Anda di halaman 1dari 5

Electronic and Blended

Learning

Oleh : Brian Devani S


Nim : 8186117002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
Electronic Learning (e-learning)

Instansi Pendidikan merupakan pusat ilmu pengetahuan dan pusat


pembangunan karakter yang akan menjadi pilar terpenting sebuah bangsa.
Semakin berkualitas pendidikan di Indonesia, maka akan semakin kuat pilar
bangsa dan negara ini untuk menyongsong era baru dimasa yang akan datang
yang penuh tantangan. Dan salah satu kunci sukses dalam peningkatan kualitas
pendidikan adalah dengan menggunakan Teknologi Informasi & Komunikasi
(TIK) dalam dunia pendidikan.
Penerapan Teknologi Informasi yang paling dibutuhkan dalam dunia
pendidikan di Indonesia saat ini adalah implementasi program E-Learning. Tidak
seperti di negara maju dan berkembang lain, pemanfaatan E-Learning di Indonesia
oleh kalangan dunia pendidikan masih tergolong rendah. Sebab itu, pemahaman
dari setiap pelaku dan pelaksana di dunia pendidikan sangatlah diperlukan agar
strategi mengembangkan pendidikan berbasis e-learning dapat berhasil dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
E-Learning merupakan pembelajaran menggunakan media elektronik
mulai dari radio, televisi, LCD proyektor, Audio/MP3, computer, laptop,
VCD/DVD, handphone, gadget dan layanan internet. Budaya meggunakan
elektronik ini sangat kental kaitannya dengan kegiatan sehari-hari terutama untuk
berkomunikasi. Alat komunikasi yang sangat populer adalah mobile phone
(handphone, gadget, tab/ipad).
E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang
intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat
e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau
singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk
segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran
lewat teknologi elektronik internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video,
TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang
digunakan. Pengajaran boleh Pembelajaran Berbasis E-Learning (online)
disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun
‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan
pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik,
animasi, simulasi, audio dan video.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses
oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun
soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam
rentangan waktu tertentu pula.
Blended Learning

Blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/ campuran) dan


learning (belajar). Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course
(hybrid=campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Makna asli sekaligus yang
paling umum blended learning mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau
mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran
berbasis computer (online dan offline). Istilah blended learning pada awalnya
digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Saat ini istilah blended
menjadi populer, maka semakin banyak kombinasi yang dirujuk sebagai blended
learning. Namun, pengertian pembelajaran berbasis blended learning adalah
pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran
menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline),
dan komputer secara online (internet dan mobile learning).
Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran
tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya,
pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi
sumbersumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam
media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi
video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja
sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Tujuan Blended Learning yaitu seperti berikut:


(1) Membantu pendidik untuk berkembang lebih baik didalam proses
belajar, sesuai dengan gaya belajar dan referensi dalam belajar.
(2) Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pendidik
untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
(3) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pendidik, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.

Jadi tujuan pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi


berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan
berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih
efisien, dan lebih menarik.
Agar para pengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan pada
berbagai jenjang sensitif terhadap perkembangan pengetahuan tentang
pembelajaran masa depan, diperlukan serangkaian kegiatan untuk
mengembangkan pembelajaran. Kegiatan ini sangat urgent dilakukan untuk
memfasilitasi upaya peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran berbasis blended learning. Dengan pembelajaran berbasis blended
learning akan memudahkan bagi pebelajar (learner) untuk mengakses
pembelajaran penjas dengan menggunakan berbagai modus belajar. Melalui
pembelajaran berbasis blended learning juga akan meningkatkan keterampilan
soft skill (keterampilan memanfaatkan teknologi informasi) bagi pelajar dan
mahasiswa. Melalui pembelajaran Berbasis blended learning akan membangun
jembatan antara konteks pembelajaran yang bersifat teaching-based, instructor-
mediated ke arah konteks pembelajaran yang bersifat learning-based. Keuntungan
yang akan diperoleh melalui pembelajaran ini terutama untuk menyediakan
sumber-sumber belajar bagi pelajar/mahasiswa yang berpeluang untuk
mengembangkan setiap individu mencapai kemampuan optimal dalam
keterampilan hard skill maupun soft skill.
Kaitan dengan olahraga/Penjas

E-learning ataupun Blended learning mungkin belum banyak atau


mungkin tidak pernah digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani (penjas)
di sekolah-sekolah ataupun universitas. Namun, perkembangan jaman dari waktu
ke waktu yang semakin canggih menuntut pembelajaran penjas harus lebih efektif
lagi. Perkembangan elektronik learning mengubah peranan pengajar dari hanya
sekedar mengajar beralih menjadi fasilitator atau perancang proses pembelajaran.
Sebagai fasilitator seorang guru dapat membantu peserta didik dalam mengatasi
kesulitan belajar atau menjadi teman belajar. Penjas berbasis Blended Learning
memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar
mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi
lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik terutama dalam proses belajar gerak
(motorik). Selain itu, pembelajaran Blended Learning dapat dilakukan dengan kombinasi
antara tatap muka, online dan offline.
Jadi elektronik learning maupun blended learning sangat lah berperan kuat
dalam pembelajaran olahraga/penjas untuk meningkatkan pembelajaran semakin
baik lagi.

Implikasi dalam Olahraga

1. Fleksibilitas
E-learning maupun blended learning memberikan fleksibilitas dalam
memilih waktu dan tempat untuk mengakses materi sajian dalam bentuk paket
pembelajaran. Guru Penjas tidak perlu bertatap muka langsung di kelas dengan
siswa, e-learning bisa diakses dari tempat mana saja yang memiliki akses ke
internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan telepon
seluler jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning.

2. Independent Learning
E-learning memberikan kesempatan kepada guru Penjas untuk
memegang kendali atas kesuksesan belajar di kelas masing-masing siswa, artinya
siswa sebagai subyek diberi keleluasaan untuk menentukan kapan akan memulai,
kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin
dipelajarinya terlebih dahulu. Siswa bisa memilih mulai dari topik-topik ataupun
halaman yang menarik minatnya terlebih dahulu, ataupun bisa melewati saja
bagian yang siswa anggap kuasai. Jika siswa mengalami kesulitan untuk
memahami suatu bagian, siswa bisa mengulang-ulang lagi sampai siswa mampu
memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum siswa pahami,
peserta didik bisa menghubungi guru Penjas melalui email atau mengikuti dialog
interaktif pada waktu-waktu tertentu. Jika guru Penjas tidak bisa mengikuti dialog
interaktif, guru bisa membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di
LMS (di Website pengelola). Banyak siswa yang merasa cara belajar independen
seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang memaksakannya untuk
belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.

3. Biaya
Dengan menggunakan e-learning, akan lebih menghemat biaya. Biaya di
sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial. Secara
finansial biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat belajar
dan akomodasi selama belajar, biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya
gaji dan tunjangan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk
belajar (misalnya : penyewaan atau penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD
player, OHP). Dengan demikian semakin banyak unit kerja dan individu guru
Penjas yang memanfaatkan e-learning sebagai sarana untuk pelatihan dan
pendidikan karena melihat berbagai manfaat yang ditawarkan oleh pembelajaran
berbasis web-internet ini.

Selain itu pembelajaran berbasis blended learning dapat


memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan, lebih cepat memperoleh
hasil yang optimal, pembelajaran ini menyesuaikan berbagai kebutuhan
peserta didik, dan dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai