Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN RUANG IBS/OK

I. Pengkajian
A. PRE OPERASI/ PRE MEDIKASI
1. Serah terima pasien
Petugas ruangan menyerahkan pasien lengkap dengan buku status dan
informed consent pada jam 12.34, 20 Agustus 2018, petugas di ruang
OK menerima dan melakukan pengecekkan ulang pasien, buku status,
catatan medik dan obat-obatan, Keadaan umum sedang, kesadaran
composmentis (E4.V5.M6)
2. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 20 tahun
Alamat : Jl. Guntung Manggis, Landasan Ulin,
Banjarbaru.
Diagnosa Medis : Appendisitis Akut
Tindakan Operasi : Appendiktomi
3. Pemeriksaan Fisik
TTV : TD 110 / 80 mmHg
T 36,6º c
N 86 x / menit
RR 18 x / menit
Reaksi Fisik : Kesadaran composmentis, GCS : E4 V5 M6
Reaksi Psikologi : Klien tampak gelisah
Persiapan Operasi :
Informed Consent/ Ijin Anestesi

Puasa ✔ 6 Jam Pre Operasi

Cukur

Pemeriksaan Penunjang : Lab ✔ Radiologi ✔ EKG


Pre Medikasi :
Klien tampak sudah menggunakan baju pasien operasi, klien mengatakan
cemas karena pertama kalinya dalam melakukan operasi, klien dilakukan
pemasangan infus (IV Line) RL 500 cc (20 tpm), klien melakukan puasa 6
jam sebelum melakukan operasi.

B. INTRA OPERASI
1. Kelengkapan Tim Operasi
Bedah : 1 Operator, 2 Asisten, 1 Perawat instrumen, 1 Perawat sirkuler
Anestesi : 1 Dokter anestesi, 1 Perawat anestesi
Jenis Anestesi : Regional Anestesi dengan teknik spinal anestesi dengan
posisi membungkuk.
2. Tanda daerah operasi : Pada daerah perut bawah kanan.
3. Kelengkapan Anestesi :
Peralatan monitor, peralatan resusitasi, dan jarum IV Line : Infus RL dan
obat-obatan. (Inj. Granone 1 amp, Inj. Ranitidin 1 amp, Inj. Mettergin,
Drip. Oxytocin 1 amp, Inj. As. Tranex 1 amp, Inj Ketorolac 1 amp, Drip.
Tramadol 1 amp).
4. Riwayat Asma : Tidak ada
5. Posisi Operasi : Suspinasi
6. Rencana dilakukan tindakan : Appendiktomi
Serangkaian proses pengangkatan terhadap appendiks terimplamasi dengan
prosedur atau pendekatan endoskopi.
7. Observasi tindakan operasi
Dokter melakukan sayatan menurut Mc Burney sepanjang kurang lebih 10
cm dan otot-otot dinding perut dibelah secara tumpul menurut arah
serabutnya, berturut-turut m. oblikus abdominis eksternus, m. abdominis
internus, m. transversus abdominis, sampai akhirnya tampak peritonium,
perawat instrument memberikan alat yang di butuhkan dokter. Peritoneum
disayat sehingga cukup lebar untuk eksplorasi. Sekum beserta apendiks
diluksasi keluar. Mesoapendiks dibebaskan dan dipotong dari apendiks
secara biasa, dari puncak ke arah basis. Semua perdarahan dirawat.
Disiapkan tabac sac mengelilingi basis apendiks dengan sutra, basis
apendiks kemudian dijahit dengan catgut. Dilakukan pemotongan apendiks
apikal dari jahitan tersebut. Puntung apendiks diolesi dengan betadhin.
Jahitan tabac sac disimpulkan dan puntung dikuburkan dalam simpul
tersebut. Mesoapendiks diikat dengan sutra. Dilakukan pemeriksaan
terhadap rongga peritoneum dan alat-alat didalamnya, semua perdarahan
dirawat. Sekum dikembalikan ke dalam abdomen. Sebelum ditutup,
peritoneum dijepit dengan minimal 4 klem dan didekatkan untuk
memudahkan penutupannya. Peritoneum ini dijahit jelujur dengan chromic
catgut dan otot-otot dikembalikan. Dinding perut ditutup/dijahit lapis demi
lapis, fasia dengan sutera, subkutis dengan catgut dan akhirnya kulit
dengan sutera. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril.
Tindakan selesai.
8. Observasi tindakan anestesi
Dokter anestesi dan perawat anestesi memantau perkembangan klien
pada monitor (TD, SpO2, Nadi), perawat anestesi memberikan beberapa
obat melalui IV hingga tindakan operasi selesai
9. Pemeriksaan kelengkapan
Kasa : Lengkap (20 Kasa terpakai)
Jarum : Lengkap
Instrumen : Lengkap
10. Pemeriksaan cairan/ jaringan tubuh : tidak ada
Pasien terpasang infus RL 500 cc yang ke dua

C. POST OPERASI/ PASCA ANESTESI


1. Airway :
Tidak ada sumbatan pada jalan nafas (sekret).
2. Breathing :
Pasien tampak bernafas spontan, SpO2 99%
3. Cirkulation :
Saat dilakukan CRT >2 detik, dengan TTV TD 110/70mmHg ,

N=98x/menit, R : 22x/menit T : 35,8 OC, Akral teraba dingin, nampak

klien menggigil.
4. Observasi RR : Aldrete (Regional anastesi spinal)
5. Serah terima pasien :
Klien diserahkan kembali pada jam 14.21
Keadaan umum : baik, keasadaran composmentis 4-5-6
TTV
TD : 110/70 mmHg
R : 23 x/ menit
N : 95 x / menit
T : 35,9o C
Saran :
- Posisi pertahankan jalan nafas
- Observasi tanda-tanda vital pasien
- Anjurkan pasien apabila ingin muntah, memerengkan kepala
kesebelah kanan
- Anjurkan teknik relaksasi apabila merasa sakit

II. Analisa Data


A. Pre Operasi
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Kurangnya pengetahuan Ansietas
Klien mengatakan tidak tahu tentang prosedur
tentang penyakitnya, dan takut appendiktomi yang akan di
dengan tindakan yang akan lakukan
dilakukan

Do :
Klien tampak gelisah, cemas,
dan bertanya-tanya tentang
tindakan yang akan dilakukan.
B. Intra Operasi
No Data Etiologi Masalah
2. Ds : - Resiko cidera
-

Do:
Faktor resiko:
 Biologis
 Manusia

TD 110/80 mmhg
S 35,5⁰c
N 92x/menit
RR 22x/menit
Instrument perlengkapan yang
digunakan sebelum dan sesudah
operasi, terhitung lengkap.

C. Post Operasi
No Data Etiologi Masalah
3. Ds : _ Resiko infeksi
-

Do :
Faktor resiko
 Adanya prosuder invasif
 Penurunan respon terhadap
peradangan

Terdapat luka jahitan insisi


pembedahan.

III. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah)


1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang prosedur
appendiktomi yang akan di lakukan
2. Resiko cidera
3. Resiko infeksi
IV. NCP (Rencana Asuhan Keperawatan)
A. Pre Operasi
No DX Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
1. Ansietas Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkat 1. Mengindentifikasi tingkat S:
berhubungan tindakan 1x15 menit kecemasan. kecemasan. - Klien mengatakan sudah mulai
dengan diharapkan masalah 2. Bantu pasien 2. Membantu pasien mengenal mengerti dan tidak cemas lagi dengan
kurangnya ansietas teratasi, dengan. mengenal situasi situasi yang menimbulkan tindakan yang akan dilakukan
pengetahuan Kriteria hasil: yang menimbulkan kecemasan
tentang N Indikator I E kecemasan 3. Mendorong pasien untuk O:
prosuder o R R 3. Dorong pasien mengungkapkan perasaan, - Klien tampak tenang
appendiktom 1 Klien 3 4 untuk ketakutan, persepsi - TTV
i yang di mampu mengungkapkan 4. Menginstruksikan TD 120/70 mmhg
lakukan mengidenti perasaan, menggunakan tekhnik S 36,4⁰c
fikasi dan
ketakutan, persepsi relaksasi N 80x/menit
mengungka
pkan gejala 4. Instruksikan RR 22x/menit
cemas menggunakan
2 Mengidenti 3 4 tekhnik relaksasi A:
fikasi, No Indikator IR ER
mengungka 1 Klien mampu 3 4
pkan dan mengidentifikasi
menunjukk dan
an tekhnik mengungkapkan
untuk gejala cemas
mengontrol 2 Mengidentifikasi, 3 4
cemas mengungkapkan
3 Vital sign 3 4 dan menunjukkan
dalam batal tekhnik untuk
normal mengontrol cemas
Ket: 3 Vital sign dalam 3 4
1.Ekstrime
2.Berat batal normal
3.sedang
4.Ringan P:
5.Tidak ada - Intervensi dihentikan pasien masuk
ruangan operasi.
B. Intra Operasi
No DX Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan tindakan 1. Melakukan tindakan anastesi S:
cidera 1x30menit resiko cidera anastesi sesuai sesuai dengan prosedur. -
anastesi dan pembedahan dengan prosedur. 2. Menghindari manipulasi
tidak terjadi, dengan. 2. Hindari manipulasi jaringan berlebihan. O:
Kriteria hasil : jaringan berlebihan. 3. Menggunaan instrument -TTV
N Indikator I E 3. Penggunaan yang tepat dan benar. TD 110/80 mmhg
o R R instrument yang 4. Menghitung jumlah S 35,5⁰c
1 Tidak 3 4 tepat dan benar. instrument sebelum dan N 92x/menit
terjdai di 4. Perhitungan RR 22x/menit
luka baru sesudah operasi yang
jumlah instrument sama Instrument perlengkapan yang
diluar
organ target sebelum dan digunakan sebelum dan sesudah
2 Instrument 3 4 sesudah operasi operasi, terhitung lengkap.
terhitung yang sama
lengkap A:
sebelum No Indikator IR ER
dan 1 Tidak terjdai di 3 4
sesudah luka baru diluar
operasi organ target
Ket: 2 Instrument 3 4
1.Ekstrime terhitung
2.Berat
3.sedang lengkap sebelum
4.Ringan dan sesudah
5.Tidak ada operasi

P:
- Intervensi dihentikan.
C. Post Operasi
No DX Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
3. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign 1. Memonitor vital sign. S:
infeksi keperawatan selama 1x15 2. Inspeksi kondisi 2. Menginspeksi kondisi luka/ -
menit Resiko infeksi tidak luka/ insisi bedah. insisi bedah.
terjadi, dengan. 3. Pertahankn teknik 3. Mempertahankn teknik O:
Kriteria Hasil : isolasi kepada isolasi kepada pasien. - Terdapat luka jahitan insisi
N Indikator I E pasien. 4. Mengajarkan pasien dan pembedahan.
o R R 4. Ajarkan pasien dan keluarga menghindari
1 Klien bebas 3 4 keluarga infeksi. A:
dari tanda menghindari 5. berkolaborasi pemberian No Indikator IR ER
dan gejala infeksi. antibiotik. 1 Klien bebas dari 3 4
infeksi tanda dan gejala
5. Kolaborasi
2 Menunjukk 3 4 infeksi
an
pemberian
antibiotik. 2 Menunjukkan 3 4
kemampua kemampuan untuk
n untuk mencegah
mencegah timbulnya infeksi
timbulnya 3 Menunjukkan 3 4
infeksi prilaku hidup
3 Menunjukk 3 4 sehat
an prilaku
hidup sehat
Ket:
P:
1.Tidak pernah menunjukkan - Intervensi di lanjutkan.
2.Jarang menunjukkan
3.Kadang-kadang menunjukkan
4.Sering menunjukkan
5.Selalu
menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai