Anda di halaman 1dari 55

PEDOMAN PELAKSANAAN

BIMBINGAN TEKNIS DAN


PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP
TAHUN 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat
Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menyusun Panduan Pelaksanaan
Bimbingan Teknis dan Pendampingan Implementasi Kurikulum Jenjang SMP Tahun
2017. Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pendampingan Implementasi Kurikulum di
SMP merupakan salah satu bentuk dukungan Direktorat Pembinaan SMP
(Pemerintah) untuk SMP dalam mempersiapkan dan melaksanakan Kurikulum.

Pedoman ini memberikan acuan bagi Direktorat Pembinaan SMP, Lembaga


Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Instruktur Kurikulum maupun Instruktur Kabupaten/Kota (IK),
sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dalam penyiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan. Pedoman ini akan disempurnakan
dari tahun ke tahun dengan antara lain memperhatikan masukan-masukan dari
berbagai pihak, perubahan peraturan-peraturan terkait dengan penyelenggaraan
pendidikan (terutama kurikulum) di tingkat SMP, dan pengalaman empiris
pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan kurikulum.

Direktorat Pembinaan SMP menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas


waktu, tenaga, dan sumbangan pemikirannya dalam penyusunan pedoman ini.
Semoga pedoman ini dapat memandu penyelenggaraan bimbingan teknis dan
pendampingan Kurikulum dengan baik. Diharapkan setelah memperoleh bimbingan
teknis dan pendampingan, kesiapan sekolah menjadi optimum dan pelaksanaan
Kurikulum berjalan dengan mantap.

Jakarta, Pebruari 2017


Direktur Pembinaan SMP

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 19620816 199103 1 001

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Landasan Hukum................................................................................................ 2
C. Tujuan Panduan................................................................................................... 4
D. Sasaran Panduan.................................................................................................. 4

BAB II BIMBINGAN TEKNIS KURIKULUM SMP .......................................................... 5

A. Konsep Dasar Bimbingan Teknis ...................................................................... 5


B. Durasi, Materi, dan Metode Bimbingan Teknis............................................... 8
C. Pelaksanaan Bimbingan Teknis.......................................................................... 16
D. Pendanaan ............................................................................................................. 22
E. Peran dan Tanggung Jawab ............................................................................... 23
F. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi............................ 24

BAB III PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13 ......................................................... 29

A. Konsep Dasar Pendampingan Implementasi K13.......................................... 29


B. Pelaksanaan Pendampingan Implementasi K13............................................. 30
C. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi.......................... 44

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 49

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 menyatakan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan
tahun pelajaran 2019/2020.Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah
yang belum siap melaksanakan K13 untuk tetap melaksanakan Kurikulum 2006
sambil melakukan persiapan-persiapan sehingga selambat-lambatnya pada
tahun 2019/2020 sekolah tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah
mencapai kesiapan yang optimal.

Untuk memfasilitasi sekolah (SMP) meningkatkan kompetensi kepala sekolah


dan guru serta membantu sekolah mengimplementasikan K13, Direktorat
Pembinaan SMP menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan
pendampingan pelaksanaan K13 bagi SMP. Bimbingan Teknis dan
pendampingan pelaksanaan K13 tersebut – dengan sejumlah program
pendukung lainnya – diharapkan mampu menjadikan jumlah SMP pelaksana
K13 naik secara signifikan setiap tahun. Pada tahun 2017 ditargetkan sekitar
13.731 (35%) SMP telah melaksanakan K13, sementara tahun 2017 diharapkan
24.004 SMP (62%), tahun 2018 sebanyak 38.535 SMP (100%) di seluruh wilayah
Indonesia sudah melaksanakan K13.

Bimbingan Teknis dan pendampingan implementasi K13 diselenggarakan


dengan melibatkan peranserta Direktorat Pembinaan SMP, Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dengan
peran/tugas masing-masing. Agar semua pihak yang terlibat dalam

1
penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan tersebut dapat menjalankan
peran/tugasnya dengan baik, perlu dibuat panduan pelaksanaan pelatihan dan
pendampingan pelaksanaan K13 di SMP. Panduan tersebut antara lain
mengatur ketentuan mengenai tujuan, sasaran/peserta, struktur program,
materi, strategi, pendanaan, pengelolaan, dan pelaporan pelaksanaan pelatihan
dan pendampingan.

Panduan ini memuat ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pelatihan dan


pendampingan implementasiK13 pada tingkat SMP pada tahun 2016 yang
memuat butir-butir di atas.

B. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013

2
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor
58 Tahun 2014TentangKurikulum 2013 SMP/MTs;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor
61 Tahun 2014TentangKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
IndonesiaNomor62 Tahun 2014TentangKegiatan Ekstrakurikulerpada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor
63 Tahun 2014TentangPendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor
79 Tahun 2014 tentang Mutan Lokal Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
105 Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum;
16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;
17. Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 5496/C/KR/2014 dan Nomor 7915/D/KP/2014 Tentang Petunjuk
Teknis Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada
Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;

3
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

C. TUJUAN PANDUAN

Panduan ini disusun dengan tujuan utama sebagai berikut:


1. memberi petunjuk operasional kepada Direktorat Pembinaan SMP dalam
pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan implementasi K13 sesuai
tugas dan perannya;
2. memberi petunjuk operasional kepada LPMP dalam mempersiapkan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan bimbingan teknis
instruktur kurikulum Kabupaten/Kota (IK), bimbingan teknis guru sasaran,
dan pendampingan kurikulum;
3. memberi petunjuk operasional kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dalam pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan kurikulum sesuai
tugas dan perannya;
4. memberi petunjuk operasional kepada sekolah sasaran dalam
mempersiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan
pendampingan In dan On;

D. SASARAN PANDUAN

Sasaran pedoman ini adalah:


1. Pengelola kegiatan bimbingan teknis Kurikulum di pusat (Direktorat PSMP);
2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);
3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
4. Sekolah sasaran K 13

4
BAB II

BIMBINGAN TEKNIS KURIKULUM

A. KONSEP DASAR BIMBINGAN TEKNIS


1. Pengertian Bimbingan Teknis
Bimbingan Teknis kurikulum dalam panduan ini didefinisikan sebagai proses
fasilitasi pemerolehan dan/atau peningkatan kompetensi guru dan kepala
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan
Kurikulum.

2. Tujuan Bimbingan Teknis


Bimbingan Teknis pelaksanaan Kurikulum TERUTAMA bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen penilaian;
c. melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan
integrasi penguatan pendidikan karakter;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
e. memberi bimbingan teknis Kurikulum ; dan
f. memberi pendampingan implementasi Kurikulum .

3. Prinsip-prinsip Bimbingan Teknis


Bimbingan Teknis pelaksanaan kurikulum diberikan oleh instruktur dengan
prinsip-prinsip berikut:
a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai
pelaksanaan kurikulum) yang memadai dan memberikan pelatihan
dengan baik;

5
b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu materi pelatihan adalah butir-butir yang
relevan dan masih belum dikuasai dan/atau memerlukan penguatan;
c. Integral, yaitu materi dan aktivitas pelatihan memfasilitasi peserta
memperoleh kesatuan kompetensi utuh yang diperlukan dalam
mengimplementasikan K13;
d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur dan peserta
pelatihan; dan
e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pelatihan pelaksanaan kurikulum dilanjutkan
oleh guru/sekolah sendiri dan/atau melalui MGMP, MGBK, MKKS, dan
forum lainnya yang relevan.

4. Tahapan Bimbingan Teknis


Pada tahun 2017, bimbingan teknis dilaksanakan secara berjenjang dengan
urutan Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum (yang merupakan gabungan
dari Instruktur Nasional dan Instruktur Provinsi), Bimbingan Teknis
Instruktur Kabupaten/Kota Kurikulum, Bimbingan Teknis Guru Sasaran
Kurikulum dan pendampingan kurikulum di sekolah sasaran.

6
BIMBINGAN TEKNIS DIREKTORAT
PEMBINAAN
FASILITATOR KURIKULUM SMP
SMP

BIMBINGAN TEKNIS DIREKTORAT


PEMBINAAN
INSTRUKTUR KURIKULUM SMP SMP

BIMBINGAN TEKNIS
LPMP
INSTRUKTUR KURIKULUM SMP
KABUPATEN/KOTA

BIMBINGAN TEKNIS KURIKULUM SMP


LPMP
GURU SASARAN

PENDAMPINGAN KURIKULUM

DI SEKOLAH SASARAN

(AKTIVITAS IN DAN ON SERVICE)

Gambar 1 : Alur jenjang kegiatan Bimbingan Teknis Kurikulum

7
B. DURASI, STRUKTUR PROGRAM DAN MATERI BIMBINGAN TEKNIS

Berikut adalah deskripsi durasi, struktur program, materi, dan aktivitas


bimbingan teknis tersebut.
1. Durasi
Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP, Bimbingan Teknis Instruktur
Kurikulum SMP, dan Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP
Kabupaten/Kota diselenggarakan dengan durasi 4 hari, 30 jam pelajaran (@
jam pelajaran 60 menit). Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru sasaran
diselenggarakan dengan durasi 6 hari, 39 jam pelajaran (@ jam pelajaran 60
menit). Sedangkan untuk pendampingan IN dan ON service diselenggarakan
dengan durasi 7 jam pelajaran.

2. Struktur program
Struktur program Bimbingan Teknis dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian,
yaitu materi umum, materi pokok, dan materi penunjang. Materi umum
diberikan kepada semua peserta dengan isi dan metode yang sama dalam
sidang/sesi pleno, materi pokok diberikan kepada kelompok-kelompok guru
mata pelajaran dengan materi sesuai kebutuhan mata pelajaran masing-
masing, dan materi penunjang merupakan pelengkap penyelenggaraan
pelatihan. Tabel berikut menyajikan struktur program Bimbingan Teknis
tersebut.

8
Tabel 1: Struktur Program
Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP
4 hari, 30 JP (@ 60 menit)

Alokasi Waktu
No. Materi
(JP @ 60 Menit)
A. Materi Umum (4 JP)
1. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan 1
Kurikulum
2. Penguatan Pendidikan Karakter 1
3. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran 1
4. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan 1
Pendampingan
B. Materi Pokok (24 JP)
1. Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 1

2. Analisis Kompetensi, Pembelajaran dan Penilaian


:
a. Analisis Dokumen: SKL, KI-KD, Silabus, dan 1
Pedoman Mapel
b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran 1
c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran 1
d. Analisis Penilaian Hasil Belajar HOTS 1
3. Praktik Pengembangan Rencana Pelaksanaan 7
Pembelajaran (RPP)
4. Praktik Pembelajaran dan Penilaian 8
5. Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil 4
Belajar
C. Materi Penunjang (2 JP)
1. Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu 1
Pendidikan
2. Penutupan: Review dan Evaluasi Pelatihan 1
TOTAL JAM 30

9
Tabel 2 : Struktur Program
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum 2013 Tingkat SMP
4 hari, 30 JP (@ 60 menit)

Alokasi Waktu
No. Materi
(JP @ 60 Menit)
A. Materi Umum (4 JP)
1. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan 1
Kurikulum
2. Penguatan Pendidikan Karakter 1
3. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran 1
4. Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan 1
B. Materi Pokok (24 JP)
1. Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 1

2. Analisis Kompetensi, Pembelajaran dan Penilaian:

a. Analisis Dokumen: SKL, KI-KD, Silabus, dan 1


Pedoman Mapel
b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran 1
c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran 1
d. Analisis Penilaian Hasil Belajar HOTS 1
3. Praktik Pengembangan Rencana Pelaksanaan 7
Pembelajaran (RPP)
4. Praktik Pembelajaran dan Penilaian 8
5. Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil 4
Belajar
C. Materi Penunjang (2 JP)
1. Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu 1
Pendidikan
2. Penutupan: Review dan Evaluasi Bimbingan 1
Teknis
TOTAL JAM 30

10
Tabel 3 : Struktur Program
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP Kabupaten/Kota
4 hari, 30 JP (@ 60 menit)

Alokasi Waktu
No. Materi
(JP @ 60 Menit)
A. Materi Umum (4 JP)
1. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum 1
2. Penguatan Pendidikan Karakter 1
3. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran 1
4. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan 1
Pendampingan

B. Materi Pokok (24 JP)

1. Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 1

2. Analisis Kompetensi, Pembelajaran dan Penilaian :

a. Analisis Dokumen: SKL, KI-KD, Silabus, dan 1


Pedoman Mapel

b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran 1

c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran 1

d. Analisis Penilaian Hasil Belajar HOTS 1

3. Praktik Pengembangan Rencana Pelaksanaan 7


Pembelajaran (RPP)

4. Praktik Pembelajaran dan Penilaian 8

5. Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil 4


Belajar

C. Materi Penunjang (2 JP)

1. Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu 1


Pendidikan

2. Penutupan: Review dan Evaluasi Bimbingan Teknis 1

TOTAL JAM 30

11
Tabel 4 : Struktur Program
Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru Sasaran
6 hari, 39 JP (@60 menit)

Alokasi Waktu
No. Materi
(JP @ 60 Menit)
A. Materi Umum (7 JP)
1. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum 2
2. Penguatan Pendidikan Karakter 2
3. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran 2
4. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan 1
Pendampingan
B. Materi Pokok (28 JP)
1. Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2

2. Analisis Kompetensi, Pembelajaran, dan Penilaian

a. Analisis Dokumen: SKL, KI-KD, Silabus, dan 2


Pedoman Mapel
b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran 2
c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran 2
d. Analisis Penilaian Hasil Belajar HOTS 2
3. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4
(RPP)
4. Praktik Pembelajaran dan Penilaian
a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian 10
b. Review Hasil Praktik 1
5. Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Hasil 3
Belajar
C. Materi Penunjang (4 JP)
1. Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan 1
2. Tes Awal 1
3. Tes Akhir 1
4. Penutupan: Review dan Evaluasi Bimbingan Teknis 1
TOTAL JAM 39

12
3. Materi Bimtek
Untuk menjamin mutu pelaksanaan bimbingan teknis di setiap tingkat, telah
disusun silabus dan materi untuk setiap mata latih. Setiap materi mata latih
berisi rumusan tujuan, uraian materi, skenario/aktivitas bimbingan teknis
yang dilengkapi dengan LK, dan teknik penilaian kinerja peserta bimbingan
teknis.

C. PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS INSTRUKTUR KURIKULUM


1. Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP
a. Tujuan
Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP diselenggarakan untuk
menyegarkan kembali kompetensi fasilitator dengan hasil akhir sebagai
berikut :
1) mampu menyusun RPP;
2) mampu melatih penyusunan RPP;
3) menyusun instrumen penilaian;
4) mampu melatih penyusunan instrumen penilaian;
5) melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan
integrasi penumbuhan budi pekerti;
6) mampu melatih pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan
integrasi penumbuhan budi pekerti
7) mampu melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
8) mampu melatih pelaksanaan penilaian dan mengelola hasil penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
9) mampu melatih penyelenggaraan bimbingan teknis yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan
10) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

13
b. Peserta
1) Jumlah dan unsur peserta
Peserta Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP adalah para
Instruktur Nasional (IN). Jumlah peserta Bimbingan Teknis Fasilitator
Kurikulum SMP adalah 88 orang yang terdiri unsur-unsur berikut:
a) Tim Pengembang Kurikulum (Penulis KI dan KD, Penulis Buku Mata
Pelajaran, Penulis Pedoman Penilaian);
b) Praktisi Pendidikan (Guru, Kepala Sekolah, Pengawas);
c) Akademisi ;
d) Manajemen (Direktorat, Puskurbuk, Puspendik, Dinas Pendidikan,
dan LPMP) serta unsur yang berasal dari Mitra Internasional; dan

2) Kriteria
Kriteria peserta Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum adalah:
a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;
b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang pendidikan –
diutamakan S2 atau S3;
c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;
d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat kabupaten/kota
atau lebih tinggi;
e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai
narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;
f) Bersedia melaksanakan bimbingan teknis dengan prosedur dan
mekanisme yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP;
g) Berkepribadian baik; dan
h) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

c. Waktu dan tempat


Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP dilaksanakan di Jakarta.

14
d. Narasumber
Narasumber Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP adalah para
pejabat dan staf Direktorat PSMP, Puspendik, dan Puskurbuk, dan para
Narasumber Kurikulum Nasional yang terdiri atas unsur dosen, guru, kepala
sekolah dan pengawas.
e. Pelaksana
Bimbingan Teknis Fasilitator Kurikulum SMP dilaksanakan oleh Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Biaya
kegiatan ini berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) melalui Kegiatan
Pembelajaran Tahun Anggaran 2017.

2. Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP


a. Tujuan
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP diselenggarakan untuk
menyegarkan kembali kompetensi fasilitator /instruktur dengan hasil akhir
sebagai berikut :
1) mampu menyusun RPP;
2) mampu melatih penyusunan RPP;
3) menyusun instrumen penilaian;
4) mampu melatih penyusunan instrumen penilaian;
5) melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan
integrasi penumbuhan budi pekerti;
6) mampu melatih pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan
integrasi penumbuhan budi pekerti
7) mampu melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;

15
8) mampu melatih pelaksanaan penilaian dan mengelola hasil penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
9) mampu melatih penyelenggaraan bimbingan teknis yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan
10) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Peserta
1) Jumlah dan unsur peserta
Peserta Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP merupakan
gabungan dari Instruktur Nasional (IN) dan Instruktur Provinsi (IP)
yang pada tahun 2016 sudah dinyatakan lulus. Secara keseluruhan
jumlah peserta Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum adalah 814
orang dengan latar belakang mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Kristen
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti.

2) Kriteria
Kriteria peserta Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum adalah:
a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;
b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang pendidikan –
diutamakan S2 atau S3;
c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;
d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat
kabupaten/kota atau lebih tinggi;
e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai
narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;

16
f) Bersedia melaksanakan bimbingan teknis dengan prosedur dan
mekanisme yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP;
g) Berkepribadian baik; dan
h) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

3) Waktu dan tempat


Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum dilaksanakan di empat (4)
region yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.

4) Narasumber
Narasumber Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP adalah para
pejabat dan staf Direktorat PSMP, Puspendik, dan Puskurbuk, dan para
fasilitator Kurikulum SMP yang terdiri atas unsur dosen, guru, kepala
sekolah dan pengawas.

5) Pelaksana
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP dilaksanakan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Biaya kegiatan ini berasal dari Pemerintah Pusat (APBN)
melalui Kegiatan Pembelajaran Tahun Anggaran 2017.

3. Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP Kabupaten/Kota (IK)


a. Tujuan
Bimbingan teknis Instruktur Kurikulum SMP Kabupaten/Kota
diselenggarakan untuk menghasilkan instruktur dengan kompetensi berikut:
1) mampu menyusun RPP;
2) mampu melatih penyusunan RPP;
3) mampu menyusun instrumen penilaian;
4) mampu melatih penyusunan instrumen penilaian;

17
5) mampu melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan
saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning
dengan integrasi penumbuhan budi pekerti;
6) mampu melatih pelaksanaan pembelajaran antara lain dengan pendekatan
saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning
dengan integrasi penumbuhan budi pekerti
7) mampu melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
8) mampu melatih pelaksanaan penilaian dan mengelola hasil penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
9) mampu melatih penyelenggaraan bimbingan teknis yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan;
10) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan In yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan
11) mampu melatih penyelenggaraan pendampingan On yang terdiri atas
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

b. Peserta
1) Jumlah dan unsur
Jumlah peserta Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP
Kabupaten/Kota seluruh Indonesia adalah 17.520 orang (1.168 tim
Instruktur Kabupaten/Kota @ 15 orang). Satu tim Instruktur
Kabupaten/Kota terdidi atas unsur guru, kepala sekolah dan/atau
pengawas dengan latar belakang mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Kristen
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti @ satu
orang.

18
Peserta Bimbingan Teknis dari masing-masing Kabupaten/Kota adalah 1
(satu) hingga 3 (tiga) tim Instruktur Kab/Kota, proporsional dengan
jumlah sekolah yang telah mengimplementasikan K13.

Bagi daerah-daerah tertentu dan mengingat kondisi geografi, dalam hal


dana yang dialokasikan tidak mencukupi untuk membiayai pelatihan IK
bagi seluruh tim IK karena tingginya biaya transportasi dari dan ke
kabupaten/kota yang bersangkutan, jumlah anggota tim IK dari
Kabupaten/Kota tersebut dapat dikurangi. Namun demikian, peserta tim
IK yang mengikuti pelatihan IK sekurang-kurangnya terdiri atas 5 (lima)
orang meliputi rumpun mata pelajaran MIPA (Matematika dan IPA), IPS
(IPS dan PPKn), Bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris),
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan rumpun mata pelajaran
kelompok B (PJOK, Seni Budaya, dan Prakarya).

2) Kriteria
Kriteria peserta Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP
Kabupaten/Kota adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas dengan
kriteria:
a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;
b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang pendidikan –
diutamakan S2 atau S3;
c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;
d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat kabupaten/kota
atau lebih tinggi;
e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai
narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;
f) Berasal dari sekolah yang telah mengimplementasikan K13;
g) Bersedia melaksanakan pelatihan dengan prosedur dan mekanisme
yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP;
h) Berkepribadian baik; dan

19
i) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

c. Waktu dan tempat


Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota direncanakan dilaksanakan
pada akhir bulan Maret s.d April 2017 di LPMP setempat dan/atau sekolah,
sanggar, atau gedung lainnya yang memiliki fasilitas memadai yang
terjangkau lokasinya oleh para peserta.

d. Narasumber
Narasumber Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP Kabupaten/Kota
adalah Instruktur Kurikulum yang sudah mengikuti penyegaran dalam
kegiatan Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum.

e. Pelaksana
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum SMP Kabupaten/Kota dilaksanakan
oleh LPMP. Biaya kegiatan ini berasal dari DIPA LPMP tahun anggaran 2017.

4. Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru Sasaran


a. Tujuan
b. Bimbingan Teknis Kurikulum SMP bagi guru sasaran diselenggarakan untuk
memfasilitasi guru dan kepala sekolah memperoleh dan/atau meningkatkan
kompetensinya dalam:
1) menyusun RPP;
2) menyusun instrumen penilaian;
3) melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan discovery learning dengan
integrasi penumbuhan budi pekerti;
4) melaksanakan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
6) menyelenggarakan pendampingan In yang terdiri atas persiapan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan; dan

20
7) menyelenggarakan pendampingan On yang terdiri atas persiapan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.

c. Peserta
1) Guru sasaran
Peserta Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru Sasaran adalah guru-
guru di sekolah sasaran pelaksana Kurikulum 2013 tahun 2017 berjumlah
13.731 sekolah di seluruh Indonesia.
2) Peserta dari setiap sekolah
a) Jumlah
Jumlah peserta dari setiap sekolah adalah 11 orang yang terdiri dari
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa
Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan
Agama Buddha dan Budi Pekerti, atau Pendidikan Agama Konghucu
dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti selain
Islam yang dikirim adalah salah satu Pendidikan Agama yang peserta
didiknya paling banyak di sekolah sasaran yang bersangkutan.

Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang


mewakili guru mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan latar
belakang pendidikan.

b) Kriteria
Peserta bimbingan teknis dari masing-masing sekolah sasaran dipilih
dengan ketentuan berikut:
1) Guru mata pelajaran yang mengajar kelas VII;
2) Kepala sekolah yang sekaligus mewakili guru mata pelajaran yang
diampunya;

21
3) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang pendidikan;
4) Dapat menggunakan komputer (laptop) terutama Word, PPt, dan
internet;
5) Diutamakan PNS;
6) Berkepribadian baik;
7) Sehat; dan
8) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.

d. Waktu dan Tempat Bimbingan Teknis


Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru Sasaran dilaksanakan dengan durasi
6 hari, 39 Jam Pelatihan (@ 60 menit). Bimtek Pelatihan ini direncanakan
dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 di LPMP, sekolah, sanggar, atau
gedung lainnya yang memiliki fasilitas memadai yang terjangkau lokasinya
oleh para peserta.

e. Narasumber
Narasumber Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru Sasaran adalah
Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang telah mengikuti penyegaran pada
Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota. Instruktur Kurikulum tingkat
pusat juga dapat berkontribusi menjadi narasumber pada kegiatan ini.

f. Pelaksana

Bimbingan Teknis Kurikulum SMP Guru Sasaran dilaksanakan oleh LPMP.


Biaya kegiatan ini berasal dari DIPA LPMP tahun anggaran 2017.

D. Pendanaan
Biaya yang diperlukan untuk Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum
bersumber dari APBN Pusat melalui DIPA Kegiatan Pembelajaran, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tahun Anggaran 2017. Biaya Bimbingan

22
Teknis Instruktur Kabupaten/Kota dan pelatihan Guru Sasaran berasal dari
DIPA LPMP Tahun Anggaran 2017.

E. Peran dan Tanggung Jawab


1. Pusat
a. Menyiapkan pedoman pelaksanaan Bimbingan Teknis dan pendampingan
implementasi Kurikulum 2013;
b. Menyiapkan materi pelaksanaan Bimbingan Teknis implementasi
Kurikulum 2013;
c. Melakukan sosialisasi kegiatan Bimbingan Teknis dan pendampingan
implementasi Kurikulum 2013;
d. Melaksanakan Bimbingan Teknis Fasilitator dan Instrutur Kurikulum
SMP;
e. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan Bimbingan Teknis
implementasi Kurikulum 2013 baik Bimbingan Teknis Instruktur
Kurikulum, Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota, Bimbingan
Teknis Guru Sasaran, maupun pelaksanaan pendampingan;
f. Menetapkan kuota pelaksana K13 di setiap Kabupaten/Kota dan
menetapkan SMP pelaksana K13 di setiap Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan usulan LPMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
g. Melakukan koordinasi pelaksanaan Bimbingan Teknis dengan LPMP dan
dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; dan
h. Merangkum laporan pelaksanaan Bimbingan Teknis dan pendampingan
implementasi kurikulum dari LPMP.

2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)


a. Melaksanakan Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota;
b. Menetapkan SMP Induk Kluster dan sekolah imbas;
c. Melaksanakan Bimbingan Teknis Guru Sasaran;
d. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan Bimbingan Teknis
Kurikulum bagi Guru Sasaran dan pelaksanaan pendampingan;

23
e. Menyiapkan dan menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
Pemerintah bersama-sama dengan sekolah induk klaster atau sasaran
pelaksana kurikulum;
f. Menyalurkan Bantuan Pemerintah kepada sekolah induk atau sasaran
pelaksana kurikulum tahun 2017 setelah persyaratan dipenuhi;
g. Melakukan koordinasi pelaksanaan bimbingan teknis dengan Direktorat
Pembinaan SMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; dan
h. Melaporkan pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan
kurikulum.

3. Kabupaten/Kota
a. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas-tugas koordinasi
sesuai dengan kewenangannya;
b. Mengusulkan sekolah-sekolah pelaksana K13 tahun 2016 kepada
Direktorat Pembinaan SMP melalui LPMP;
c. Mengajukan sekolah-sekolah yang diusulkan sebagai sekolah induk dan
imbas kepada LPMP; dan
d. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan pendampingan kurikulum.

F. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi

1. Monitoring
a. Tujuan
Tujuan monitoring adalah untuk:
1) mengetahui apakah Bimbingan Teknis yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan; dan
2) membantu memecahkan masalah/hambatan pelaksanaan Bimbingan
Teknis (bila ada).

b. Cakupan/aspek
Monitoring dilakukan untuk semua tingkatan bimbingan teknis dengan
cakupan/aspek monitoring minimal meliputi:

24
1) materi bimbingan teknis;
2) metode/aktivitas bimbingan teknis;
3) waktu pelaksanaan dan durasi bimbingan teknis ;
4) instruktur;
5) peserta;
6) pendanaan;
7) akomodasi dan konsumsi; dan
8) manajemen.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan,
wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis
dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana monitoring adalah:
1) Direktorat Pembinaan SMP untuk monitoring pelaksanaan Bimbingan
Teknis Fasilitator, Bimbingan Teknis Kurikulum, Bimbingan Teknis
Instruktur Kabupaten/Kota, dan Bimbingan Teknis Guru sasaran.
2) LPMP untuk monitoring pelaksanaan Bimbingan Teknis Instruktur
Kabupaten/Kota, Bimbingan Teknis Guru sasaran.
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan
Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota dan Bimbingan Teknis
Guru sasaran.

e. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan pada saat kegiatan Bimbingan Teknis dan
pendampingan sedang berlangsung.

25
2. Evaluasi pelaksaaan Bimbingan Teknis
a. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan Bimbingan Teknis adalah:
1) mengetahui apakah Bimbingan Teknis telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan;
2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, meteri, metode,
durasi) Bimbingan Teknis dengan kebutuhan peserta;
3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan Bimbingan Teknis;
4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan Bimbingan Teknis yang telah
dilaksanakan untuk; dan
5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan Bimbingan Teknis yang
telah dilaksanakan.

b. Cakupan/aspek
Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan Bimbingan Teknis
sekurang-kurangnya meliputi:
1) kesesuaian tujuan Bimbingan Teknis
2) kesesuaian materi Bimbingan Teknis;
3) kesesuaian metode/aktivitas Bimbingan Teknis;
4) kesesuaian waktu pelaksanaan Bimbingan Teknis
5) kecukupan durasi Bimbingan Teknis;
6) kompetensi instruktur;
7) kinerja peserta;
8) kelayakan pendanaan;
9) kelayakan akomodasi dan konsumsi;
10) kelayakan manajemen;
11) ketercapaian tujuan Bimbingan Teknis;
12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan Bimbingan Teknis;
13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan Bimbingan Teknis;
14) saran-saran perbaikan pelaksanaan Bimbingan Teknis; dan
15) best practice.

26
c. Teknik dan instrumen pengumpulan data
Pengumpulan data dapat menggunakan satu atau lebih teknik, yaitu angket,
pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik
analisis dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana evaluasi adalah panitia pelaksana Bimbingan Teknis.

e. Waktu pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan Bimbingan Teknis dilaksanakan pada setiap akhir
pelaksanaan kegiatan.

3. Pelaporan
Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, pelaksana Bimbingan Teknis pada
setiap tingkat kegiatan menyusun laporan, yaitu:
a. laporan pelaksanaan kegiatan, dan
b. laporan keuangan.
Kedua laporan tersebut selesai disusun dan diserahkan kepada Direktorat
PSMP selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah kegiatan diselesaikan.

4. Sanksi
Sanksi terhadap penyelenggaraan bimbingan teknis yang tidak sesuai dengan
ketentuan akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi
kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai
bentuk sesuai tingkat keseriusan pelanggaran. Berikut adalah beberapa
contoh sanksi yang dapat diberikan:
a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).
b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana yang
terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada kas negara.

27
c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan
dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan
penyimpangan dana.
d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan
pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada
LPMP dan sekolah bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan
secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi,
kelompok, atau golongan.

28
BAB III
PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP

A. Konsep Dasar Pendampingan Kurikulum


1. Pengertian pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian bantuan teknis
operasional perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
kepada sekolah (terutama guru dan kepala sekolah) yang diberikan oleh
Instruktur Kabupaten/Kota.

2. Tujuan pendampingan
Sasaran utama pendampingan adalah guru mata pelajaran dan kepala
sekolah. Bagi guru, tujuan utamanya adalah bahwa guru meningkat
keterampilan operasionalnya dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen penilaian;
c. melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, problem-based
learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi
penumbuhan budi pekerti;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; dan
e. menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian.

Sementara itu, bagi kepala sekolah, diharapkan mereka meningkat


keterampilan praktiknya dalam:
a. menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif;
b. mengelola pelaksanaan kurikulum;
c. mengelola pemenuhan Standar Nasional Pendidikan untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum; dan

29
d. menyelesaikan hambatan-hambatan pengelolaan pelaksanaan Kurikulum
2013.

3. Prinsip-prinsip pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulum diberikan oleh Instruktur
Kabupaten/Kota dengan prinsip-prinsip berikut:
a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai
pelaksanaan kurikulum) yang memadai dan memberikan pendampingan
dengan baik;
b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu aspek-aspek pendampingan adalah butir-
butir yang guru atau kepala sekolah secara riil perlu memperoleh
asistensi praktis;
c. Integral, yaitu aspek-aspek dan aktivitas pendampingan memfasilitasi
guru dan kepala sekolah mengimplementasikan K13 secara utuh;
d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur, guru, dan kepala
sekolah; dan
e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pendampingan pelaksanaan kurikulum
dilanjutkan oleh sekolah sendiri melalui mekanisme yang
dikembangkannya.

B. Pelaksanaan Pendampingan

1. Alur pelaksanaan pendampingan


Sebagaimana disebutkan di depan, pendampingan pelaksanaan kurikulum
adalah pemberian bantuan teknis operasional perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah, terutama guru dan kepala
sekolah dengan Instruktur Kabupaten/Kota datang langsung ke sekolah.
Bantuan teknis operasional ini diberikan pada bagian akhir dari serangkaian
kegiatan fasilitasi pelaksanaan kurikulum oleh pemerintah. Pendampingan
diberikan setelah sekolah sasaran memperoleh bimbingan teknis kurikulum

30
dan (mulai) melaksanakannya. Gambar 2 menyajikan letak pelaksanaan
pendampingan kurikulum dalam rangkaian kegiatan fasilitasi tersebut.

Berdasarkan alur pelaksanaan pendampingan pada Gambar 2 pendampingan


kurikulum dilaksanakan setelah Bimbingan Teknis Kurikulum (Pusat),
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum Kabupaten/Kota dan Bimbingan
Teknis Guru Sasaran diselenggarakan. Untuk persiapan pelaksanaan
pendampingan, sekolah induk atau sekolah sasaran memperoleh asistensi
pelaksanaan Bantuan Pemerintah melalui sebuah workshop (langkah 8) dan
telah menerima dana Bantuan Pemerintah untuk pendampingan kurikulum
(langkah 9).

31
1. Kementerian 9. Analisis terhadap hasil monev
Pendidikan dan dan laporan pelaksanaan
Kebudayaan menetapkan pendampingan
sekolah pelaksana
Kurikulum tahun 2017 Implementasi Kurikulum 2013

2. LPMP menetapkan
SMP induk kluster 8. Sekolah Induk
Kluster dan
Pendampingan
Sekolah Imbas
melaksanakan
Pendampingan

3. Dit. PSMP
melaksanakan Bimbingan
Teknis Instruktur
Kurikulum

7. LPMP Menyalurkan
Bantuan Pemerintah
untuk Pendampingan K 13
4. LPMP
menyelenggarakan
Bimbingan Teknis
Instruktur Kabupaten
(IK)

6. LPMP
menyelenggarakan
5. LPMP
Workshop Asistensi
menyelenggarakan
Bantuan Pemerintah untuk
Bimbingan Teknis Guru
Pendampingan K 13
Sasaran (GS)

Gambar 2: Alur Kegiatan Pendampingan Kurikulum

32
2. Workshop Asistensi Bantuan Pemerintah bagi SMP Induk Klaster atau
Sekolah Imbas untuk Pendampingan Kurikulum dilaksanakan oleh LPMP.
Pemetaan Induk Klaster dilakukan oleh LPMP bekerjasama Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan memperhatikan geografis sekolah imbas. Workshop
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dengan narasumber dari LPMP.

Tujuan workshop tersebut adalah:


a. Memberikan pemahaman tentang kebijakan, substansi, dan mekanisme
pendampingan Kurikulum;
b. Menyusun dan menyepakati rencana kerja pendampingan Kurikulum;
c. Menyusun dan menyepakati Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bantuan
Pemerintah untuk pendampingan Kurikulum; dan
d. Menandatangani surat perjanjian penyelenggaraan dan penggunaan
dana Bantuan Pemerintah untuk pendampingan Kurikulum .

Selanjutnya LPMP menyalurkan Bantuan Pemerintah untuk sekolah sasaran


melalui sekolah induk kluster dalam satu tahap sebesar 100% dari jumlah
dana Bantuan Pemerintah setelah kepala sekolah SMP induk kluster dan
LPMP menandatangani Surat Perjanjian dan kuitansi penerimaan bantuan
serta melengkapi seluruh persyaratan administrasi.

3. Strategi
Pendampingan implementasi K13 pada jenjang SMP dilaksanakan dengan
strategi kegiatan In dan kegiatan On. Pendampingan In sekurang-kurangnya
diberikan 2 (dua) kali, sementara pendampingan On paling tidak 1 (satu) kali.
Satu kali pendampingan diberikan satu hari dengan 7 jam pelatihan. Berikut
adalah urutan pelaksanaan pemberian pendampingan In dan On:

In 1 –On 1 – In 2 (– Dst.)

33
Dalam hal penguatan strategi pendampingan dapat menggunakan konsep dan
praktik Lesson Study. Lesson Study sebagaimana dimaksud bukanlah suatu
strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya
pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui pengkajian
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi,
mendiskusikan hasil observasi untuk memperbaiki pembelajaran, serta
menuliskan pengalaman pembelajaran menjadi suatu suatu karya tulis.

Secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study


sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan (Plan)


Dalam tahap perencanaan, para guru berkolaborasi untuk menyusun RPP
yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Mendiskusikan
rancangan pembelajaran secara mendalam dengan menatisipasi respon siswa
yang mungkin muncul atas tantangan atau permasalahan yang disampaikan
guru selama pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti
sampai dengan tahap akhir pembelajaran.

b. Tahapan Pelaksanaan (Do)


Terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh salah seorang guru (guru model) untuk mempraktikkan
rancangan pembelajaran yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan
pengamatan atau observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejawat
dan atau oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dan undangan lainnya
yang bertindak sebagai pengamat/observer.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan,
diantaranya:
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang telah disusun bersama.

34
2) Proses pembelajaran dilakukan dalam setting yang wajar dan natural.
3) Pengamat tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan
tidak menintervensi guru maupun siswa.
4) Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap proses belajar
siswa, bagaimana siswa berfikir atau bagaimana jalannya siswa
berfikir dalam memahami konsep, bagaimana siswa berkomunikasi
dalam memahami konsep, serta bagaimana pemahaman konsep oleh
siswa.
5) Pengamat harus belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan
bukan untuk menilai bagus atau kurangnya pembelajaran.
6) Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau
photo digital untuk keperluan dokumentasi atau bahan analisis
pembelajaran. Kegiatan perekaman tidak menggunakan blitz agar
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7) Pengamat mencatat semua hasil pengamatan bagaimana siswa belajar
selama pembelajaran berlangsung.

c. Tahapan Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang dimulai dari
penyampaian kesan-kesan guru yang telah melaksanakan pembelajaran
(guru model), dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun
kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya
mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam merealisasikan
rancangan pembelajaran yang telah disusun.
Selanjutnya, pengamat menyampaikan temuan hasil observasi pembelajaran
dengan menyampaikan data/fakta yang ditemukannya. Tanggapan atau
saran perbaikan disampaikan secara bijak untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa. Kegiatan refleksi bukan untuk menilai baik atau kurangnya
guru mengajar. Kegiatan refleksi harus menginspirasi para guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajarannya masing-masing.

35
d. Tahapan Tindak Lanjut
Diskusi dalam kegiatan refleksi seharusnya menghasilkan: 1) perbaikan atas
rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya; 2) diperoleh
sejumlah pengetahuan dan pengalaman baru atau keputusan-keputusan
penting untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran; dan 3)
pemahaman tentang karakteristik konsep materi ajar, cara belajar siswa,
maupun cara evaluasi yang sangat berguna untuk perbaikan proses
pembelajaran.
Melalui kegiatan Lesson Study perbaikan proses pembelajaran akan terjadi
pada tataran individual maupun menajerial. Pada tataran individual,
berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat
diskusi dalam tahapan refleksi menjadi modal bagi para guru, baik yang
bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses
pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan keikutsertaan langsung kepala sekolah
maupun pengawas dalam kegiatan Lesson Study, sebagai peserta dalam
merancang pembelajaran maupun melakukan pengamatan, tentunya akan
memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan
pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan.
Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar
pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam kegiatan Lesson
Study sebagai manager dalam peningkatan mutu proses pembelajaran, maka
dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru
dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala
sekolah dapat semakin lebih fokus lagi dalam mewujudkan dirinya sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.

4. Pendampingan In
a. Pengertian
Pendampingan In adalah asistensi implementasi Kurikulum 2013 yang
diberikan kepada guru dan kepala sekolah (sebagai wakil guru mata

36
pelajaran yang diampunya) pada semua sekolah dalam satu kluster secara
klasikal di induk kluster.

b. Peserta
Peserta pendampingan In sekurang-kurangnya sama dengan peserta
pelatihan sekolah sasaran. Jumlah peserta pendampingan In dari setiap
sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya,
PJOK, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang)
dan 1 (satu) orang guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, ATAU
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti SELAIN Islam yang dikirim adalah yang peserta
didiknya paling banyak di sekolah yang bersangkutan.

Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili
guru mata pelajaran yang diampu sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.

c. Instruktur
Instruktur pendampingan In adalah Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang
telah mengikuti Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.

d. Materi dan aktivitas


Materi (fokus) pendampingan In 1 dan In 2 adalah pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 2 dan Tabel
3.

37
Tabel 2: Struktur Program Pendampingan In 1

No. Materi JP

1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan In 1

2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil pada 2


On 1)
3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian (untuk 2
pembelajaran riil pada On 1)
4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian dan 2
Refleksi

JUMLAH 7

Tabel 3: Struktur Program Pendampingan In 2

No. Materi JP

1. Refleksi lesson learned dari pendampingan On 1 1

2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil) 2

3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian (untuk penilaian 2


riil)

4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian dan 2


Refleksi

JUMLAH 7

e. Output

Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan In disajikan


dalam Tabel 4.

38
Tabel 4: Output Pendampingan In

No. Pendampingan Output

1. In 1 1. RPP untuk dilaksanakan pada On 1;


2. Instrumen penilaian untuk dipakai pada On
1; dan
3. Umpan balik simulasi.

2. In 2 1. Daftar best practice dari On 1;


2. RPP untuk dilaksanakan di kelas;
3. Instrumen penilaian untuk dipakai di kelas;
dan
4. Umpan balik simulasi.

f. Pelaksana
Pelaksana pendampingan In adalah Sekolah Induk yaitu oleh panitia
pelaksana yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana
pendampingan In yang dihadiri oleh semua kepala sekolah dalam satu
kluster, wakil kepala sekolah sekolah induk, dan para guru serta kepala
dan staf TU sekolah induk.

Struktur panitia pelaksana pendampingan In adalah sebagai berikut:

Penanggungjawab : Kepala Sekolah (sekolah induk)


Ketua : Wakaur Kurikulum
Sekretaris : Guru senior yang dipilih oleh forum rapat
Bendahara : Bendahara sekolah
Seksi akademik : Guru yang dipilih oleh forum rapat
Seksi sarpras : Wakaur Sarpras dan dua staf TU
Seksi konsumsi : Guru yang dipilih oleh forum rapat dan
seorang staf TU

39
g. Waktu dan tempat pelaksanaan
Pendampingan In dilaksanakan pada Juli s.d September 2017.
Pendampingan In dilaksanakan di sekolah induk kluster.

5. Pendampingan On

a. Pengertian Pendampingan On
Pendampingan On adalah asistensi pelaksanaan kurikulum yang
diberikan guru secara individual di sekolah yang bersangkutan.

b. Peserta Pendampingan On
Peserta pendampingan On sekurang-kurangnya sama dengan peserta
pendampingan In. Jumlah peserta pendampingan On dari setiap sekolah
minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes,
Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1
(satu) orang ATAU LEBIH guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti,
ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti selain Islam yang mengikuti adalah yang peserta
didiknya paling banyak di sekolah yang bersangkutan.
Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah yang mewakili
guru mata pelajaran yang diampun sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.

c. Instruktur Pendampingan On
Instruktur pendampingan On adalah Instruktur Kabupaten/Kota yang
telah mengikuti Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.

40
d. Materi dan aktivitas Pendampingan On
Materi (fokus) pendampingan On adalah pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5: Struktur Program Pendampingan On (1)

No. Materi JP*


1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan On (1 kali) 1

2. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas A 2

3. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas B 2

4. Refleksi Pembelajaran dan Penilaian dan Revisi RPP dan 2


Instrumen Penilaian

JUMLAH 7

Kluster-kluster yang sekolah imbasnya hanya satu atau dua,


pendampingan On agar diberikan lebih dari 1 (satu) kali. Berikut adalah
struktur program pendampingan On 2.
Tabel 6: Struktur Program Pendampingan On 2

No. Materi JP*


1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan In (1 kali) 1

2. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam 2


Kelas A

3. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam 2


Kelas B

4. Pengolahan hasil penilaian 2

JUMLAH 7

41
e. Output Pendampingan On
Produk yang diharapkan dihasilkan dari pendampingan On disajikan
dalam Tabel 7.
Tabel 7: Output Pendampingan On

No. Pendampingan Output

1. On1 1. Umpan balik pembelajaran;


2. Umpan balik penilaian;
4. RPP dan instrumen penilian yang telah direvisi.

2. On 2 (bila 1. Umpan balik pembelajaran;


dilakukan) 2. Umpan balik penilaian;
3. Contoh pengolahan nilai.

f. Pelaksana Pendampingan On
Pelaksana pendampingan On adalah Sekolah Imbas yaitu oleh panitia
pelaksana yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana
pendampingan On yang dihadiri oleh kepala sekolah semua wakil kepala
sekolah, dan para guru serta kepala dan staf TU.

Struktur panitia pelaksana pendampingan On adalah sebagai berikut:


Penanggungjawab : Kepala Sekolah
Ketua : Wakaur Kurikulum
Sekretaris : Guru senior yang dipilih oleh forum rapat
Bendahara : Bendahara sekolah
Seksi akademik : Guru yang dipilih oleh forum rapat
Seksi sarpras : Wakaur Sarpras dan satu staf TU
Seksi konsumsi : Guru yang dipilih oleh forum rapat dan satu
staf TU

42
g. Waktu dan tempat pelaksanaan Pendampingan On
Pendampingan On dilaksanakan pada Juli s.d Desember 2017.
Pendampingan On dilaksanakan di semua sekolah pelaksana K13 (induk
kluster dan sekolah imbas) yang berjumlah 13.731 SMP di seluruh
Indonesia.

6. Penetapan sekolah induk kluster


a. Kriteria sekolah induk kluster

1) Telah melaksanakan K13 sekurang-kurangnya sejak tahun pelajaran


2015/2016;
2) Memiliki manajemen yang baik;
3) Memiliki paling sedikit 15 ruang kelas dengan perabotan (meja, kursi,
papan tulis) yang layak;
4) Memiliki sumber daya listrik minimal 3.300 watt;
5) Memiliki sumber air bersih yang memadai;
6) Memiliki laboratorium IPA;
7) Memiliki perpustakaan;
8) Dapat dicapai dengan mudah dan cepat oleh anggota-anggota kluster;
9) Diutamakan memiliki sarana dan prasarana TIK dan akses internet;
10) Diutamakan memiliki aula;
11) Diutamakan memiliki sarana dan prasarana olahraga;
12) Diutamakan memiliki ruang layanan BK;
13) Diutamakan memiliki laboratorium bahasa.

b. SK sekolah induk kluster


Sekolah induk kluster ditetapkan oleh LPMP melalui SK penetapan
Sekolah Induk Kluster dengan memperhatikan usulan dari Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.

43
C. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi

1. Monitoring pelaksanaan pendampingan


a. Tujuan
Tujuan dilakukannya monitoring adalah untuk:
1) mengetahui apakah pendampingan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan; dan
2) membantu memecahkan masalah/hambatan pelaksanaan
pendampingan (bila ada).

b. Cakupan/aspek
Monitoring dilakukan untuk pelaksanaan pendampingan In maupun On
dengan cakupan/aspek monitoring minimal meliputi:
1) fokus pendampingan;
2) metode/aktivitas pendampingan;
3) waktu pelaksanaan dan durasi pendampingan;
4) instruktur;
5) kinerja peserta;
6) pendanaan;
7) konsumsi; dan
8) manajemen.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan,
wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis
dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana monitoring pelaksanaan pendampingan adalah:

44
1) Direktorat Pembinaan SMP untuk monitoring pengelolaan
pendampingan oleh LPMP dan pelaksanaan pendampingan di sekolah
induk dan sekolah imbas;
2) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk
dan sekolah imbas; dan
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan
pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas.

c. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan pada saat pendampingan sedang berlangsung.

2. Evaluasi pelaksaaan pendampingan


a. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan pendampingan adalah:
1) mengetahui apakah pendampingan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan;
2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, fokus, metode,
durasi) pendampingan dengan kebutuhan guru dan kepala sekolah;
3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendampingan;
4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan pendampingan yang telah
dilaksanakan untuk; dan
5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pendampingan yang telah
dilaksanakan.

b. Cakupan/aspek
Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan pendampingan
sekurang-kurangnya meliputi:
1) kesesuaian tujuan pendampingan;
2) kesesuaian fokus pendampingan;
3) kesesuaian metode/aktivitas pendampingan;
4) kesesuaian waktu pelaksanaan pendampingan;

45
5) kecukupan durasi pendampingan;
6) kompetensi instruktur;
7) peserta;
8) kelayakan pendanaan;
9) kelayakan konsumsi;
10) kelayakan manajemen;
11) ketercapaian tujuan pendampingan;
12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan pendampingan;
13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan pendampingan;
14) saran-saran perbaikan pelaksanaan pendampingan; dan
15) best practice.

c. Teknik dan instrumen pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan,
wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner, lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis
dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana evaluasi adalah panitia pelaksana pendampingan.

e. Waktu pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan pendampingan dilaksanakan pada setiap akhir
pelaksanaan setiap pendampingan.

3. Pelaporan
Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, pelaksana pendampingan menyusun
laporan, yaitu:
a. laporan pelaksanaan kegiatan, dan
b. laporan keuangan.

46
Kedua laporan tersebut selesai disusun selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah kegiatan diselesaikan. Laporan kemudian diserahkan kepada
pengelola kegiatan di atasnya dengan ketentuan:
a. Sekolah imbas menyerahkan laporan kepada sekolah induk kluster;
b. Sekolah induk menyusun laporan dengan mengintegrasikan laporan
pelaksanaan pendampingan dari sekolah imbas;
c. Sekolah induk kluster menyerahkan laporan kepada LPMP; dan
d. LPMP menyusun laporan pelaksanaan bimbingan teknis dan
pendampingan secara keseluruhan dan menyerahkan laporan kepada
Direktorat Pembinaan SMP.

4. Sanksi
Sanksi terhadap penyelenggaraan pendampingan yang tidak sesuai dengan
ketentuan akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi
kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai
bentuk sesuai tingkat keseriusan pelanggaran. Berikut adalah beberapa
contoh sanksi yang dapat diberikan:
a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja).
b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana yang
terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada kas negara.
c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan
dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan
penyimpangan dana.
d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan
pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada
LPMP dan sekolah bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan
secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi,
kelompok, atau golongan.

47
5. Layanan informasi
Layanan informasi dan aduan tentang bimbingan teknis dan Pendampingan
dapat menghubungi :

a. Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan alamat:
Subdit Kurikulum, Dit.PSMP, Telp. 021 5725685, 57900083, 57900342
b. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) setempat; dan
e. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.

48
BAB IV
PENUTUP

Implementasi Kurikulum memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk


saling mendukung dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing. Agar pelaksanaan Kurikulum sesuai dengan kebijakan dan konsep
yang diinginkan maka guru yang telah dilatih perlu mendapatkan pendampingan
dalam mengimplementasikan hasil bimbingan teknis. Melalui pendampingan akan
terjadi interaksi dan kolaborasi antara pendamping dan yang didampingi untuk
saling berbagi melaksanakan Kurikulum. Interaksi tersebut diharapkan mampu
memperkuat pelaksanaan Kurikulum di sekolah.

Keberhasilan Bimbingan Teknis dan pendampingan Kurikulum tahun 2017 sangat


dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan
sampai dengan evaluasi dan pelaporan. Oleh karena itu, agar Bimbingan Teknis dan
pendampingan implementasi Kurikulum di SMP dapat terlaksana sesuai tujuan
diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait baik unsur pusat,
LPMP, Kabupaten/Kota, sekolah pelaksana K13 untuk bersama-sama
mengupayakan keberhasilan keseluruhan kegiatan Bimbingan Teknis dan
pendampingan implementasi Kurikulum, sesuai dengan tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing.

Melalui pedoman ini diharapkan semua pihak yang terkait dengan Bimbingan
Teknis dan pendampingan implementasi Kurikulum dapat melaksanakan tugas
dan perannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sekolah pelaksana kurikulum
dapat mengembangkan lebih lanjut kegiatan pendampingan sesuai dengan
kebutuhan dengan tetap mengikuti rambu-rambu yang ada dalam panduan ini. Bila
menemukan permasalahan ataupun pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan
Bimbingan Teknis dan pendampingan dapat menghubungi Tim Kurikulum LPMP
setempat dan/atau Direktorat Pembinaan SMP melalui Subdit Kurikulum di nomor
telepon 021- 57900083.

49

Anda mungkin juga menyukai