Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAWANGA
Jln. Umanasoli No.84B. Telp : (0452) 23020 Poso

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PEMANTAUAN SURVEY JENTIK

A. PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk

penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih

berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di dalam dan di

sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih jarang

kontak dengan manusia (Depkes RI , 1992 ).

Timbulnya mendadak dan banyak mengakibatkan kematian bagi

penderitanya, sehingga tidak mengherankan bila adanya penyakit ini

menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Wabah pertama terjadi pada

tahun 1780 – an secara bersama di Asia, Afrika dan Amerika Utara.

Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global

dimulai di Asia Tenggara pada 1950 –an dan hingga 1975. Penyakit DBD

muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan

pertama kali tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24

diantaranya meninggal (CFR = 41,32).

Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan salah satu

masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah


penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan

meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Sampai saat ini penyakit

DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun juga masih

diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan

menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya.

Nyamuk Aedes Aeggepti berkembang biak di tempat penampungan

air bersih seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-

lain. Nyamuk ini mampu hidup pada ketinggian sampai 1000 m dari

permukaa laut, suka hidup didaratan rendah yang berpenghuni padat. Dari

telur hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari. Menggigit pada pagi

dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100 m. Nyamuk jantan hidup

mencapai 30 hari yang betina mencapai 3 bulan. Nyamuk jantan

menghisap sari buah-buahan, naymuk betina menghisap darah manusia

untuk mematangkan telurnya.

Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian

virus DBD dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang

lain melalui gigitannya. Nyamuk betina infektif dapat menularkan virus DBD

seumur hidupnya.

Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat-tempat

perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada

didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan

diluar rumah seperti talang ai, alas pot kembang, ketiak daun, lubang

pohon , pagar bambu.Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang

setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik

nyamuk.
B. LATAR BELAKANG

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia

sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD

timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968.

Sampai saat ini DBD dilaporkan telah menyebar dari daerah perkotaan ke

daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak

3500-7800 kasus dengan Case Fatality Rate 3.9%. Penyebab penyakit ini

ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty

sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus. Wabah penyakit

demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia di

beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes

aegepty yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi

risiko timbulnya wabah penyakit di masa akan datang. Untuk mengatasi

masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun

dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum

optimal.

Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat

cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus,

isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan penggalian vektor.

Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara

kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara

pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas

Lawanga pada tahun 2016 sebanyak 25 kasus dengan kematian 1 balita Dari

data tersebut diatas dipandang perlu melakukan kegiatan pemantauan jentik


secara berkala untuk mecegah dan mengontrol perkembangbiakan jentik

nyamuk perantara penyakit Demam Berdarah.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi

rumah yang menjadi sarang berkembangbiaknya jentik nyamuk.

2. Tujuan Khusus

a. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan

perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.

b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan

wilayah kerja puskesmas Lawanga.

D. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Menentukan jadwal pemeriksaan jentik nyamuk

2. Menyiapkan alat (senter)

3. Melapor ke Kepala Puskesmas ttg kegiatan peemeriksaan jentik

4. Menuju ke lokasi kegiatan

5. Advokasi ke masyarakat (sasaran)

6. Melakukan pemeriksaan jentik dilokasi kegiatan

7. Mencatat hasil kegiatan

E. SASARAN

1. 7 Kelurahan di wilayah kerja puskesmas Lawanga

2. 11 Sekolah Dasar di wilayah kerja puskesmas Lawanga


F. JADWAL PELAKSANAN KEGATAN

KEGIATAN

SEPTEMBE

NOVEMBE
FEBRUARI

OKTOBER

DESEMBE
AGUSTUS
JANUARI
DAN WAKTU

MARET

APRIL
PELAKSANAAN

JUNI

JULI
MEI

R
Survei Jentik di
Kelurahan

Survei Jentik di
Sekolah

G. EVALUASI

Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan

dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa populasi nyamuk

terkendali sehingga masyarakat terlindung dari potensi pengaruh buruk akibat

kondisi rumah yang menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk.

H. BIAYA

Biaya dibebankan pada dana Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) Puskesmas Lawanga Tahun 2017.

Mengetahui :
Kepala Puskesmas Lawanga Pelaksana Kegiatan
Program P2 DBD

dr. Intan S. Tompo Salma, SKM


NIP. 19780203 200701 2 020 NIP.19730326 199703 2 003

Anda mungkin juga menyukai