Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitri Rahmadanti Hari/tanggal: Senin/27 November 18

NIM : F1061161047 UTS : Filsafat Ilmu


Dosen : Lukman Hadi M.Pd Kelas : V-A1/ Baru ambil di III-A2

UTS FILSAFAT ILMU

A. Pengantar
Kata ‘sains’ dalam bahasa indonesia artinya ilmu pengetahuan. Dimana
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses
belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam maupun dari luar.
Dalam konteks inilah mata kuliah dasar- dasar sains diposisikan. Yaitu mempelajari
usaha- usaha para ilmuwan dan mempelajari ilmu pengetahuan dan hal yang terjadi dalam
alam semesta.

B. Ilmuwan mencari pengetahuan (pengaruh pengalaman)


Secara umum, para ilmuwan dalam penjiarahan mencari pengetahuan yang tersebar
di dalam semesta sesuai langkah-langkah bersama. Berikut langkah- langkah yang
dilakukan ilmuwan.
a. Menangkap realita dilanjuti dengan mengamti sasaran
Baik secara langsung maupun tidak langsung, sesuai keadaan.
b. Mengumpulkan data/ informasi tentang sasaran
Data bersifat kuantitatif, dan informasi bersifat kualitatif
c. Menganalisis data/informasi
Setelah diperoleh data maupun informasi, selanjutnya dilakukan analisis lanjut
d. Membuat kesimpulan tentang sasaran
Hasil akhir ilmuwan membuat kesimpulan tentang sasaran, dimana kesimpulan ini
berfungsi untuk mendeskripsikan objek sasaran yang telah dipelajari.

C. Kemampuan Berfikir
Menjadi seorang yang harus memiliki jiwa seorang ilmuwan, hendaknya harus
menanamkan jiwa seorang ilmuwan tersebut. Kemampuan berfikir merupakan salah satu
sikap seorang ilmuwan. Kemampuan berfikir disini artinya setiap orang hendaknya dapat
berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil atau membuat keputusan. Seorang ilmuwan,
ketika hendak mencari ilmu pengetahuan mereka harus mempunyai dasar kemampuan
berpikir. Jika kemampuan berfikir tidak dilatih sedini mungkin maka untuk memperoleh
produk atau hasil dari ilmu pengetahuan akan sia- sia. Dimana ketika kita melakukan
penjiarahan mencari ilmu pengetahuan dan tidak didasari kemampuan berfikir, maka
untuk menangkap realita, mengamati, mengumpulkan data, menganalisis bahkan sampai
membuat suatu kesimpulan tidak akan diperoleh, melainkan hanya mendapatkan lelahnya
saja.
D. Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasa atau terampil berbahasa merupakan faktor utama kedua
setelah kemampuan berfikir. Dimana kemahiran berbahasa merupakan dasar awal yang
harus dikuasai sejak lahir. Seorang anak menangkap cara berbicara atau gaya berbahasa
dari orang- orang sekitarnya dengan cara berfikir dan pengamatan. Era modern,
kemahiran berbahasa bukan hanya sekedar bahasa Indonesia, melainkan minimal harus
bisa mahir berbahasa Inggris. English Language merupakan standar bahasa di era
sekarang. Maka dari itu, perlunya setiap orang harus mahir dalam berbahasa. Dimana,
dalam kemahiran berbahasa setiap orang akan mudah dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Layaknya seorang ilmuwan, selain memiliki kemampuan berfikir, mereka
juga harus mahir dalam berbahasa untuk menunjang ilmu pengetahuan yang akan mereka
peroleh.

E. Struktur Mengerti
Ketika Kemampuan berfikir sudah dimiliki dan kemahiran berbahasa sudah
dimiliki, maka selanjutnya adalah struktur mengerti. Struktur mengerti disini
dimaksudkan, dimana bagaimana cara seorang anak, remaja, dewasa dan para ilmuwan
mendefinisikan akan pemahaman mereka ataupun cara mereka mengertikan sesuatu hal.
Dalam konteks ini adalah ‘ilmu’. Ilmu akan diperoleh ketika kita mengerti, namun ketika
kita tidak mengerti, maka ilmu tersebut tidak akan diperoleh. Setiap orang memiliki cara
pandang mengerti atau memahami sesuatu. Oleh karena itu, perlunya kita memerhatikan
struktur atau bagian kita untuk memahami proporsi- proporsi akan suatu ilmu
pengetahuan.

F. Kebenaran
Kebenaran merupakan persesuaian antara pengetahuan dan objek. Bisa juga
diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan orang lain dan
tidak merugikan diri sendiri. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai
dengan objek atau sasaran. Dalam hal ini ketika kita sudah bisa memahami ataupun
mengerti suatu hal, maka kebenaran pasti akan muncul, dimana kita tidak hanya berfokus
pada pemahaman kita saja, melainkan harus adanya persesuaian antara pengetahuan
pemahaman dan objek yang kita amati. Salah satu cara sederhana untuk mempelajari
suatu sasaran yaitu ilmu pengetahuan adalah menentukan segala sesuatu yang benar atau
salah, termasuk penyataan, proposisi, kepercayaan, kalimat dan pemikiran.

G. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Sumber ilmu pengetahuan mempertanyakan darimana ilmu pengetahuan
diperoleh. Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman dan dari akal. Sehingga timbul
paham yang disebut rasionalisme dan empirisme. Aliran empirisme yaitu paham yang
menyusun teorinya berdasarkan pada empiri atau pengalaman. Tokoh- tokoh aliran ini
adalah David Hume dkk. Sedangkan rasionalisme menyusun teorinya berdasarkan rasio.
Tokoh-tokoh aliran ini adalah Spionza dkk.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sehari – hari seperti rasa lapar dapat
dihilangkan dengan makan, rasa haus dapat dihilangkan dengan minum. Pengetahuan
tidak menyelidiki objeknya secara menyeluruh, tak bermetode maupun tak bersistem.
Harold H Titus (salam.2003) mengemukakan beberapa ciri khusus pengetahuan
1. Pengetahuan cenderung menjadi biasa dan tetap, bersifat peniruan serta
merupakan warisan dari masa lalu.
2. Pengetahuan sering kali memiliki arti berganda atau ambigu
3. Pengetahuan merupakan kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji, atau
tidak pernah diuji kebenarannya
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kerangka
konseptual atau teori yang saling berkaitan yang memberi tempat ntuk pengkajian
atau pengujian secara kritis dengan metode ahli- ahli dalam bidang yang sama
yang sistematik, objektif, dan universal. Sedangkan pengetahuan adalah hasil
pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan tempat untuk dilakukan
pengkajian dan pengujian secara kritis. Jadi, pengetahuan tidak bersifat sistematik,
tidak objektif dan tidak universal.

Anda mungkin juga menyukai