Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

DISUSUN OLEH :

NAMA : DWI FANY FRANSISKA DEWI


NIM : 8176122006
KELAS : TP B’2

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA UNIMED
2018
UJIAN TENGAH SEMESTER
PROGRAM PASCASARJANA UNIMED

Prodi/Kelas : TP/B-2
Matakuliah : Pengembangan Kurikulum
Hari/Tanggal : Jum’at,6 April 2018
Pukul : 15.10-17.00 WIB
Dosen : Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd.

Soal:

1. Menurut Seller & Miller (1985) ada 4 komponen utama dalam proses
pengembangan kurikulum, yaitu: 1) aims and objectives, 2) content, 3) teaching
strategies/learning experience, and 4) organization of content and teaching
strategies. Jelaskan keempat komponen tersebut dikaitkan dengan kurikulum
2013.

2. Jelaskan tiga teori posisi dalam pengembangan kurikulum serta landasan filosofis
dan landasan psikologisnya.

3. Jelaskan peranan guru dalam pengembangan kurikulum dan implementasi


kurikulum.

4. Perhatikan tujuan umum dalam kurikulum SMA atau SMK. Bandingkan harapan-
harapan yang terkandung di dalamnya dengan hasil lulusannya. Apakah tujuan
kurikulum itu tercapai? Uraikan argumentasi Anda!

Jawaban :

1. Berdasarkan pendapat Tyler dan Meller & Siller (1985) bahwa dari keempat
komponen tersebuat dimaksudkan kedalam sebuah kurikulum yang meliputi :
1. Tujuan yang harus dicapai,
2. Pengamalan dalam pendidikan atau materi yang dianggap dapat memenuhi tujuan
yang hendak akan dicapai
3. Pedoman dan strategi pengorganisasian materi sehingga dapat mencapai tujuan
yang dicapai
4. Bagaimana mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan hasil pencapaian kegiatan
tersebut.
Pendapat Tyler dan Meller & Siller (1985) bahwa dari keempat komponen yaitu
merupakan suatu kesatuan yang satu sama lainnya saling mempengaruhi dan saling
berkaitan dalan proses pelaksanaan dan tujuannya.

Kaitannya dalam kurikulum 2013 yaitu Adapun komponen-komponen pengembangan


kurikulum yaitu:

1. Komponen tujuan
2. Komponen Isi
3. Komponen metode
4. Komponen evaluasi

Jika dikaitkan komponen Tyler dan Meller & Siller (1985) dengan kurikulum
2013 hampir sama. Pada kurikulum 2013 Anatomi Kurikulum diibaratkan seperti
anatomi tubuh terdiri dari komponen-kompone yang berkesuaian dan berkaitan.
Kompenen kurikulum yaitu tujuan, isi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Komponen isi
sesuai dengan tujuan, proses pembelajaran sesuai dengan isi dan tujuan, serta evaluasi
sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.

2. Tiga Teori Posisi Dalam Pengembangan Kurikulum:

1. TRANSMISI
Transmisi yaitu pendidikan berfungsi mentransfer ilmu pengetahuan,
keterampilan keterampilan dan nilai-nilai kepada peserta peserta didik melalui
strategi.
 Penguasaan tuntas materi mata pelajaran melalui belajar membaca buku dengan
cara menghafal;
 Pemerolehan penguasaan keterampilan-keterampilan dasar seperti : menyimak,
berbicara, membaca, menulis dan berhitung;
 Pembelajarannya menggunakan mekanistik view atau pembelajaran yang didasari
oleh behavioristik atau keterampilan siswa.

Landasan Filosofi Transmisi


Logical positivism, scientific empiricim, analiytic philosophy
 John Locke : blank state (tabularasa) atau ruang kosong. Otak itu sifatnya pasive.
Proses pendidikan adalah proses untuk mengisi otak, dan pembiasaan terhadap
berbagai informasi dengan serangkaian proses.
 Francis Bacoh dengan inductive thinking bahwa dengan mengamati alam kita
dapat membangun teori (scientific inquiry). Menurut Bacon, pola induktif
merupakan pola berfikir dengan mulai menjelaskan hal-hal yang bersifat khusus
kemudian mengarah pada bentuk yang bersifat umum atau general. Dengan
pengamatan tersebut diperoleh sebuah kesimpulan bahwa semua perilaku manusia
dapat dipahami dari hubungan sebab akibat.

Landasan Psikologi
 Francis Bacon dengan teori Psychology menyatakan bahwa semua perilaku
manusia dapat dipahami dari hubungan sebab akibat. Berdasarkan hal itu,
behavior membagi aktivitasnya dalam respon yang lebih terarah sehingga dapat
digunakan untuk mengontrol tingkah laku.
 Edward L. Throndike dengan teori psychology-nya menyatakan bahwa manusia
itu memiliki kemampuan intelektual, karakter, dan keterampilan, maka manusia
memiliki kecenderungan untuk merespon situasi yang dapat menjadikan manusia
itu pintar.

2. TRANSAKSI
Transaksi yaitu melihat pendidikan sebagai suatu dialog atau pun hubungan
timbal balik antara siswa dengan kurikulum, dengan guru, dengan siswa lain,
dengan lingkungan, sehingga mengadakan rekonstruksi dengan
cara diolah, dianalisis dan disintesis. Dalam konsep transaksi, siswa
dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan memecahkan masalah
secara cerdas.

Landasan Filosofis Transaksi


 Jhon Dewey dengan eksperimental pragmatisme yaitu menekankan pada
hubungan kehidupan bersama dengan bentuk persetujuan atau kesepakatan.
Menurut transaksi, pendidikan memiliki dua fungsi yaitu konservatif dan
rekonstruktif. Konservatif merupakan pemeliharaan dan pewarisan budaya,
sedangkan rekonstruktif pembantu siswa dalam proses demokrasi sesuai dengan
sifatnya yang dinamis.
 Tujuan pendidikan dalam konsep orientasi transaksi bahwa pendidikan adalah
perkembangan dengan cara merekontruksi pengalaman dan pengetahuan. Dengan
begitu sekolah harus memfokuskan pada kehidupan saat ini, sebab pragmatisme
lebih mementingkan kekinian.

Landasan Psikologis
Jean Piaget dengan perkembangan kognitifnya bahwa indera digerakkan lalu ada
pengoperasian pendahuluan, operasi kongkret dan akibatnya ada operasi formal.
Lawrence Kohbreg mengemukakan tentang perkembangan kognitif moral yang
merupakan hal penting untuk diperhatikan. Hal ini digambarkan bahwa orang yang baik
akan menghindari hukuman. Orang seperti itu akan patuh pada peraturan walau tidak
tertulis.

3. TRANSFORMASI
Transformasi yaitu Tujuan pendidikan bukan memberi pengetahuan, tetapi lebih
mengembangkan pribadi anak dan mengembangkan masyarakat karena lulusan
berdampak pada kemajuan masyarakat. Visi dan pandangan orientasi transformasi yaitu
perubahan manusia dengan gerakan yang harmonis antara individu dengan lingkungan.

Landasan Filosofis Transformasi :


 Rousseau’s dengan “Thinking The Romantic Education” bahwa semua ciptaan
Tuhan itu baik. Manusia sebagai ciptaan Tuhan diberi potensi oleh Allah. Jadi,
pendidikan harus mengembangkan potensi. Oleh karena itu, tugas pendidikan
adalah membuka atau membantu siswa sesuai dengan kebutuhan.
Di samping itu, dalam orientasi perubahan sosial bahwa : (1) pendidikan harus
mempunyai peran yang lebih kritis dari masyarakat; (2) sekolah jangan menjadi
cermin untuk mendominasi ketertarikan terhadap masalah ekonomi; (3) sekolah
harus menjadi “penggunting” sosial dan perubahan politik.
 Filosofi Perenial bahwa semua fenomena merupakan satu kesatuan
(interconnected) atau adanya keterkaitan antara fakta kehidupan nyata, adanya
keterhubungan antara individu dan kehidupan sekitarnya. Seperti adanya
kemiskinan, kekerasan, kesejahteraan, kasih sayang merupakan bagian dari unit.

Landasan Psikologis :
Transformasi berdasarkan psikologi humanistik memandang:
(1) unsur kejiwaan itu bukan hanya orang per orang tetapi merupakan karakter dasar dari
manusia;
(2) makna lebih penting dari cara;
(3) lebih menitikberatkan pada pengalaman-pengalaman subjektif karena intinya adalah
diri sendiri;
(4) melihat interaksi yang terus menerus antara sains dan aplikasinya;
(5) menekankan pada hal-hal individual atau keunikan-keunikan; dan
(6) mengembangkan karakter masing-masing individu secara optimal.

3 . Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

 Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum


1. Guru Sebagai Pendidik
Guru merupakan pendidik, tokoh, panutan serta identifikasi bagi para murid yang di
didiknya serta lingkungannya.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam faktor di dalamnya, mulai dari
kematangan , motivasi, hubungan antara murid dan guru, tingkat kebebasan, kemampuan
verbal, ketrampilan guru di dalam berkomunikasi, serta rasa aman.
3. Guru Sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sebuah sumber belajar akan sangat berkaitan dengan kemampuan
guru untuk menguasai materi pelajaran yang ada.
4. Guru Sebagai Fasilitator
Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam memberikan pelayanan agar murid
dapat dengan mudah menerima dan memahami materi-materi pelajaran. Sehingga
nantinya proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat dikatakan sebagai pembimbing perjalanan, yang mana berdasar pengetahuan
serta pengalamannya dan memiliki rasa tanggung jawab dalam kelancaran perjalanan
tersebut.
6. Guru Sebagai Demonstrator
Guru memiliki peran sebagai demonstator adalah memiliki peran yang mana dapat
menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi murid untuk melakukan hal-hal yang
sama bahkan dapat lebih baik.
7. Guru Sebagai Pengelola
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran dalam memegang kendali
atas iklim yang ada di dalam suasana proses pembelajaran.
8. Guru Sebagai Penasehat
Guru berperan menjadi penasehat bagi murid-muridnya juga bagi para orang tua,
meskipun guru tidak memiliki pelatihan khusus untuk menjadi penasehat.
9. Guru Sebagai Motivator
Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di dalam nya memiliki
motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang penting untuk menumbuhkan motivias
serta semangat di dalam diri siswa dalam belajar.
10. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya membutuhkan latihan ketrampilan, entah
itu dalam intelektual ataupun motorik. Dalam hal ini guru akan bertindak sebagai pelatih
untuk mengembangkan ketrampilan tersebut. Hal ini lebih ditekankan dalam kurikulum
2004 yang mana memiliki basis kompetensi. Tanpa adanya latihan maka tentunya
seorang guru tidak akan mampu dalam menunjukkan penguasaan kompetensi dasar serta
tidak mahir dalam ketrampilan ketrampilan yang sesuai dengan materi standar.

11. Guru Sebagai Elevator

Setelah proses pembelajaran berlangsung, tentunya seorang guru harus melakukan


evaluasi pada hasil yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran tersebut. Evaluasi
ini tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan dalam
kegiatan belajar mengajar. Namun juga menjadi evaluasi bagi keberhasilan guru di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

 Implementasi dalam Kurikulum:


1. Guru sebagai implementers, guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum
yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima berbagai
kebijakan perumus kurikulum.dalam pengembangan kurikulum guru dianggap sebagai
tenaga teknis yang hanya bertanggung jawab dalam mengimplementasikan berbagai
ketentuan yang ada.
2. Guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi
juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang
sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
3. Guru sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenganan dalam
mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi
pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang
harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya.
4. Guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher). Peran ini dilaksanakan
sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
4. Kurikulum di SMA dan SMK merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan menengah. Secara khusus pendidikan menengah umum
mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
Umumnya berusia sekitar 15 – 19 tahun

Tugas perkembangan yang hendak dicapai pada masa dewasa awal

1. Mencapai kematangan dan pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa


terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya
3. Mencapai kematangan emosional
4. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani
5. Mencapai kematangan dalam pilihan karier
6. Mencapai kematangan gambara dan sikap tentang kehidupan mandiri, baik secara
emosional, intelektual maupun ekonomi
7. Mencapai kematangan gambaran tentang kehidupan berkeluarga
8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual
9. Mencapai kematangan dalam system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup
sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat dan bangsa serta sebagai warga
Negara

Namun, melihat dari Tujuan kurikulum untuk anak SMA dan SMK apakah
tercapai atau tidak, menurut saya melihat tugas dan tujuan diatas secara umum
sudah tercapai namun yang pasti secara keseluruhan ada beberapa yang masih
belum tercapai dan belum diterapkan pada lulusan SMA dan SMK.

Anda mungkin juga menyukai