2. Jenis-jenis Persalinan
Menurut Mitayani. (2009)
a. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan
lahir
b. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps atau dilakukan operasi cesarean.
c. Persalinan anjuran
Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione
5. Patofisiologi
( hafifah, (2011))
6. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Puspita ,Esa 2015 tanda – tanda persalinan terdiri dari
a. Kala I
Tanda dan gejala :
His sudah Adekuat
Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm
Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
His dianggap adekuat bila:
His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung
sedikitnya 40 detik
Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan
cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
Serviks membuka.
Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada
multigravida sekitar 8 jam. Proses membukanya serviks sebagai akibat
his dibagi dalam 2 fase:
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lembut sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm
Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida
pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi
terjadi lebih pendek.
1) Monitoring keadaan janin selama persalinan, meliputi :
- Denyut jantung janin(N: 120-160)
- Kontraksi uterus
2) Monitoring ibu selama persalinan, meliputi
- Tanda vital (tensi, nadi, suhu)
- Kandung kemih
- Pemeriksaan vagina
- Asupan oral/intravena
- Analgesia
b. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi.
1) Gejala dan Tanda:
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau
vaginanya.
Perineum menonjol.
Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi
obyektif) yang hasilnya adalah:
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
c. Kala III
Tahap ketiga persalinan dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir,tujuan penanganan tahap ketiga persalinan adalah pelepasan dan
ekspulsi plasenta segera yang dicapai dengan cara yang paling mudah dan
paling aman, setelah bayi lahir dengan adanya kontraksi uterus yang
kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah
dan plasenta akan lepas dari perlekatannya,dalam keadaan normal lima
sampai tujuh menit setelah kelahiran bayi plasenta akan lahir, pelepasan
plasenta di indikasikan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1) Fundus yang berkontraksi kuat
2) Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bulat oval,
sewaktu plasenta bergeser ke bawah segmen rahim
3) Darah yang berwarna gelap tiba-tiba keluar dari introitus
4) Tali pusat bertambah panjang dengan mendekati introitus
5) Vagina akan penuh oleh plasenta
Waktu Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit pada ibu primi dan
multi.
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,
mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga
persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
d. Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya,
bukan hanya proses pemulihan secara psikis setelah melahirkan. Kala IV
dimulai dari saatnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum pada ibu
primi dan multi. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang
intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia, uteri,
robekan pada serviks dan perineum. Rata rata jumlah perdarahan normal
100-300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu
diingat ibu tidak perlu ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan
ke kamarnya.
Pengkajian dimulai dengan meninjau kembali catatan prenatal dan
persalinan hal yang paling penting adalah keadaan-keadaan yang dapat
menyebabkan predisposisi perdarahan pada ibu, misalnya:
Persalinan yang cepat
Bayi yang besar
Grande multipara
Persalinan dengan induksi
Obeservasi yang harus dilakukan :
1) Kesadaran penderita, mencerminkan kebahagiaan karena
tugasnya untuk melahirkan bayi telah selesai.
2) Pemeriksaan yang dilakukan : tekanan darah , nadi,
pernafasan, dan suhu: kontraksi rahim yang keras, perdarahan
yang mungkin serviks, kandung kemih dikosongkan, karena
dapat mengganggu kontaksi rahim.
3) Bayi yang telah dibersihkan diletakkan di samping ibunya agar
dapat memulai pemebrian ASI
4) Observasi dilakukan selama 2 jam dengan interval
pemeriksaan setiap 2 jam.
5) Bila keadaan baik, parturien di pindahkan keruangan inap
bersama –sama bayinya.
(Sinta, Janing.2013)
8. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga
bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu “keadaan yang belum pasti“sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
Pengalaman bayi sebelumnya
Kebiasaan adat
Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
Persalinan sebagai ancaman pada self-image
Medikasi persalinan
Nyeri persalinan dan kelahiran
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban,
kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen.
b. Nyeri berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim.
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau informasi
tentang proses persalinan.
d. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri,
peningkatan HIS.
e. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
C. INTERVENSI