Dawud : Wahai Izrail, apakah engkau datang kali ini murni untuk bersilaturrahim ?
Izrail : Bukan, tetapi aku datang karena membawa amanat Allah untuk mencabut
nyawamu.
Dawud : Tidakkah kita sudah membuat perjanjian, yaitu bilamana engkau datang
untuk mencabut nyawaku maka jauh-jauh hari engkau harus memberitahuku terlebih
dahulu?
Izrail : Yaa, benar ... ! Tetapi tidakkah engkau ingat bahwa uban yang telah bertebaran
di rambutmu itu adalah peringatanku kepadamu. Tatkala gigimu tanggal satu persatu,
tatkala stamina tubuhmu sudah mulai berkurang, tatkala sakit yang bermacam-macam
silih berganti menghampirimu, tidakkah semua itu termasuk bukti bahwa jauh-jauh
hari aku sudah memberitahumu. Nah saat inilah Allah telah memerintahkanku untuk
mencabut nyawamu.
GERONTIK PERSPEKTIF NEGARA
Menurut UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No 13/1998) pasal 1 ayat 1:
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketenteraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk
mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan
kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila.
Pada ayat 2 disebutkan, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas. Mereka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lanjut
usia potensial (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut usia
potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan lanjut usia tidak
potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya tergantung pada bantuan orang lain.
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa (Q.S Ruum 30:54)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (Al Isra 17:23-24)
KEWAJIBAN ANAK TERHADAP ORANG TUA:
e. Didoakan agar senantiasa memperoleh rahmat dari Allah Subnahu wata’ala atas
jerih payahnya merawat dan membesarkan anaknya.
SPIRITUALITAS LANSIA
Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang
Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Hamid, 1999).
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang
anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah
SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak
muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu
yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah
melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika
sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu
menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah
aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua
?”
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah
ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku
ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang
kondusif untuk iman kita.
Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang
“hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat
iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu
agama Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh,
yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi
hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi
dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya,
iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).
Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa
hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia
yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu
menikmati kenikmatan yang diangankannya.
DOA SESUDAH BELAJAR
ِيم
ِ الرح
الر ْح َم ِن ه ِ ِب ْس ِم ه
َّللا ه