Anda di halaman 1dari 14

Kasus :

- Seseorang lelaki berinisial Tn. Y (24 tahun), datang ke rumah sakit dengan
keluhan pusing-pusing di tengkuk kepala, Tn.Y mengakui bahwa ia akhir-
akhir ini mengalami insomnia. Tn.Y bekerja sebagai seorang karyawan di
sebuah Kantor Perusahaan PT. A , sebagai seorang manager. Di usianya
yang muda, Tn. Y telah mencapai karir yang lebih tinggi dari teman-teman
sebayanya, namun Tn. Y mengakui ia selalu gelisah, tidak tenang. Tn. Y
beragama islam, namun ia jarang melakukan ibadah karena waktu sehari
24 jam baginya tidaklah cukup, dan ia habiskan untuk bekerja. Tn. Y
mengakui bahwa keluarganya semuanya islam, namun ia tidak begitu
percaya dengan adanya Tuhan, Tn. Y mengatakan bahwa ia ingin menjadi
atheis saja. Tn. Y mengakui apabila ia merasa sendiri dan pusing, ia suka
mencabuti rambutnya sendiri, sampai terlihat sedikit botak. Pada
pemeriksaan fisik, terlihat muka Tn.Y sedikit pucat, dan nampak kantung
mata yang menghitam, dari pemeriksaan penunjang didapatkan TD :
80/60, Nadi : 45/m, RR : 10

PENGKAJIAN :

NO ANALISA DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


KEPERAWATAN
1. Ds : Tekanan pekerjaan Distress spiritual
- Pasien sering mengeluh
gelisah karena banyak
tekanan dalam Jarang Ibadah
kehidupannya (tidak ada waktu)
- Pasien mengatakan
bahwa tertekan dengan
pekerjaannya Gelisah
- Pasien mengatakan
bahwa ia jarang
melakukan ibadah Insomnia
karena tidak ada waktu
- Pasien merasa hidupnya
sia-sia TD : rendah
- Pasien mengatakan (hipotensi)
bahwa umurnya 24 tahun
Do :
- Insomnia Nadi : rendah
- TD : 80/60 (bradikardia)
- Nadi : 45/m
- RR : 10
- Jenis kelamin : L Vertigo
- Pusing-pusing (vertigo)

RR : Rendah

2. Ds : Tekanan pekerjaan Koping inefektif


- Pasien merasa hidupnya
sia-sia
- Pasien mengatakan Perasaan gelisah
terkadang ia ingin
menjadi seorang atheis
- Pasien mengaku tidak Tidak percaya
terlalu mempercayai Tuhan
tuhan
- Pasien mengakui tidak
pernah menceritakan Insomnia
keluhaannya ini kepada
siapapun, karena merasa
tidak ada orang yang TD : rendah
memahami pemikirannya (hipotensi)
Do :
- Insomnia
- TD : 80/60 Nadi : rendah
- Nadi : 45/m (bradikardia)
- RR : 10
- Jenis kelamin : L
- Agama : Islam Vertigo
- Suka mencabuti
rambutnya sendiri sampai
sedikit terlihat botak Suka mencabuti
rambutnya sendiri
sampai botak

NOC : Distress spiritual

Dx 1 : Distress spiritual b.d anxietas d.t insomnia dan vertigo, serta faktor yang
berhubungan dengan stress akibat pekerjaan

KH : Dalam waktu 3x24 jam, skala distress spiritual Tn.Y berkurang pada skala 1
dari NOC.

Skala : Dari Skala 1-5

No NOC 1 2 3 4 5
1 Menunjukkan harapan   
2 Menunjukkan kesejahteraan spiritual
3 Berarti dalam hidup
4 Pandangan tentang spiritual
5 Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi
pikiran, perasaan dan kenyataan
6 Berdoa atau beribadah

NIC : Spiritual Support

No Intervensi Rasional
1 Gunakan komunikasi terapeutik Dengan menjadi teman bercerita,
untuk membangun kepercayaan maka pasien merasa kehadirannya
dan kepedulian empatik memang berarti dan tidak sia-sia

Intervensi : mampu menjadi


teman cerita dan menjelaskan
mengapa gejala-gejala itu
ditimbulkan (insomnia, vertigo,
dan pusing-pusing)
2 Memanfaatkan alat untuk Dengan pengingat (tasbih), maka
memonitor dan mengevaluasi visual Tn. Y akan menggerakkan
kesejahteraan rohani kognitif dan nurani gubahan untuk
melakukan ibadah
Intervensi : mengadaptasikan
bahwa ibadah itu penting, atau
setidaknya belajar untuk dzikir,
dengan memberikan dorongan
untuk menggunakan tasbih saat
sedang bekerja, sehingga Tn. Y
jadi ingin sholat
3 Mendorong individu untuk Dengan mengingatkan Tn.Y pada
meninjau kehidupan masa lalu keluarga, maka Tn.Y akan merasa
dan fokus pada peristiwa dan tidak sendirian lagi, banyak orang-
hubungan yang memberi orang didekatnya yang
kekuatan spiritual dan dukung menyayanginya termasuk
keluarganya, sehingga ia akan
Intervensi : memberikan merasa hidupnya memang berharga.
pengarahan bahwa keluarga
adalah motivasi utama dalam
membenahi hidup, perawat
memberikan nasehat bahwa Tn.Y
seharusnya memberitahu keluh
kesahnya pada keluarga, sehingga
keluarga dapat memberikan jalan
keluar.
4 Menyediakan privasi dan cukup Dengan ini, Tn. Y akan tidak
waktu untuk kegiatan spiritual sungkan apabila ia sudah
tergerakkan hatinya saat itu (ketika
Intervensi : memberikan ruang curhat) dan apabila Tn.Y ingin
atau mempermisikan Tn.Y untuk mencoba untuk sholat kembali.
sholat apabila ia menginginkan Namun disini, diharuskan untuk
tidak memaksa, agar Tn.Y merasa
bahwa ibadah bukanlah suatu
paksaan, melainkan kehendak hati
sendiri.
5 Mendorong partisipasi dalam Dengan memberi pengarahan
kelompok pendukung mengenai kelompok suportif akan
membantu Tn. Y merasakan
Intervensi : menganjurkan Tn.Y kedamaian dan kebersamaan dalam
untuk mengikuti kegiatan memperjuangkan agama di dunia
kerohanian, contohnya yakni ini.
acara tahlilan atau yasinan di
kompleksnya

NOC : Koping inefektif

Dx 2 : Koping inefektif b.d krisis situasi, dengan faktor ketidakmampuan


membuat penilaian yang tepat terhadap stressor, pilihan respon untuk bertindak
secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan menggunakan sumber yang
tersedia d.t (suka mencabuti rambutnya sendiri, sampai terlihat botak)

KH : Dalam waktu 3x24 jam, skala distress spiritual Tn.Y berkurang pada skala 1
dari NOC.

Skala : Dari Skala 1-5


No NOC 1 2 3 4 5
1 Koping efektif
2 Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif
(bertaubat, atau atheis)
3 Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan
diri dari prilaku kompulsif
4 Pemrosesan informasi : kemampuan untuk
mendapatkan dan menggunakan informasi

NIC : Peningkatan Koping

No NIC : Rasional
1 Hargai pemahaman pasien Dengan memberikan eksplorasi
tentang proses penyakit dan pengetahuan Tn.Y, maka perawat
konsep diri dapat mengetahui pola pikir dari
pasiennya tersebut.
Intervensi :
Perawat mencoba untuk
eksplorasi pengetahuan Tn.Y
mengenai penyebabnya ia
insomnia
2 Hargai dan diskusikan substitute Dengan memberikan pengarahan
respon terhadap situasi mengenai bahayanya mencabuti
rambut kepala hingga botak, dapat
Intervensi : membuat Tn.Y berpikir dua kali
Memberikan pengarahan bahwa untuk melakukan kebiasaan
mencabuti rambut hingga botak buruknya tersebut
ialah sesuatu yang tidak ada
gunanya
3 Sediakan informasi actual tentang Dengan memberikan edukasi
diagnosis, penangan dan mengenai mekanisme kinerja otak
prognosis dan metabolisme tubuh terhadap
stress, dapat menyadarkan Tn.Y
Intervensi : selaku pasien bahwa gejala
Memberikan edukasi dan etiologi insomnia, vertigo yang ia derita
serta patofisiologi akibat stress sebetulnya bukanlah penyakit
terhadap mekanisme kinerja otak sistemik, melainkan manifestasi
dan tubuh klinis pada stress nya.
4 Bantu pasien untuk Dengan perawat menyarankan Tn.Y
mengidentifikasi strategi positif untuk sholat kembali, dapat
untuk mengatasi keterbatasan dan membuat kepercayaan diri dan
mengelola gaya hidup dan keyakinan pasien tumbuh kembali
perubahan peran

Intervensi :
Menyarankan agar Tn.Y mencoba
untuk sholat kembali
5 Dukung penggunaan sumber Dengan perawat menganjurkan
spiritual jika diminta pasien untuk bertanya kepada tokoh
spiritual, dapat membuat Tn.Y
Intervensi : berpikir bahwa ia masih memiliki
Perawat menganjurkan Tn.Y agar peluang untuk mengungkapkan
mencoba bertanya kepada Uztad keluh kesahnya mengenai ketuhanan
mengenai apa makna ketuhanan kepada siapa.
dalam kehidupan
6 Gunakan pendekatan yang tenang Dengan memberikan pendekatan,
dan berikan jaminan kenyamanan, serta jaminan, dapat
membuat Tn.Y mantap hati untuk
Intervensi : melakukan sebuah perubahan dalam
Pasien mencoba memberikan hidupnya.
pendekatan dan jaminan bahwa
apabila Tn.Y sudah mencoba
untuk kembali lagi kepada Tuhan,
maka pusing-pusingnya akan
mulai mereda dan ia akan
menemukan ketenangan dalam
kehidupan yang penuh ambisi.

EVALUASI :

• Mampu beristirahat dengan tenang

• Menyatakan penerimaan keputusan moral

• Mengekspresikan rasa damai

• Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka

• Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa bersalah dan ansietas

• Menunjukkan prilaku lebih positif

• Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya


INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN DISTRESS SPIRITUAL

Nama : Diagnosa Medis ;

No Reg : Ruang :

No No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan


DX Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 1 Distress spiritual b.d Tujuan : 1. Mampu menjadi teman cerita 1. Dengan menjadi teman
anxietas d.t insomnia dan Setelah dalam waktu dan menjelaskan mengapa bercerita, maka pasien
vertigo, serta faktor yang 3x24 jam, skala gejala-gejala itu ditimbulkan merasa kehadirannya
berhubungan dengan distress spiritual (insomnia, vertigo, dan pusing- memang berarti dan tidak
stress akibat pekerjaan Tn.Y berkurang pada pusing) sia-sia.
skala 1 dari NOC. 2. Mengadaptasikan bahwa ibadah 2. Dengan pengingat
Kriteria Hasil : itu penting, atau setidaknya (tasbih), maka visual Tn.
1. Pasien merasa belajar untuk dzikir, dengan Y akan menggerakkan
hidupnya memberikan dorongan untuk kognitif dan nurani
lebih berarti menggunakan tasbih saat sedang gubahan untuk melakukan
2. Pasien merasa bekerja, sehingga Tn. Y jadi ibadah.
ingin kembali ingin sholat 3. Dengan mengingatkan
ke jalan yang 3. Memberikan pengarahan bahwa Tn.Y pada keluarga, maka
benar keluarga adalah motivasi utama Tn.Y akan merasa tidak
3. Pasien merasa dalam membenahi hidup, sendirian lagi, banyak
memiliki perawat memberikan nasehat orang-orang didekatnya
dukungan bahwa Tn.Y seharusnya yang menyayanginya
keluarga memberitahu keluh kesahnya termasuk keluarganya,
4. Pasien pada keluarga, sehingga keluarga sehingga ia akan merasa
tergerak dapat memberikan jalan keluar. hidupnya memang
hatinya untuk 4. Memberikan ruang atau berharga.
bertaubat mempermisikan Tn.Y untuk 4. Dengan ini, Tn. Y akan
5. Pasien sholat apabila ia menginginkan tidak sungkan apabila ia
merasakan 5. Menganjurkan Tn.Y untuk sudah tergerakkan hatinya
kedamaian mengikuti kegiatan kerohanian, saat itu (ketika curhat) dan
dalam dirinya contohnya yakni acara tahlilan apabila Tn.Y ingin
6. Pasien merasa atau yasinan di kompleksnya mencoba untuk sholat
lebih kuat dan kembali. Namun disini,
lebih terarah diharuskan untuk tidak
memaksa, agar Tn.Y
merasa bahwa ibadah
bukanlah suatu paksaan,
melainkan kehendak hati
sendiri.
5. Dengan memberi
pengarahan mengenai
kelompok suportif akan
membantu Tn. Y
merasakan kedamaian dan
kebersamaan dalam
memperjuangkan agama
di dunia ini.
2 2 Koping inefektif b.d krisis Tujuan : Dalam 1. Perawat mencoba untuk 1. Dengan memberikan
situasi, dengan faktor waktu 3x24 jam, eksplorasi pengetahuan Tn.Y eksplorasi pengetahuan
ketidakmampuan skala distress spiritual mengenai penyebabnya ia Tn.Y, maka perawat dapat
membuat penilaian yang Tn.Y berkurang pada insomnia mengetahui pola pikir dari
tepat terhadap stressor, skala 1 dari NOC. 2. Memberikan pengarahan bahwa pasiennya tersebut.
pilihan respon untuk Kriteria Hasil : mencabuti rambut hingga botak 2. Dengan memberikan
bertindak secara tidak 1. Pasien merasa ialah sesuatu yang tidak ada pengarahan mengenai
adekuat dan atau lebih dapat gunanya bahayanya mencabuti
ketidakmampuan mengendalika 3. Memberikan edukasi dan rambut kepala hingga
menggunakan sumber n pola pikir etiologi serta patofisiologi akibat botak, dapat membuat
yang tersedia d.t (suka 2. Pasien stress terhadap mekanisme Tn.Y berpikir dua kali
mencabuti rambutnya mengetahui kinerja otak dan tubuh untuk melakukan
sendiri, sampai terlihat bahaynya 4. Menyarankan agar Tn.Y kebiasaan buruknya
botak) melakukan mencoba untuk sholat kembali tersebut
pencabutan 5. Perawat menganjurkan Tn.Y 3. Dengan memberikan
rambut secara agar mencoba bertanya kepada edukasi mengenai
paksa Uztad mengenai apa makna mekanisme kinerja otak
3. Pasien ketuhanan dalam kehidupan dan metabolisme tubuh
memiliki 6. Pasien mencoba memberikan terhadap stress, dapat
pengetahuan pendekatan dan jaminan bahwa menyadarkan Tn.Y selaku
mengenai apabila Tn.Y sudah mencoba pasien bahwa gejala
gejala stress untuk kembali lagi kepada insomnia, vertigo yang ia
4. Pasien Tuhan, maka pusing-pusingnya derita sebetulnya bukanlah
memiliki akan mulai mereda dan ia akan penyakit sistemik,
kepercayaan menemukan ketenangan dalam melainkan manifestasi
dan keyakinan kehidupan yang penuh ambisi. klinis pada stress nya.
5. Pasien 4. Dengan perawat
memiliki menyarankan Tn.Y untuk
perasaan sholat kembali, dapat
secara membuat kepercayaan diri
supportif dan keyakinan pasien
untuk tumbuh kembali
bertaubat 5. Dengan perawat
6. Pasien menganjurkan pasien
merasakan untuk bertanya kepada
kenyamanan tokoh spiritual, dapat
pada diri membuat Tn.Y berpikir
sendiri bahwa ia masih memiliki
peluang untuk
mengungkapkan keluh
kesahnya mengenai
ketuhanan kepada siapa.
6. Dengan memberikan
pendekatan, kenyamanan,
serta jaminan, dapat
membuat Tn.Y mantap
hati untuk melakukan
sebuah perubahan dalam
hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai