Anda di halaman 1dari 6

BAB XIV

MASA DEPAN BATUBARA INDONESIA

Oleh : Soedjoko TS. *)

14.1. Latar belakang

Menyimak berbagai keberhasilan kinerja pertambangan


batubara di masa lalu dan prospek pertumbuhan ekonomi/
perdagangan/energi ke depan serta berbagai faktor yang
mempengaruhi, maka dicoba untuk memproyeksikan besarnya
produksi, konsumsi dalam negeri dan ekspor seperti tercantum
pada Tabel 14.2, 14.3 dan14.4. Dalam proyeksi pertumbuhan
tersebut dibuat dalam 2 skenario yaitu skenario 1 : tanpa upaya
(business as usual) dan skenario ke 2 : dengan upaya intensif.

Memproyeksikan masa depan batubara Indonesia saat ini


merupakan suatu yang tidak mudah sehubungan cepatnya
perubahan-perubahan yang terjadi baik pada tataran global,
regional maupun pada tataran nasional yang mempengaruhi
perkembangan batubara tersebut.

Pada tataran global dan regional, masalah-masalah lingkungan


pemanfaatan batubara (Kyoto Protocol, Pajak karbon dsbnya),
standar internasional yang harus diadopsi, pasar bebas,
teknologi secara bersama-sama atau sendiri-sendiri baik yang
positif maupun yang negatif mempunyai dampak terhadap
perkembangan batubara.

Pada tataran nasional dan sektoral, berbagai perubahan


kebijakan seperti otonomi daerah, kehutanan, fiskal, dicabutnya
subsidi BBM secara bertahap, teknologi ikut mempengaruhi
pertumbuhan batubara tersebut.

Berbagai institusi baik di dalam negeri maupun luar negeri dan


juga pengamat ataupun peneliti batubara mencoba memprediksi
pertumbuhan batubara Indonesia, masing-masing dengan
asumsi dan visinya masing-masing dan menghasilkan data
sebagai berikut (Tabel 14.1).

XIV - 1
Tabel 14.1
*) Ahli Peneliti Madya Puslitbang tekMIRA; S-1 dari ITB dan S-2 dari KUL Belgia
Proyeksi Produksi Batubara Indonesia
Oleh Berbagai Lembaga Kajian (2000 – 2020)
(juta
ton)
Lembaga Tahun Hasil Kajian
Pengkaji Kajian 2000 (P) 2005 2010 2015 2020
1. JICA Jepang 1997 97 124 149 161 189
2. IEEJ Jepang 2001 75 110 131 154 183
3. Monenco Agra 1998 74 102 126 151 173
Canada
4. Dit. Batubara 1997 90 146 170 195 220
5. FIKTM ITB 2001 77 151 216 247 255
6. IEEJ Jepang 2002 77,13 (R) 150 200 220 230
Keterangan :
P = Perkiraan
R = Realisasi tahun 1997 = 77,13 juta ton
Realisasi tahun 2002 = 103,4 juta ton

Pada tahap sekarang haruslah diakui bahwa batubara dapat


merupakan pilihan utama (base option) pengganti sumber
energi BBM, antara lain karena sumber dayanya cukup tersedia
dalam jumlah yang relatif besar, pengusahanya handal (reliable)
dan beberapa beroperasi dengan kualitas dunia, kualitas
batubaranya cukup baik dan harganya realtif murah serta relatif
stabil. Oleh karenanya Pemerintah dalam RUKN (Rencana
Umum Kelistrikan Nasional) memutuskan batubara sebagai
tulang punggung PLTU di Indonesia.

Di awal abad 21 ini subsektor batubara Indonesia akan


dihadapkan pada berbagai tantangan antara lain :
o Lonjakan kebutuhan batubara dalam negeri khususnya
tantangan sebagai pengganti BBM, pembangkit listrik dan
industri semen yang sangat besar pada awal abad 21.
o Kemungkinan terjadi penurunan volume ekspor akibat
peningkatan kebutuhan di dalam negeri. Kebijaksanaan dan
Proyeksi Produksi
strategi yang bagaimana yang perlu kita lakukan agar
s/d 2020
penyediaan energi dalam negeri dapat secara harmonis
250 berjalan dengan keperluan peningkatan ekspor.
o Sejauh mana program pengembangan batubara saling link
200
214 and match dengan program sektor lain ?
149
juta ton

150
171
14.2. Produksi (skenario rata-rata)
130
100
100 Pada periode 1990 s/d 2002, pertumbuhan produksi batubara
tercatat 7,73 juta ton/tahun. Malahan pada 2 tahun terakhir
50
(2000 – 2002) tumbuh sebesar 13,5 juta ton/tahun. Pada
0
proyeksi rata-rata (Tabel 14.2) periode 2003-2010 disini
2002
(R) 2005 2010 2015 2020 pertumbuhan diperkirakan dapat mencapai 8,4 juta ton/tahun,
(R) - realisasi Tahun

XIV - 2
sedangkan pada periode 2010-2020 pertumbuhan produksi
diproyeksikan 3,0 juta ton/tahun. Jelas disini bahwa pada kedua
periode tersebut pertumbuhannya berkisar 6,14 juta ton/tahun
masih dibawah pertumbuhan periode 10 tahun yang lalu
sehingga ada optimisme bahwa sasaran produksi tahun 2020
akan tercapai.

Tabel 14.2
Perkiraan Produksi Batubara s/d Tahun 2020
Juta ton

Tahun Proyeksi Keterangan


Rendah Tinggi Rata-Rata
(Proyeksi Dasar)
2002 (R) 103,4 103,4 103,4 Realisasi 2002
2005 110 151 130,5 2005/2002 = 5,42/tahun
2010 126 216 171 2010/2005 = 8,1/tahun
2015 151 247 199 2015/2010 = 5,6/tahun
2020 173 255 214 2020/2010 = 3,0/tahun

14.3. Kebutuhan Batubara Domestik


Perkiraan Kebutuhan Pada periode 1997 s/d 2002, pertumbuhan konsumsi batubara
Dalam Negeri s/d Tahun
domestik mencapai ± 3,2 juta ton/tahun. Untuk periode 2002 s/d
2020
2010 dan 2010 – 2020 diproyeksikan kebutuhan batubara untuk
150
domestik masing-masing periode akan tumbuh rata-rata sebesar
5,4 juta ton/tahun dan 7,8 juta ton/tahun. Naiknya pertumbuhan
100
124.6 kebutuhan tersebut disebabkan telah pulihnya ekonomi
juta ton

70.1
Indonesia dikembangkan lignit dan teknologi konversi dan
50 46.7 meningkatnya jumlah penduduk yang akan menyumbang pada
25.2
32.4 peningkatan kebutuhan energinya (untuk listriknya saja
0 diperkirakan dibutuhkan rata-rata tambahan konsumsi sebesar
2002 2005 2010 2015 2020
4,5 juta ton/tahun pada periode tersebut).
Tahun

Tabel 14.3
Perkiraan Kebutuhan Dalam Negeri
Sampai dengan Tahun 2020
Juta ton

Industri Lain-
Listrik Semen
lain **
Jumlah
Tahun Rata-Rata
1 2 1 2 1 2 1 2
2002 (R) 19,9 19,9 4,2 4,2 1,1 1,1 25,2 25,2 25,2
2005 21,6 27,8 4,5 4,5 1,7 4,6 27,8 36,90 32,4
2010 32,2 40,0 5,7 6,6 2,3 6,6 40,2 53,20 46,7
2015 48,0 60,0 7,2 9,7 6,0 9,2 61,2 78,9 70,1
2020 72 130 8,0 14,2 12,5 12,5 92,5 156,7 124,6
1) = Proyeksi Rendah

XIV - 3
2) = Proyeksi Tinggi

Ekspor Batubara s/d


14.4. Kebutuhan Ekspor
Tahun 2020
200 Di masa lalu (1990 s/d 2002), ekspor batubara Indonesia
tumbuh sangat meyakinkan yaitu 5,82 juta ton/tahun. Malahan
150
124,3
128,9
pada 2 tahun terakhir (2000 – 2002) tumbuh sebesar 7,88 juta
juta ton

100
98,1
98,1 ton/tahun. Pertumbuhan ekspor ini tampaknya akan terus
84,8 91,4 89,4 menaik s/d tahun 2015 dan kemungkinan menurun disebabkan
74,1 78,1
50 Skenario 2 meningkatnya kebutuhan dalam negeri (skenario 1). Dalam
Skenario 1

0 1
kaitan ini diharapkan ekspor hanya akan tumbuh sebesar ± 1,3
2002 2005 2010 2015 2020 juta ton per tahun (skenario 2) pada periode 2003 s/d 2015.
Tahun
Tabel 14.4
Perkiraan Ekspor Batubara s/d Tahun 2020

Juta Ton

Ekspor
Skenario 1 Skenario 2
Tahun Keterangan
Produksi - Domestik Memenuhi Kebutuhan
(BAU) Luar Negeri
2002 (R) 74,1 74,1 - Perdagangan batubara uap
dunia tahun 1999 = 497,5 juta
2005 98,1 78,1 ton dan diproyeksikan menjadi
2010 124,3 84,8 661,30 juta ton pada tahun
2020.
2015 128,9 91,40 - Selama ini Indonesia memasok
17% dari kebutuhan dunia.
2020 89,4 98,1

14.5. Pengembangan Kontribusi Batubara dalam Energi Mix dan


Listrik
Dengan tersedianya batubara yang cukup di dalam negeri, maka
berbagai kebutuhan dan keperluan batubara yang dimulai dari
rumah tangga, industri (kecil, menengah, besar), listrik dan
bahkan transportasi akan dapat dipenuhi. Pengembangan
teknologi konversi batubara akan sangat membantu
mengakomodasikan kebutuhan ini. Diproyeksikan pada tahun
2010 kontribusi batubara dalam energi mix telah mencapai 18%
dan kemudian 22% di tahun 2020.

Analog pada energi mix, kontribusi batubara pada listrik juga


diproyeksikan meningkat. Pada saat ini (2002) kontribusi
batubara pada listrik telah mencapai 34,8% yang selanjutnya
diproyeksikan menjadi 50% tahun 2010 dan menjadi 60% di
tahun 2020.

XIV - 4
14.6. Langkah-Langkah Strategis ke Depan

Melihat berbagai kecenderungan kebutuhan batubara maka


produksi pertambangan batubara Indonesia akan melangkah
dengan mantap menuju sekitar 200 juta ton pada tahun 2020.
Peranan terbesar masih dipegang oleh PKP2B dan satu-satunya
BUMN PTBA (Persero) yang berperan mantap tidak saja
sebagai produsen batubara tetapi juga produsen energi/listrik di
masa depan.

Untuk memenuhi kebutuhan batubara domestik maupun untuk


ekspor, usaha pertambangan batubara perlu terus ditingkatkan
untuk mewujudkan industri pertambangan batubara yang world
class, mandiri, professional, dan tangguh yang mampu
menghasilkan produk dengan standar internasional, sehingga
dapat bersaing pada era pasar bebas.

Dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis


yang akan dihadapi pada era perdagangan bebas serta dengan
melihat berbagai peluang, kendala dan tantangan yang dihadapi
industri batubara Indonesia, maka perlu dilakukan langkah-
langkah strategis sebagai berikut :
 Meningkatkan profesionalisme usaha :
 Meningkatkan efisiensi dan produktifitas serta
diversifikasi produk batubara
 Meningkatkan kesadaran globlal (global awakeness)
dengan selalu mengacu kepada kualitas internasional
(world class) baik dalam operasionalnya maupun
produksinya.
 Meningkatkan iklim usaha pertambangan batubara yang
kondusif :
 Menyempurnakan kebijaksanaan perijinan dan
pengusahaan yang kondusif, untuk meingkatkan minat
investor/Kontrak Karya Batubara
 Menngembangkan bursa saham usaha pertambangan
pada tahap eksplorasi maupun eksploitasi
 Meningkatkan kordinasi antar kelembagaan pemerintah
khususnya yang terkait dengan energi
 Penataan Sistem Kelembagaan :
 Mengembangkan sistem informasi batubara
 Mengembangkan pusat teknologi batubara yang handal
 Mengembangkan dan meningkatkan peran Direktorat
Pengusahaan Mineral dan Batubara sebagai Institusi
Kebijakan Perbatubaraan Nasional, penganalisis dan
pengendali “supply demand” serta sebagai pengawas
PKP2B/KP.

XIV - 5
Daftar Pustaka

1. Directorate of Mineral and Coal Enterprises, “Indonesia Mineral and Coal Statistics”,
2002.
2. Departemen Pertambangan dan Energi, “Gasifikasi Batubara Indonesia”, Volume 1 & 2,
2000.
3. Directorate of Coal and ICMA, “Indonesian Coal Mining Development and Company
Profiles”, 1997, 1998.
4. Directorate of Coal, “Indonesia Coal Statistic”, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000.
5. Agra Monenco, 1997, “Coal Sector Policy Study for Indonesia”.
6. Directorate of Coal, 1997, “Coal Policy for Indonesia”.
7. Soedjoko TS., 2000, “Menuju Produksi Batubara Indonesia Sebesar 200 juta ton Pada
Tahun 2020”.

XIV - 6

Anda mungkin juga menyukai