Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS FILM STANFORD PRISON EKSPERIMENT

Nama : Dina Okta N.W


NIM : 170811641003
Offering : C/2017

Film ini adalah hasil penyutradaraan Kyle Patrick Alvarez diangkat dari sebuah eksperimen
nyata yang dilakukan guna menelusuri pengaruh penjara terhadap perilaku manusia. "Stanford
Prison Experiment" yang diadakan pada 14 Agustus 1971 diprakarasi oleh profesor psikologi
bernama Philip Zimbardo. Seperti namanya, eksperimen ini dilakukan di Universitas Stanford
dengan partisipan mahasiswa disana. Rencananya selama 14 hari, partisipan harus menjalani
kehidupan penjara dengan bayaran $15 per-hari telah dijanjikan sebagai reward. Setelah melalui
wawancara, terkumpul 24 partisipan yang tidak memiliki catatan kriminal dan tanpa gangguan
psikologis. Mereka dibagi kedalam dua peran, sipir dan tahanan.
Eksperiment ini dilakukan oleh berfokus pada emosi manusia, penelitian bertujuan
mengetahui tentang pengaruh penjara terhadap perilaku manusia, dimana manusia kehilangan
kebebasan secara harfiah dan simbolik, semua penjaga tahanan diberikan seragam yang sama
agar ada rasa persatuan dan otoritas tunggal, mereka yang menjadi partisipan diwawancarai
tentang problem emosional yang menyangkut segala macam masalah dalam kehidupan, banyak
diantara pastisipan yang ikut tertarik karena upah yang dijanjikan, dan lebih banyak yang tertarik
menjadi tahanan dari pada penjaga karena menjadi seorang tahanan tidak banyak hal yang harus
dilakukan. Penjaga dan tahanan dipilih melalui lempar koin oleh peneliti Dr. Phil Zimbardo
Profesor Psikologi Universitas Stanford beserta rekanya staf pasca sarjana. Peneliti meminta
untuk menjaga privasi tentang penelitian yang sedang dilakukannya.

PELANGGARAN KODE ETIK YANG TERJADI PADA FILM STANFORD PRISON


EXPERIMENT
1. Saat pengumuman siapa saja yang terpilih penjadi penjaga tahanan, peneliti menyebutkan
bahwa yang terpilih menjadi penjaga yaitu didasarkan pada kualitas keteladanan yang
didemonstrasikan selama wawancara berlangsung, padahal pemilihan siapa yang menempati
plot sebagai penjaga dan tahanan yaitu berdasarkan pelemparan koin.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
 Pelanggaran Pasal 50 tentang Pengelabuan/Manipulasi dalam Penelitian
2. Dr. Phil Zimbardo “Sekali seorang tahanan dikurung, dia tak akan bisa pergi, keculai di
bawah prosedur yang ditetapkan. Dan mulai saat ini dan untuk kedepannya kalian tidak
diperkenankan menganggap ini sebagai studi atau eksperimen.”
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
3. Para tahanan untuk eksperimen ini ditangkap dan dibawa kepenjara seakan-akan mereka
benar benar bersalah, karena menurut saya hal ini sangat tidak rasional karena bisa
mencemarkan nama baik (Aku menahanmu atas pelanggaran terhadap KUHP California
kode 211, perampokan bersenjata) prosedur penangkapan yaitu tersangka diborgol dan
ditutup matanya, sedangkan kerahasiaan dan privasi penelitian sangat dijaga, jadi jika
masyarakan memandang penangkapan ini menjadikan nama baik seseorng dalam film
(Daniel Culp) yang menjadi tahanan ini memang benar-benar buruk. (Penekanan terhadap
penangkapan)
 Pelanggaran Pasal 51 tentang Penjelasan Singkat/ Debriefing
Peneliti tidak menjelaskan dengan tepat tentang adanya simulasi penangkapan yang
melibatkan penuduhan dan kekerasan, karena hal ini dapat mencemarkan nama baik
partisipan.
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian
Tidak dijelaskan pada saat wawancara dan perjanjian informed consent tentang
penangkapan dan tuduhan seperti yang sudah dijelaskan diatas.
4. Day 1, Daniel Culp (tahanan) dibawa ke tempat ekperimen yaitu ruangan yang sudah
didesain seperti sel tahanan. Penjaga tahanan memperlakukan Daniel Culp (tahanan) dengan
semena-mena seperti melucuti semua pakaiannya hingga telanjang, tindakan ini sangat tidak
manusiawi dan tidak seharusnya dilakukan
 Pelanggaran Pasal 14 ayat 1 tentang Pelecehan Seksual
5. Day 1, Daniel Culp (tahanan) yang telah dilucuti diberikan baju dress pendek (tanpa
mengenakan dalaman), dengan keadaan kaki dirantai dan mengenakan stocking yang
dikenakan diatas kepala, dan dipanggil dengan nama “Tahanan 8612”
 Pelanggaran Pasal 14 ayat 1 dan 2 tentang Pelecehan
6. Pada penelitian ini Dr. Phil Zimbardo memberikan para tahanan pakaian berupa dress
pendek yang bertujuan menanggalkan kepribadian mereka dengan cara mewanitakan
(feminim) para tahanan.
 Pelanggaran Pasal 14 ayat 1 dan 2 tentang Pelecehan Sesual dan Gender
7. Day 1, tahanan 5704 meminta rokok kepada penjaga LP, namun penjaga LP lain
melarangnya, karena merokok adalah hak yang istimewa meskipun dikontrak sudah tertulis
bahwa setelah makan siang tahanan diperbolehkan untuk merokok.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
8. Day 1, tahanan 8621 berbicara ketika penjaga LP menjelaskan peraturan, lalu penjaga LP
marah dengan menggebrak meja dengan sangat kasar, para penjaga LP merasa bahwa
kekuasaan ada dibawah tangan mereka.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
Karena pada dasarnya tidak ada perjanjian awal mengenai dilarang berbicara pada
proses selama penelitian, hal itu sudah melanggar perjanjian awal dan melanggar hak
asasi manusia.
9. Day 1, tahanan nomor 8621 merasa jera dan ia dihukum dengan dimasukan kedalam “The
Hole” ruangan kecil, sesak, dan gelap. Setelah tahanan 8621 keluar, penjaga LP
menyuruhnya merapikan tempat tidurnya serapi mungkin hingga 12 kali, hingga tahanan
jera dengan tambahan push up 20 kali. Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
10. Para penjaga LP mulai merasa bahwa kekuasaan secara mutlak ada ditangan mereka, malam
harinya yang menempati plotingan jaga selanjutnya membuat riuh malam hari ketika para
tahanan sedang tertidur, semua tahanan dibangunkan dan melakukan olahraga pada malam
hari yaitu 30 jumpping jacks, 30 sit up, 30 push up.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
 Pelanggaran Pasal 18 tentang Eksploitasi
11. Saat semua sudah kembali kedalam sel, kecuali nomor 819 yang dimasukan kedalam The
Hole karena ia merasa kesal sudah melakukan seluruh olahraga dan masih diberi tambahan
20x push up, 819 mengatai pettugas LP dengan sebutan “Dasar Feses Babi” lalu petugs LP
marah dan menyeretnya kedalam The Hole. Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.

12. Selanjutnya petugas LP memeriksa tempat tidur 8612 dan saat sebelum menempati
plottingan jaga para penjaga LP sudah sepakat akan mengerjai 8612, saat penjaga LP
sengaja membuat berantakan tempat tidur 8612, 8612 pun marah dan mendorong petugas
LP, lalu petugas LP memukul 8612, hal itu tidak seharusnya dilakukan karena pada kontrak
sudah tertera bahwa tidak akan ada kekerasan.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
Dari hari ke hari, para petugas LP lebih merasa memegang kekuasaan (power) di
dalam penjara tersebut dan mulai memukul para tawanan yang tidak tunduk pada
perintah petugas LP. Hal ini membuktikan bahwa terdapat deception dalam
penelitian ini, serta adanya consent dari partisipan yang dilanggar. Jika berkaca
dengan kode etik, maka seharusnya eksperimen Zimbardo berhenti pada saat itu
juga.
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
 Pelanggaran Pasal 51 ayat 4 Penjelasan Singkat/Debriefing
Pada hal tersebut peneliti tidak cepat dan tanggap ketika sudah ada partisipan yang
terluka karena tindak kekerasan penjaga LP, padahal sudah tertera dalam Informed
Concent tidak ada kekerasan sama sekali dalam penelitian ini, peneliti juga tidak
mengambil langkah apapun untuk meminimalkan bahaya seperti yang sudah tertera
dalam pasal 51 ayat 4.
13. Day 2, Saat para tahanan selesai makan dan kembali ke selnya, tahanan 5486 tetap diam
dimeja makan dan ia bilang ingin kacamatanya kembali, karena ia merasa pusing jika tidak
menggunakan kacamata, namun petugas LP menolak memberikannya, akhirnya petugas LP
mengangkat tahanan 5486 dengan menyeretnya secara kejam dan paksa itu sudah termasuk
melanggar kontrak karena para penjaga LP melakukan kekerasan yaitu pemaksaan. Peneliti
Phil Zimbardo tetap membiarkankan hal itu terjadi, dan ia berkata “Biarkan penjaga
menyadarinya dan biarkan penjaga yang menanganinya”. padahal hal itu sudah benar benar
menyalahi kontrak.
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
14. Ada tahanan yang bercerita pada tahanan lain bahwa ia “aku barusaja menghisap anunya
demi sebatang rokok”
 Pelanggaran Pasal 14 ayat 1 tentang Pelecehan Seksual
 Pelanggaran Pasal 18 ayat 1 poin (b) dan (c) tentang Eksploitasi mengarah
pada hubungan seksual
15. Day 2, semua tahanan mulai memberontak semenjak banyak kekerasan yang dilakukan oleh
penjaga LP, lalu tahanan mulai melawan dengan menutup pintu sel dengan tempat tidur dan
melepasi nomor-nomor panggilan mereka, para penjaga LP melaporkan hal ini kepada Phil
Zimbardo dan Phil menyuruh semua penjaga LP untuk menangani hal ini, karena penjaga
LP mempunyai kekuasaan yang otoriter dan mereka lebih kuat dari para tahanan, namun
cara yang dilakukan petugas LP menurut saya sudah keluar dari etika, mereka mengobrak
abrik isi kamar sel penjara dan penarik para tahanan dengan cara yang tidak manusiawi.
Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
16. Ketika semua tahanan disuruh memakai kembali topi stocking mereka, ada salah satu
tahanan yang tidak mau mengenakanya, dan petugas LP pun meniarapkan tahanan itu dan
mengikatnya dengat tali, hal itu sangat tidak manusiawi dimana manusia diperlakukan
seperti hewan buruan. Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
17. Day 2, Tahanan 8612 dan satu temanya mencoba melarikan diri, namun penjaga sel
mengetahuinya, merekapun diseret untuk kembali masuk ke dalam sel dan para tahanan itu
ditelanjangi dengan paksa menghadap dinding. 8612 dengan keadaan telanjang dimasukan
kedalam “The Hole”
 Pelanggaran Pasal 14 ayat 1 tentang Pelecehan Seksual
18. Day 2, pada salah satu kamar tahanan yang terkunci dan ditutupi dengan ranjang-ranjang,
akhirnya para penjaga tahanan mengambil tindakan dengan menyemprotkan sebuah gas dan
mendobrak kamar tahanan tersebut. Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
19. Day 5, Saat makan siang, tahanan baru pengganti 8612 yaitu tahanan 416 tidak mau makan
jatah makan siangnya, dan petugas LP memasukannya kedalam The Hole, dan melemparkan
makanannya kedalam seperti memberi makanan seekor binatang, hal itu sangat tidak
manusiawi sekali. Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.
20. Day 5, Tahanan 1037 meminta pembebasan bersyarat untuk merayaka ultahnya ke 23 diluar
penjara, namun salah satu peneliti malah memarahinya dan memojokannya dengan tindakan
kriminal yang pernah dilakuka 1037 dimasa lalunya, yaitu pada tahun1965 tahanan itu
pernah ditangkap dan dilepaskan atas tuduhan pencurian mobil, tahun 1969 tahanan itu
pernah ditahan dan kemudian dilepaskan atas tuduhan ditemukannya narkotika, tahun 1970
tahanan itu pernah ditahan atas penyerahan cek palsu. Menurut saya hal itu sangat tidak
sesuai, karena eksperimen hanyalah eksperimen, tidak untuk mengungkap kejahatan
seseorang sesungguhnya, karena itu juga privasi seseorang.
 Pelanggaran Pasal 14 ayat 2 tentang Pelecehan lain yaitu status sosial
Karena partisipan merupakan mantan narapidana tidak seharusnya peneliti
memojokan partisipan dengan mengungkapkan semua kejahatanya didepan para
peneliti lainya, hal tersebut dapat menyinggung atau membuat sakit hati dan tekanan
batin pada masa lalu partisipan timbul kembali.
21. Day 5, hanya karena 416 tidak mau menghabiskan 2 sosis kecil para penjaga LP
mengurungnya di The Hole. Kekerasan
 Pelanggaran Pasal 20 tentang Informed Consent
 Pelanggaran Pasal 49 tentang Informed Consent dalam Penelitian.

Kesimpulan:
Dari film diatas Zimbardo tidak memikirkan konsekuensi secara keseluruhan terkait apa yang
dapat terjadi dalam penelitian ini, eksperimen menjadi pengukuran tentang pelanggaran etika
yang menyebabkan penderitaan psikologis (psychological distress) bagi para partisipannya.
Dengan ini, penting bagi seorang peneliti untuk menempatkan etika sebagai prioritas ketika
melakukan sebuah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai