Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam tubuh manusia, 1/3-nya merupakan cairan. Darah adalah jaringan
cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah
terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit dan eritrosit. Fungsi utama
eritrosit atau sel darah merah yang mengandung hemoglobin merupakan
komponen hematologi utama darit ransport oksigen.. Pengumpulan atau
pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam
menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium
(Afifa. 2017).
Pemeriksaan hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan
laboratorium yang terdiri atas beberapa macam pemeriksaan.Pemeriksaan
darah rutin meliputi hemoglobin, Laju Endap Darah (LED). Pemeriksaan
hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering
dikerjakan dilaboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai
penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia.
Penetapannilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro.
Cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro
digunakan pipet kapiler. Metode pemeriksaan secara mikro sering digunakan
karena cepat dan mudah dibandingkan dengan metode makro yang
membutuhkan sampel lebih banyak dan waktu yang lama (Afifa. 2017).
Pemeriksaan laju endap darah merupakan salah satu pemeriksaan yang
penting digunakan untuk mendeteksi dan memonitor suatu respon radang pada
jaringan yang rusak (respon masa kronik). Laju endap darah adalah kecepatan
mengendapnya sel darah merah dalam waktu tertentu, maka sel darah merah
terpisah dari plasmanya yang dinyatakan dalam mm/jam (Afifa. 2017).
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan laju endap darah adalah
metode Wintrobe. Kekurangan dari metode ini jika nilai LED meningkat maka
hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan, hal itu
disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe
(Afifa. 2017).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui cara
pemeriksaan LED menggunakan metode Wintrobe.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini mahasiswa mengetahui cara
pemeriksaan LED menggunakan metode Wintrobe.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Darah
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang
disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada
gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi
tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (Haris, A. 2016).
Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh plasma darah, yaitu sel
darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih yang berfungsi
dalam pertahanan tubuh. Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil,
sel itu mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin, sejenis protein
pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Baru-baru ini para
penelitian telah menemukan bahwa hemoglobin juga berikatan dengan
molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan O2 (Haris, A. 2016).
2.2 Laju Endap Darah ( LED )
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk
darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur
dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam.
Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju
Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah
(LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat
terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan
para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi
(Haris, A. 2016).
Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan
sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada
masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk
pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis
dari sang dokter. Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup
mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet
berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan
Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun,
tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun
bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman
bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk
sehari-hari (Haris, A. 2016).
2.3 Standar Laju Endap Darah ( LED )
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan
rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap
pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa
Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara
Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam
dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan
untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Laju Endap Darah ( LED )
a. Faktor eritrosit
1. Jumlah eritrosit untuk darah yang kurang dari normal
2. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang
mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat.
b. Faktor Plasma
LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika
seseorang mengalami infeksi akut atau kronis.
c. Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi
kesalahan 30% dan tidak boleh banyak getaran.
d. Faktor suhu
Suhu terbaik adalah 20oc.
e. Faktor fiskositas
2.5 Variasi Laju Endap Darah
Variasi Laju Endap Darah Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap
Darah juga lebih tinggi (Haris, A. 2016).
Dewasa (Metode Westergren):
1) Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
2) Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
3) Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
4) Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
Anak-anak (Metode Westergren):
1) Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
2) Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED
ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih
berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ).
Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ),
menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama
yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH
( International Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah cara
westergren (Haris, A. 2016).
2.6 Metode Westergreen
Pemeriksaan wintrobe menggunakan tabung wintrobe dengan panjang
110 mm, dengan garis tengah bagian dalam 2,5 mm, dan memiliki skala 0-
100 mm. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan
ke dalam tabung Wintrobe sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak
dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari
langsung (Haris, A. 2016).
Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit
(Haris, A. 2016).
2.7 Tahap LED Berlangsung
a. Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam
keadaan melayang, sulit mengendap ( 1-30/menit ) (Ilham. 2016).
b. Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux
permukaan relatife kecil , masa menjadi lebih berat ( 30-60 menit )
(Ilham. 2016).
c. Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung (
60-120 menit ) (Ilham. 2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Tabung Wintrobe
2. Tabung EDTA
3. Spuit
4. Pipet Kapiler
3.2 Bahan
1. Darah
3.3 Prosedur Kerja
1. Perolehlah darah oxalate atau darah EDTA
2. Dengan memakai pipet wintrobe, masukkan darah ke dalam tabung
wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jangan sampai terjadi gelembung
hawa atau busa.
3. Biarkan tabung wintrobe dalam posisi tegak lurus pada rak selama 60
menit.
4. Baca tinggi lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan angka itu
sebagai LED.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

No Nama Jenis Umur Laju Endap Keterang

Kelamin Darah an

1. Cindi O. Perempuan 19 Tahun 2,4 mm/Jam Normal

Manihiya

4.2 Pembahasan
Laju endap darah (LED) atau laju sedimentasi eritrosit (erithrosyte
sedimentation rate/ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit (dalam darah
yang telah diberi antikoagulan) jatuh ke dasar sebuah tabung vertical dalam
waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mm/jam. LED memiliki tiga
pengggunaan utama yaitu alat bantu untuk mendeteksi proses peradangan,
pemantau aktivitas atau perjalanan penyakit, dan pemeriksaan penapis
penyaring (screening) untuk peradangan dan neoplasma yang tersembunyi.
Pada praktikum pemeriksaan LED kali ini dilakukan dengan metode
Wintrobe. Pada metode Wintrobe ini digunakan volume darah yang telah
dicampur antikoagulan EDTA. Kemudian campuran darah ini di pipet ke
dalam tabung Wintrobe sampai skala 0 dan di posisikan tegak lurus selama 60
menit. Pada saat inilah terjadi proses sedimentasi eritrosit yang terbagi menjadi
3 tahap yaitu :
1. Tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana
kecepatan sedimentasi masih lambat. Berlangsung selama ± 10 menit.
2. Tahap ke-2 kecepatan sedimentasi tinggi karena telah terbentuk rouleaux.
Berlangsung selama ± 40 menit.
3. Tahap ke-3 kecepatan sedimentasi berkurang dan mulai terjadi
pemantapan sedimentasi eritrosit. Berlangsung selama ± 10 menit.
Setelah 1 jam, barulah dibaca skala pipet westergreen tersebut dengan
melihat tinggi plasma yang terpisah dengan sel darah. Batas pembacaannya
yaitu mulai dari skala nol (atas) tingginya plasma hingga batas pertemuan sel
darah yang mengendap.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Laju
endap darah (LED) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit (dalam darah yang
telah diberi antikoagulan) jatuh ke dasar sebuah tabung vertical dalam waktu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan mm/jam. Berdasarkan praktikum yang
telah dilaksanakan maka didapatkan hasil 2,4 mm/Jam hal ini menyatakan
bahwa hasil yang di dapatkan normal.
5.2 Saran
Saran dalam praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan sebaiknya
pada saat praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam membaca angka
penetapan laju endap darah ( LED ).
DAFTAR PUSTAKA

Afifa. 2017. Laporan Resmi Praktikum Hematologi.


http://afifa25.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/05/30/laporan-
hematologi/. Diakses pada tanggal 7 oktober 2018.

Haris, A. 2016. Laporan Praktikum Hematologi "Led". http://harrisahmad.blogspo


t.com/2016/11/laporan-praktikum-hematologi-led.html. Diakses pada
tanggal 7 oktober 2018.

Ilham. 2016. Pemeriksaan Led ( Laju Endap Darah ).


http://bemaakmalang.blogspot.com/2016/05/pemeriksaan-led-laju-endap-
darah-1.html. Diakses pada tanggal 7 oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai