Anda di halaman 1dari 22

Tugas kuliah Pengelolaan sumber belajar

Dosen Pengampu : Dr. Erma Yulia, MT

POLA PENGELOLAAN DAN ORGANISASI PSB

O
L
E
H

DWI FANY FRANSISKA DEWI BUTAR-BUTAR(8176122006)


MAYA ( 8176122015)
SUYONO (8176122022)

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIMED
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Pola Pengelolaan dan Organisasi PSB ”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Belajar dengan dosen pengampu Dr.Erma
Yulia, M.Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tak luput dari kekurangan dan kesalahan baik pada
teknis penulisan maupun materi yang disampaikan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran
dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini dan kiranya dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.

Medan, September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya sumber belajar dapat berupa manusia dan bukan manusia. Pusat
Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang
meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB
berisi komponenkomponen perpustakaan, pelayanan audiovisual, peralatan dan produksi,
tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan
alatalt bantu dalam pengembangan sistem instruksional. PSB juga merupakan tempat bagi
tenaga kependidikan untuk mengembangkan bahanbahan pengajaran dengan bantuan
multimedia pendidikan terpadu yang terdiri atass unsurunsur perpustakaan, workshop, audio-
visual dan laboratorium (Zainuddin : 1984). Dalam kenyatannya, PSB yang ideal masih sulit
ditemui, terlebih di kotakota kecil, bahkan PSB inipun masih langka ditemukan pada
lembagalembaga pendidikan di Indonesia. Sumber belajar yang jelas dapat dilihat masih
dalam bentuk perpustakaan yang pada dasarnya merupakan salah satu komponen Pusat
Sumber Belajar itu sendiri. Namun demikian pengelolaan dan organisasi yang baik akan
memberikan tujuantujuan lembaga yang optimal pula. Sebagaimana suatu lembaga, untuk
meningkatkan efektivitas dan dan efisiensi belajar mengajar dan mengoptimalkan fungsi PSB
perlu didukung dengan sistem pengelolaan yang memadai, yaitu organisasi yang baik, dan
tenaga profesional yang mampu mengelola dan mengembangkan sumbersumber belajar.
Tulisan ini dibatasi dalam lingkup pengelolaan dan organisasi PSB yang ideal. Bagaimana
pengelolaan dan organisasi PSB dalam upaya peningkatan maksud dan tujuan diadakannya
PSB sehingga memperoleh hasil yang optimal akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengelolaan Pusat Sumber Belajar ?
2. Bagaimana Pola Organisasi PSB ?
3. Bagaimana Struktur Organisasi PSB?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengelolaan Pusat Sumber Belajar ?
2. Bagaimana Pola Organisasi PSB ?
3. Bagaimana Struktur Organisasi PSB?

D. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah :
1. Menambah pengetahuan mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Teknologi
Pendidikan tentang Pengelolaan, pola dan Struktur Organisasi Pusat Sumber
Belajar.
2. Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai Pengelolaan, pola dan Struktur
Organisasi Pusat Sumber Belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh peserta belajar, baik secara
individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses belajar (Hamalik,1989).
Menurut Subandijah (1983:3). Pengertian sumber belajar pada dasarnya merupakan suatu daya
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung ataupun
tidak, baik sebagian atau keseluruhan. Sedang menurut AECT, 1977 mengartikan sumber belajar
sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu
sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar meliputi pesan, orang,
material, alat, teknik, dan lingkungan.
Tucker (1979) mendefinisikan PSB dengan istilah media center, dengan pengertian suatu
departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan melalui produksi
bahan media (seperti slide, transparansi overhead, filstrip, vediotape, film 16 mm, dan lain-lain)
dan pemberian pelayanan penunjang (seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-
program video, pembuatan katalog, dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada
perpustakaan. Definisi Tucker tersebut mencerminkan fungsi dan isi dari PSB sendiri. Jadi kalau
dirinci, maka suatu PSB terdiri dari bagian-bagian sirkulasi media cetak dan non-cetak, bagian
produksi dan latihan media cetak dan non-cetak), dan bagian pengembangan instruksional.
Timbulnya Pusat Sumber Belajar dapat terjadi karena adanya pertumbuhan semakin
dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan belajar nontradisional yang membutuhkan ruang belajar
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pusat Sumber Belajar mempunyai peranan yang cukup
menentukan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Oleh karena itu
perlu adanya pengelolaan yang baik dan optimal agar PSB tersebut benar-benar memberikan
dampak positif, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar.

A. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar


Apabila PSB kita hubungkan dengan kawasan teknologi instruksional, maka tampak
bahwa sebenarnya PSB itu dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan yang erat hubungannya
dengan kawasan tersebut. Lingkungan yang mempengaruhi tersebut dapat berupa klien,
pengelolaan, staf, politik, fasilitas, peralatan, dan dana.
Yang dimaksud dengan klien adalah orang-orang yang menggunakan PSB tersebut. Bila
PSB tersebut pada perguruan tinggi, klien utama adalah mahasiswa, asisten, dan dosen.
Pelayanan diutamakan kepada mereka sebaik-bainya. Isi dan kegiatan PSB adalah diutamakan
untuk memenuhi kebutuhan klien. Bila suatu PSB tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tidak
melayani klien, maka PSB tersebut berarti tidak operasional.
Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah bagaimana pengelolaan PSB tersebut.
Seorang kepala PSB bertanggung jawab terhadap seluruh bagian dan seksi yang terdapat di
dalam organisasi tersebut. Demikian juga sebaliknya, setiap karyawan harus bertanggung jawab
kepada kepala seksi, dan setiap kepala seksi bertanggungjawab kepada kepala bagian. Apabila
klien sering menghadapi prosedur yang sulit pada bagian, seksi, atau petugas, biasanya hal
tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan ataupun pelayanan PSB tersebut kurang
mencerminkan struktur organisasi dan prosedur kerja yang baik. Hal tersebut berlaku juga bagi
pengelolaan suatu PSB yang besar maupun yang kecil. Seorang kepala bagian atau kepala seksi
harus dapat mengatur langsung atau memberi wewenang dalam melayani klien. Bila petugas
bawahan belum menguasai, maka petugas atasannya harus melatih dan memberikan informasi
secukupnya sehingga bawahan dapat berdiri sendiri.
Staf (petugas) sangat berpengaruh langsung terhadap PSB. Dapat dibayangkan betapa
sibuk para petugas dalam melayani mahasiswa dan dosen dalam perguruan tinggi yang jumlah
mahasiswanya tidak kurang dari 5000 atau bahkan mungkin lebih. Dalam hal ini mutlak
diperlukan jumlah petugas yang besar dengan mutu pelayanan yang tinggi. Betapapun tinggi dan
modern mutu peralatan dan media yang disediakan, apabila tidak dikelola oleh tenaga yang ahli
dan terampil, maka tidak mungkin pusat sember belajar akan dapat berfungsi dengan baik.
Politik secara tidak sadar ternyata juga berpengaruh. Karena salah satu fungsi PSB adalah
memeberikan informasi, maka dapat dilihat siapa pemberi informasi dan kepada siapa informasi
tersebut disampaikan. PSB pada suatu perguruan tinggi negeri akan berbeda pesan atau misi
yang dibawanya bila dibandingkan dengan suatu PSB keuangan.
Fasilitas untuk perpustakaan, peralatan, studio, laboratorium, dan staf yang memadai
dengan pengaturan ruangan yang baik sehingga klien menjadi betah adalah salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan PSB. Pengaruh fasilitas terhadap PSB yang lain adalah seperti
penataan dan arsitektur yang menarik, listrik yang cukup, air conditioner, akustik, dan arus kerja
yang lancar.
Peralatan yang memadai berpengaruh langsung dalam efektivitas pelayanan. Kemajuan
dan perkembangan peralatan dan teknologi sangat cepat, bahkankadang-kadang lebih cepat
daripada program kita. Oleh karena itu PSB harus selalu mengikuti perkembangan peralatan
yang baru. Meskipun demikian kita harus selalu berpedoman, betapapun baru dan modernnya
peralatan dan kemajuan teknologi, kita harus mampu memilih peralatan yang sesuai dengan
maksud dan pesan yang ingin di capai seefektif-efektifnya (the right equipment for the right
purpose).
Dana berpengaruh, terutama dalam kegiatan operasional. Walaupun pengadaan peralatan
cukup, bila tidak ditunjang dengan operasional, maka pengelolaan PSB tidak berdaya. Dana yang
realistis dapat memungkinkan segala sesuatu berjalan dengan baik, pelayanan yang meningkat,
dengan produk yang bermutu.
Pengelolaan sumber belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola, mengatur,
memanaj segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar
menampilkan kompetensinya. Pengelolaan ini tercermin dalam skema organisasi. Aspek penting
dalam pengelolaan ini adalah peralatan, kepemimpinan, dan struktur administrasi lembaga. Di
Amerika sendiri hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pelayananan media di kampus telah
mencapai kemajuan dari tujuan asalnya dengan modernisasi di semua jurusan. PSB pada
pendidikan tinggi memiliki kewajiban membantu semua anggota fakultas yang mengunjunginya
(Merrill & Drob : 1977).
Seiring dengan perannya yang penting dalam proses pembelajaran, maka perlu adanya
upaya pengembangan pusat sumber belajar. Prinsip pengembangan pusat sumber belajar
didasarkan pada tercapainya tujuan pembelajaran dan adanya kemudahan bagi peserta didik
dalam proses belajar. Dalam mendesain dan mengembangkan suatu pusat sumber belajar,
diperlukan suatu proses yang sistematis (teratur) dan sistemis (menyeluruh). Strategi
pengembangan pusat sumber belajar terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Tahap analisis kebutuhan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam proses pengembangan pusat sumber belajar. Pada
tahap ini, dilakukan analisis mengenai adanya perbedaan antara keadaan yang diharapkan dengan
keadaan yang terjadi. Hasil dari analisis ini adalah ditemukannya masalah, yang kemudian
masalah tersebut akan dicari pemecahannya. Hasil ini diharapkan dapat memberikan gambaran
nyata mengenai pengelolaan dan pemberdayaan sumber-sumber belajar yang telah ada terhadap
pencapaian tujuan dan kompetensi pembelajaran.
2. Tahap pengembangan sarana dan program
Tahap pengembangan sarana pusat sumber belajar harus berorientasi pada lima fungsi dari
pusat sumber belajar, sebagaimana yang telah dijelaskan di awal. Hal ini dilakukan agar
pengembangan pusat sumber belajar tidak keluar dari fungsi yang sebenarnya. Seiring dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi,
maka pengembangan pusat sumber belajar juga harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi
informasi. Pengadaan sarana-sarana yang ada harus sudah menggunakan sistem jaringan yang
terintegrasi dengan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Selain itu, pengadaan sarana
pendukung yang ada dalam pusat sumber belajar merupakan hal yang tidak boleh dilupakan.
Selain pengembangan sarana, juga dilakukan pengembangan program pusat
sumber belajar yang tentu saja berorientasi pada tujuan pusat sumber belajar. Dalam
pengembangan program, dibutuhkan adanya SDM yang berkualitas dan professional. Hal ini
dimaksudkan agar pengembangan program bisa memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Sebagai
contoh pengembangan program adalah penambahan sumber belajar, berupa media dan bahan ajar
yang berbentuk cetak ataupun no cetak. Selain itu juga mengadakan pelatihan-pelatihan
pengembangan media pembelajaran.
3. Tahap implementasi
Tahap implementasi pusat sumber belajar merupakan tahap aplikasi atau pendayagunaan
pusat sumber belajar. Dalam pelaksanaannya, pusat sumber belajar yang akan digunakan
hendaklah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan atau lembaga yang akan
mengembangkannya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan pusat sumber belajar tidak menjadi
permasalahan bagi lembaga yang bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah lembaga pendidikan
yang memiliki tempat terbatas, maka dapat mendirikan dan mengembangkan pusat sumber
belajar secara bertahap, sesuai dengan tempat yang tersedia. Untuk kemudian, setelah
kemampuan lembaga tersebut bertambah, maka pengembangan pusat sumber belajar dapat terus
dilakukan.
4. Tahap pengelolaan
Pengelolaan pusat sumber belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan,
pengembangan/produksi, dan pemanfaatan sumber belajar serta upaya untuk terus memperbaiki
dan meningkatkan sarana dan program-programnya. Hal ini tentu saja membutuhkan pengelola
yang profesional dan berkualitas. Untuk memudahkan proses pengelolaan, maka perlu adanya
suatu pengorganisasian tenaga kerja yang sudah memiliki sistem kerja masing-masing. Struktur
organisasi pusat sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja
yang ada.

Prinsip-Prinsip Pengelolaan PSB adalah


a. Prinsip Pengelolaan Pusat Informasi
Dalam membentuk suatu pusat imformasi sebagai salah satu kegiatan PSB beberapa
pertanyaan perlu dijawab terlebih dahulu, antara lain :
- Informasi apa yang diperlukan ?
- Siapa yang memerlukan ?
- Apakah memang sering diperlukan ?
- Informasi apa yang sudah tersedia ?
- Adakah informasi dalam bentuk cetakan atau dalam bentuk media lainnya?
Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut : Laporan-laporan yang diterima dikirim
ke unit fasilitas yang menggunakan sistem komputer (puskom) dan mengadakan persiapan untuk
penerbitannya. Sebagai data dikirim ke unit reproduksi dokumen untuk dibuat microfilm,
microfiche atau fotocopy untuk selanjutnya dikirim ke pusat-pusat referensi tiap fakultas dan
sebagian lagi di cetak di percetakan Universitas.
b. Prinsip Pengelolaan Pelayanan
Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya pelayanan di PSB antara lain adalah:
1) Koleksi, dibina untuk dilayankan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana
pengembangan serta pengaturannya.
2) Fasilitas, bagaimana ragam layanan, sistem, aturan layanan, lokasi penempatan
gedung dan lainnya.
3) Pelayan/petugas, sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi,
ataupun asisten teknisi.
4) Pemakai, perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar,
mahasiswa atau umum.
Ketiadaan salah satu komponen di atas, atau masing-masing berdiri sendiri dtanpa kerja
sama yang baik, maka pelayanan tidak dapat tercipta sebgaimana mestinya. Untuk itu diperlukan
pelayanan dengan karakteristik berikut :
1) Mudah dimengerti, menggunakan car yang mudah dimengerti oleh
pengunjung/pemakai maupun oleh petugas itu sendiri,
2) Efisiensi dan ekonomis, menggunakan bahan pelengkap dengan variasi sedikit
mungkin,
3) Kelambatan yang minimal, mengusahakan tidak ada keterlambatan dalam
pelayanan pengunjung.
c. Prinsip Pengelolaan Pengembangan Instruksional
Fungsi PSB sebagai pengembangan bahan instruksional secara umum adalah menolong
jurusan, staff pengajar secara individual di dalam membuat rancangan dan pemilihan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, hal ini meliputi :
1) perencanaan kurikulum
2) identifikasi pilihan program instruksional
3) seleksi peralatan dan bahan
4) perkiraan biaya
5) penataran tentang pengembangan sistem instruksional bagi staf pengajar
6) perencanaan program
7) prosedur evaluasi
8) revisi program
Pengembang instruksional yang bekerja di PSB hendaknya memiliki kompetensi dalam
bidang pengelolaan dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus, memiliki pengalaman
yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan dan menguasai bidang
evaluasi. Apabila dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus dimiliki oleh pengembang
instruksional antara lain adalah memilih proyek pengembangan instruksional, menggali analisis
kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi instruksional, sampai memiliki kemampuan
untuk menyebarluaskan pengembangan instruksional.
d. Prinsip Pengelolaan Produksi
Fungsi produksi berkaitan dengan penyediaan materi instruksional yang tidak dapat
diperoleh melalui sumber komersial. Hal ini meliputi : 1) penyiapan karya seni asli untuk tujuan
instruksional, 2) produksi transparansi, produksi fotografi, 3) pelayanan reproduksi fotografi, 4)
pemograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman pita suara, 5) pemograman, pemeliharaan dan
pengembangan sistem televisi kampus. Penjelasan tentang produksi ini meliputi keterampilan
produksi grafis, audio, fotografi (diam), film (bergerak), TV dan video dan kombinasi. Adapun
tahapan dalam pengelolaan produksi ini adalah :
1) Pengidentifikasian dan analsis masalah komunikasi
2) Perancangan dan produksi pesan
3) Pengadministrasian fasilitas dan personalia produksi media

B. Pola Organisasi Pusat Sumber Belajar


Pola organisasi pusat sumber belajar pada umumnya dapat digolongkan menjadi tiga
macam yaitu:
1. Pola terpisah (independen and decentralized)
2. Pola terpusat (centralized organization)
3. Kombinasi dari kedua pola tersebut (pola hyrid)
Pola organisasi pusat sumber belajar tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Hal ini dapat diamati dalam proses pelaksanaan tugas dan pelayanan serta tanggung
jawab. Setiap pola organisasi pusat sumber belajar menjalankan fungsinya masing-masing sesuai
dengan tugas dan wewenang yang dibebankan akan tetapi tidak lepas dari kontrol yang di
atasnya. Karena ketiga pola tersebut merupakan pola organisasi yang saling berkaitan dalam hal
pertanggung jawaban. Pola organisasi tersebut disesuaikan dengan tingkat permintaan klien.
Namun, maing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1. Pola Organisasi Terpisah (independen and decentralized)
Pola organisasi terpisah merupakan pola organisasi yang bersifat otonom dalam hal
mengelola pusat sumber belajar. Biasanya pola ini membidangi salah satu bidang atau bagian
sumber belajar artinya bertanggung jawab dalam bidang tersebut. Pelayanan yang diberikan
hanya menyangkut bidang sumber belajar yang dibebankan. Dan gedung perkantorannya pun
terpisah dengan kantor pusat. Hal ini diberikan wewenamg untuk mengelola sumber belajar
tersebut secara mandiri akan tetapi dipertanggung jawabkan kepada atasannya atau kantor pusat.
Dalam prosesnya, pola organisasi pusat sumber belajar terpisah mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan.

Kelebihan Pola Organisasi Terpisah


a). Tiap bagian berdiri sendiri (otonom), dengan demikian tiap bagian bebas mengurus
bagiannya sendiri tanpa terikat oleh peraturan dari bagian lainnya. Misalnya bagian audio
merupakan bagian yang terpisah dari bagian televisi sekalipun berhubungan sangat erat.
b). Dapat melayani lebih leluasa dan lebih akrab karena klien yang datang khusus bagian
tersebut tidak sebanyak bila semua bagian berada pada satu tempat yang sama.
c). Kemungkinan juga ruangan khusus bagian tersebut dapat diatur sebaik mungkin
sehingga ruangan lebih nyaman.
d). Dengan terpisah-pisahnya bagian-bagian secara fisik maupun administratif maka bagian
tersebut dapat ditempatkan mendekati klien yang paling sering membutuhkan. Misalnya,
pelayanan audio visual ditempatkan di Jurusan Teknologi Pendidikan dan sebagainya.

Kekurangan Pola Organisasi Terpisah


a). Karena tiap bagian tempatnya terpencar-pencar maka secara keseluruhan tambahan
tenaga dan pengamanan yang cukup.
b). Jumlah anggaran yang disediakan secara keseluruhan menjadi lebih banyak.
c). Terjadi tumpang tindih dalam tugas.
d). Karena semua bagian ingin bebas mengatur dirinya sendiri biasanya selalu berebut dana
(competition in budget), karena tiap bagian berdiri sendiri secara terpisah, baik administratif
maupun fisik, maka agak sulit dikontrol dan memerlukan tenaga pengamanan yang lebih banyak,
bahkan banyak yang tidak terjamin keamanannya.

2. Pola Organisasi Terpusat (centralized organization)


Pola organisasi pusat sumber belajar terpusat merupakan pola organisasi yang menampung
seluruh bagian unsur yang mempengaruhi proses pengelolaan dan pelaksanaan sumber belajar.
Mulai dari unsur pimpinan, sekretariat, bidang, sampai pada unsur sarana dan peralatan
ditampung dalam satu gedung artinya lokasi tidak dipisahkan. Sehingga pengelolaanya berpusat
pada satu lokasi atau satu gedung. Namun dalam prosesnya mempunyai kelebihan dan
kelemahan.

Kelebihan Pola Organisasi Terpusat


a). Secara fisik lokasi tidak terpisah. Seluruh bagian, seksi, sekretariat, pimpinan, dan nara
sumber berada dalam satu gedung.
b). Karena semua unsur pimpinan, pengelola, sarana dan peralatan berada dalam satu
gedung, maka sangat memudahkan pengawasan prosedur kerja, penggunaan ruangan dan
peralatan serta pengawasan penggunaan keuangan.
c). Secara administratif hanya ada satu top manager. Dengan demikian dapat dihindari
hambatan birokrasi antar bagian atau antar seksi. Demikian juga hanya ada satu laporan dari top
manager ke atas (pembantu rektor bidang akademis). Pada pola terpisah tiap bagian semuanya
melapor sendiri-sendiri kepada pembantu rektor bidang akademis.
d). Hubungan kerja makin erat dan saling mendukung. Misalnya suatu produksi program
televisi tidak bisa berproduksi sendiri tanpa bantuan di bagian grafis, fotografi, film, dan audio.
e). Dengan demikian penggunaan dana, sarana, peralatan, dan pelaksanaan administratif
lebih efisien.

Kekurangan Pola Organisasi Terpusat


Mungkin gedung pusat PSB yang merupakan kumpulan dari media cetak, peralatan, bahan,
studio, laboratorium, ruang perkantoran bagian perbaikan (teknisi) adalah suatu bangunan yang
relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh karena itu, memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-
kadang terpisah dengan ruang perkuliahan. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama
dalam melayani klien yang volume permintaanya sangat padat dan membutuhkan pelayanan
yang cepat.

3. Pola Hybrid (Kombinasi dari kedua pola tersebut)


Pola ini adalah kombinasi dari pola terpisah dan pola terpusat. Karena kedua pola terdahulu
mengandung kelebihan dan kekurangan, maka pola hybrid ini dapat diterapkan sebagai alternatif
lain.
Kekurangan dari pola terpusat ialah mungkin gedung pusat sumber belajar yang merupakan
kumpulan dari media cetak, peralatan, bahan, dan studio, laboratorium, ruang perkantoran,
bagian perbaikan (teknisi) adalah suatu bangunan yang relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh
karenanya tidak jarang memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-kadang terpisah dengan ruang
perkuliahan. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama dalam melayani klien yang
volume permintaannya sangat padat dan membutuhkan pelayanan yang cepat. Kesulitan inilah
yang hendak diatasi oleh pola Hybrid ini. Pola hibrid membenarkan sistem kerja pola terpusat
tetapi tidak seluruhnya.

C. Struktur Organisasi Pusat Sumber Belajar


Struktur organisasi pusat sumber belajar terbagi atas beberapa tipe, diantaranya:
1). Tipe A
2). Tipe B
3). Tipe C
4). Tipe D
Keterangan untuk tiap tipe diuraikan sebagai berikut:

1). Tipe A
Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe A:
Ketenagaan PSB Tipe A
a. seorang penanggungjawab PSB (kepala sekolah);
b. seorang koordinator PSB;
c. seorang tenaga administrasi;
d. seorang ketua unit pelayanan dan pemeliharaan dibantu pengelola perpustakaan,
laboratorium, dan bengkel kerja sesuai kebutuhan sekolah ;
e. seorang ketua unit pengembangan sistem dibantu beberapa tenaga yang memiliki
kompetensi di bidang desain pembelajaran, materi pelajaran, dan media;
f. seorang Ketua Unit Pengembangan Media dibantu oleh beberapa tenaga yang memiliki
keahlian di bidang media cetak, audiovisual, audio, grafis, dan multimedia.
Sarana dan Prasarana PSB Berbasis Sekolah Tipe A:
a. Ruangan:
1) Katalog/resepsionis;
2) Pimpinan/koordinator;
3) Sekretariat;
4) Informasi;
5) Pengembangan Pembelajaran (Instruksional);
6) Pengembangan Media;
7) Evaluasi Produk Media;
8) Peminjaman dan Penyimpanan;
9) Laboratorium;
10) Laboratorium multimedia dan internet; ..
11) Bengkel/Praktek (untuk SMK);
12) Pelatihan;
13) Perpustakaan;
14) Presentasi Media Audiovisual.
b. Peralatan Pendukung:
1) Rak-rak buku;
2) Lemari katalog;
3) Meja dan kursi baca;
4) Meja peminjaman;
5) Meja pelayanan pengguna (front office);
6) Meubeler berupa sofa; dan
7) Meja dan kursi untuk petugas.
c. Peralatan Media:
1) Peralatan Produksi Media:
a) Kamera foto;
b) Kamera video;
c) Video editing;
d) Komputer animasi;
e) Peralatan perekam audio; dan
f) Peralatan produksi untuk media grafis.
2) Peralatan Penyaji (hardware):
a) TV Monitor;
b) VCD/DVD Player;
c) Radio Tape Recorder;
d) OHP;
e) LCD;
f) Komputer; dan
g) Proyektor Slide.
d. Peralatan Laboratorium untuk Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa.
e. Peralatan Bengkel (untuk SMK):
1) Bengkel bangunan;
2) Bengkel elektronika;
3) Bengkel listrik;
4) Bengkel mesin; dan
5) Bengkel otomotif.
f. Bahan Ajar (Software)
1). Media cetak (buku, jurnal, hasil penelitian, dll).
2). Media non-cetak (audio, video, CD pembelajaran, CAI).
3). Media realia model/tiruan, specimen.
2). Tipe B
Fungsi PSB Tipe B
a. Fungsi Pelayanan dan Pemeliharaan meliputi:
1) kegiatan perpustakaan;
2) kegiatan laboratorium; dan
3) kegiatan pemanfaatan media audiovisual dan pemeliharaannya.
b. Fungsi Pengembangan Media meliputi:
1) media cetak;
2) media audiovisual;
3) multimedia;
4) pengadaan perangkat keras & pemeliharaannya.
Lingkup Kerja PSB Tipe B:
a. Pengelolaan kegiatan perpustakaan;
b. Pengelolaan kegiatan laboratorium; dan
c. Pengelolaan kegiatan pengembangan media.

Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe B


Ketenagaan PSB Tipe B:
a. 1 orang koordinator PSB.
b. 1 orang tenaga perpustakaan.
c. 1 orang tenaga laboran.
d. 3 orang pengelola kegiatan pengembangan media.
Sarana dan Prasarana PSB Tipe B;
a. Ruangan (perpustakaan, laboratorium, dan pengembangan media).
b. Peralatan untuk:
1) Perpustakaan (rak buku, katalog, perangkat komputer, TV monitor, CD/DVD
player, radio, tape recorder, OHP, dan LCD).
2) Laboratorium (peralatan laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan dan materi
pembelajaran)
3) Pengembangan Media (kamera foto, kamera video, komputer animasi, peralatan
perekam audio, peralatan produksi untuk media grafis)
Bahan Belajar PSB Tipe B;
a. Media Cetak (buku, majalah, surat kabar, referensi, jurnal, hasil penelitian).
b. Media Audiovisual (kaset audio,kaset video, CD/VCD pembelajaran, multimedia)
c. Media Visual (OHT, peta, globe, carta, realia/ model).
d. Media grafis

3). Tipe C
Fungsi PSB Tipe C, memiliki fungsi pelayanan dan pemeliharaan meliputi pelayanan
perpustakaan, laboratorium, pemanfaatan media audio visual, dan pemeliharaan/ perawatan
perangkat lunak dan keras.
Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe C
4). Tipe D
Ketenagaan PSB Tipe D
Jumlah Tenaga:
1) Seorang penanggungjawab PSB (Kepala Sekolah)
2) Seorang koordinator PSB
3) Seorang tenaga admnistrasi
4) Seorang Ketua Unit Pelayanan perpustakaan cetak yang dibantu oleh pengelola
perpustakaan.
5) Seorang Ketua Unit Pelayanan Perpustakaan non cetak dibantu oleh pengelola media
non cetak.
Gambar Struktur Organisasi PSB Berbasis Sekolah Tipe D
Sarana dan Prasarana PSB Tipe D
a. Sebuah ruangan yang berfungsi untuk:
1) penyimpanan buku dan layanan perpustakaan;
2) sekretariat; dan
3) pelayanan audiovisual.
b. Peralatan pendukung:
1) rak-rak buku;
2) lemari katalog;
3) meja dan kursi baca;
4) meja peminjaman; dan
5) meja dan kursi untuk petugas.
c. Peralatan penyaji (hardware) seperti:
1) TV Monotor;
2) VCD/DVD Player;
3) Radio Tape Recorder;
4) OHP; dan
5) Komputer.
Bahan Ajar (Software) PSB Tipe D
a. Media cetak (buku, jurnal, hasil penelitan, dll);
b. Media non cetak (audio, VCD pembelajaran, CAI);
c. Media realia (model, tiruan, specimen); dan
d. Media grafis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh peserta belajar, baik secara
individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya proses belajar (Hamalik,1989).
Menurut Subandijah (1983:3). Pusat Sumber Belajar mempunyai peranan yang cukup
menentukan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Oleh karena itu
perlu adanya pengelolaan yang baik dan optimal agar PSB tersebut benar-benar memberikan
dampak positif, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar. Prinsip-Prinsip Pengelolaan PSB adalah Prinsip Pengelolaan Pusat
Informasi, Prinsip Pengelolaan Pelayanan, Prinsip Pengelolaan Pengembangan Instruksional dan
Prinsip Pengelolaan Produksi.
Ada 3 Pola organisasi pusat sumber belajar yaitu: Pola terpisah (independen and
decentralized), Pola terpusat (centralized organization). Kombinasi dari kedua pola tersebut
(pola hyrid). Ada 4 tipe Struktur Organisasi Pusat Sumber Belajar yaitu Tipe A, Tipe B, Tipe C
dan Tipe D.

B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi Pengelolahan, pola dan
struktur organisasi PSB dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada
hubungannya dengan materi ini. Maka dari itu, kami mohon maaf jika pembaca merasa
kurang puas saat membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

American Association of School Librarians, ALA and Association for Educational


Communications and Technology, Media Programs District and School, 1975.

Merrill, Irving R. and Drob, harold, A., Criteria for Panning the Colege and University
Learning Resource Center, Washingtong D.C., Association for Educational
Communications and Technology,1977.

Schmid, William T., Media Center Management: A Paractical Guide, New York, Hasting
House, 1980.

Tucker, Richard N., The Organisation and Management of Educational Technology, London,
Helm, 1979.

Anda mungkin juga menyukai