Factor Adat Kebiasaan
Dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia maka adat kebiasaan
masyarakatnya juga berbagai ragam. Contohnya dalam masyarakat kita ada
beberapa wilayah yang menganut faham patrilineal, ada juga yang menganut
faham matrilineal, juga ada yang telah menganut faham persamaan.
Ad. 3. Factor Aliran Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran
Komunism, Aliran Pancasila (paham kenegaraan)
Faham kenegaraan yang dianut juga mempengaruhi nilai etika. Negara yang
menganut faham liberalism (Eksistensialisme) memiliki nilai etika yang berbeda
dengan Negara yang menganut faham komunisme dan juga faham/aliran
Pancasila.
Nilai etika Negara yang menganut faham liberalism (Eksistensialisme) sangat
mengutamakan privat/individualism, sedangkan nilai etika Negara yang
menganut faham Komunism sangat mengutamakan komunal
(masyarakat/kelompok), sedangkan Indonesia sebagai penganut faham aliran
Pancasila melandaskan segala aturan hukum dan nilai etika kepada butir-butir
Pancasila.

4. Jelaskan pengaruh budaya dan agama terhadap etika !


Jawaban:
Budaya dan agama sangat berpengaruh terhadap nilai etika. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang diberikan akal pikiran dan rasa telah menghasilkan budi
daya berupa kreasi seni dan budaya. Dengan keluhuran nurani dan rasanya
manusia dapat memandang sesuatu itu indah, baik, positif dan juga dapat
memandang sesuatu itu bernilai buruk. Masyarakat yang memiliki budaya yang
tinggi memiliki nilai etika yang tinggi pula, begitu pula sebaliknya. Misalnya hal
ini dapat kita lihat dari masyarakat primitive yang memandang bahwa
pernikahan harus di lakukan diantara kelompok mereka, apabila aturan tersebut
dilanggar maka anggota masyarakat tersebut akan dikeluarkan dari kelompok
mereka, diusir atau diasingkan. Sementara dalam pandangan masyarakat
modern maka ada kecendrungan bahwa lebih baik menikahi anggota kelompok
diluar kelompok mereka, bahkan menjadi tabu apabila menikahi kelompok
interen mereka dan akibatnya bisa diasingkan atau diusir, misalnya dalam
masyarakat batak maka perkawinan semarga adalah hal yang tabu atau “haram”
dan bagi yang melanggar maka akan diasingkan. Kemudian ketika telah datang
agama maka agama mengambil peran di situ dengan menyebutkan aturan
tentang siapa saja yang boleh dinikai dan siapa saja yang tidak boleh di
nikahi/haram di nikahi, sehingga kini pandangan tentang baik atau buruknya
perkawinan antara seorang laki dengan wanita berpatokan kepada aturan
agama.

5. Apakah perbedaan profesi dengan profesionalitas?


Jawaban:
Menurut DE GEORGE

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk


menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal
yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi
waktu luang

Anda mungkin juga menyukai