Tak Rom
Tak Rom
Disusun oleh :
A. LATAR BELAKANG
Usialanjutataulanjutusiabukanlahmerupakansuatupenyakit,
meskipunhaltersebutdapatmenimbulkanmasalahsosial. Di beberapanegara, terutama di
negara-negaramajuumurharapanhiduptelahbertambahpanjangsehinggawarga-warga yang
berusialebihdari 65
tahunjugabertambah.Adanyapeningkatanjumlahpendudukusialanjuttersebutmenyebabkan
perlunyaperhatianpadaparalansia agar
lansiatidakhanyaberumurpanjangtetapijugadapatmenikmatimasatuanyadenganbahagiasert
ameningkatkankualitashidupmereka.
Tanda-tandamasatuadisertaidenganadanyakemunduran-
kemundurankemampuankerjapancaindera, gangguanfungsialat-alattubuh,
perubahanpsikologisertaadanyaberbagaipenyakit.Denganbanyaknyaperubahan yang
terjadipadalansiabanyak pula masalahkesehatan yang dihadapi.
Dari hasilpengkajian yang dilakukandaritgl 16-3-2015 s/d 17-3-2015
dengandilakukannyapemeriksaanterhadapoma-oma yang ada di
wismaanggrekdiketahuidarijumlah 25 penghunipantiterdapat9 orang yang
dinyatakanmemilikipenyakit gangguan mobilitas fisik
Berdasarkandarilatarbelakangtersebut,
kelompoktertarikuntukmengajarkandanmendemonstrasikansenamlansiadenganrematik
untukmencegahkekakuan sendi.
B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Setelah selesai mengikuti latihan ROM,para klien di panti budi mulia3 di harapkan
dapat menerapkan latihan ROM sebagai latihan rutin
2. TujuanKhusus
Setelahdilakukanlatihansenamlansiadengan romselama 15 menit di PSTWBudi Mulia
3WismaAnggrek, makaklienmampu :
1. Mamahamitentangpenyakitgangguan mobilitas fisikdi PSTW Budi Mulia
3WismaAnggrek
2. Mampumempraktekkanromsecaramandiri.
D.Pelaksanaan
E. RencanaKegiatan
1. Kegiatan : latihanromdengangangguan penderita mobilitas fisik
2. Materi : teknik romdengangangguan mobilitas fisik; pengertian,tujuan,indikasi,
dankontraindikasi
3. Media :
a. Laptop
b. Lembar balik
c. kursi
4. DenahRuangpertemuan
Keterangan:
: Moderator + Instruktur
: Fasilitator
:Notulen
: Observer + Dokumentasi
: Penyaji + Instruktur
: Pasie
F. Susunankepanitiaandanuraiantugas
Leader : juliadi
Co-leader : yudi sutriadi
Fasilitator :layung, tri joko, frengki, maryadi
Observer :sonia ovtha rezqiweny,rafita
Uraiantugasdiantaranya:
1. Leader.
Memimpin jalannya acara kegiatan
2. Co-leader
Mendampingi leader dalam memimpin acara
3. Observer
Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasidanpelaporan
4. Fasilitator
Mengarahkan dan membantu pasien dalam melakukan rom
G. SusunanAcara
NO Langkah- Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran
. Langkah
1 pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 1. Memperhatikan
2. Memperkenalkan dengan seksama
diri 2. Menjawab salam
3. Menjelaskan
maksud dan tujuan
2 penjelasan 5 menit Penyajian materi Memperhatikan materi
sampai selesai
3 Demontrasi 15 menit Mendemonstrasikan Peserta ikut berperan aktif
latihan rom latihan rom dalam memperagakan
latihan rom
4 evaluasi 5 menit Memberi kesempatan Memberikan pertanyaan
pada peserta untuk tentang latihan yang sudah
bertanya diberikan
5 Penutup 5 menit Memberi salam Menjawab salam
H. KriteriaEvaluasi
1. Evaluasistruktur
a. pasienlansiadengangangguan mobilitas
fisikdalamkegiatanpenyuluhandandemonstrasi
b. penyelenggaraanpenyuluhandilakukan di aula PSTW Budi Mulia 3
2. Evaluasi proses
a. pasienlansiadengangangguan mobilitas
fisikantusiasdenganmateripenyuluhandandemonstrasi
b. pasienlansiadengangangguan mobilitas
fisikterlibatlangsungdalamkegiatanpenyuluhandandemonstrasi
3. Evaluasihasil
a. pasienlansiadengangangguan mobilitas fisik mampu menjelaskan pengertian
tentang latihan rom
1. PENGERTIAN
Lansiaatauusiatuaadalahperiodedimanaorganismetelahmancapaikemasakandalamukuranda
nfungsidanjugatelahmenunjukkankemunduransejalandenganwaktu (Ahmadi, 2009).
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk
meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif
dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam
dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan
kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam (Mubarak, 2008).
ROM adalahlatihangerakansendi yang
memungkinkanterjadinyakontraksidanpergerakanotot, dimanaklienmenggerakanmasing –
masingpersendiannyasesuaigerakan normal baiksecaraaktifataupunpasif (Potter and Perry,
2006).
2. JENIS LATIHAN ROM
Jenis-jenissenamlansia yang biasaditerapkan, meliputi :
a. Rom aktif.
b. Rom pasif.
4. TUJUAN ROM
1. Merangsangsirkulasidarah,
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan,
3. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan,
4. Mencegahkelainanbentuk, kekakuandankontraktur,
5. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.
Rasional : Seorang pasien stroke mungkin mengalami kelumpuhan tangan, kaki dan muka,
semuanya pada salah satu sisi. Kelumpuhan tangan maupun kaki pada pasien stroke
akan mempengaruhi kontraksi otot.
2. Kelemahan otot
Rasional : kelemahan otot mengakibatkan otot mudah lelah sehingga dengan dilakukan
ROM kekuatan akan akan bertambah.
3. Fase rehabilitasi fisik
Rasional : pasien dengan rehabilitas terkadang jarang melakukan gerakan sehingga bisa
juga mengakibatkan kekuatan otot menjadi lemah.
Rasional : ekstrimitas yang tidak digerakan dalam kurun waktu yang lama dapat
mengakibatkan atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah
dipergunakan untuk beraktivitas.
6. KONTRAINDIKASI
1. Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh darah
Rasional : dengan adanya peradangan pada pembuluh darah jika otot digerakkan akan
memperparah dari peradangan tersebut karena pergerakan otot juga bisa menekan dari
pembuluh darah tersebut.
Rasional : kelainan sendi ini jika digerakkan akan memperparah kelainan tersebut, karena
sendi yang seharusnya diistirahatkan tetapi digerakkan.
Rasional : imobilisasi ini membuat proses penyembuhan penyakit semakin cepat, jika kita
lakukan mobilisasi dikhawatirkan penyakit klien bertambah parah.
4. Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau luka
dalam
Rasional : adanya trauma atau fraktur ini jika ada gerakkan pada tubuh mengakibatkan
fraktur bertambah parah dan menimbulkan nyeri.
5. Nyeri berat
Rasional : dengan adanya nyeri yang berat ini, tindakan ROM bukan membuat seseoarang
berkurang nyerinya namun bertambah karena bagian tubuh yang mengalami nyeri berat
perlu imobilisasi.
GERAKAN BAHU
4. Abduksikan bahu.Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien sampai
tangan di atas kepala
GERAKAN SIKU
a) Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya menyangga lengan bawah
1. FleksiBengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kea rah telapak tangan (tangan
menggenggam)
c) Kembalikan lutut ke bawah, tegakkan lutut, rendahkan kaki sampai pada kasur
3. Rotasikan pinggul internal dan eksternal Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar
b) Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya kearah kaki
2. Fleksi plantar telapak kaki
a) Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada pada tumit
a) Letakkan satu tangan pada punggun kaki klien, letakkan tangan yang lainnya pada
pergelangan kaki
a) Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di atas punggung kaki
GERAKAN LEHER
Ambil bantal di bawah kepala klien
a) Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan tangan yang lainnya diatas dagu
klien
GERAKAN HIPEREKSTENSI
Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat dengan perawat
1. Hiperekstensi lehe
a) Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada kepala bagian belakang
2. Hiperekstensi bahu
a) Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di bawah siku klie
3. Hiperekstensi pinggul
a) Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya menyangga kaki bagian
bawah