Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM USAHA TANI

ACARA 1

ANALISIS UNSUR – UNSUR PEMBENTUKAN USAHA TANI

DISUSUN OLEH

HENDRA GINTING (2014010038)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan usahatani.
Adapun laporan usahatani ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada bapak Ari Kusyadi dan semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis butuhkan demi perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan usahatani ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca pada umumnya
dan pada penulis sendiri pada khususnya.

Yogyakarta, 23 Oktober 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latarbelakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 3
2.1 Pengrtian Usaha Tani ....................................................................................................... 3
2.2 Pengertian Cabai .............................................................................................................. 5
2.3 Pengertian Semangka ....................................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PELAKSANAAN DAN HASIL PRATIKUM .......................................................................... 7
BAB IV ...................................................................................................................................... 9
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 9
4.1 Analisis ............................................................................................................................. 9
4.2 Pembahasan .................................................................................................................... 10
BAB V ..................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................ 14
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Indonesia adalah Negara agraris yang sebagaian besar penduduknya terdiri dari petani
sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor pertanian sebagai sumber
kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama bagi mereka yang memiliki mata
pencaharian utama sebagai petani. Selain itu sektor pertanian, salah satu hal penting yang
harus diperhatikan sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang
harus seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan
pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara pengusahaan
suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat
meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Pengorganisir usaha tani adalah petani sendiri dibantu oleh keluarganya dan tenaga luar.
Penggunaan tenaga luar dikhususkan untuk kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan tenaga
yang lebih dari potensi tenaga kerja yang dimiliki petani sedangkan yang diorganisir sendiri
adalah faktor-faktor produksi yang dikuasai atau yang dapat dikuasai. Selain itu usahatani ini
hanya dilaksanakan pada areal sempit, hal ini dikarenakan terbatasnya faktor modal dan
kebanyakan petani sudah merasa puas apabila hasilnya sudah dapat memenuhi kebutuhan
keluarga sehingga didalam Ilmu Usaha tani ini, analisis biaya dirasa cukup penting, karena tiap
petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya tetapi tidak mampu
mengatur harga komoditi yang dijualnya atau memberi nilai kepada komoditi tersebut. Harga-
harga ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam usahatani termasuk pula faktor-faktor
diluar usaha tani.
Secara garis besar, besarnya pendapatan usaha tani diperhitungkan dari pengurangan
besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usaha tani tersebut. Penerimaan suatu usahatani
akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya usaha tani, jenis dan harga komoditi usaha
tani yang diusahakan, sedang besarnya biaya suatu usaha tani akan dipengaruhi oleh topografi,
struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta tingkat
teknologi yang digunakan.

1
Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam
anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa
masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman
cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak
digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya
yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena
merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan
jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
perekonomian nasional .
Semangka (citrullus lanatus) merupakan tanaman merambat yang berasal dari daerah
setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanamanan ini masih sekerabat dengan labu – labuan
melon dan ketimun. Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan disegar atau dibuat jus.
Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik
– larik hijau tua. Tanaman semangka bersifat semusim dan tergolong cepat berproduksi (
Sunarjono, 2006). Daya tarik budidaya semangka bagi petani terletak pada nilai ekonomiknya
yang tinggi.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami macam – macam unsur pembentukan usaha
tani
2. Mengetahui alasan petani bertahan pada usaha taninya.
3. Untuk mengetahui efisiensi,kapasitas dan nilai tanah

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengrtian Usaha Tani

Menurut soekartiwi (1995) bahwa ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat
mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik baiknya, dan dapat dikatakan efisien
bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebih input.
Menurut mosher (1968), usaha tani merupakan pertanian rakyat dari perkataan farm dalam
bahasa Inggris. Mosher memberikan defenisi farm sebagai suatu tempat atau sebagai dari
permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia
seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. Usaha tani adalah himpunan ddari sumber
– sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti
tanah dan air, perbaikan – perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,sinar matahari, bangunan –
bangunan yang didiriakan di atas tanah. Sehingga dapat dismpulkan bahwa ilmu usaha tani
adalah ilmu terapatan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakansumber daya
secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimum.
Soekartawi ( 1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor produksin (input)
belum berarti produktifitas yang diperoleh petaninaakan tinggi. Namun bagaimana petani
melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisien teknis akan
tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga
produksi tinggi dapat tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya
dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif.
Berdasarkan pengertian ini, maka produktivitas usahatani semakin tinggi bila petani atau
produsen mengalokasikan faktor produksi berdasarkan prinsip efisien teknis dan efisien harga.
Faktor produksi dalam usahatani memiliki kemampuan terbatas untuk berproduksi
berkelanjutan, tetapi dapat ditingkatkan nilai produktivitasnya melalui pengelolalan yang tepat,
misalnya faktor produksi lahan. Berikut uraian dari masing – masing faktor produksi dalam
usahatani.
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara
pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan atau

3
varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan
tumpang gilir). Ada pula yang disebut dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara
dua komoditas yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh:
• Kondisi lahan
• Musim/iklim setempat
• Pengairan
• Kemiringan lahan
• Kedalaman lahan
Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut kelangsungan
produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus dilakukan oleh petani karena
dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki, misalnya bila petani memiliki sawah, tanah kering
dan kolam, maka pilihan komoditi yang terbaik adalah yang menyebabkan kenaikan produk
dari yang satu diikuti oleh kenaikan produk cabang yang lainnya.
Dalam kehidupan petani di Indonesia ada beberapa unsur yang mempengaruhi Sosial
budaya, unsur ini mempunyai pengaruh yang sangat besar, tetapi juga merupakan unsur utama
yang menghalangi, menekan dan mematikan semangat dinamis untuk maju.
1. Alam, merupakan unsur asli dalam bidang pertanian yang mempunyai sifat otoriter,
kurang/tidak adil, kirir dan menghambat kemajuan manusia.
2. Iklim, dalam bidang pertanian lebih banyak ditentukan oleh sifat curah hujan.
Daerah hujan dibagi menjadi 3 yaitu daerah basah, setengah basah dan daerah
kering. Perbedaan daerah itu sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman.
3. Air dan pengairan, banyak sedikitnya kebutuhan air untuk tanaman dipengaruh oleh
jenis tanaman, umur tanaman, jenis tanah dan cara pengolahan.
4. Tanah, jenis tanah sangat besar pengaruhnya terhadap corak/bentuk usahatani.
Perbedaan itu disebabkan karena beberapa faktor yaitu iklim, bahan
induk,topogarafi,vegetasi/jasad hidup, dan waktu proses pembentukan tanah.
Kaitannya dengan pengelolaan usahatani dari sudut pandang sosial ekonomi maka
perlu diketahui unsur – unsur sebagai berikut : kekuatan dan kemampuan
potensial/aktual tanah, kapasitas dan efisiensi ekonomis, produktivitas tanah dan
nilai sosial ekonomi tanah.
5. Tenaga kerja, tenaga kerja di bidang pertanian terdiri dari tenaga kerja manusia,
ternak dan mesin. Usahatani swasembada tenaga kerja manusia sebagaian besar
dipenuhi dari tenaga kerja keluarga. Berbeda dengan perusahaan pertanian peran

4
tenaga kerja keluarga sengat keceil atau bahkan tidak sama sekali. Satuan
pencurahan tenaga kerja dinyatakan dalam JKO (jam kerja orang) atau HKO ( hari
kerja orang). Sistem upah di petani bermacam – macam antara lain dengan sistem
borong,bawon,dan dibayar dengan uang berdasarkan pada JKO/HKO tenaga kerja.
6. Modal, modal dibidang pertanian adalah uang dan barang dipengaruhi untuk
memproduksi. Modal dalam usahatani merupakan modal privat yang terbagi
menjadi modal implisit dan modal ekspelisit. Pembentukan modal untuk usahatani
kelurga lebih banyak ditentukan faktor subyektif, sedangkan pembentukan modal
untuk perusahaan pertanian ditentukan oleh faktor obyektif.

2.2 Pengertian Cabai

Cabai merupakan salah satu komoditas yang tak pernah ditinggalkan masyarakat
Indonesia. Bisa dibilang cabai sudah menjadi bagian dari budaya orang – orang Indonesia.
Cabai merupakan bumbu dapur yang keberadaannya wajib ada. Karena itu, saat harga cabai
mahal pun, masyarakat tetap mengkonsumsi cabai meski secara kuantitas lebih kecil ( Alex S,
2015).
Cabai (Capsicum annum varlongum ) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
memiliki nilai ekomoni penting di Indonesia. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili
terong – terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara – negara benua Amerika, Eropa, dan Asia
termasuk negara Indonesia.
Tanaman cabai dapat di tanaman pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur,
tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut
kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak
ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7. Pada pH tanah asam ketersediaan unsur
– unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium, dan Molibdinum menurun dengan
cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur – unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium,
Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang di tanam pada tanah
asam pada umunya keracunan unsur Alumunium, Besi, dan Mangan. Sebaliknya pada pH basa,
jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat
menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.

5
2.3 Pengertian Semangka

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae)


adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan.
Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan
ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat
jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon)
sebagai kuaci. Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini
merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan
rambatan dapat mencapai belasan meter.
Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil
(diameter 3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga
pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga
banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali
dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.
Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan
larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau
kuning.Tanaman semangka termasuk dalam keluarga labu – labuan yang banyak mengandung
air. Semangka banyak dibudidayakan di negara – negara seperti Cina, Jepang, India, dan negara
– negara sekitarnya. Sentra penamaman di Indonesia terdapat di Jawa Tengah, D.I Yogyakarta,
Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.
Tingkat konsumsi buah – buahan setiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk dan pola makan masyarakat. Hal ini menyebabkan permintaan
akan buah – buahan khususnya semangka juga semakin meningkat, sementara penyediaan dari
daerah sentra produksi maupun lokal belum memadai.

6
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL PRATIKUM

Pratikum ini di laksanakan oleh mahasiswa secara individu dengan mengamati dan
memwawancara petani untuk mengetahui dan memahami unsur – unsur pembentukan
usahatani. Tempat pelaksanaan pratikum dan Hasil pengamatan sebagai berikut :
 Lokasi Pengamatan : Desa Ngarongan, kec. Panjatan, kab.
Kulonprogo DIY
 Nama Petani : Ari Kusyadi
 Komoditas utama yang diusahakan : Cabai, Luas Lahan: 1000 M2
 Produksi yang dihasilkan : 100kg, Harga/sat : Rp. 9000/kg.
 Komoditas lain yang dihasilkan diusahakan : Semangka, Luas lahan 1000M2
 Produksi yang dihasilkan : 2000kg, Harga/sat : Rp. 1500.

Hal – hal yang diamati dan ditanyakan pada perani meliputi :


1. Budaya/adat – istiadat yang masih ada di petani keterkaitan dengan usahatani, misal :
wiwitan. Hasil wawancara saya : jadi petani desa ngarongan masih menggunakan
wiwitan atau syukuran ketika panen raya.
2. Penerapan bagi waris untuk tanah pertanian dan alih fungsi lahan. Hasil wawancara :
lahan yang didapatkan pak ari dari warisan orang tua beliau dan lahan tersebut di
jadikan lahan pertanian.
3. Keturunan, apakah orang tua juga seorang petani, hasil wawancara : jadi orang tua pak
ari juga seorang petani.
4. Gambar lingkungan dimana usahatani berada, apakah termasuk lingkungan pertanian
atau tidak, hasil wawancara : jadi lingkungan lahan pak ari masih termasuk lahan
pertanian.
5. Alam meliputi :
Iklim : memcari data curah tentang curah hujan yang terkait dengan jumlah bulan hujan
dan bulan kering. Apakah petani menggunakan pranatamangsa? Jawaban : ya, jadi pak
ari masih menggunakan pranatamangsa. Alasannya : karena dari orang tua – orang tua
nya pak ari dulu masih menggunakan pranatamangsa untuk mengetahui tanaman apa
yang cocok untuk ditanam sehingga pak ari masih menggunakannya.

7
Air/pengairan : perhatikan sistem air, asal air pengairan : sistem pengairannya
menggunakan sistem irigasi dan asal airnya memlalui sumur yang di buat oleh petani.
Tanah : amati mengenai jenis tanahnya apakah latosol,podsolik,allvuital atau yang lain
dengan melihat ciri – ciri tanah. Amati pula vegetasi/jasad hidup yang ada selain
komoditas usahatani. Hasil pengamatan : jadi hasil pengamatan saya tanah disana lahan
yang berpasir karena lahan tersebut dekat dengan pantai jadi lahannya adalah lahan
pasir. Vegetasi/jasad hidup yang ada selain komoditas usahatani yaitu saya mengamati
banyak hidup gulma teki – tekian di lahan pertanian.
6. Tenaga kerja, data yang dicari adalah pencurahan tenaga kerja untuk :
 Persiapan/pengolahan lahan : 3 HKO luar kel, 7 HKO dalam kel.
 Penanaman : 1 HKO luar kel, 1 HKO dalam kel.
 Pemupukan : - HKO luar kel, 12 HKO dalam kel.
 Pengairan : - HKO luar kel, 90 HKO dalam kel.
 Perawatan : - HKO luar kel, 50 HKO dalam kel.
 Panen : 21 HKO luar kel, 21 HKO dalam kel.
 Cangkul : - HKO luar kel, 1 HKO dalam kel.
 Traktor : - HKO luar kel, 2 HKO dalam kel.
7. Modal/pembentukan modal, data yang diperlukan untuk acara praktikum ini adalah
 Asal benih yang digunakan : membeli.
 Pupuk yang digunakan : membeli dan ternak sendiri
 Pestisida yang digunakan : membeli.
 Peralatan yang dipakai : cangkol,traktor,pompa air,
 Asal dana untuk membeli sarana produksi : dari hasil panen.
8. Harga tanah tahun kemarin Rp. 150.000/M2
Harga tanah sekarang Rp 200.000/M2
Tingkat suku bunga bank sekarang :9%/tahun untuk BNI

8
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis

Budaya sangat berpengaruh dalam usahatani untuk mengucapkan rasa syukur kepada tuhan
dengan cara syukuran atau wiwitan. Wiwitan adalah kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan
alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional
untuk mengucapkan syukur ketika saat petani saat panen raya. Pada pengamatan saya di desa
Ngarongan kec. Panjatan, kab. Kulonprogo para petani melaksankan pemujaan atau yasinan
ketika saat panen rasa.
Adapun kegiatannya sebagai berikut (1). Yasinan, masyakarat berkumpul di balai desa
untuk melaksanakan yasinan dan berdoa bersama untuk mengucapkan rasa syukur kepada
tahun. (2). Masyakarat juga melaksanakan wiwitan. Wiwitan adalah ritual persembahan
tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep
dan Dewi Sri (dewi padi) yang telah menumbuhkan padi yang ditanam sebelum panen. Disebut
sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit’ adalah ‘mulai’, jadi memulai memotong padi sebelum
panen diselenggarakan. Yang disebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena bumi
dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dijaga kelestariannya untuk
kehidupan. Dalam tradisi Jawa, konsep meminta kepada sedulur sikep tidak ada atau tidak
sopan, kepada sedulur sikep kita harus memberi sekaligus menerima, bukan meminta. Jika
hormat kita berkurang kepada bumi, atau kita tidak menjaga kelestarian alam, maka bumi akan
memberi balasan dengan situasi yang buruk yang disebut pagebluk, ditandai dengan hasil
panen yang buruk, kekeringan, cuaca tak menentu pada saat ini.
 Perhitungan
Untuk menentukan kapasitas ekonomis tanah, efisiensi ekonomis tanah, dan perkiraan
harga tanah berdasarkan data yang diperoleh.
Luas tanah: 1000m2 = 0,1 Ha
Tenaga kerja :160 HKO`
Produksi : 100 kg ( cabai )
Produksi : 2000 kg ( semangka)
Untuk luas lahan tanaman cabai dan semangka sama yaitu 1000 M2

9
160 HKO
 Kapasitas ekonomi tanah pada tanaman cabai = = 1600 HKO/Ha
0,1 Ha
100 kg
 Efisiensi tanah pada tanaman cabai = 1600 HKO/Ha = 0,0625 Kg/HKO
160 HKO
 Kapasitas tanah pada tanaman semangka = = 1600 𝐻KO/Ha
0,1 Ha
2000 𝑘𝑔
 Efisiensi tanah pada tanaman semangka =1600 𝐻𝐾𝑂/𝐻𝑎 = 1,25 𝑘𝑔/𝐻𝐾𝑂

Perkiraan harga tanah untuk cabai : Perkiraan harga tanah untuk semangka:
V = a/r + i/r2 V = a/r + i/r2
50.000 50.000
i = 150.000 𝑥 100 % = 33% i = 150.000 𝑥 100 % = 33%

a = 100𝑘𝑔 𝑥 𝑅𝑝. 9000 = 𝑅𝑝. 900.000 a = 2000𝑘𝑔 𝑥 𝑅𝑝. 1500 = 𝑅𝑝. 3.000.000
r = 9%/tahun dari BNI = 0,09 r = 9%/tahun dari BNI = 0,09
900.000 0,33 3.000.000 0,33
v= + 0,092 v= + 0,092
0,09 0,09
900.000 0,33 3.000.000 0,33
= + 0,0081 = + 0,0081
0,09 0,09
81.000+0,33 270.000+0,33
= =
0,0081 0,0081

= 10.000.040,741 = 33.333.374,07

4.2 Pembahasan

Budaya sangat berpengaruh dalam usahatani untuk mengucapkan rasa syukur kepada
tuhan dengan cara syukuran atau wiwitan. Wiwitan adalah kepercayaan pemujaan terhadap
kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat
tradisional untuk mengucapkan syukur ketika saat petani saat panen raya. Sebuah budi pekerti
dan nilai-nilai yang luhur dari akar tradisi Jawa dan saya yakin berbagai tradisi Nusantara
mempunyai nilai-nilai yang sama dalam hal ini, jauh sebelum manusia modern tergopoh-gopoh
dengan istilah go-green di abad milennium ini. Pak ari mengatakan wiwitan dilaksanakan
ketika saat panen raya. Seluruh petani yang berada di desa ngarongan melaksanakan wiwitan
untuk mengucapkan rasa syukur walaupun ada sebagian penduduk yang tidak ikut
melaksanakan wiwitan yang sesuai dengan tradisi. Penduduk yang tidak ikut melaksanakan
wiwitan itu lebih memilih untuk mengadakan syukuran seperti memanjatkan doa-doa kepada
Tuhan dengan cara mengadakan kenduri atau yasinan. Selain mengucapkan rasa syukur petani

10
juga saling membantu dari segi pengolahan tanah, dan pemupukan atau sering disebut dengan
gotong-royong.
Pak Ari mendapatkan lahan pertaniannya sebagai warisan dari orang tuanya, dan
digunakan untuk bercocok tanam demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dalam
pembagian warisan, orang tua Pak Ari membagi tanah yang dimilikinya dengan sama rata. Dari
3 orang anak yang dimiliki orang tua Pak Ari, masing-masing anak mendapatkan tanah seluas
1000 m2 dari total luas lahan keseluruhan yaitu 3000 m2. Dikarenakan orang tua Pak Ari adalah
seorang petani, maka beliau berpesan kepada seluruh anak-anaknya untuk memanfaatkan
warisannya tersebut sebagai lahan pertanian. Di samping itu, daerah dimana tanah warisan
tersebut berada juga merupakan lahan pertanian yang subur.
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi
di bumi atau planet lain. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses
pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-
jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim bukan hanya
soal naiknya permukaan laut atau perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak
perubahan iklim yang dapat dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan
kerentanan pangan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian
dalam menjaga keberlansungan produksi pangan.
Penentuan bulan sangat penting bagi petani untuk menentukan komoditas yang cocok
untuk ditanam agar menghasil produksi yang maksimal. BPTP ( Badan pengkajian Teknologi
Pertanian) sangat berperan untuk mengetahui curah hujan untuk menentukan daerah pertanian.
Agar petani mengetahui curah hujan pada daerah masing – masing. Dan masyarakat jawa juga
menggunakan pranatamangsa untuk menentukan bulan hujan dan bulan kering. Pranatamangsa
dalam versi pengetahuan yang dipegang petani atau nelayan diwariskan secara oral (dari mulut
ke mulut). Selain itu, ia bersifat lokal dan temporal (dibatasi oleh tempat dan waktu) sehingga
suatu perincian yang dibuat untuk suatu tempat tidak sepenuhnya berlaku untuk tempat lain.
Petani, umpamanya, menggunakan pedoman pranatamangsa untuk menentukan awal masa
tanam. Nelayan menggunakannya sebagai pedoman untuk melaut atau memprediksi jenis
tanam atau tangkapan. Di desa ngarongan menggunakan data dari BPTP dan Pranatamangsa
untuk memulai bercocok tanam. Biasanya petani menanam komoditas cabai dan semangka
pada bulan september atau bulan kering.bulan kering adalah jumlah curah hujan kurang dari
60 mm/bulan. Pada bulan september tingkat curah hujan yang sangat rendah atau masyarakat
sering menyebut bulan kemarau dan petani memilih untuk menanam cabai dan semangka.

11
Klasifikasi tipe iklim Oldeman merupan tipe iklim yang dikembangkan berdasarkan
kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering yang terjadi secara berturut-turut. Klasifikasi
tipe iklim Oldeman sangat relevan untuk klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan terlebih
untuk Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang sangat dipengaruhi oleh
curah hujan. Kriteria bulan basah dan bulan kering dalam pengklasifikasian tipe iklim Oldeman
adalah apabila jumlah curah hujan dalam satu bulan > 200 mm maka dinyatakan sebagai bulan
bulan basah dan apabila curah hujan dalam satu bulan < 100 mm maka dinyatakan sebagai
bulan kering. Adapun klasifikasi tipe iklim Oldeman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

sumber: BMKG

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada musim bulan kering para petani akan menanam cabai
dan semangka karena tanaman tersebut tidak membutuhkan air yang banyak. Sebaliknya, pada
musim bulan hujan para petani akan menanam sayur-sayuran dan sebagainya tetapi pada saat
ini iklim yang tidak menentu sehingga petani tidak bisa memprediksi cuaca atau iklim.

Sistem pengairan yang digunakan oleh para petani di desa Ngarongan adalah dengan
sistem irigasi. Air pada simstem irigasi tersebut berasal dari sumur yang dibuat oleh petani
untuk mencukupi kebutuhan penyiraman tanaman.
Jenis tanah pada lahan tersebut adalah lahan pasir. Laha pasir tersebut dimanfaatkan oleh
petani untuk bercocok tanam karena lahannya tersebut berdekatan dengan pantai glagah.
Selain komoditas cabai dan semangka, dilahan tersebut juga banyak gulma – gulma disekitar
tanaman cabai dan semangka. Gulma tersebut sangat merugikan pada hasil produksi tanaman
karena adanya persaingan unsur hara antara gulma dengan tanaman utama.

12
Untuk persiapan lahan pak ari menggunkaan tenaga orang lain untuk mengolah lahan, dalam
1000 M2 pak ari membutuhkan tenaga selama 3 HKO luar keluarga dan 7 HKO dalam keluarga.
Untuk penanaman dibutuhkan tenaga selama 1 HKO luar keluarga dan 1 HKO dalam keluarga.
Kemudian, untuk pemupukan Pak Ari melakukannya seorang diri. Untuk pengairan dibutuhkan
tenaga selama 90 HKO dalam keluarga, dan setiap harinya Pak Ari menyirami tanamannya
untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Dalam perawatan dibutuhkan tenaga selama 50
HKO dalam keluarga. Pada saat panen dibutuhkan tenaga selama 1 HKO luar keluarga dan 1
HKO dalam keluarga. Selain menggunakan tenaga orang lain, Pak Ari juga menggunakan alat
bantu seperti cangkul, mesin pompa air, dan traktor untuk mendukung kegiatan bercocok
tanam.
Benih yang digunakan Pak Ari didapat dari membelinya di toko-toko pertanian. Pupuk
yang digunakan Pak Ari berupa pupuk kimia yang Ia beli di toko dan pupuk kandang dari
kotoran ternak. Untuk mengurangi hama dan gulma-gulma pada tanaman cabai dan semangka
Pak Ari menggunakan pestisida yang dibelinya di toko. Dana untuk membeli semua kebutuhan
bercocok tanam tersebut berasal dari penjualan hasil panen.
Harga tanah pada tahun kemarin (2015) adalah sebesar Rp150.000/m2. Dan meningkat
pada tahun sekarang menjadi sebesar Rp200.000/m2. Tetapi harga tersebut harnya berlaku pada
daerah yang jauh dari jalan raya, sedangkan untuk harga tanah yang berada dekat dengan jalan
raya diperkirakan lebih mahal. Selain posisi tanah yang strategis, tingkat suku bunga juga
mempengaruhi harga tanah. Pada kali ini penulis mengambil tingkat suku bunga bank pada
BNI yaitu sebesar 9% untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa usahatani yang
dilakukan oleh Pak Ari merupakan usahatani yang setengah modern, karena dari segi alat Pak
Ari telah menggunakan mesin pompa air dan traktor, tetapi Pak Ari juga masih menggunakan
cangkul dan selengi yang merupakan alat bantu tradisional.
Usaha tani merupakan bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya dan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dan kebutuhan pasar.

5.2 Saran
Dengan adanya laporan ini, kiranya dapat menambah pengetahuan pembaca dalam
usahatani, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil
panen yang lebih maksimal serta dalam pemasaran kita bisa mendapatkan hasil yang besar.
Selanjutnya penulis mengharapkan kepada pembaca untuk dapat mengamati lebih mengenai
usahatani.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://teteto.wordpress.com/2012/09/07/laporan-kegiatan-analisa-usaha-tani/

http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Ilmu-Usaha-Tani.pdf

http://leily21.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tanaman-cabai.html

S, Alex. 2015. Kreatif Bertanam Cabai dalam Pot. Yogyakarta: pustaka baru press

http://e-jurnal.balitbangnovdalampung.org/user/files/7819455658.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Semangka

https://killtheblog.com/2013/10/01/ritual-wiwitan/

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Iklim/Informasi_Perubahan_Iklim/Informas
i_Proyeksi_Perubahan_Iklim.bmkg

15

Anda mungkin juga menyukai