Anda di halaman 1dari 14

10

B. KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA


KEHAMILAN DENGAN LETAK SUNGSANG
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama :
Umur : < 20 tahun dan >35 tahun
Usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi
persalinan (varney, 2007)
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan : pekerja seks komersial lebih rentan terinfeksi HIV
(Daili, 2009)
Alamat :

2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama


a. Alasan Datang Periksa
Klien merupakan pasien rujukan atau datang sendiri terkait adanya
keluhan
b. Keluhan Utama
Kehamilannya terasa lain dari biasanya, terasa penuh pada perut
bagian atas dan gerakan janin lebih banyak dibagian bawah, ibu sering
merasa ada benda keras kepala yang mendesak tulang iga dan rasa
nyeri pada daerah tulang iga karena kepala janin (Yeyeh, Ai dkk,
2010)
11

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat kesehatan sekarang
Kehamilan sungsang dengan penyakit jantung, DM, Hipertensi,
ginjal dan paru-paru merupakanvfaktor resiko pada kehamilan
sungsang (Manuaba, 1998).
b. Riwayat alergi :
c. Lain-lain :

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Riwayat penyakit keluarga yang bersifat herediter (Hipertensi,
Diabetes Mellitus, Asma) dan menular (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS)
serta riwayat keturunan gamelli.
Hipertensi : Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi
dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan
dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa ibu yang
mengalami pre-eklampsia, 26% anak perempuannya
akan mengalami pre eklampsia pula (Angsar, 2009)
Diabetes : Kemungkinan diabetes mellitus dalam kehamilan
(diabetes gestasional) lebih besar jika ada anggota
keluarga sakit diabetes/herediter (Mochtar, 2009).
Gamelli : Kehamilan kembar memiliki insidens lebih tinggi pada
keluarga yang memiliki riwayat kehamilan kembar
(Fraser & Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2006)
Riwayat menstruasi : siklus, lama, jumlah
Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implantasi
sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari
menstruasi yang biasa ia alami. (Varney, 2006)
12

6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
Suam Pnl BB/ Abnor Laktas
o Ank UK Peny Jenis Tmpt Peny JK H M Peny
i g PB malitas i
1
2
- Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada multigravida daripada
primigravida (Sastrawinata, 2004).
- Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak
sungsang harus dilahirkan per abdominal, misalnya: Riwayat
persalinan yang buruk (bad obstetric history) (Prawirohardjo,
2009).
- Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis
untuk menilai lebih tepat apakah persalinan dapat dilahirkan
pervaginam atau per abdominal: pernah letak sungsang (2500 gr),
(Prawirohardjo, 2009).
- Berikut ini adalah beberapa faktor resiko pada kehamilan
sungsang:
Kehamilan sungsang dengan riwayat persalinan yang buruk,
sering mengalami keguguran, persalinan prematuritas, persalinan
lahir mati, persalinan terdahulu dengan tindakan operasi,
kehamilan sungsang dengan anak terkecil umur lebih dari 5
tahun, (Manuaba, 1998)

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk
mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan
seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid terakhirnya (HPHT).
a. Keluhan tiap Trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
c. Pemeriksaan kehamilan
13

d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan


e. Imunisasi
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Riwayat merokok,
minum alkohol, minum jamu atau obat-obatan tradisional,
ketergantungan obat-obatan tertentu dan kebiasaan memelihara
hewan.
 Merokok sebelum atau pada awal kehamilan meningkatkan risiko
aborsi spontan dan plasenta abnormal, termasuk abrupsio dan
plasenta previa (Varney, 2008)
 Konsumsi Alkohol selama kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko aborsi spontan pada trimester kedua dan
defisiensi nutrisi (Varney, 2008)
 Selama kehamilan, penggunaan kokain dikaitkan dengan aborsi
spontan, persalinan dan pelahiran premature, abrupsi plasenta,
persalinan dan pelahiran cepat, intoleransi janin terhadap
persalinan, berat badan lahir rendah dan kematian janin (Varney,
2008)
 Kafein yang terkandung dalam kopi akan mengakibatkan risiko
tinggi aborsi trimester pertama (Varney, 2008)

8. Riwayat Kontrasepsi:
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir
dengan kehamilan.
14

9. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan

Nutrisi 1. Protein: ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein


sebanyak 68%. (Ari Sulistyawati,2009)
2. Zat besi: anemia sebagian disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh
karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi
zat besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi
selama hamilmeningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari makanan ibu selama
hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. (Ari
Sulistyawati,2009)
3. Asam Folat: asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat dua kali lipat selam hamil. Asam folat
sangat berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi
energy, pematangan sel darah merah, sintesis DNA dan pertumbuhan
sel. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera
ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta,
dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida). (Ari
Sulistyawati,2009)
4. Kalsium: kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastic
sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan. (Ari Sulistyawati,2009)

Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Pada trimester III terjadi
pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih.
Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini
sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi. (Ari
Sulistyawati,2009)
15

Pola Keterangan

Istirahat Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban
berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu
cenderung sesak, Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan
bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk
menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur
yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus,
kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk
mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut
bawah sebelah kiri. (Ari Sulistyawati, 2009)

Aktivitas Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau


pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka
merasakan gangguan dalam kehamilan. (Ari Sulistyawati,2009)

Personal Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan
Hygiene sistem metabolism mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Keringat yang menempel di kulit meningkatankan kelembapan kulit, jika
tidak dibersihkan dengan mandi maka ibi hamil akan sangat mudah
untuk terkena penyakit kulit. Selain dengan mandi, mengganti celana
dalam secara rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan, karena saat
hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan.

Seksualitas Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut :

1. Sering abortus dan kelahiran premature.


2. Perdarahan pervaginam.
3. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan.
4. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri.
16

Pola Keterangan

Kebiasaan Merokok: Merokok sebelum atau pada awal kehamilan meningkatakan


yang dapat aborsi spontan dan plasenta abnormal (termasuk abrupsio dan plasenta
mempengar previa). Selama kehamilan nikotin, karbon monoksida dan berbagai
uhi komponen rokok lain memengaruhi sirkulasi ibu dan menyebabkan
kesehatan konstriksi pembuluh darah uteri dan plasenta. (Varney,2007)
Alkohol: wanita hamil sebaiknya diberi informasi tentang sindrom
alkohol janin dan mengingatkan bahwa tidak ada ketetapan kadar
alkohol yang aman selama hamil. (Varney, 2007)
Kafein: wanita harus menghentikan atau menurunkan asupannya. Bukan
hanya kemungkinan terjadinya takikardia ibu, takikardia janin juga biasa
terjadi setelah ingesti kafein dosis tinggi. Wanita tidak boleh minum
minuman yang mengandung kafein selama beberapa jam sebelum
pemantauan janin atau pemeriksaan nonstres. (Varney,2007)
Hewan peliharaan
Ketergantungan obat: sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam
keadaan yang benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan,
sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan dan
ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja. (Ari Sulityawati,2009)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual :


a. Psikologis : - Riwayat pernikahan : Pernikahan ke berapa, lama
menikah, status penikahan sah/tidak
- Kehamilan direncanakan / tidak
- Psikologis ibu menghadapi persalinan
b. Sosial : Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilan
ini
c. Kultural : Adakah adat istiadat yang dilakukan pada proses
persalinan yang dapat memberikan dampak negatif atau
merugikan bagi ibu maupun janin
17

d. Spiritual :Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada proses


persalinan yang dapat memberikan dampak negatif atau
merugikan bagi ibu maupun janin

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Ekspresi wajah : Meringis
c. Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70-120-80 mmHg, < 140/90 mmHg
(Salmah,2006) Peningkatan sistolik 10-20 mmHg
dan diastolik rata-rata 10 mmHg masih dianggap
normal (Varney, 2007)
Nadi : 60-100 x/menit, peningkatan nadi dapat terjadi
pada saat kontraksi uterus (Varney, 2007)
Suhu Tubuh : 36,5 – 37,50 C, peningkatan suhu tidak lebih dari
0,5-10 C masih dianggap normal (Varney, 2007)
Pernapasan : 16-24x/menit, peningkatan frekuensi pernapasan
mencerminkan peningkatan metabolisme yang
terjadi saat proses persalinan (Varney, 2007)
d. Antropometri
Tinggi Badan : > 145 cm, tinggi badan kurang dari 145 cm
dapat dicurigai terjadinya kesempitan
panggul (Varney, 2008)
Kenaikan Berat Badan : ≤ 15 kg, penambahan berat badan lebih dari
15 kg dapat mengindikasikan ibu untuk
mengalami PEB, DM dan janin makrosomia
(Varney, 2006)
Ukuran LILA : > 23,5 cm, ukuran lila kurang dari 23,5 cm
dapat mengindikasikan status gizi buruk pada
ibu hamil (Varney, 2006)
18

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, distribusi rambut merata
Wajah : Tidak pucat dan oedema, ada/tidak ada kloasma
gravidarum
Mata : Simetris, kelopak mata tidak oedema, sclera berwarna
putih, konjungtiva berwarna merah muda dan tidak
ada kelainan pada mata
Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, polip
ataupun peradangan
Mulut : Bersih, mukosa mulut lembab, lidah bersih dan tremor,
gigi geraham lengkap, tidak ada stomatitis, caries dentis.
Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran sekret
Leher : Ada/tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran
tonsil, faring, laring, vena jugularis, kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : tampak simetris dan bersih, areolla dan putting tampak
kehitaman, lebih besar, tidak tampak benjolan.
Abdomen : Ada pembesaran, linea alba/nigra, ada/tidak ada striae,
tidak ada bekas operasi SC dan asites
Genetalia : Tidak ada oedema, varices, serta hemoroid, tampak
pengeluaran lendir darah, cairan ketuban
Anus : Tidak ada haemorroid
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema

Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar getah
bening, dan kelenjar tiroid
Payudara : Tidak teraba benjolan atau massa abnormal
19

Abdomen :
TFU Mc-donald : Mengukur jarak symphisis-fundus dengan
menggunakan cara Mc-Donald menggunakan
Midline, biasanya pada UK aterm ≥33cm
(Sastrawinata, 2005)
Leopold I : Tinggi Fundus Uteri menggunakan jari, biasanya
pada UK aterm TFU pertengahan Pusat-
Processus Xypoideus. Pada Fundus teraba keras,
bulat, melenting (kepala janin), bagian terendah
janin sudah tidak dapat digoyangkan terhadap
panggul
Leopold II : Teraba keras memanjang seperti papan di
abdomen sebelah kanan/kiri ibu (punggung
janin) dan bagian terkecil janin di abdomen
sebaliknya
Leopold III : Pada SBR teraba lunak, kurang bulat, kurang
melenting (bokong janin)
Leopold IV : Bagian terendah janin sebagian kecil/besar sudah
melewati PAP (Konvergen/divergen)
Genetalia : Tidak teraba oedema, tidak teraba pembesaran pada
kelenjar bartholini. Pada proses persalinan jika terjadi
oedem pada perineum maka perlu dihindarkan persalinan
pervaginam karena dapat dipastikan akan terjadi laserasi
perineum (Manuaba, 1998)
20

Auskultasi
Abdomen : DJJ : Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160
x/menit, interval teratur tidak lebih dari 2 punctum
maximal (Mochtar, 2011)
Daerah/letak DJJ: Denyut jantung janin pada umumnya
terdengar di sekitar umbilicus atau terdengar di
bagian atas umbilikus (Manuaba, 2007).

Perkusi
Dada : Sonor
Ekstremitas : Reflek trisep : + (Lengan ekstensi)
Refleks bisep : + (Ekstensi pada jari tengah)
Reflek patella : + (Ekstensi pada tungkai kaki)
Refleks babinski : + (Jari – jari kaki fleksi)

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboatorium
 Kadar Hb normal : > 11 gr%
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr% selama persalinan (Varney,
2007)
 Sel darah putih
Meningkat secara progresif pada kala I persalinan, ± 5000-15.000
pada saat pembukaan lengkap
 Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen
plasma (Varney, 2007)
 Albumin dan Reduksi urine negative (Sulaiman, 2011)
Pemeriksaan Radiologi
 Ultrasonografi : Tampak kepala janin di bagian atas abdomen
(Manuaba,2007)
21

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
A. Diagnosis
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan)
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosis kebidanan.
Diagnosis : G Papah usia kehamilan ….. minggu + … hari
Kehamilan letak sungsang
Janin tunggal, hidup, intrauterine
G : Gravida
P : Para a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006)
B. Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang dialami klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
C. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosis dan masalah. Rumusan kebutuhan klien akan termasuk di dalam
rencana intervensi.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah actual yang
telah diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan
tindakan antisipasi agar diagnosis masalah potensial tersebut tidak terjadi
Menurut Taber (1994) dan Naylor (2004) komplikasi yang
harus diantisipasi pada kasus presentasi bokong termasuk morbiditas
perinatal dan mortalitas dari kesukaran persalinan; berat lahir rendah
karena prematuritas, retardasi pertumbuhan, atau keduanya; prolaps
22

tali pusat (bokong murni 0,5%, bokong lengkap 5%, bokong tak
lengkap 15%); plasenta previa dan solusio plasenta; anomali janin (6x);
anomali uterus dan tumor dan janin kembar, asfiksia (4x).
Diagnosis Janin : Fetal Distress

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup
tidakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau
bersifat rujukan

V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasional : penjelasan hasil pemeriksaan merupakan hak ibu dan
keluarga.
2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Rasional : Memenuhi Asupan Gizi Ibu Dan Unuk Pertumbuhan Serta
perkembangan janin.
3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Rasional : memenuhi kebutuhan istirahat ibu
4. Jelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan trimester III
Rasional : ibu dapat menyesuaikan dan menerima kondisi dirinya saat ini
5. Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan
Rasional : deteksi dini komplikasi kehamilan
6. Jelaskan tentang tanda-tanda persalinan
Rasional : Kesiapan ibu menghadapi persalinan
7. Anjurkan ibu untuk sering menungging
Rasional : mengubah letak bokong janin menjadi letak kepala
8. Anjurkan ibu mengkonsumsi teratur vit C, B12, B6, mevomit.
Rasional : meningkatkan daya tahan dan kesehatan ibu serta janin
23

9. Anjurkan pada ibu untuk USG untuk memastikan janin dalam presentasi
Rasional : memastikan presentasi janin
10. Ingatkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika
terjadi keluhan
Rasional : mengetahui perkembangan ibu dan posisi janin sehingga dapat
dilakukan tindakan segera bila terjadi masalah

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.

VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP

Anda mungkin juga menyukai